MALEAKHI 2:17-3:5 (SIKAP ALLAH DAN DOSA ISRAEL)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
MALEAKHI 2:17-3:5 (SIKAP ALLAH DAN DOSA ISRAEL)
Pada waktu kita menghadapi problem yang besar, maka kita mungkin akan menganggap bahwa ada suatu ‘problem’ dalam diri Allah. Mungkin Ia tidak kasih, atau tidak adil, atau tidak mempedulikan kita, atau tidak menepati janjiNya, dsb. Pernahkan saudara mengalami hal seperti itu? Pada jaman Maleakhi, Israel mengalami hal seperti itu!

I) Israel merasa / menuduh bahwa Allah tidak adil:

Ini terlihat dengan jelas dalam Maleakhi 2:17. Tetapi terjemahan Mal 2:17 dalam Kitab Suci Indonesia itu perlu dibetulkan. Kata-kata ‘jika tidak’, seharusnya dibuang. Dan kata-kata ‘Allah yang menghukum’ seharusnya adalah The God of justice (= Allah keadilan).

Orang Israel menganggap bahwa ada suatu problem dengan Allah, karena Ia berkenan kepada orang jahat (Maleakhi 2:17). Mungkin sekali mereka melihat orang-orang yang hidupnya jahat (dan orang-orang ini mungkin sekali adalah musuh-musuh mereka), tetapi orang-orang jahat itu hidupnya enak terus. Sedangkan mereka sendiri, sekalipun hidup baik (ini anggapan mereka), tetapi hidupnya terus menderita.

Karena itu mereka lalu menyimpulkan bahwa Allah itu tidak adil. Dan mereka menuntut supaya Allah menjalankan keadilan. Tuntutan ini terlihat dari kata-kata ‘Dimanakah Allah keadilan?’ (2:17).

Penerapan:

Apapun yang saudara alami, jangan lalu mengambil kesimpulan bahwa Allah tidak kasih, tidak adil, tidak mempedu­likan saudara, tidak menepati janjiNya, dsb. Allah itu sempurna sehingga tidak mungkin ada ketidakbenaran / kesa-lahan dalam diri Allah.

Maleakhi melihat bahwa Israel menganggap Allah tidak adil. Menghadapi hal itu, ia bukannya menghibur Israel dengan kata-kata yang menyenangkan / enak didengar telinga, tetapi ia bahkan mengecam dengan keras.

Penerapan:

Pada waktu kita memberikan counseling, kadang-kadang kita perlu memberi penghiburan. Tetapi kalau kita tahu bahwa penderitaan orang itu disebabkan karena dosa, kita harus mem­berikan teguran / kecaman!

Maleakhi menegur / mengecam dengan keras. Bagaimana caranya? Dengan menunjukkan sikap / tindakan Allah terhadap Israel.

II) Sikap / tindakan Allah:

1) Allah bosan / muak (Maleakhi 2:17).

Terjemahan ‘susah’ dalam 2:17 ini lagi-lagi kurang tepat.

KJV / RSV / NIV / NASB: ‘wearied’ (= bosan / muak). Jadi, kelihatannya Israel sudah berulang kali melakukan hal seperti itu sehingga Allah bosan / muak mendengarnya.

Penerapan:

Dalam menghadapi dosa yang berulang-ulang terjadi dalam hidup kita, kita harus menghindari 2 extrim yang salah:

Extrim yang pertama adalah dimana kita beranggapan bahwa Allah pasti bosan mengampuni kita, sehingga sekalipun kita sungguh-sungguh percaya kepada Yesus dan mengaku dosa / bertobat, kita tetap tidak akan diampuni dan tetap akan masuk ke dalam neraka. Ini jelas adalah pandangan yang salah, karena darah Yesus cukup untuk mengampuni semua dosa kita, termasuk dosa yang berulang-ulang.

Extrim yang kedua adalah dimana kita memandang pada penebu­san Kristus, dan lalu meremehkan dosa yang berulang-ulang terjadi dalam hidup kita. Untuk menghindari extrim kedua ini, kita perlu menyoroti kata ‘bosan / muak’ dalam Maleakhi 2:17 ini! Ini jelas menunjukkan bahwa sekalipun Allah membenci semua dosa, tetapi Ia akan lebih jengkel pada dosa yang terjadi berulang-ulang dalam hidup kita.

Kalau saudara melihat perjalanan bangsa Israel di padang gurun (dari Mesir ke Kanaan), maka saudara akan melihat bahwa mereka berulang-kali bersungut-sungut. Mula-mula Allah mendiamkan hal itu, tetapi setelah hal itu terjadi berkali-kali, Allah menghukum mereka makin lama makin keras! Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa dosa yang diulang terus menerus adalah dosa yang lebih menjengkelkan bagi Allah.

Karena itu, telitilah hidup saudara untuk mengetahui dosa apa yang saudara ulang terus menerus, dan bertobatlah dari dosa itu.

2) Tuhan akan mengirim utusan (Maleakhi 3:1), untuk menyiapkan jalan.

Bandingkan dengan Yesaya 40:3-5 Matius 3:3 Matius 11:10 Lukas 1:76 Lukas 7:27, maka saudara bisa tahu bahwa yang dimaksud dengan ‘utusanKu’ (My messenger) adalah Yohanes Pembaptis. Kristus disini digambarkan sebagai seorang Raja, yang didahului oleh utusanNya yaitu Yohanes Pembaptis.

3) Tuhan datang sendiri (3:1).

Dalam Maleakhi 3:1 ini ada 3 sebutan:

· UtusanKu (My messenger).

· Tuhan (Lord).

· Malaikat perjanjian (the angel / messenger of the cove­nant).

Sebutan yang pertama menunjuk kepada Yohanes Pembaptis, sedangkan sebutan yang kedua dan ketiga menunjuk kepada Yesus.

Sebutan ‘Tuhan / Lord’ menunjukkan Yesus sebagai Raja dan sebutan ‘Malaikat Perjanjian / messenger of the covenant’ menunjukkan Yesus sebagai Pengantara.

Tujuan kedatangan Yesus:

a) Menyucikan (3:2-4).

Disini Yesus digambarkan dengan 2 hal:

· Api tukang pemurni logam.

Tukang logam selalu menggunakan api untuk memurnikan logam (emas, perak).

Istilah ‘api’ ini menunjukkan bahwa proses penyucian itu pasti menyakitkan bagi kita. Bandingkan juga dengan ‘pembersihan ran-ting yang berbuah’ dalam Yohanes 15:2b, yang pasti juga merupakan sesuatu yang menyakitkan bagi ranting itu.

Karena itu maulah mengalami sakit yang dimaksudkan Tuhan untuk menyucikan saudara. Jangan memberontak, mundur dari Tuhan, marah kepada Tuhan, dsb.

· Sabun tukang penatu.

Kata-kata ‘sabun tukang penatu’ pada Maleakhi 3:2 ini perlu dijelaskan, karena orang-orang yang senang mencari kesalahan Kitab Suci menganggap ini sebagai suatu kesa­lahan, karena pada jaman itu (lebih kurang 2500 tahun yang lalu) belum ada sabun.

Kata Ibrani yang diterjemahkan ‘sabun’ disini, hanya keluar 2 x dalam Kitab Suci, yaitu disini dan dalam Yeremia 2:22.

Calvin berkata bahwa terjemahan hurufiahnya sebetulnya bukan-lah ‘sabun’ tetapi ‘the herb of the fullers’ (= tumbuh-tumbuhan tukang penatu). Ini menunjuk pada seje­nis tanaman yang setelah dibakar menjadi abu dan dicam­pur dengan air, bisa berfungsi sebagai bahan pembersih pakaian.

Siapakah yang disucikan? Orang Lewi (Maleakhi 3:3). Mereka adalah pemimpin-pemimpin pada saat itu dan mereka juga adalah pengajar Firman. Karena itu mereka dulu yang harus disuci­kan. Kalau mereka sudah disucikan, barulah mereka bisa memberikan persembahan yang benar (3:3b).

Dari sini kita bisa belajar bahwa:

¨ menjadi pemimpin gereja (pendeta, penginjil, majelis, pengurus komisi, guru sekolah minggu, dll), bukanlah sesuatu yang bisa kita buat main-main. Orang-orang seper­ti inilah yang akan ‘digarap’ lebih dulu oleh Tuhan.

¨ orang yang tidak benar, tidak bisa memberi persembahan yang menyenangkan Tuhan (bdk. Yesaya 1:10-15 Matius 5:23-24).

Karena itu bertobatlah dari dosa, baru mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan.

b) Menghakimi (3:5).

Bukankah mereka menuntut supaya Allah menunjukkan keadilanNya? Allah menuruti permintaan mereka itu! Sekarang Allah datang sebagai Hakim untuk menunjukkan keadilanNya! Tetapi siapa yang dihakimi oleh Allah? Bukan musuh-musuh Israel melainkan Israel sendiri! Permintaan Israel dalam Maleakhi 2:17 menjadi bumerang bagi mereka!

Penerapan:

Ketidakadilan apapun yang saudara alami, janganlah menyebabkan saudara menuntut Allah menunjukkan keadilanNya. Ingat bahwa sau-dara sendiri juga adalah manusia yang penuh dengan dosa, sehingga kalau Allah menunjukkan keadilanNya, itu bisa ditujukan kepada diri saudara sendiri!

c) Menjadi Saksi (3:5).

Allah juga sekaligus datang sebagai Saksi, bukan Saksi yang meringankan kasus Israel, melainkan Saksi yang mem­beratkan / menentang mereka. Ini terlihat dalam terjemahan bahasa Inggris dari Mal 3:5 di bawah ini:

NIV: to testify against (= bersaksi terhadap / menentang).

NASB/KJV/RSV: witness against (= bersaksi terhadap / menentang).

Mengapa Allah datang dan melakukan semua ini? Karena Israel memang berdosa!

III) Dosa-dosa Israel:

Bahwa Israel penuh dengan dosa, bisa terlihat dari:

1) Seluruh kitab Maleakhi dipenuhi dengan teguran dosa.

2) Dalam Maleakhi 3:5, ada penindasan terhadap orang lemah. Mereka menuntut keadilan dari Allah, tetapi sebetulnya mereka tidak peduli dengan ke-adilan. Mereka hanya memperdulikan keadilan, pada waktu ketidakadilan itu merugikan mereka! Ini egoisme!

3) Maleakhi 3:1 diterjemahkan oleh NASB: ‘clear the way’ (= ber­sihkanlah jalan). Jadi, seakan-akan jalan itu penuh dengan kotoran dan harus dibersihkan dulu. Ini tentu menunjuk pada dosa-dosa Israel.

4) Dalam Maleakhi 3:2 dikatakan bahwa Tuhan akan datang untuk menyucikan. Dari apa? Tentu saja dari dosa!

5) Mengapa Maleakhi 3:2 mengatakan bahwa mereka tidak tahan berdiri / tidak tahan menghadapi kedatangan Tuhan? Jelas karena mereka penuh dengan dosa!

6) Maleakhi 3:5 menunjukkan sederetan orang-orang berdosa yang ada pada Israel:

a) Tukang sihir.

Ini menunjuk pada orang yang berhubungan dengan kuasa gelap, magic, ramalan-ramalan, dsb.

b) Orang-orang berzinah.

Ini menunjuk pada segala macam percabulan.

c) Orang-orang yang bersumpah dusta.

d) Orang-orang yang menindas orang lemah, yaitu:

· Orang upahan / buruh.

Dalam hal apa mereka ini ditindas?

NIV: who defraud laborers of their wages (= yang menipu para pekerja dalam upah mereka).

NASB: who oppress the wage earner in his wages (= yang menindas penerima upah dalam upahnya).

RSV / KJV: who / that oppress the hireling in his wages (= yang menindas orang sewaan dalam upahnya).

Jadi, jelas bahwa penindasan itu terjadi dalam hal upah. Mungkin upah yang terlalu sedikit, atau upah yang dibayar secara terlambat (bdk. Imamat 19:3 Ulangan 24:14-15 Yakobus 5:4).

· janda.

· anak piatu.

Seharusnya ‘anak yatim’ [NIV: fatherless (= tak punya bapak)].

· orang asing.

Untuk ketiga golongan yang terakhir ini, bacalah Ulangan 10:17-18 dan Yesaya 1:17.

e) Tidak takut kepada Tuhan (ay 5 akhir).

Semua dosa yang disengaja menunjukkan adanya rasa tidak takut kepada Tuhan!

Kesimpulan:

Karena dosa-dosa inilah maka Tuhan membiarkan orang-orang jahat menindas mereka. Jadi ‘problem’nya bukan terletak pada Allah, tetapi pada diri mereka sendiri! Karena itu mulai sekarang apapun yang saudara alami yang menyebab-kan saudara menganggap ada ‘problem’ dalam diri Allah, sadarilah bahwa Allah itu sempurna sehingga tidak mungkin ada problem dalam diriNya. Problemnya pasti ada dalam diri saudara! Jadi, sebelum saudara menuduh Allah atau meminta Allah menjalankan keadilanNya, sebaiknya saudara mengintrospeksi diri sendiri dan membersihkan diri saudara dari segala macam dosa. Kalau itu sudah saudara lakukan, maka saudara akan melihat bahwa memang tidak ada problem dengan Allah. Ia adalah Allah yang sempurna, Allah yang Maha kasih, Maha adil, Maha suci!!.MALEAKHI 2:17-3:5 (SIKAP ALLAH DAN DOSA ISRAEL)

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America

-AMIN-
Next Post Previous Post