4 PENGAJARAN PENTING YESUS KRISTUS
Rev. Dr. Keith Krell.
Yesus Kristus telah datang ke dunia karena Dia mengasihi kita. Tidak hanya kita telah terhilang, tetapi kita sedang berjalan menuju sebuah jurang yang membawa kepada kematian yang pasti. Dalam situasi semacam itu, Yesus tidak mengajar dengan kegairahan seorang guru yang baru. Dia tidak datang untuk mengimpartasikan pengetahuan bahwa Dia mengasihi, kepada para murid-muridnya.
Yesus mengklaim bahwa dia lebih dari sekedar seorang murid, seorang guru, atau seorang manusia yang hebat. Dia mengklaim dirinya adalah Tuhan. Oleh karena itu, jika Yesus benar-benar “Kristus, Anak Allah yang hidup” (Matius 16:16), kita harus duduk dengan perhatian penuh, bergantung pada setiap ucapanNya.
Jika dia yang telah mengklaim dirinya adalah Tuhan, kita semestinya ingin mengetahui apakah yang Dia telah ajarkan selama pelayanannya di bumi. Faktanya, hal ini semestinya menjadi pengejaran yang paling penting didalam hidup kita. Selagi kita belajar apa yang telah Yesus ajarkan dan mengijinkan pengajaran itu menguasai kehidupan kita, kita akan mulai menjalani kehidupan yang sungguh amat berbeda dengan dunia ini seperti halnya yang diperlihatkan Yesus.[Kebenaran paling penting bahwa selama pelayanannya di bumi Yesus mengajarkan…]
1. Manusia harus diselamatkan (Yohanes 3:1-18).
Dalam Yohanes 3, rasul Yohanes mencatat,”
Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya." Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh." Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?" Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami.
Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi? Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
Jelas bahwa Yesus telah mengajarkan bahwa manusia dipisahkan dari Tuhan dan hilang tanpa pengharapan karena dosa. Kecuali orang itu percaya kepada Yesus, maka dia akan dipisahkan dari Tuhan selamanya. Konsekuensi puncak dengan menolak Yesus adalah menghabiskan kekekalan di sebuah tempat yang disebut neraka. Pada Matius 25:41, Yesus menjelaskan bahwa neraka telah dipersiapkan untuk Setan dan malaikat-malaikatnya.
Namun juga bagi mereka yang menolak ketetapan Yesus, mereka akan bernasib sama. Omong-omong, apakah kamu tahu bahwa Yesus lebih banyak mempercakapkan neraka daripada surga?[ Matius 5:22, 29; 10:28; 23:33] Dia memperbincangkan hal-hal yang terkait dengan kehidupan setelah kematian merupakan konsekuensi kekal. Manusia terhilang dan harus diselamatkan. Yesus telah datang untuk memperdamaikan kita dengan Tuhan.
Sampai kita melihat dosa kita, kita tidak akan melihat kebutuhan kita akan seorang Juru selamat
Setiap orang berdosa harus diampuni atau dihukum
Keselamatan tidak dapat diupayakan; keselamatan hanya dapat diterima.
Keputusan terbesar dalam hidup adalah apa yang engkau putuskan terkait Yesus
Apa yang kamu lakukan terhadap Kristus saat ini akan menentukan apa yang akan Dia lakukan terhadapmu kelak
Untuk ke surga, kamu harus pergi dengan jalan salib
Orang-orang berdosa adalah satu-satunya orang yang dapat diselamatkan
Kita tidak diselamatkan oleh apa yang kita perbuat tetapi oleh apa yang telah diperbuat Kristus.
Keselamatan bukan soal berupaya tetapi mempercayai
Kita diselamatkan oleh kematian Kristus, bukan oleh perbuatan kita.
2.Kebenaran Sejati adalah hal internal, bukan eksternal (Lukas 18:9-14).
Pada Lukas 18:9-14, Yesus telah menceritakan sebuah kisah yang luar biasa. Setelah memberikan perumpamaan mengenai doa (18:1-8), Yesus menyampaikan perumpamaan lainnya “Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.Pada 18:14, Yesus menyimpulkan perumpamaannya dengan kata-kata yang menusuk : ‘ Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." Perempumaan ini hendak memberitahukan kepada setiap diri kita bahwa anda dapat memiliki berton-ton hal yang religious tapa satu ons keselamatan. Keselamatan dan Kristen tumbuh tidak berdasarkan pada apa yang kita lakukan tetapi siapakah kita.
3. Kasih adalah Prioritas Puncak Kehidupan (Matius 22:37-40).
Pada Matius 22, Yesus kala itu sedang berbicara kepada sebuah kelompok yang terdiri dari pemimpin-pemimpin agama, seorang pakar hukum agama, menanyai Yesus, apakah perintah yang terbesar. Dia mengajukan pertanyaan ini dalam upaya menjatuhkan Dia melalui jawaban yang akan diberikannya.
Yesus menjawab, “KASIHILAH TUHAN, ALLAHMU, DENGAN SEGENAP HATIMU DAN DENGAN SEGENAP JIWAMU DAN DENGAN SEGENAP AKAL BUDIMU"[Ayat-ayat paralel, Markus 12:30dan Lukas 10:27, memiliki tambahan “dan dengan segenap kekuatanmu.”]. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.”Apakah maksudnya mengasihi Tuhan? Tidakkah ini bermakna memiliki luapan emosi bergejolak, yang meledak-ledak seperti jarimu yang menghentak-hentakan tuts piano?
Tidakkah ini bermakna untuk hidup dengan memiliki rasa atau sensasi aneh yang berkitar pada tengkukmu? Apakah ini bermakna menjadi dipenuhi, sepanjang waktu, dengan berbagai pemikiran yang hangat tentang Tuhan? Rasul Yohanes telah mencatat jawaban Yesus terkait pertanyaan ini dalam Yohanes 14:21, “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." Yohanes juga menulis, dalam 1 Yohanes 5:3a,” Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya.”
Yesus juga telah mengajarkan bahwa kita harus mengasihi sesama kita. Setelah mengidentifikasi kasih Tuhan sebagai perintah yang utama dan besar, Yesus menambahkan,” Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Matius 22:39-40)
BACA JUGA: YESUS KRISTUS=YHWH (YAHWEH)
Dalam Yohanes 13:35, Yesus telah mengatakan kepada murid-murid dari segenap masa bahwa jika kita mengasihi satu sama lain; semua orang akan tahu bahwa kita adalah murid-murid Kristus. Kasih adalah lencana iman Kristen.
[Sementara kasih adalah prioritas utama kehidupan, Yesus juga menekankan ekspresi-ekspresi kasih yang spesifik.]
4. Tumbuh dengan mewujudkan karakter Kristen
[Roy B. Zuck, Teaching as Jesus Taught (Grand Rapids: Baker, 1995), 101.] Dalam pengajaranNya, Yesus mengedepankan beberapa kualitas penting bagi pertumbuhan. Daftar berikut ini adalah beberapa yang paling penting.
1.Kerendahan hati : ekspresi tertinggi kerendahan hati adalah mereka yang tanpa daya dihadapan Yesus ( Matius 5:3-5; Lukas 6:20; 18:14); pada dasarnya adalah bergantung kepada Dia untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari (Matius 6:11). Kerendahan hati dicirikan dengan datang kepada Yesus sebagai seorang anak kecil (Matius 18:2-5; Lukas 9:47-48; 18:17). Kerendahan hati paling sering diekspresikan dengan melayani orang lain ( Matius 23:5-12; Lukas 14:8-11; 22:24-27; Yohanes 13:5, 14-15) dan hidup dalam kehidupan yang mengucap syukur ( Lukas 17:10).
2.Kebenaran : Yesus mengajak kita untuk “lapar dan haus akan kebenaran” sehingga kita dapat dipuaskan (Matius 5:6). Ekspresi terbaik untuk hal ini adalah ketika kita menginginkan agenda kerajaan Tuhan melebihi target-target dan keinginan-keinginan diri kita sendiri ( Matius 6:1-18,33).
3.Belas kasihan: sejauh mana kita memancarkan belas kasihan, kita akan menerima belas kasihan (Matius 5:7,9). Yesus secara ekspresif mengungkapkan bahwa Dia menghendaki “belas kasihan” atau “iba” daripada pemberian-pemberian korban ( Matius 9:13; 12:7; Lukas 6:36).
4.Kesucian: Yesus berkata,” Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah” (Matius 5:8). Selanjutnya masih di bagian yang sama, berbicara secara figuratif, Yesus menantang para pembacanya untuk memotong tangan dan mencungkil matanya agar tetap suci. Bagi Yesus, amputasi adalah jawaban terhadapa ketidaksucian. Penekanan yang ingin disampaikan Yesus adalah : Mau melakukan apapun yang diperlukan agar tidak terjatuh kedalam dosa ( 5:27-32).
5.Damai: Yesus telah memproklamasikan damai hanya dapat diperoleh melalui Dia dan BapaNya (Matius 5:9; Markus 9:50b; Yohanes 14:27; 16:33). Jiwa manusia tidak akan beristirahat sampai beristirahat didalam Tuhan.
6.Pengorbanan dan tanpa pembalasan : Berangkali pernyataan Yesus yang paling luar biasa dalam sermonnya di Bukit adalah untuk “mengasihi musuh-musuhmu” (Matius 5:43-45; bandingkan dengan Imamat 19:18; Amsal 25:21). Di seluruh injil-injil Yesus mendorong murid-muridNya untuk menderita karena penderitaan mempersiapkan orang-orang Kristen biasa untuk pelayanan luar bias ( Matius 5:10-11, 38-42; 10:37-39; 16:24-25; 19:29-30; 20:25-28; Markus 12:41-44; Lukas 6:22,27-30; 9:57-62; 14:26-33; 18:28-29; Yohanes 12:25; 15:20; 16:2-4,22).
7. Sukacita: Sherwood Wirt menulis sebuah buku berjudul , Jesus: Man of Joy (Yesus: Manusia Sukacita). Judul ini secara akurat mengekspresikan kehidupan Yesus. Sementara Yesus menderita secara luar biasa disepanjang kehidupanNya, Dia selalu dicirikan dengan sukacita. Yesus meperlihatkan dengan jelas bahwa sekalipun berada ditengah-tengah penganiayaan dan penderitaan, kita dapat bersukacita karena upah kita besar di surga(Matius 5:11-12). Sukacita harus menjadi ciri kehidupan Kristen (Lukas 6:23; 10:20; Yohanes 15:11; 16:22; 17:13).
8.Pengampunan: Yesus secara terus-menerus menekankan keharusan mengampuni orang-orang lain yang berdosa terhadap kita. Dia menjelaskan bahwa kita tidak dapat bersekutu dengan Tuhan kecuali kita dalam harmoni dengan orang lain (Matius 5:21-26; 6:12,14-15; 18:15, 21-35; Lukas 17:3-4).
9. Kejujuran: Yesus, dahulu dan sekarang adalah contoh integeritas terbesar yang pernah hidup. Dia memanggil kita untuk mengikuti langkah-langkahnya dalam pikiran , kata dan perbuatan (Matius 5:33-37)
10.Murah hati: Banyak orang Kristen menjalankan kehidupannya pada rencana kafetaria: layanilah saja dirimu sendiri. Namun Yesus telah mengajarkan bahwa pengorbanan adalah tindakan sejati atas pemberian kita (Matius 5:42; 7:2; 10:8; Markus 4:24; Lukas 6:3,38). Penggunaanmu atas uang memberikan bukti kondisi hatimu.
11.Perhatian terhadap orang miskin: Yesus kerap merujuk untuk melayani mereka yang miskin (Matius 6:2; Lukas 6:20; 12:33-34; 18:22; 19:8). Dalam Lukas 14:12-14, Dia mendesak para pendengarnya untuk “mengundang orang miskin, orang lumpuh, orang cacat, dan orang buta” karena mereka tidak akan dapat membalasnya. Karena itu Yesus berkata Dia akan memberikan balasan kepada mereka yang mengutamakan dan melukai orang miskin pada saat “kebangkitan kebenaran.”
12.Iman dan kesetiaan: Iman dan kesetiaan menyukakan Yesus (Matius 18:3-5; 25:14-30; Markus 9:20-22). Mereka yang menjalankan iman kepada Yesus diperintahan oleh Dia, termasuk perwira Roma (Matius 8:10) dan wanita Kanaan suku Siro finesia (Matius 15:21-28). Iman dari dua orang yang bukan orang Israel tampil dalam kontras yang menyolok terhadap murid-murid, yang ditegur Yesus karena iman mereka yang kurang pada sejumlah peristiwa (Matius 8:26; Matius 14:31; Matius 16:8; Matius 17:20). Yesus tertarik kepada iman dan kesetiaan kita, tertarik dengan waktu kita, tertaik dengan apa yang kita anggap paling berharga, talenta-talenta, kebenaran dan hubungan kita. Dunia memandang tinggi sukses; Tuhan memadang tinggi kesetiaan ( Matius 6:24; 23:23b; 25:21,23; Lukas 12:42; 16:8-13).
13. Percaya tanpa rasa kuatir dan takut: Takut dan kuatir tidak sekedar kebiasaan yang buruk, keduanya adalah dosa yang melawan Tuhan. Kuatir dan takut mendemonstrasikan iman yang kurang dan keyakinan diri pada Tuhan (Matius 6:25,28,31,34; 10:26-31; 13:22; Markus 4:19; 5:36; Lukas 8:14, 50; 10:41; 12:4-7,22,25-26,29; Yohanes 6:20; 14:27). Dalam bentuk yang prinsip, Yesus kerap mengingatkan kita bahwa salah satu hal terbaik mengenai masa depan adalah: bahwa masa depan itu datang pada satu hari pada satu waktu.
14. Jangan ada semangat mengkritik pada hal apapun juga: Yesus tidak menginginkan kita untuk menghakimi orang pada isu-isu yang tidak penting-esensial. Bahkan ketika kita harus menghakimi karena melibatkan dosa, Dia meminta kita untuk pertama-tama berurusan dengan dosa kita sendiri sebelum mendekati orang lain ( Matius 7:1-5; Lukas 6:37; Yohanes 7:24). Ketimbang memposisikan orang lain di tempatnya, tempatkanlah diri anda sendiri di tempat mereka. Sebagaimana anda dan saya juga lakukan, kita akan menempatkan diri kita sendiri di tempat kita dan kita akan dapat mendekati orang lain dalam perilaku yang serupa dengan Kristus.
15. Mengucap syukur: (Lukas 17:11-19). Sebuah sikap yang baik terhadap kehidupan dimulai dengan mengucap syukur kepada Tuhan. Seorang Kristen yang mengeluh adalah sebuah kontradiksi dalam hal ini. Jika anda berhenti untuk berpikir, anda akan memiliki penyebab untuk berterimakasih.
SELESAI