4 PERINTAH SEBELUM KEDATANGAN KEDUA KRISTUS (1 PETRUS 4:7-11)
Pengantar:
Kitab 1 Petrus ditulis oleh Rasul Petrus untuk umat Kristen yang tersebar dan mengalami berbagai bentuk penganiayaan. Dalam suratnya, Petrus mengingatkan jemaat untuk tetap teguh dalam iman dan mempersiapkan diri menghadapi masa yang akan datang, terutama kedatangan kedua Kristus. Dalam 1 Petrus 4:7-11, Rasul Petrus memberikan empat perintah penting yang harus dipatuhi oleh setiap orang percaya sebelum kedatangan Kristus.Artikel ini akan membahas secara mendalam keempat perintah tersebut, mengapa perintah-perintah ini penting, dan bagaimana kita dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
I. Latar Belakang Surat 1 Petrus
Sebelum masuk pada pembahasan empat perintah dalam 1 Petrus 4:7-11, kita perlu memahami konteks surat ini. Rasul Petrus menulis kepada orang-orang Kristen yang tersebar di berbagai wilayah Kekaisaran Romawi dan yang sedang menghadapi penganiayaan karena iman mereka. Salah satu tema utama surat ini adalah penderitaan dan penganiayaan yang dihadapi oleh umat Kristen, serta penghiburan dan pengharapan dalam Kristus yang akan datang.
Dalam pasal-pasal sebelumnya, Petrus membahas bagaimana umat Kristen seharusnya hidup di tengah-tengah dunia yang tidak bersahabat dan sering kali memusuhi iman mereka. Rasul Petrus mendorong jemaat untuk hidup kudus dan mengikuti teladan Kristus, yang juga menderita demi keselamatan umat manusia. Ketika Petrus sampai di 1 Petrus 4:7-11, dia berbicara tentang pentingnya menjaga sikap yang benar sambil menantikan kedatangan kedua Kristus. Dia memberikan empat perintah utama untuk memastikan umat Kristen tetap teguh dalam iman dan siap menghadapi hari Tuhan yang akan datang.
II. Empat Perintah Sebelum Kedatangan Kristus (1 Petrus 4:7-11)
Dalam 1 Petrus 4:7-11, kita dapat menemukan empat perintah yang sangat relevan dan praktis bagi kehidupan orang percaya. Keempat perintah tersebut adalah:
- Bersikap tenang dan berjaga-jaga dalam doa
- Kasihilah sesamamu dengan sungguh-sungguh
- Saling menerima dengan tidak bersungut-sungut
- Gunakan karunia untuk melayani sesama
Mari kita periksa satu per satu perintah ini dan maknanya dalam kehidupan orang Kristen.
1. Bersikap Tenang dan Berjaga-jaga dalam Doa
1 Petrus 4:7 mengatakan, "Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa."
Rasul Petrus memulai dengan peringatan penting bahwa kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Ini menunjukkan bahwa Petrus meyakini kedatangan Kristus yang kedua sudah sangat dekat, dan jemaat harus hidup dalam kesadaran bahwa hari penghakiman bisa datang sewaktu-waktu. Sebagai respons terhadap kedekatan waktu tersebut, Petrus memberi perintah agar orang percaya bersikap tenang dan berjaga-jaga dalam doa.
A. Mengendalikan Diri
Perintah untuk "menguasai diri" mengacu pada kemampuan untuk memiliki pengendalian diri, terutama dalam menghadapi tekanan dan cobaan hidup. Pengendalian diri sangat penting karena dunia sering kali penuh dengan godaan yang dapat mengalihkan perhatian kita dari hal-hal rohani. Tanpa pengendalian diri, seseorang bisa tergoda untuk hidup secara sembrono atau malah jatuh ke dalam dosa.
Bersikap tenang dan mengendalikan diri juga berarti memiliki pikiran yang jernih dan tidak dikuasai oleh ketakutan atau kekhawatiran akan masa depan. Dengan pengendalian diri, kita bisa tetap fokus dalam doa dan mempersiapkan diri menghadapi kedatangan Kristus.
B. Pentingnya Berdoa
Petrus mengaitkan pengendalian diri dengan doa. Berjaga-jaga dalam doa artinya hidup dalam kesadaran bahwa kita membutuhkan Tuhan setiap saat. Doa bukan sekadar rutinitas, tetapi hubungan yang intim dengan Allah, di mana kita meminta pertolongan-Nya dan memohon pimpinan-Nya dalam segala hal. Rasul Petrus mengingatkan kita bahwa kehidupan doa yang serius adalah kunci untuk tetap kuat di tengah pergumulan hidup sambil menantikan kedatangan Kristus.
2. Kasihilah Sesamamu dengan Sungguh-Sungguh
1 Petrus 4:8 melanjutkan, "Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa."
A. Kasih Sebagai Perintah Tertinggi
Petrus menegaskan bahwa di atas segala sesuatu, kasih adalah hal yang paling utama. Ini menggemakan ajaran Yesus tentang kasih sebagai perintah yang terbesar. Kasih kepada sesama adalah tanda utama dari murid-murid Kristus. Dalam masa menantikan kedatangan Tuhan, kasih yang tulus kepada sesama harus menjadi karakteristik yang terlihat jelas dalam hidup orang percaya.
Kasih dalam pengertian Alkitab bukanlah sekadar perasaan atau emosi, melainkan tindakan yang penuh dengan pengorbanan dan perhatian terhadap orang lain. Kasih yang Petrus maksudkan di sini adalah kasih agape, yaitu kasih yang tanpa pamrih dan rela berkorban demi kebaikan orang lain.
B. Kasih Menutupi Banyak Dosa
Ungkapan bahwa "kasih menutupi banyak dosa" bukan berarti bahwa kasih menggantikan pertobatan atau pengampunan dosa, tetapi lebih mengacu pada kemampuan kasih untuk mengatasi pelanggaran di antara sesama. Ketika kita mengasihi dengan sungguh-sungguh, kita mampu mengampuni dan mengabaikan kesalahan orang lain. Ini menghindarkan kita dari pertikaian, kebencian, dan dendam, yang sering kali merusak hubungan di antara umat Kristen.
Dalam konteks jemaat yang sedang mengalami penganiayaan, kasih yang menutupi banyak dosa adalah instrumen penting untuk menjaga persatuan dan damai sejahtera di antara mereka. Kasih memampukan mereka untuk tetap bersama-sama dan saling mendukung di tengah-tengah tantangan hidup.
3. Saling Menerima dengan Tidak Bersungut-sungut
1 Petrus 4:9 mengatakan, "Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut."
A. Praktik Keramahtamahan
Pada zaman gereja mula-mula, menerima tamu dan memberikan tumpangan adalah praktik yang sangat umum. Jemaat sering kali menjadi tuan rumah bagi para penginjil dan saudara seiman yang datang dari luar daerah. Petrus mengingatkan jemaat untuk terus mempraktikkan keramahtamahan ini, tetapi dengan satu catatan penting: melakukannya tanpa bersungut-sungut.
Penerimaan terhadap sesama, termasuk dalam konteks menyediakan tempat tinggal atau bantuan, adalah tanda nyata dari kasih dan kesediaan untuk melayani sesama. Namun, sering kali, seseorang bisa saja merasa terganggu atau terpaksa ketika diminta memberikan tumpangan atau bantuan. Oleh karena itu, Petrus mengingatkan bahwa sikap hati yang benar, yaitu tidak bersungut-sungut atau mengeluh, harus menjadi bagian dari pelayanan kita.
B. Pentingnya Saling Menerima dalam Gereja
Keramahtamahan dan saling menerima tidak hanya terbatas pada menyediakan tempat tinggal, tetapi juga mencakup penerimaan secara luas dalam kehidupan sehari-hari gereja. Jemaat dipanggil untuk saling menerima satu sama lain apa adanya, dengan segala kekurangan dan perbedaan yang ada. Ini adalah ekspresi dari kasih Kristus yang menyatukan umat-Nya dalam persaudaraan yang sejati.
Ketika kedatangan Kristus semakin dekat, penting bagi orang percaya untuk memperlihatkan persatuan dan saling menerima. Hal ini akan menjadi kesaksian yang kuat bagi dunia tentang kasih dan persatuan yang ada di dalam Kristus.
4. Gunakan Karunia untuk Melayani Sesama
1 Petrus 4:10-11 berbunyi, "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus."
A. Setiap Orang Memiliki Karunia
Petrus mengingatkan jemaat bahwa setiap orang percaya telah menerima karunia atau talenta dari Allah. Karunia-karunia ini diberikan bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk melayani sesama dalam tubuh Kristus. Karunia tersebut bisa berupa berbicara, melayani, mengajar, atau bentuk-bentuk pelayanan lainnya.
Setiap orang percaya bertanggung jawab untuk menggunakan karunia yang telah mereka terima demi kebaikan sesama dan kemuliaan Allah. Tidak ada satu pun karunia yang tidak berguna; semua karunia penting untuk membangun gereja dan memperluas kerajaan Allah di dunia.
B. Melayani dengan Kekuatan dari Allah
Ketika melayani, Petrus mengingatkan jemaat untuk melakukannya dengan kekuatan yang berasal dari Allah. Melayani sesama bisa menjadi tugas yang berat, apalagi dalam konteks penganiayaan dan tekanan. Namun, Petrus mengingatkan bahwa kekuatan untuk melayani tidak datang dari diri sendiri, melainkan dari Allah yang memberikan anugerah-Nya.
Melalui pelayanan yang dilakukan dengan ketulusan hati dan kekuatan dari Allah, umat Kristen dapat memuliakan Tuhan dan memberi kesaksian tentang kasih Kristus kepada dunia yang sedang menantikan kedatangan-Nya.
III. Kesimpulan
Dalam 1 Petrus 4:7-11, Rasul Petrus memberikan panduan praktis bagi umat Kristen yang sedang menantikan kedatangan kedua Kristus. Keempat perintah ini – berjaga-jaga dalam doa, mengasihi dengan sungguh-sungguh, saling menerima dengan tidak bersungut-sungut, dan menggunakan karunia untuk melayani sesama – adalah panggilan bagi setiap orang percaya untuk hidup dalam kekudusan dan kasih.
Sambil menantikan kedatangan Tuhan, orang Kristen dipanggil untuk hidup dalam hubungan yang erat dengan Allah melalui doa, saling mengasihi dalam komunitas, dan melayani sesama dengan karunia yang telah diberikan oleh Allah. Ketika kita mematuhi perintah-perintah ini, kita mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Kristus dan memuliakan Dia dalam segala hal yang kita lakukan.