10 KEGUNAAN KETAATAN / PERBUATAN BAIK
Pdt.Budi Asali, M.Div.
Ketaatan / perbuatan baik sama sekali tidak menyelamatkan kita. Kita selamat hanya karena iman. Tetapi, itu tidak berarti ketaatan / perbuatan baik tidak ada gunanya / tidak perlu dilakukan.
Sepuluh Gunanya ketaatan / perbuatan baik:
1) Bukti iman.
Yakobus 2:17,26 - “(17) Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. ... (26) Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.”.
Tidak adanya ketaatan menunjukkan tidak adanya Roh Kudus dalam diri kita, dan tidak adanya Roh Kudus dalam diri kita menunjukkan tidak adanya iman yang sejati kepada Kristus. Sebaliknya, kalau ada ketaatan yang sungguh-sungguh, maka itu menunjukkan adanya Roh Kudus dalam diri kita, dan ini membuktikan bahwa kita memang beriman kepada Kristus. Bukti iman ini penting untuk diri kita sendiri, maupun untuk orang lain pada waktu mereka melihat kita.
2) Tanda cinta kita kepada Tuhan.
Yohanes 14:15 - “‘Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu.”.
Kita bisa taat kepada Tuhan karena takut kepada Tuhan (takut dihukum, takut tidak diberkati, dsb). Ketaatan seperti ini memang masih lebih baik dari pada ketidaktaatan, tetapi ketaatan ini tetap kurang baik. Ketaatan yang benar adalah ketaataan karena kasih kepada Tuhan. Jadi, karena kita mengasihi Tuhan, dan kita tahu bahwa ketidak-taatan / dosa itu menyakiti hati Tuhan, maka kita mentaati Tuhan.
3) Supaya kita bisa kuat pada saat kesukaran datang.
Matius 7:24-27 - “(24) ‘Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. (25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. (26) Tetapi setiap orang yang mendengar perkataanKu ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. (27) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.’”.
Misalnya:
a) Tuhan menyuruh kita belajar FirmanNya. Kalau kita menuruti hal ini dan belajar Firman dengan rajin dan tekun, maka pada waktu serangan setan / kesukaran datang, Firman yang sudah kita pelajari itu akan sangat berguna untuk menghadapi dan bahkan mengatasi kesukaran / serangan setan itu. Tetapi orang yang tidak mentaati perintah Tuhan untuk belajar Firman ini, pada saat kesukaran dan serangan setan datang, tidak akan kuat bertahan.
b) Tuhan menyuruh kita hidup dalam kasih. Kalau kita menuruti perintah ini, maka pasti ada banyak orang yang juga mengasihi kita dan dekat dengan kita. Pada waktu kesukaran datang, orang-orang ini bisa menolong kita / menghibur kita, sehingga kita kuat menghadapi kesukaran itu. Sebaliknya, kalau kita tidak menuruti perintah untuk hidup dalam kasih itu, maka banyak orang tidak senang dengan kita, sehingga pada waktu kita mengalami kesukaran, tidak ada orang yang peduli, dan kita tidak bisa bertahan.
4) Supaya kita makin mengerti tentang kebenaran
Yohanes 8:31-32 - “(31) Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu (32) dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.’”.
2 Petrus 1:5-8 - “(5) Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, (6) dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, (7) dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. (8) Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.”.
Kalau kita tidak mau taat pada kebenaran yang sudah kita mengerti, maka Tuhan tidak akan menambah pengetahuan itu. Tetapi kalau kita mentaatinya, maka Tuhan akan menambah pengertian kita.
Illustrasi:
a) Kalau saudara memberi makan anak atau binatang peliharaan, maka kalau makanannya habis, saudara akan menambahnya. Tetapi kalau makanan yang ada tidak dimakan, saudara tidak akan memberi tambahan makanan.
b) Pada waktu seorang guru mengajar anak, kalau baru persoalan penjumlahan dan pengurangan saja anak itu belum bisa, maka tentu saja guru itu tidak akan mengajar persoalan perkalian dan pembagian.
5) Menguatkan iman.
Ini berhubungan dengan no 4 di atas. Karena ketaatan menyebabkan kita makin mengerti Firman, yang adalah makanan rohani kita, maka ketaatan juga menumbuhkan iman.
Disamping itu, ketaatan juga mendekatkan kita dengan Tuhan (lihat no 7 di bawah), dan ini menyebabkan kita tidak takut / kuatir menghadapi apapun.
6) Supaya kita menjadi saksi Tuhan yang baik, yang menyebabkan nama Tuhan dipermuliakan (Matius 5:13-16 Filipi 1:10-11 bdk. Wahyu 3:18).
Dosa menyebabkan Tuhan dipermalukan (Amsal 30:9b Wahyu 3:18), dan sebaliknya ketaatan / kesucian hidup menyebabkan Tuhan dipermuliakan. Dan perlu diingat bahwa kemuliaan Tuhan harus menjadi tujuan hidup setiap orang (1Korintus 10:31).
7) Menjaga persekutuan dengan Tuhan / mendekatkan diri kepada Tuhan.
Yesaya 59:2 - “tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.”.
Ayat ini menunjukkan bahwa dosa menjauhkan kita dari Tuhan, dan sebaliknya, kekudusan mendekatkan kita dengan Tuhan.
Sekalipun dengan percaya kepada Yesus kita sudah mempunyai hubungan / persekutuan dengan Tuhan, tetapi persekutuan ini bisa mendekat / membaik ataupun merenggang / memburuk. Kalau kita banyak berbuat dosa, apalagi secara sengaja dan dengan sikap tegar tengkuk, maka hubungan kita dengan Tuhan akan merenggang / memburuk. Sebaliknya, kalau kita mentaati Tuhan / menyucikan diri, maka hubungan kita dengan Tuhan akan mendekat / membaik. Ini semua karena Tuhan adalah Tuhan yang suci!
8) Memberikan damai.
Yesaya 48:18 - “Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti,”.
Pada waktu kita percaya kepada Yesus, maka kita diberi damai. Tetapi damai ini bisa hancur kalau kita berbuat dosa, apalagi secara sengaja dan dengan sikap tegar tengkuk. Hancurnya damai itu merupakan hajaran Tuhan supaya kita kembali kepadaNya / bertobat. Sebaliknya, kalau kita mentaati Tuhan / menyucikan diri, damai itu akan makin lama makin berlimpah.
9) Supaya Tuhan lebih memakai kita dalam pelayanan kita
2 Timotius 2:20-21 - “(20) Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia. (21) Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.”.
Ada satu extrim yang harus dihindari, yaitu yang mengatakan bahwa kita harus suci dulu baru bisa dipakai oleh Tuhan. Kalau ini benar, maka Tuhan tidak bisa memakai manusia yang manapun, dan Ia hanya bisa memakai malaikat untuk melayani Dia. Tetapi extrim sebaliknya mengatakan bahwa tidak jadi soal kita dosa atau tidak dosa, Tuhan tetap mau memakai kita. Ini jelas juga salah.
Yang benar adalah: Tuhan memang mau memakai orang berdosa sebagai alatNya dalam pelayanan, tetapi makin orang itu menyucikan dirinya makin Tuhan memakai dia / memberkati pelayanannya.
10) Agar kita mendapat tempat yang tinggi di surga (Mat 5:19).
Matius 5:19 - “Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.”.
Surga ada tingkat-tingkatnya (Matius 5:19 Lukas 19:16-19 1 Korintus 3:15 Matius 20:20-28), dan demikian juga dengan neraka (Matius 11:20-24).
Memang, kita bisa masuk ke surga karena kita beriman (bukan karena kita taat), tetapi tempat / tingkatan kita di surga ditentukan oleh ketaatan kita. Makin kita taat, makin tinggi tempat kita di surga.
Tetapi perlu juga diingat bahwa dalam kita mentaati Tuhan, kita tidak boleh mempunyai motivasi ‘supaya mendapat tempat yang tinggi di sorga’. Ini adalah ketaatan yang didasari oleh pamrih.