MENGAPA KALIMAT TERAKHIR DARI DOA BAPA KAMI DITULIS DALAM TANDA KURUNG TEGAK?
Pdt.Esra Soru.
Pertanyaan : Pak Esra, saya ingin bertanya, mengapa kalimat terakhir Doa Bapa Kami ditulis dalam tanda kurung tegak?
Matius 6: 9-13. 6:9. Karena itu berdoalah demikian : Bapa kami yang di sorga , Dikuduskanlah nama-Mu , 6:10 datanglah Kerajaan-Mu , jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. 6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya 6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; 6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat . (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)
Esra Soru Menjawab :
Sebelum saya menjawab pertanyaan ini, saya ingin jelaskan bahwa sebenarnya Alkitab kita saat ini bukannya tanpa salah sama sekali. Yang murni tanpa salah adalah Alkitab yang asli. Untuk memahami hal ini saya perlu menjelaskan hal yang cukup rumit kepada saudara.
Naskah asli dari Kitab Suci kita disebut “AUTOGRAPH”. Autograph ini sudah tidak ada lagi sekarang. Sudah hancur karena ditulis di bahan tulis yang tidak kuat (papirus, dll). Meskipun demikian kita masih mempunyai salinan-salinan/copian-copian dari yang asli. Ini disebut “MANUSCRIPT”. Untuk PB saja kita mempunyai sekitar 24.000 manuscript. Jumlah yang terbanyak dari semua dokumen kuno. (Note. Urutan 2 adalah Homer karangan Illiad sebanyak 600an manuscript). Masalahnya adalah kadang-kadang ada perbedaan antara manuscript yang satu dengan manuscript yang lain. Atau bahkan ada ayat-ayat tertentu yang ada pada sebagian manuscript tetapi tidak ada pada manuscript yang lain. Ini lalu memicu perdebatan yang sangat rumit dikalangan para teolog. Apakah bagian itu memang asli atau tidak ? Bagian-bagian yang diperdebatkan ini/diragukan keasliannya, biasanya dicetak oleh Lembaga Alkitab di dalam tanda kurung. Misalnya :
Matius 17:20-21 - Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu. (21) [Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.]"
Markus 9:43-46 – (43) Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; (44) [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] (45) Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; (46) [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.]
1 Yohanes 5:7-8 – (7) Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. (8) Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.
Mark 11:26 - [Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di surga juga tidak akan mengampuni kamu akan kesalahan-kesalahanmu.]
Markus 14:68 - Tetapi ia menyangkal, katanya, "Aku tidak tahu dan tidak mengerti apa yang engkau maksudkan." Lalu ia pergi ke serambi depan [dan berkokoklah ayam].
Markus 15:27-28 – (27) Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya. (28) [Dengan demikian digenapi nas Alkitab yang berbunyi, "Ia akan terhitung di antara orang-orang jahat."]
Kisah Para Rasul 8:36-37 – (36) Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata pejabat istana itu, "Lihat, di situ ada air; apakah ada halangan bagiku untuk dibaptis?" (37) [Sahut Filipus, "Jika Tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya, "Aku percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah."]
Note : Masih ada lagi sejumlah ayat yang dalam TB tidak ditaruh dalam tanda kurung tetapi dalam TB2 diberi tanda kurung seperti Mark 16:8b-20, Yohanes 7:53-8:11 (perempuan yang kedapatan berzinah), dan Yoh 5:3b,4 (malaikat yang menggoncang air kolam Bethesda).
Biasanya kalau terjadi perbedaan manuscript semacam ini maka ada banyak teori yang dipakai untuk menentukan mana yang sesuai/mendekati aslinya. 2 di antaranya adalah :
1. Apakah bagian itu ada pada manuscript-manuscript yang lebih tua atau lebih muda ? (Prinsipnya : Yang lebih tua yang mendekati asli)
2. Apakah bagian itu didukung oleh mayoritas manuscript atau tidak. (Prinsipnya : Yang lebih banyak yang mendekati asli)
Itu berarti bahwa manuscript memang bisa salah. Yang bebas dari salah adalah autographnya. Kitab Suci kita saat ini dibuat berdasarkan manuscript-manuscript yang memang bisa salah dan karenanya Kitab Suci kita saat ini memang bisa salah. Sekalipun Kitab Suci kita yang sekarang ini ada salahnya, tetapi hal ini tidak perlu menggoncangkan iman kita terhadap Kitab Suci, karena:
1. Persentase kesalahan itu sangat kecil, mungkin di bawah 1 %. Bahkan ada pakar yang berkata bahwa kesalahan Alkitab hanya 0,5%. Dengan demikian tingkat keakuratan Kitab Suci kita 99,5%. Dengan membanding-bandingkan manuscript-manuscript yang ada, seringkali kita bisa mendeteksi adanya kesalahan, dan bahkan mengetahui yang mana yang salah dan yang mana yang benar.
2. Kita boleh percaya bahwa Allah pasti melindungi Firman-Nya dari kesalahan-kesalahan yang fatal. Apa dasar dari kepercayaan ini? Dasarnya adalah kebijaksanaan Tuhan. Tidak mungkin Tuhan membiarkan kesalahan besar / fatal masuk ke dalam FirmanNya!
Sekarang kita kembali ke Doa Bapa Kami. Apa hubungannya dengan penjelasan saya ini dengan bagian Doa Bapa Kami yang sementara kita bahas? Masalahnya adalah karena bagian Doa Bapa Kami yang kita bahas juga diperdebatkan keasliannya dan karenanya LAI menempatkannya dalam tanda kurung.
Matius 6:13b - [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]
Dan dari penelitian dan perbandingan manuscript, ternyata kalimat ini hanya ada pada manuscript-manuscript yang lebih muda sedangkan pada manuscript-manuscript yang tua, bagian ini tidak ada. Dengan demikian kuat dugaan bahwa bagian ini memang tidak ada dalam naskah asli Kitab Suci melainkan ditambahkan di kemudian hari.
Bahwa ini bukan hanya pandangan saya, saya kutipkan komentar dari para pakar biblika.
J. J. de Heer : Sekarang kita sampai kepada pujian (dengan kata asing "doksologi") yang menutup "Doa Bapa Kami" itu. Adalah menarik perhatian bahwa pujian itu dicetak di antara tanda kurung dalam terjemahan Indonesia LAI. Alasannya ialah bahwa pujian itu hanya terdapat dalam salinan-salinan Perjanjian Baru yang agak muda, dan tidak terdapat dalam salinan yang paling tua, seperti Vatikanus dan Sinaitikus. Jadi, haruslah dianggap bahwa pujian itu….baru ditambahkan di kemudian hari, oleh orang-orang yang menyalin Perjanjian Baru. (Tafsiran Alkitab Injil Matius, hal. 106)
Budi Asali : Bagian ini diperdebatkan keasliannya dan karena itu bagian ini diletakkan di dalam tanda kurung tegak. Memang kalau tidak ada kalimat ini, doa Bapa Kami ini menjadi ‘aneh’, karena terhenti secara tiba-tiba. Tetapi bagaimanapun juga, Lukas 11:2-4 juga tidak memiliki bagian itu. Di samping itu, untuk Matius 6:9-13, manuscript-manuscript yang kuno tidak memiliki kalimat itu dan manuscript-manuscript yang memiliki kalimat itu, kalimatnya bervariasi / berbeda satu dengan yang lain. Kesimpulannya kalimat ini tidak ada dalam aslinya!
Jamieson, Fausset, and Brown : Bagian ini tidak terdapat dalam manuscript-manuscript yang kuno. Tidak terdapat dalam versi Latin yang tua dan dalam Vulgata. Manuscript tertua yang ada kalimat ini adalah dari pertengahan abad kedua dan yang paling akhir adalah sebuah revisi dari abad keempat oleh Jerome…Peninjauan terhadap bukti-bukti yang ada, kami berpikir bahwa sangat kuat kemungkinan bagian ini tidak ada dalam teks asli. (Jamieson, Fausset, and Brown Commentary)
R.E. Nixon : Doksologi (bagian di antara kurung) tidak merupakan bagian dari naskah yang asli, tapi ditambahkan pada waktu gereja purba memakai doa ini dalam kebaktian. (The New Bible Commentary, hal. 76).
J.L. Ch. Abineno : Puji-pujian di atas biasa kita anggap sebagai bagian yang terakhir dari doa Bapa Kami. Anggapan ini, menurut para ahli, tidak benar. Sebab puji-pujian ini tidak terdapat dalam naskah asli yang paling tua. Karena itu dalam terjemahan baru - terjemahan LAI - ia ditempatkan di antara tanda kurung. (Bapa Kami, hal. 45).
Dan masih banyak pakar biblika yang lain. Semuanya mengatakan hal yang sama.
Kalau memang tidak asli, lalu bagaimana kok tahu-tahu bisa muncul dalam sebagian manuscript yang lebih muda ? Kelihatannya di dalam penggunaan Doa Bapa Kami pada gereja-gereja pertengahan abad kedua, mereka menambahkan semacam doksologi (puji-pujian) di akhir dari Doa Bapa Kami yang mereka ucapkan sebagaimana kebiasaan orang-orang Yahudi di Sinagoge. Doksologi tersebut mereka modifikasi dari 1 Taw 29 :10-13
BACA JUGA: HAL / ARTI DOA BAPA KAMI: MATIUS 6: 9-15
1 Taw 29:10-13 – (10) Lalu Daud memuji TUHAN di depan mata segenap jemaah itu. Berkatalah Daud: "Terpujilah Engkau, ya TUHAN, Allahnya bapa kami Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. (11) Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala. (12) Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya. (13) Sekarang, ya Allah kami, kami bersyukur kepada-Mu dan memuji nama-Mu yang agung itu.
Selanjutnya ada orang yang mencatat Doa Bapa kami digabungkan dengan doksologi tersebut sehingga akhirnya muncullah manuscript yang ada kalimat doksologi itu.
J. J. de Heer : Sudah hampir tentu bahwa orang Kristen sejak permulaan mengikuti kebiasaan Yahudi untuk menutup setiap doa dengan suatu pujian. Pada permulaan pujian itu dirumuskan secara bebas. Lambat laun dibentuklah suatu rumusan tetap, yang pada akhirnya oleh orang yang menyalin Perjanjian Baru dimasukkan ke dalam naskah Perjanjian Baru. (Tafsiran Alkitab Injil Matius, hal. 106)
Demikian ceritanya.
Ikuti saya di google news untuk membaca artikel lainnya :