ROH KUDUS DAN PENGINJILAN (KISAH PARA RASUL 1:8)

Pdt.Stephen Tong.
ROH KUDUS DAN PENGINJILAN (KISAH PARA RASUL 1:8)
Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kisah Para Rasul 1:8).

Kapankah janji Kisah Para Rasul 1:6-8 betul-betul terwujud dalam gereja di Indonesia sehingga orang Kristen yang memiliki kuasa Roh Kudus dapat menjadi saksi Tuhan dengan melintasi berbagai kota, propinsi, dan suku bangsa kita? Kapankah orang Kristen di Toraja mengirim penginjil ke Minangkabau? Orang Kristen di Tapanuli mengirim penginjil ke Aceh? Orang Kristen di Jawa mengirim penginjil ke Irian? Orang Kristen di Minahasa mengirim penginjil ke pulau-pulau yang terpencil? Kapankah anak-anak Tuhan di Indonesia pergi ke Afrika, Australia, Amerika Latin atau benua-benua lain untuk menjadi saksi bagi Kristus? Sejak gereja berdiri di Indonesia sampai sekarang, ayat-ayat ini sudah terus-menerus dibaca tetapi belum berarti apa-apa bagi kita.

Salah satu ucapan yang paling agung dari Socrates ialah: "Saya adalah warga dunia; jika saudara membunuh saya, saudara bukan pembunuh seorang warga Athena tetapi pembunuh seorang warga dunia."

Tetapi dalam Amanat Agung Yesus berkata: "Pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu."

Perkataan Yesus lebih tinggi dari perkataan Socrates bahkan siapapun yang paling agung, yang paling tajam, yang paling bermutu di dunia. Setelah Amanat Agung diberikan, tak lama kemudian Yesus berpisah dengan para murid dan naik ke surga. Ketika mereka mendengarkan kata-kata Yesus yang terakhir, mereka teringat satu hal: "Sudah lama kami mengikut Engkau, tetapi apa yang kami harapkan dari-Mu belum juga tiba."

Bukankah Petrus, Yohanes, Yakobus, Andreas dan rasul-rasul mengikut Yesus karena mereka mengira Yesus adalah Mesias? Jika Yesus adalah Mesias, berarti kebangunan negara Israel pasti segera akan terlaksana, dan akhirnya Dia yang akan menjadi Raja. Meskipun kematian Yesus pernah melenyapkan pengharapan mereka yang berapi-api, tetapi sekarang kebangkitan Yesus sudah mengembalikan pengharapan itu. Yesus sudah bangkit dan sudah 40 hari bersama mereka, tetapi mengapa Dia tidak membicarakan kebangunan Israel? Mengapa Dia sama sekali tidak mengatakan bahwa Israel akan segera dilepaskan dari penjajahan Roma? Mengapa Yesus hanya berfokus pada Injil, dan Injil saja? Lalu mereka bertanya kepada Yesus, "Sekarangkah Engkau mau membangun kerajaan bagi Israel?" Yesus langsung menjawab, "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu harus menunggu di Yerusalem sampai kamu memperoleh kuasa dari atas. Roh Kudus akan turun ke atas kamu, dan kamu akan memiliki kuasa untuk menjadi saksiKu di Yerusalem, di Yudea, di Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Sebelum Amanat Agung, terjadi kematian satu orang, yaitu Anak Allah yang tunggal; setelah Amanat Agung, terjadi kematian syahid dari orang-orang yang mencintai Yesus Kristus. Sebelum Amanat Agung, Bapa mengirim Anak-Nya; setelah Amanat Agung, Anak mengirim gereja. Sebelum Amanat Agung, darah Yesus yang dialirkan; sesudah Amanat Agung, darah orang-orang yang mencintai Tuhan dan menyerahkan diri menjadi sukarelawan-sukarelawati Injil dialirkan. Sebelum Yesus Kristus memberikan Amanat Agung, ada kematian dan kebangkitan-Nya; setelah Amanat Agung, ada kuasa kematian dan kebangkitan Yesus yang mempersiapkan, melengkapi, dan memberikan kuasa kepada gereja. Sebelum Amanat Agung ada Roh Allah, Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal yang berada secara tidak terbatas di atas pribadi Kristus; sesudah Amanat Agung ada Roh Allah, Roh yang sama mendampingi, menguasai, memenuhi, mengurapi, dan mengirim mereka menjadi utusan Injil ke mana-mana. Puji Tuhan! Sesudah Roh Kudus bekerja, David Livingstone dan Moffat pergi ke Afrika; C.T. Studd, Hudson Taylor, dan Richard Timothy pergi ke Tiongkok; Judson pergi ke Birma; dan Nommensen pergi ke Tapanuli.

INJIL BUKAN UNTUK KALANGAN SENDIRI

Karena orang-orang Israel tidak setuju dengan Injil Yesus Kristus, maka mereka berusaha menangkap para rasul. Setelah Yesus naik ke surga, para rasul berdoa, mereka takut. Meskipun Yesus sudah bangkit, tetapi mereka tidak tahu, apakah kebangkitan-Nya menjadi jaminan penyertaan-Nya. Mereka tidak ada pegangan dan tidak ada kepastian, maka mereka mengunci semua pintu dari dalam dan bukan dari luar. Petrus, Yohanes, Yakobus, dan rasul-rasul lain yang mengunci diri itu tidak bijaksana, penakut, kurang beriman dan kurang percaya. Dari peristiwa yang penting ini terlihatlah bahwa pintu Injil tidak pernah ditutup dari luar. Injil selalu ditutup oleh orang Kristen sendiri. Pintu Injil tidak bisa ditutup oleh komunisme, liberalisme, ataupun musuh-musuh dari luar. Pintu Injil selalu ditutup oleh pemimpin-pemimpin gereja yang tidak berani mengabarkan Injil. Sampai kapankah kita begitu takut? Mengapa yang menginjil di Irian Jaya orang-orang berkulit putih, bukan orang yang berkulit sawo matang? Apa sebabnya kita belum sadar, kita masih berada pada tahap di mana kita melihat: sudah mempunyai gereja yang sejarahnya cukup lama, organisasinya cukup kuat, dan segala sesuatu cukup teratur, lalu merasa puas.

Di Taiwan seorang pendeta berkata kepada saya, "Pak Stephen Tong, gereja saya sangat penuh." Saya tanya, "Apa sebab gerejamu penuh?" Dia bilang sebab mereka hebat. Hati saya sedih sekali. Saya berkata, "Maaf Pendeta, jawabanmu kurang baik." "Oh, maaf! Sebab saudara-saudara kita giat sekali." "Saya kira jawaban ini lebih baik, tetapi masih kurang." Dia pikir, pikir, "Oh, sebab anugerah Tuhan." Saya bilang itu sudah lebih baik, tetapi masih kurang. Setelah tiga kali saya menjawab kurang baik, dia jadi marah. "Kalau begitu jawaban apa yang paling baik menurutmu?" Saya berkata, "Gerejamu bisa penuh karena ada empat dinding. Coba bongkar dindingmu, penuh tidak?" Saudara mau gerejamu penuh, gampang sekali, bikin lebih kecil pasti penuh, lebih kecil lagi lebih penuh. Tetapi Tuhan Yesus berkata,

"Aku masih memiliki domba di sana, bukan di sini, Aku harus membawa mereka masuk ke dalam kandang domba ini."

Apa artinya gereja dan misi, misi dan gereja? Hanya menggembalakan gereja dan anggota yang ada, belum berarti mengerjakan pekerjaan Tuhan secara sempurna. Kita harus pergi mencari domba-domba yang sesat. Billy Graham berkata bahwa karena gereja-gereja mempunyai cukup banyak kesibukan, sehingga mereka kekurangan waktu, maka Tuhan membangkitkan organisasi-organisasi parachurch untuk mengisi apa yang belum dikerjakan oleh gereja-gereja. Berapa banyak gereja tidak pernah mengirim uang ke lembaga Alkitab, ke seminari-seminari, ke siaran radio Kristen, dan menunjang pekerjaan penginjilan yang lain? Mereka hanya mementingkan gerejanya saja, kalau ada uang bikin lebih besar, bikin lebih besar lagi untuk membanggakan diri, seolah-olah mereka memonopoli pekerjaan Tuhan. Tetapi saudara, siapakah yang memberitakan Injil melalui siaran radio ke RRC, ke Rusia, ke Jerman Timur, ke Polandia, ke Cekoslowakia, dan ke tempat-tempat lain yang tidak bisa dikunjungi oleh para penginjil karena mereka dilarang masuk ke sana? Tentu harus ada orang yang membuat program, yang menerjemahkan Alkitab, yang menyiarkan, yang memberikan daya listrik yang cukup untuk mendukung penyiaran itu. Banyak gereja kurang memperhatikan hal-hal demikian, maka Tuhan membangkitkan yang lain. Marilah kita bekerja sama, baik di dalam penggembalaan maupun di dalam organisasi parachurch, dengan tidak lagi memisahkan engkau-engkau, saya-saya, karena kerajaan Allah lebih penting dari denominasi dan dinding-dinding yang mengelilingi domba-domba yang diberikan Tuhan kepada kita. Dengan demikian hati kita akan menjadi lebih lapang dan pandangan kita pun akan lebih luas. Saudara perhatikan di semua desa-desa, bahkan yang paling kecil pun selalu ada minuman Coca-Cola, tetapi tidak demikian dengan Injil; ada shampoo dan kosmetik apa saja tetapi belum ada guru Injil; ada onderdil-onderdil mobil dari Jepang tetapi tidak terdengar ada orang memberitakan Injil di sana. Sampai kapankah kekristenan harus tertinggal begitu jauh?

ROH KUDUS DALAM PENGINJILAN

Di mana engkau diurapi oleh kuasa Roh Kudus, di sana padang belantara menjadi tanah yang subur. Tetapi jika engkau tidak memiliki pengurapan Roh Kudus, Bait Allah di Yerusalem pun bisa menjadi tanah yang tandus. Dalam Lukas 3 tertulis,

"Pada waktu Herodes menjadi raja wilayah Galilea, pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi imam besar, pada waktu mereka di tanah Yudea, Roh Allah turun kepada Yohanes Pembaptis di padang belantara."

Mengapa Yohanes Pembaptis tidak berkhotbah di Bait Allah di Yerusalem? Bukankah di sana ada mimbar yang tinggi, ada orang-orang yang terlatih dalam Talmud, Misnah, dan teologi orang Israel? Tetapi Alkitab mengatakan bahwa Roh Tuhan bukan turun di sana melainkan di padang belantara sehingga Yohanes Pembaptis menjadikan padang belantara tempat ratusan ribu orang menerima Tuhan Yesus. Stephen Tong, Thomas Wong, atau Chris Marantika tidak berarti apa-apa, tetapi pada waktu Roh Kudus turun dan mengurapi mereka, barulah penginjilan yang mereka lakukan bisa sukses. Sebab itu demi nama Tuhan Yesus saya berkata kepada para pemuda-pemudi yang masih duduk di SMP, SMA, ataupun universitas, "Engkau yang tidak ada uang, yang belum memiliki gelar dan pengalaman, jika engkau mau datang dan berkata kepada Tuhan, 'Di sini saya, saya mau menyerahkan diri, mau dipakai oleh-Mu, Tuhan, saya mau mempelajari Injil baik-baik dan mau dipenuhi oleh Roh-Mu yang kudus,' maka engkau akan menjadi orang yang dipakai oleh Tuhan."

Dalam Amanat Agung Yesus memerintahkan, "Pergilah, jadikanlah segala bangsa murid-Ku." Semangat Injil adalah pergi, pergi! Tetapi dalam Kisah Para Rasul Yesus memerintahkan mereka untuk menunggu di Yerusalem, jangan pergi dulu, sampai Roh Kudus turun ke atasmu. Inilah yang disebut paradoks (seolah-olah bertentangan tetapi tidak). Mereka menunggu dan menunggu, lalu Roh Kudus turun dan memenuhi mereka pada hari Pentakosta yang hanya terjadi satu kali dalam sejarah dan tidak akan pernah terulang lagi. Hari Pentakosta adalah hari jadi gereja. Pada hari itu umat Tuhan berkumpul bersama menjadi tubuh Kristus, dan Roh Kudus yang dikirim pada hari itu tidak ditarik kembali untuk selama-lamanya sampai kita berjumpa dengan Yesus Kristus. Sebagaimana janji Yesus, "Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi kepada Bapa." Sebab jika Aku tidak pergi, Roh Kudus tidak akan datang kepadamu, tetapi jika Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu dan Ia beserta denganmu sampai selama-lamanya."

Roh Kudus sudah turun satu kali dan tidak turun lagi; lalu bagaimana dengan orang-orang Kristen dalam setiap jaman? Kita menerima Roh Yang sudah diberikan kepada gereja untuk memenuhi kita. Kelahiran baru yang sejati mencakup juga baptisan Roh Kudus secara otomatis. Pada waktu engkau lahir baru, statusmu sebagai orang berdosa berubah menjadi orang suci, maka Roh Kudus pun akan berdiam dalam hatimu dan menjadi Tuan dalam hidupmu. Dia akan menguasai seluruh pikiran, emosi dan kemauanmu. Setelah Roh Kudus memenuhi engkau, engkau diberi kuasa, diberi urapan, diberi kekuatan, diberi perlengkapan dan dipersiapkan untuk menjadi saksi Kristus.

Mengapa penginjilan tidak dapat lepas dari kuasa Roh Kudus? Perhatikan dengan teliti perkataan Petrus: "Kami (rasul-rasul) adalah saksi dari segala sesuatu itu (yaitu kematian dan kebangkitan Kristus, dua hal yang paling penting, yang merupakan inti dan fondasi dari Injil Yesus Kristus, yang menjadi pengharapan satu-satunya bagi manusia yang berdosa untuk kembali kepada Tuhan), kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang menaati Dia" (Kisah Para Rasul 5:32). Puji Tuhan! Barangsiapa betul-betul setia dan taat kepada Injil serta meninggikan Kristus dengan motivasi yang murni, tidak mungkin tidak didampingi oleh Roh Kudus.

Penginjilan bukan pidato, bukan pertambahan anggota gereja, bukan kemegahan supaya orang lain melihat denominasi saya berkembang. Penginjilan adalah peperangan rohani untuk merebut manusia yang diciptakan menurut peta dan teladan Allah, yang berada di dalam tangan setan, agar ia keluar dari situ dan masuk ke dalam kerajaan Anak Allah yang kekal. Maka tidak boleh ada seorang pun yang mengabarkan Injil tanpa disertai kuasa Roh Kudus, karena setan tidak takut pada gereja yang besar, tidak takut pada mereka yang memiliki pengetahuan teologi yang hebat dan pengetahuan yang kuat, tetapi setan paling takut kepada mereka yang memiliki kuasa Roh Kudus. Sejak bulan Maret 1957 sampai sekarang sudah 20.000 kali saya berkhotbah, tetapi tidak satu kali pun saya berani naik ke atas mimbar tanpa Roh Kudus memimpin saya. Setiap kali sebelum naik saya berkata kepada Tuhan dengan gemetar, "Tuhan jika Engkau tidak naik, saya juga tidak mau naik."

PEKERJAAN ROH KUDUS

Waktu Roh Kudus bekerja untuk mempertobatkan manusia, pekerjaan Roh Kudus meliputi:

PERTAMA adalah memuliakan Kristus. Karena Roh Kudus datang bukan untuk memuliakan diri-Nya sendiri sebagai Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal, melainkan justru untuk menjunjung tinggi dan mempermuliakan Pribadi kedua yang pernah dipermalukan secara tidak wajar dalam sejarah manusia. Yesus dipaku di kayu salib, dihina, dibuang oleh manusia, dan dengan mulut-Nya sendiri mengatakan Dia juga dibuang oleh Allah Bapa. Sekarang waktunya sudah tiba, Roh Kudus turun mendampingi orang yang bersaksi untuk membalikkan hal ini. Roh Kudus mengurapi, memenuhi seseorang supaya dia mengerti maksud Roh Kudus. Roh Kudus memenuhi seseorang supaya dia meninggikan dan memuliakan Kristus, bukan memuliakan diri atau pengalaman-pengalaman diri sendiri, juga bukan memuliakan karunia-karunia tertentu, tetapi memuliakan Yesus Kristus yang mati di salib dan bangkit pula dari antara orang mati.

Dalam 1Korintus 2:2 Paulus berkata, "Aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa, selain Kristus dan Dia yang tersalib." Benarkah Paulus tidak tahu apa-apa? Tidak! Paulus tahu Stoicisme, Epicurianisme, filsafat-filsafat Yunani baik dari Skeptisisme atau Gnostisisme, tetapi fokus pemberitaan Injil Paulus adalah kayu salib, Kristus, dan kemenangan Kristus di atas kayu salib.

KEDUA, Roh Kudus menerangi hati manusia. Sebelum Roh Kudus bekerja, orang-orang berdosa hanya dapat memuliakan dosa dirinya, dan mengangkat tinggi segala perbuatan yang salah dalam diri sendiri. Tetapi setelah Roh Kudus memberikan pencerahan, menembus hati manusia dengan cahaya surgawi, barulah manusia sadar bahwa dirinya adalah orang berdosa, dan apa yang dikerjakannya terlalu jauh dari kehendak Tuhan.

KETIGA, Roh Kudus datang untuk menginsafkan manusia akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Lalu Yesus sendiri memberi penjelasan: "Tentang dosa, karena mereka tidak percaya kepadaKu. Tentang kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa. Dan tentang penghakiman, karena penguasa dunia ini sudah dihukum." Pada waktu saya berumur 17 tahun dan membaca ayat-ayat ini, saya merasa bahwa tiga hal yang di depan tidak ada kaitannnya dengan tiga hal yang di belakang. Secara hermeneutika kedua bagian itu sulit digabungkan; secara homeletika mereka terlepas satu dengan yang lain. Tetapi setelah menyelidiki, membaca, merenungkan, dan berdoa terus-menerus barulah saya menemukan hal yang luar biasa, yang tersembunyi di dalam pekerjaan Roh Kudus.

Roh Kudus menerangkan kepada manusia tentang dosa. Bukan dosa berzinah, membunuh, berjudi, membakar, menulis cek kosong, atau dosa-dosa lain yang ditegur-Nya, tetapi dosa "karena mereka tidak percaya kepada-Ku." Apa hubungannya antara dosa yang kita perbuat dengan tidak percaya kepada Yesus Kristus? Dosa tidak seharusnya hanya dimengerti dari segi etika yang menyangkut perbuatan manusia yang salah saja, tetapi harus dimengerti juga dari segi mental kita yang telah kehilangan kemuliaan Allah, yang selalu memberontak terhadap sumber kebenaran yaitu Allah sendiri, yang membuat kita tidak percaya kepada-Nya.

Roh Kudus menerangkan kepada manusia tentang kebenaran, karena "Aku pergi kepada Bapa." Roh Kudus berkata, "Engkau tidak benar. Coba lihat, Yesus kembali kepada Bapa." Apa hubungannya antara Yesus kembali kepada Bapa dengan kebenaran? Dalam Injil Yohanes, "Aku kembali kepada Bapa" adalah suatu istilah yang khusus. Perhatikan perkataan Yesus dalam Yohanes 16:28, "I come from my Father to the world and I depart from the world and go back to my Father." Di sinilah letak perbedaan Injil dengan agama-agama lain. Agama-agama lain adalah one way traffic, dari manusia menuju kepada Allah yang tidak mereka kenal, sedangkan Injil adalah two way traffic, dari Bapa turun ke dunia dan dari dunia kembali kepada Bapa.

Pada waktu Yesus disalibkan manusia menganggap Yesus sudah berdosa, tetapi ternyata Yesus berkata, "Aku kembali kepada Bapa." Itu berarti Dia mutlak benar, karena kalau Yesus pernah berdosa tentu Dia tidak mungkin kembali kepada Bapa. Jadi sekarang manusialah yang harus ditegur karena mereka telah memakukan Dia yang benar di atas kayu salib.

Roh Kudus menerangkan kepada manusia tentang penghakiman, karena penguasa dunia ini sudah diadili. Artinya: yang tidak adil telah mengadili yang Adil secara tidak adil. Ini semua sudah terbalik.

Kalau saudara mempelajari teologi Injil Yohanes (teologi mempelajari Allah itu siapa; manusia itu siapa; lalu relasi-relasi antara Allah dan manusia; manusia dan Allah; Allah, manusia dan setan; Allah, manusia, setan dan malaikat; Allah, manusia, dan bumi; bumi, manusia, dan Allah), khususnya yang terdapat di dalam pasal 16, saudara akan menemukan pengoreksian relasi-relasi universal yang tidak dimengerti secara benar oleh manusia. Itulah pekerjaan Roh Kudus di dalam penginjilan.

Relasi pertama yang tidak dimengerti secara benar oleh manusia adalah relasi antara kita dengan Yesus Kristus. Manusia seharusnya taat kepada Yesus dan hanya ketaatan dalam Yesus kita diterima oleh Allah Bapa, tetapi manusia malah tidak percaya kepada-Nya. Manusia menghina Yesus, menjual Yesus, mengadili Yesus dan memakukan-Nya di atas kayu salib. Semua ini menyatakan bahwa kita telah salah bertindak, salah berelasi dengan Pribadi kedua dari Allah Tritunggal, yaitu Yesus Kristus.

Relasi kedua yang tidak dimengerti secara benar oleh manusia adalah relasi antara Pribadi kedua dengan Pribadi pertama. Pada waktu Yesus disalib, manusia berkata, "Jika Allah mengasihi Dia dan memperkenan Dia, biarlah Allah turun dan menyelamatkan Dia." Kalau Engkau betul-betul Anak Allah, turunlah dari salib." Yesus bisa turun dari surga, mengapa tidak bisa turun dari salib yang hanya tiga meter tingginya? Tetapi Dia tidak mau turun, Dia rela menjadi Juruselamat bagi manusia yang berdosa. Manusia tidak mengerti semua ini, mereka hanya melihat Allah membuang-Nya dan mengira bahwa Allah tidak berkenan kepada-Nya. Tetapi Roh Kudus mengoreksi: Tidak! Buktinya Dia kembali kepada Bapa.

Relasi ketiga yang tidak dimengerti secara benar oleh manusia adalah relasi antara Anak Allah dengan setan. Manusia selalu mengira bahwa Yesus diadili karena dosa, karena kalah dengan setan. Demikian juga orang Kristen yang hidup di dalam dunia yang penuh dengan kegelapan dosa telah melakukan penginjilan dengan segala jerih payah selama hampir 2000 tahun, tetapi mengapa masih begitu banyak orang belum menerima Yesus Kristus? Sampai-sampai teolog dari Jerman, Friedrich Gogarten, yang pernah menjadi lawan Karl Barth mengatakan, hari depan menunjukkan bahwa kuasa Allah semakin kecil dan kuasa setan semakin besar. Benarkah dunia ini milik setan? Benarkah setan sudah menang? Tidak! Dunia ini milik Tuhan. Kelihatannya seolah-olah setan menang, tetapi sebenarnya Kristuslah yang menang untuk selama-lamanya. Untuk sementara Tuhan memperbolehkan setan memiliki sebagian orang yang belum menerima Dia, tetapi melalui Injil, melalui iman yang sejati, semakin banyak orang akan kembali menjadi milik Yesus.

Roh Kudus memutarbalikkan pengenalan manusia yang salah tentang relasi-relasi universal. Sesudah itu barulah engkau bisa menangis, "Oh, Tuhan! Dulu saya anggap saya orang benar, tetapi sekarang saya tahu saya orang berdosa. Dulu saya anggap Kristus perlu disalibkan karena Dia orang berdosa, sekarang saya baru tahu Dia yang benar karena Dia kembali kepada Bapa. Dulu saya kira dunia milik setan, sekarang saya tahu dunia sudah dikalahkan oleh Kristus." Tanpa Roh Kudus tidak mungkin ada orang mengalami pembaharuan konsep dan perubahan persepsi semacam ini.

Roh Kudus melunakkan seseorang melalui tiga tahap:

Roh Kudus menerangi akalnya dengan kebenaran. Jangan memakai cara-cara lain untuk membawa orang kepada pertobatan, kecuali melalui Firman Tuhan, karena hanya kebenaran Firman Tuhan dapat menciptakan iman di dalam hati manusia. Celaka sekali gereja-gereja yang menyangkal bahwa Kitab Suci adalah Firman Tuhan. Celaka sekali orang-orang Kristen yang menganggap Kitab Suci hanya mengandung Firman Tuhan. Celaka sekali orang yang berusaha mengkristenkan orang lain hanya dengan kebudayaan Kristen.

Baca Juga: Kajian Dipenuhi Roh Kudus Dalam Kisah Para Rasul 2:4

Perhatikanlah perdebatan antara surga dan neraka tentang metode apa yang paling baik untuk penginjilan. Apakah hal ini ada tertulis dalam Alkitab? Ada! Yaitu dalam khotbah Yesus mengenai Lazarus dan orang kaya. Saya tidak katakan ini perumpamaan karena inilah satu-satunya tempat Alkitab tidak menuliskan bahwa Yesus memberikan perumpamaan. Yesus berkata bahwa dari neraka ada saran kepada orang-orang beriman tentang cara penginjilan yang baik, yaitu dengan menyuruh Lazarus bangkit dan berkhotbah, agar orang yang hidup mau langsung bertobat dan percaya kepada Yesus. Cara dari neraka ialah memakai mukjizat supaya orang bertobat. Tetapi apa jawaban dari surga? Tidak! Abraham menjawab: "Mereka memiliki Firman Allah. Jika mereka memiliki Firman Allah dan tidak mau bertobat, meskipun Lazarus bangkit mereka juga tidak akan bertobat." Cerita itu berhenti dan tidak disambung lagi.

Kita selalu berpikir, cara apa saja bisa dipakai asal orang mau bertobat dan menjadi Kristen secepat mungkin, sampai-sampai mengajar mereka berdoa minta kekayaan, supaya semakin cepat kaya semakin cepat menjadi Kristen. Belajarlah dengan baik! Yesus Kristus tidak pernah mengajarkan khotbah semacam itu. Yesus Kristus berkata: "Barangsiapa mau mengikut Aku harus meyangkal diri dan memikul ... salib!" Betapa jauh perbedaan ajaran kita dengan Yesus Kristus. Di sini kita mendapatkan suatu prinsip: "Pertobatan harus berdasarkan Firman Tuhan, penginjilan yang benar dan sehat juga harus berdasarkan Firman Tuhan. Roh Kudus memberikan Firman Tuhan untuk menerangi akal manusia."

Roh Kudus bekerja dalam emosi manusia untuk menggerakkan dia: Yesus Kristus sedemikian mengasihi engkau, mengapa engkau masih menolak Dia? Setiap orang yang menerima pekerjaan Roh Kudus tidak mungkin dapat menahan diri, mereka pasti tersentuh, tergerak dan mau mengaku dosa.

Roh Kudus bekerja menaklukkan kemauan mereka yang melawan Tuhan, dan membawa mereka kembali kepada-Nya. Hanya pertobatan yang berlangsung di bawah pimpinan Roh Kudus, dapat membuahkan orang Kristen yang sejati, yang sehat, yang tahan uji sepanjang hidup mereka. ROH KUDUS DAN PENGINJILAN (KISAH PARA RASUL 1:8)

Amin.

Next Post Previous Post