5 PELAJARAN PENGALAMAN HIDUP IMAN YUSUF

Thomy J. Matakupan.
Bacaan: Kejadian 37:4;8;11 40:15; 41:50-52; 45:8; 50:20.

Dari ayat-ayat diatas kita melihat bahwa Yusuf tidak pernah bermimpi akan mengalami keadaan seperti difitnah oleh istri Potifar, dimasukkan dalam penjara dan banyak hal lain yang tidak enak sepanjang hidupnya. 
5 PELAJARAN PENGALAMAN HIDUP IMAN YUSUF
gadget, bisnis, otomotif
Di awal dari hidup Yusuf kita melihat bahwa saudara-saudaranya merasa ia tidak tahu diri, sebab dari mimpi-mimpinya, mereka merasakan harus tunduk dan taat kepadanya. Selanjutnya, pengalaman seperti itu mulai menimbulkan rasa tidak suka dalam diri saudara Yusuf sehingga mereka mulai merencanakan menjual Yusuf. Di situlah awal dari dimulainya pengalaman hidup Yusuf bersama Tuhan di dalam iman yang tidak dapat dijelaskan secara logika.

Selanjutnya kita akan mencoba menelusuri lebih jauh kedalam pengalaman hidup iman Yusuf

1). Iman tidak mungkin dapat dimanipulasi. Mungkin ada seseorang yang seolah-olah telah menyerahkan hidupnya secara penuh pada Tuhan namun ternyata ia mempunyai cukup banyak rupiah sehingga sebenarnya hal itu tidak menjadi masalah. Ini merupakan satu contoh bagaimana iman coba untuk dimanipulasi. Padahal kalau kita mencoba memperlajari pengalaman tokoh-tokoh Alkitab, mereka tidak mengetahui masa depan mereka namun mereka mau taat melangkah. Kita perlu belajar jujur terhadap hal ini! Didalam seluruh prinsip Alkitab, kita melihat bahwa iman orang Kristen seharusnya menjadi satu iman yang terus-menerus mempunyai dinamika didalam usaha mengerti bagaimana rencana dan kehendak Tuhan digenapi didalam dirinya. 

Wapadalah jika kita merasa bahwa iman kita baik-baik saja karena mungkin sekali itu merupakan satu tanda bahwa hidup iman kita sedang berjalan sangat lambat. Karena sebenarnya ketika seseorang mulai percaya maka hidup imannya tidak mungkin berhenti sebab Tuhan sedang menggarap suatu pekerjaan dalam diri orang tersebut (manakah yang menjadi kehendakNya, dsb.), sehingga orang tersebut dapat memahami jalan Tuhan. Ketika percaya, kita tidak secara langsung dapat mengerti rencana dan pimpinan Tuhan tetapi secara bertahap Ia terus-menerus mengerjakannya didalam hidup kita. Tuhan selalu sibuk dengan orang-orang yang menjadi umat tebusanNya karena Ia mau pengenapan rencanaNya sehingga mereka dapat menjadi umat yang serupa dengan diriNya.

2). Iman yang sejati tidak dapat diukur dengan kelas-kelas tertentu. Yusuf tidak pernah berpikir bahwa hidup imannya akan menjadi catatan dalam Alkitab, tetapi satu hal yang ia lihat adalah bahwa Tuhan mengijinkan catatan itu ada supaya kita boleh belajar darinya. Bagaimana dengan hidup iman kita? Bagaimana halnya dengan seorang pendeta yang ketika mendoakan orang sakit selalu berhasil sembuh sedangkan ketika saya mencoba mendoakan maka justru orangnya meninggal? Iman bukan diukur dari hasil yang spektakuler yang terjadi tetapi dari seberapa berani orang melangkah, melihat bahwa janji Tuhan itu benar maka disanalah kita melihat pengalaman hidup iman itu menjadi suatu hal yang riil terjadi. Iman yang sejati adalah iman yang bergantung sepenuhnya pada janji Tuhan didalam firmanNya. 

Sebelum kisah ini dicatatat, sangat mungkin sekali Yusuf tidak pernah berpikir bahwa ia akan menjadi contoh iman yang sangat indah bagi kita. Dan mungkin ia mengalami pergumulan pengalaman iman yang sama dengan saudara, saya dan bahkan mungkin para murid Yesus. Satu kalimat yang membuat saya tertegun adalah ketika dikatakan, bahwa setelah peristiwa Yesus bangkit, maka Yesus menjumpai para murid kembali di danau Galilea. Mereka mengalami pengalaman iman yang sama seperti ketika pertama kali mereka dipanggil. 

Sepertinya Tuhan sedang menguji kembali bahwa mereka dipanggil dengan pengalaman yang sama dan melalui itu Ia ingin mengingatkan bahwa Ialah Yesus. Sehingga dikatakan bahwa sambil makan mereka tidak berani menanyakan siapakah Dia karena mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan. Dengan kata lain mereka mengalami pergumulan iman yang sama, dimana mereka bergumul untuk mengerti siapakah Tuhan Yesus itu dan bagaimana mengerti cara kerja Tuhan. Iman diukur dari seberapa berani dan percayanya kita bahwa Ia akan mengenapi janjinya.

3). Dinamika iman yang sejati adalah dinamika iman yang mengenapkan rencana Allah dalam hidup kita masing-masing. Dimulai dari seorang anak yang dijual menjadi budak dan selanjutnya diangkat menjadi tuan atas seluruh rumah Potifar. Selanjutnya, karena ia tetap memilih mempertahankan kekudusannya maka ia harus membayar mahal dengan masuk dalam penjara. Dan kemudian ia menjadi orang kepercayaan kepala penjara Hal demikian itu terus-menerus terjadi. 

Itu sebabnya saya berani mengatakan bahwa Yusuf mempunyai seribu satu alasan yang cukup untuk bertanya pada Tuhan. Tetapi disitu kita lihat bahwa Yusuf belajar mengerti semua yang ia alami sehingga akhirnya dinamika hidup iman dan pengerjaan pengenapan rencana Allah harus berkaitan dengan hal itu. Mungkin banyak dari kita yang merasa sulit menangkap apa yang menjadi rencana Allah dalam diri kita sehingga kita lebih cepat protes terhadap Tuhan, namun sebelum kita marah, sebaiknya kita diam dan bertanya dalam hati kita, apakah kita layak marah karena tidak mengerti janji Tuhan. 

Rencana Tuhan tidak selalu membawa kita pada suasana yang bersinar terang dan harum semerbak bak bunga dipadang. Tetapi rencana Tuhan terhadap Yusuf justru awan kelabu dan lembah bayang-bayang maut. Itulah sebabnya dalam 1 Petrus dikatakan bahwa apabila kita harus berdukacita oleh berbagai pencobaan, itu semua adalah untuk membuktikan kemurnian iman kita. Jikalau orang menolak hak menderita bagi Tuhan maka ia sedang menghina rencana Tuhan dalam hidupnya dan ia menggagalkan satu berkat besar yang mungkin terjadi dalam hidupnya, yaitu bagaimana melihat kekuatan Tuhan didalam hidup orang itu.

Jikalau ketika kita telah berani melangkah, percaya terhadap janji Tuhan namun seolah doa kita tidak dijawabNya (membawa kita kepada bayang-bayang kekelaman) sehingga kita merasa bahwa tangan Tuhan sepertinya tidak memimpin kita, janganlah lupa bahwa dalam saat seperti inipun Tuhan tetap memberi kekuatan kepada kita. Sama seperti ketika kita melihat pergumulan Kristus dalam taman Getsemani, maka disana kita melihat bagaimana pergumulan seorang anak manusia yang mau tunduk dalam rencana Bapa. Berkali-kali Ia berdoa supaya sekiranya mungkin cawan itu lalu daripadaNya, namun Alkitab mencatat bahwa Bapa menjawab doa tersebut dengan cara Ia harus tetap meminum cawan pahit tersebut. 

Sepertinya saat itu Bapa melepaskan Kristus begitu saja, tetapi justru di dalam kondisi semacam itulah Malaikat datang dan memberikan kekuatan kepadaNya. Ini merupakan hal yang tidak boleh kita abaikan! Seringkali ketika kondisi kita sedang berhasil maka kita begitu mengucap syukur dan merasa Tuhan memberkati kita sehingga kita dengan senangnya mau menjadi saksinya. Tetapi bagaimana jika kita berada dalam kondisi menderita? Jangan lupa bahwa dalam kondisi tersebut, didalam pengertian kita akan rencana Tuhan, kekuatan daripada Tuhan tetap akan menopang hidup kita. Allah yang membawa kita pada pengalaman dinamika iman adalah Allah yang mengenapkan rencana dalam hidup kita. Dia serius menata satu demi satu sehingga akhirnya menuju pada satu keindahan citra Kristus yang muncul didalam hidup kita masing-masing.

4). Iman yang sejati membawa kita pada pengetahuan yang riil bahwa Kristus sungguh hidup. Didalam pengalaman pelayanan yang ada, saya kerap kali melihat betapa banyak kesaksian yang disampaikan diatas mimbar, yang bercerita tentang bagaimana Tuhan langsung menjawab doa-doa mereka, namun disitu kita tidak dapat melihat proses bagaimana seseorang melewati satu kesulitan. Karena justru ketika kita dapat melihat proses bagaimana seorang anak Tuhan yang mungkin pernah mengalami suatu kegagalan atau kejatuhan, maka kita dapat melihat bahwa akhirnya mereka dapat berhasil menjadi seorang pemenang. 


Kesaksian semacam itu harus kita dengar dan perhatikan baik-baik bahwa Tuhan sedang mengerjakan sesuatu dalam diri orang tersebut. Itu sebab didalam catatan akhir daripada seluruh hidup Yusuf kita melihat suatu pengakuan iman yang sangat bersifat positif. “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” Iman yang dinamis adalah iman yang melewati pergumulan bersama Allah, sehingga orang itu mengerti dengan jelas bahwa Allah itu benar-benar hidup. 

Saya tidak tahu berapa banyak pengalaman hIdup iman kita masing-masing, namun satu hal, jikalau pengalaman hidup itu tidak menambah pengertian kita akan Allah yang hidup maka mungkin sekali itu bukan pengalaman iman yang sejati. Hidup iman yang sejati selalu membawa kita pada penambahan pengertian bahwa Ia sungguh hidup. Allah tidak pernah bekerja tanpa tujuan tertentu! Didalam koor lagu Kristus hidup (dalam bahasa Inggris) dikatakan dalam bait terakhirnya: “Kau tanya bukti Dia hidup, Dia hidup dalamku.” Jika kau menanyakan bukti Dia hidup maka kitalah sebagai saksi yang hidup, bahwa Ia sungguh hidup didalam hidup kita, sehingga hidupNya menghidupi hidup kita. Inilah pengakuan iman Kristen!


Mari kita kembali melihat, pengalaman hidup iman macam apakah yang kita lewati. Tuhan mau supaya kita mempunyai pengalaman hidup bersama dengan Dia, yaitu satu pengalaman hidup yang sejati, pengalaman hidup yang mempunyai kualitas dimana setiap kali melewati masa susah maupun senang tidak akan pernah tergeser. 

Sehingga kita boleh berkata bahwa Tuhan, sungguh Ia hidup dan sedang sibuk dengan kita saat ini. Supaya Tuhan menolong kita untuk tidak mudah mengeluarkan kalimat yang mengungkapkan kekecewaan dan menolong kita untuk memahami akan hal ini secara tuntas. Saya berdoa dan berharap, kiranya firman Tuhan hari ini boleh menolong kita memahami dinamika iman yang akan kita lewati tiap-tiap kali bersama dengan Tuhan secara pribadi, Ia tidak pernah salah dan Ia sedang sibuk dengan saudara. 5 PELAJARAN PENGALAMAN HIDUP IMAN YUSUF. Amin
Next Post Previous Post