1 SAMUEL 28:3,7 (PEMANGGIL ARWAH)
Pdt.Budi Asali, M.Div
1Samuel 28:3,7 - “(3) Adapun Samuel sudah mati. Seluruh orang Israel sudah meratapi dia dan mereka telah menguburkan dia di Rama, di kotanya. Dan Saul telah menyingkirkan dari dalam negeri para pemanggil arwah dan roh peramal. ... (7) Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya: ‘Carilah bagiku seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah; maka aku hendak pergi kepadanya dan meminta petunjuk kepadanya.’ Para pegawainya menjawab dia: ‘Di En-Dor ada seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah.’”.
Pendahuluan: banyak orang memanggil arwah dengan menggunakan jailangkung, cucing, Ouija Board, dan sebagainya. Apakah dalam hal seperti itu betul-betul arwah / roh orang mati yang datang?
I) Ayat-ayat Kitab Suci yang berhubungan dengan ‘pemanggil arwah’.
1 Samuel 28: 3b: “Dan Saul telah menyingkirkan dari dalam negeri para pemanggil arwah dan roh peramal”.
KJV: ‘those that had familiar spirits, and the wizards’ (= mereka yang mempunyai roh-roh yang akrab / dikenal, dan tukang-tukang sihir).
RSV: ‘the mediums and the wizards’ (= pengantara-pengantara dan tukang-tukang sihir).
Kata Ibrani yang diterjemahkan ‘pemanggil arwah’ adalah OB / OV, dan di sini digunakan bentuk jamaknya, yaitu OBOTH / OVOTH.
Catatan: Huruf kedua dalam abjad bahasa Ibrani, kalau diberi titik (yang disebut dengan ‘dagesh’) di tengah-tengahnya (B) maka dibaca BETH, sedangkan kalau tidak diberi titik di tengah-tengahnya (b) maka dibaca VETH. Jadi di sini seharusnya dibaca OV (bentuk tunggalnya) dan OVOTH (bentuk jamaknya). Tetapi dalam penulisan biasanya baik B maupun b tetap ditulis dengan B.
1 Samuel 28: 7a: “Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya: ‘Carilah bagiku seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah; maka aku hendak pergi kepadanya dan meminta petunjuk kepadanya.’”.
KJV: ‘a woman that hath a familiar spirit’ (= seorang perempuan yang mempunyai roh yang akrab / dikenal).
RSV: ‘a woman who is a medium’ [= seorang perempuan yang adalah seorang pengantara (dengan orang mati)].
Lit: ‘owner (BAALAT) of an OB’ (= pemilik dari suatu OB).
Ay 8: “Lalu menyamarlah Saul, ia mengenakan pakaian lain dan pergilah ia dengan dua orang. Ketika mereka pada waktu malam sampai kepada perempuan itu, berkatalah Saul: ‘Cobalah engkau menenung bagiku dengan perantaraan arwah, dan panggillah supaya muncul kepadaku orang yang akan kusebut kepadamu.’”.
KJV: ‘And Saul disguised himself, and put on other raiment, and he went, and two men with him, and they came to the woman by night: and he said, I pray thee, divine unto me by the familiar spirit, and bring me him up, whom I shall name unto thee’ (= Dan Saul menyamarkan dirinya sendiri, dan mengenakan pakaian lain, dan ia pergi, dan dua orang dengan dia, dan mereka sampai kepada perempuan itu pada malam hari: dan ia berkata: Aku minta kepadamu, tenungkan / ramalkan bagiku oleh roh yang akrab / dikenal, dan bawalah dia naik kepadaku, yang akan kusebutkan namanya kepadamu).
Imamat 20:27 - “Apabila seorang laki-laki atau perempuan dirasuk arwah atau roh peramal, pastilah mereka dihukum mati, yakni mereka harus dilontari dengan batu dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri”.
Perlu diperhatikan bahwa terjemahan Kitab Suci Indonesia salah. Entah dari mana munculnya kata ‘dirasuk’ itu. Terjemahan hurufiah dari Im 20:27a adalah: ‘Jika seorang laki-laki atau seorang perempuan di antara mereka adalah seorang OB, ....’. Bandingkan dengan terjemahan KJV di bawah ini.
KJV: ‘that hath a familiar spirit’ (= yang mempunyai roh yang akrab / dikenal).
RSV/NIV/NASB: ‘who is a medium’ (= yang adalah seorang pengantara).
Ul 18:9-14 - “(9) Apabila engkau sudah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka janganlah engkau belajar berlaku sesuai dengan kekejian yang dilakukan bangsa-bangsa itu. (10) Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, (11) seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. (12) Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu. (13) Haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan TUHAN, Allahmu. (14) Sebab bangsa-bangsa yang daerahnya akan kaududuki ini mendengarkan kepada peramal atau petenung, tetapi engkau ini tidak diizinkan TUHAN, Allahmu, melakukan yang demikian”.
Saya menyoroti bagian dari Ul 18:11 yang saya garis-bawahi, yang dijadikan dasar ajarannya oleh Andereas Samudera.
KJV: ‘a consulter with familiar spirits,... or a necromancer’ (= seorang yang berkonsultasi dengan / bertanya kepada roh-roh yang akrab / dikenal, ... atau seorang yang meramal dengan berkomunikasi dengan orang yang sudah mati).
RSV: ‘a medium, ... or a necromancer’ (= seorang pengantara, ... atau seorang yang meramal dengan berkomunikasi dengan orang yang sudah mati).
NIV: ‘who is a medium ... or who consults the dead’ (= yang adalah seorang pengantara ... atau yang bertanya kepada orang mati).
NASB: ‘a medium, ... or one who calls up the dead’ (= seorang pengantara, ... atau seseorang yang memanggil orang mati).
Catatan: kata ‘necro’ berasal dari kata Yunani NEKROS [= ‘a dead body’ (= mayat)].
Yes 8:19 - “Dan apabila orang berkata kepada kamu: ‘Mintalah petunjuk kepada arwah dan roh-roh peramal yang berbisik-bisik dan komat-kamit,’ maka jawablah: ‘Bukankah suatu bangsa patut meminta petunjuk kepada allahnya? Atau haruskah mereka meminta petunjuk kepada orang-orang mati bagi orang-orang hidup?’”.
Catatan: kata ‘allah’ di sini seharusnya dimulai dengan huruf besar, karena memang menunjuk kepada ‘Allah’.
Yes 19:3 - “semangat orang Mesir menjadi hilang, dan rancangannya akan Kukacaukan; maka mereka akan meminta petunjuk kepada berhala-berhala dan kepada tukang-tukang jampi, kepada arwah dan kepada roh-roh peramal”.
Yesaya 29:4 - “Maka engkau akan merendahkan diri dan engkau bersuara dari dalam tanah, perkataanmu kedengaran samar-samar dari dalam debu; suaramu akan berbunyi seperti suara arwah dari dalam tanah, dan perkataanmu akan kedengaran seperti bisikan dari dalam debu”.
KJV: ‘and thy voice shall be, as of one that hath a familiar spirit, out of the ground’ (= dan suaramu akan seperti suara seseorang yang mempunyai roh yang akrab / dikenal, dari tanah).
RSV: ‘your voice shall come from the ground like the voice of a ghost’ (= suaramu akan datang dari tanah seperti suara hantu / roh).
Terjemahan hurufiah: ‘kata-katamu akan keluar seperti OBOTH dari bumi / tanah’.
II) Ajaran Andereas Samudera dalam persoalan ini.
Andereas Samudera: “Imamat 20:27 - Apabila seorang laki-laki atau perempuan dirasuk arwah atau roh peramal, pastilah mereka dihukum mati, yakni mereka harus dilontari dengan batu dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri.
Ternyata di jaman Musa dahulu ada orang-orang yang dirasuk arwah, yaitu roh orang mati. Juga roh peramal. Yang kedua ini saya yakin pasti roh setan yang menyesatkan manusia dengan ramalan-ramalan nasib di masa akan datang. Tetapi arwah adalah roh orang mati. Dalam King James Bible kata arwah diterjemahkan sebagai ‘familiar spirit’ tetapi dalam Strong Concordance tidak ditemukan kata Ibrani untuk ‘familiar’. Saya berpendapat bahwa kata ‘familiar’ adalah tambahan saja oleh penterjemah King James untuk membedakannya dari jenis roh setan yang lain. Kata ‘spirit’ berasal dari kata Ibrani ‘obe’ yang dipakai juga pada Ulangan 18:11 dan banyak ayat lain dalam gabungannya dengan istilah ‘familiar spirit’. Kata ‘obe’ itu sendiri berarti sama dengan ‘awb’ yang berarti ‘bapa / ayah’” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 19-20.
Komentar saya:
1. Perhatikan bahwa Andereas Samudera menggunakan Imamat 20:27, yang terjemahannya salah, sebagai dasar ajarannya, bahwa roh orang mati bisa merasuk orang hidup. Di atas sudah saya katakan bahwa kata ‘dirasuk’ dalam Im 20:27 itu salah. Terjemahan hurufiah dari Im 20:27a adalah: ‘Jika seorang laki-laki atau seorang perempuan di antara mereka adalah seorang OB, ....’. Bandingkan dengan terjemahan KJV: ‘that hath a familiar spirit’ (= yang mempunyai roh yang akrab / dikenal).
2. Terlihat dengan jelas bahwa Andereas Samudera mengunakan bahasa Ibrani, tanpa sedikitpun mengerti bahasa itu, sehingga mengejanya / mentransliterasikannya saja sudah salah. Memang Strong Concordance menuliskan ‘obe’ dan ‘awb’, tetapi itu salah, karena seharusnya adalah OB / OV dan AB / AV.
3. Komentarnya tentang ‘familiar spirit’ (KJV) juga ngawur secara total. Sama sekali tidak benar bahwa kata OB diterjemahkan ‘spirit’ dan bahwa kata ‘familiar’ merupakan tambahan saja, untuk membedakannya dengan setan. Yang benar adalah bahwa kata OB itu diterjemahkan ‘familiar spirit’. Ingat bahwa kata ‘spirit’ dalam bahasa Ibrani adalah RUACH.
4. Juga tidak benar kalau dikatakan bahwa kata OB itu sama artinya dengan kata AB (= bapa). Lihat penjelasan saya di bawah pada point III, no 3.
Andereas Samudera langsung melanjutkan dengan berkata: “Dalam masa Perjanjian Lama tak ada pelayanan pelepasan. Bila seseorang kerasukan roh orang mati atau roh peramal, hanya satu saja yang akan mereka alami bila kedapatan, yaitu dirajam dengan batu sampai mati. Di dalam jaman Perjanjian Baru tak ada lagi praktek merajam orang yang kerasukan arwah dengan batu. Sekarang Tuhan memberikan kepada orang-orang Perjanjian Baru kuasa untuk mengusir setan-setan dan roh-roh najis dari tubuh seseorang dengan Nama Yesus. Orang-orang yang dirasuk arwah, bila tak dilepaskan, nasib hidupnya akan selalu seperti ditimpa oleh batu, banyak sengsara dan penderitaan, seperti yang dialami ibu yang saya doakan itu” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 20.
Komentar saya:
1. Perhatikan bahwa kata-kata Andereas Samudera ini terus ia dasarkan pada kata ‘kerasukan’ yang salah terjemahan dalam Im 20:27 tadi.
2. Dalam Perjanjian Lama bukannya tidak ada pelepasan!
Kis 19:13 - “Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: ‘Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus.’”.
Dalam tafsirannya tentang Kis 19:13 ini Pulpit Commentary berkata: “The words should be construed together, ‘strolling Jewish exorcists.’ That certain Jews in our Saviour’s time exorcised evil spirits appears from Matt. 12:27; Luke 9:49. We learn also from Josephus, ‘Ant. Jud.,’ viii. 2, 5, that forms of exorcism, said to have been invented by King Solomon, so efficacious that the devils cast out by them could never come back, were used with great effect in his days” (= Kata-kata itu seharusnya ditafsirkan bersama-sama, ‘pengusir setan Yahudi yang berjalan keliling’. Bahwa orang-orang Yahudi tertentu pada jaman Juruselamat kita mengusir roh-roh jahat terlihat dari Matius 12:27; Luke 9:49. Kita juga belajar / tahu dari Josephus, ‘Ant. Jud.,’ viii. 2, 5, bahwa bentuk-bentuk pengusiran setan dikatakan telah ditemukan oleh Raja Salomo, begitu mujarab / manjur sehingga setan-setan yang diusir oleh mereka tidak pernah bisa kembali, digunakan dengan hasil yang besar pada jamannya) - hal 116.
Bandingkan dengan Mat 12:27 - “Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa siapakah pengikut-pengikutmu mengusirnya?”.
Kontex dari ayat ini adalah bahwa pada waktu Yesus mengusir setan yang merasuk seseorang, Ia dituduh menggunakan kuasa Beelzebul. Yesus lalu menjawab dengan kata-kata dalam Mat 12:27 itu. Dari kata-kata itu terlihat dengan jelas bahwa dalam kalangan Yahudi memang ada pengusir-pengusir setan, dan ini diakui oleh orang-orang Farisi sebagai orang-orang yang menggunakan kuasa Tuhan.
Dalam tafsirannya tentang Mat 12:27 ini William Hendriksen berkata: “There were others besides Jesus and his disciples who claimed to possess the power to expel demons. That occasionally such successful conjuration of evil spirits by the ‘sons’ or disciples of the Pharisees may actually have occurred need not be disputed” (= Ada orang-orang lain selain Yesus dan murid-muridNya yang mengclaim bahwa mereka mempunyai kuasa untuk mengusir setan. Bahwa kadang-kadang pengusiran roh-roh jahat oleh ‘anak-anak’ atau murid-murid orang-orang Farisi betul-betul bisa terjadi tidak perlu diperdebatkan) - hal 525.
Dalam tafsirannya tentang Mat 12:27 ini Matthew Poole berkata: “Others think that they invocating the God of Abraham, Isaac, and Jacob, God might honour them so far, as upon that invocation to command the devil out of persons. Origen and Justin Martyr both tell us, that there were some that used that form with such success” (= Orang-orang lain berpendapat bahwa mereka menyebut / memanggil Allah Abraham, Ishak dan Yakub, dan Allah menghormati mereka sedemikian rupa, sehingga karena penyebutan nama itu memerintahkan setan keluar dari orang-orang. Origen dan Justin Martyr keduanya menceritakan kepada kita bahwa ada orang-orang yang menggunakan formula / cara itu dengan sukses) - hal 56.
Dalam tafsirannya tentang Mat 12:27 ini Calvin berkata: “By ‘your children’ ... I have no doubt that he means the ‘Exorcists,’ who were at that time generally employed among the Jews, as is evident from the Acts of the Apostles, (19:19.) ... There was indeed no statute of the Law for having Exorcists among the Jews; but we know that God, in order to maintain their fidelity to his covenant, and their purity of worship, often testified his presence among them by a variety of miracles. It is even possible that there were persons who cast out devils by calling on the name of the Lord” [= Dengan ‘anak-anakmu’ ... Saya tidak meragukan bahwa Ia memaksudkan ‘Pengusir-pengusir setan’, yang pada saat itu biasanya bekerja / melayani di antara orang-orang Yahudi, seperti nyata dari Kisah Para Rasul (19:19). ... Memang tidak ada undang-undang dalam hukum Taurat tentang adanya pengusir-pengusir setan di antara orang-orang Yahudi; tetapi kita tahu bahwa Allah, untuk menjaga kesetiaan mereka pada perjanjianNya, dan kemurnian ibadah / penyembahan mereka, sering memberi kesaksian tentang kehadiranNya di antara mereka dengan bermacam-macam mujijat. Bahkan merupakan sesuatu yang mungkin bahwa di sana orang-orang yang mengusir setan dengan memanggil / menyebut nama Tuhan] - hal 69.
Catatan: saya kira yang Calvin maksudkan bukanlah Kis 19:19 tetapi Kis 19:13, yang sudah saya bahas di atas.
3. Hukuman mati tidak pernah diberlakukan terhadap seseorang jika ia kerasukan setan secara tidak disengaja. Orang seperti ini harus dikasihani dan ditolong, bukan dihukum mati! Hukuman mati dijatuhkan terhadap seseorang jika ia mempraktekkan magic secara sengaja sehingga lalu kerasukan, atau secara sengaja meminta setan masuk ke dalam dirinya sehingga ia bisa mempraktekkan magic.
4. Bukan hanya hukuman mati terhadap orang yang kerasukan seperti itu saja yang dibatalkan dalam Perjanjian Baru, tetapi juga misalnya berzinah (bdk. Yoh 7:53-8:11). Jadi pembatalan tersebut bukan disebabkan karena dalam dalam Perjanjian Baru ada kuasa untuk mengusir setan. Ingat bahwa jaman Perjanjian Baru memang adalah jaman kasih karunia, dan disamping itu pada jaman Perjanjian Baru, Palestina ada dalam penjajahan Romawi, sehingga mereka tidak mempunyai hak untuk menjatuhkan hukuman mati (bdk. Yoh 18:31). Karena itu, pada waktu mereka mau membunuh Yesus mereka membawaNya kepada Pontius Pilatus dan mendesak dia untuk menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus. Pada waktu orang-orang Yahudi merajam Stefanus sampai mati, mereka melanggar larangan ini.
Andereas Samudera: “Adanya larangan untuk meminta petunjuk kepada arwah, menunjukkan bahwa praktek ini sebenarnya dapat dilakukan. Buat apa larangan dikeluarkan bila memang yang dilarang itu tak mungkin dilakukan? Misalnya seorang menaruh tulisan ‘Dilarang Masuk’ di pintu, itu berarti bila ada orang yang nekad melanggarnya, pintu itu tentu dapat dimasuki. Tetapi bila larangan itu ditempel di tembok yang rata dan padat, itu pasti hanya lelucon orang iseng saja, sebab tak mungkin orang dapat masuk tembus tembok. Jadi larangan mengundang arwah itu justru memberi tahu kepada kita bahwa mengundang arwah itu sebenarnya dapat dilakukan manusia. Jadi orang mati dapat diundang untuk memberi petunjuk. Tetapi Allah membenci dan melarang praktek seperti ini” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 21.
Komentar saya: ini penjelasan yang cerdik, tetapi nanti akan saya tunjukkan di bawah, bahwa ini salah.
Andereas Samudera: “Saya yakin bila orang mengundang arwah lewat seorang medium, jailangkung, ouija board atau cara-cara lain, yang datang sesungguhnya adalah orang mati itu. Saya tidak menyangkal adanya kemungkinan penipuan oleh setan-setan yang menyamar sebagai roh orang mati. Tapi pada umumnya bila yang diundang adalah arwah, yang datang juga arwah, karena saya percaya setiap perkataan itu memiliki kuasa dan tertib di alam roh. Jika seseorang panggil arwah, yang datang tentu arwah, jika seseorang panggil setan yang datang tentu setan. Jika seseorang mengundang Roh Kudus, tentu Roh Kudus yang hadir. Jika seseorang mengundang Tuhan Yesus, Ia juga yang akan hadir. Jika tidak memegang prinsip ini, bagaimana anda dapat meyakinkan seseorang yang mau mengundang Tuhan Yesus masuk ke dalam hatinya, bahwa Tuhan Yesuslah yang akan masuk dan bukan si Iblis! Atau mereka yang ingin dibaptis Roh Kudus, apakah Roh Kudus yang akan memenuhi mereka atau roh setan?” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 22.
Komentar saya:
1. Kata-kata yang saya garis bawahi itu menunjukkan ketidak-konsistenan dengan kata-katanya sendiri. Kalau ia memang yakin bahwa setiap perkataan mempunyai kuasa dan tertib di alam roh, mengapa kadang-kadang bisa ada penipuan dari setan. Dengan kata lain mengapa yang diundang adalah roh orang mati, tetapi yang datang adalah setan? Kalau hal ini memang mungkin, bukankah bisa saja setiap kali kita mengundang roh orang mati, setanlah yang datang?
2. Tidak selalu kalau seseorang mengundang Roh Kudus / Yesus, maka pasti Roh Kudus / Yesus yang datang. Mengapa? Karena ada syarat untuk kehadiran Roh Kudus / Yesus ataupun kepenuhan Roh Kudus. Misalnya harus ada iman, harus ada ketaatan, dan sebagainya. Kalau syarat ini tidak dipenuhi, dan orangnya tetap mengundang Roh Kudus / Yesus, maka Tuhan tetap tidak akan hadir / datang (bdk. Amsal 1:24-28 Yes 1:13-15 1Sam 28:6), dan bahkan jangan heran kalau yang datang adalah setan. Contoh: gereja-gereja yang mengadakan Toronto Blessing pasti mengundang Roh Kudus, tetapi apakah memang yang hadir adalah Roh Kudus? Dengan melihat pada kegilaan yang terjadi dalam kebaktian-kebaktian seperti itu, saya percaya yang datang adalah roh jahat! Karena itulah saya menganggap bahwa istilah Toronto Blessing seharusnya diubah menjadi Toronto Curse (= Kutuk Toronto)!
Andereas Samudera: “Arwah dan roh peramal adalah dua jenis roh yang berbeda. Arwah adalah roh orang mati sedangkan roh peramal adalah roh setan, tetapi pekerjaannya mirip satu dengan yang lain yaitu suka memberi petunjuk-petunjuk bagi orang hidup. Roh orang mati tidak tahu masa depan, sedang roh peramal menipu manusia dengan ramalan-ramalan tentang masa depan tetapi tidak benar” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 22.
Komentar saya:
1. Berdasarkan apa ia menganggap bahwa roh orang mati suka memberi petunjuk kepada orang hidup?
2. Ramalan yang diberikan oleh setan tidak selalu meleset. Bisa saja tepat, sekalipun kadang-kadang bisa meleset, karena setan memang tidak maha tahu.
Andereas Samudera: “Ul 18:10-14 - Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang ....... bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN ...........
Perhatikan bahwa yang dilarang oleh Tuhan adalah meminta petunjuk dan bertanya kepada arwah, jadi tidaklah menjadi masalah bila anda memberi petunjuk atau memerintah kepada arwah. Sama halnya dengan setan-setan, kita tidak diijinkan untuk meminta petunjuk atau bertanya / mendapat petunjuk dari setan, tetapi tak jadi masalah bila kita mengusir, memerintah setan keluar dari tubuh seseorang ataupun berbicara kepadanya, karena Tuhan Yesus sendiripun berbicara dengan setan-setan, sebelum mengusir mereka, waktu ia dicobai di padang gurun dan dalam kejadian di Gadara” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 34-35.
Komentar saya: ini menunjukkan kelicinan Andereas Samudera dalam mencari celah dari suatu ayat supaya ia bisa memaksakan ajaran / prakteknya (eisegesis). Tetapi dari cerita Lazarus dan orang kaya (Luk 16:19-31), terlihat dengan jelas bahwa orang mati langsung masuk ke surga atau neraka, dan hal itu tidak bisa berubah. Dan karena itu, seandainya kita bisa memerintah / memberi petunjuk kepada roh orang mati, itu tetap tidak akan ada gunanya bagi orang yang sudah mati tersebut.
III) Arti yang kabur dari ‘pemanggil arwah’.
Kata bahasa Ibrani OB, yang diterjemahkan ‘familiar spirit’ (= roh yang akrab / dikenal) oleh KJV, dan ‘pemanggil arwah’ oleh Kitab Suci Indonesia, merupakan suatu kata yang kabur / bermacam-macam artinya.
1) Ada yang mengartikan sebagai botol kulit / kirbat.
Keil & Delitzsch tentang Im 19:31: “The word is connected with OB, a skin” (= Kata itu berhubungan dengan OB, yang berarti ‘kulit’) - hal 425.
Pulpit Commentary: “‘Familiar spirits.’ Hebrew, OBOTH, the plural of OB, a leathern bottle. It is generally taken to refer to the distended belly of the conjurer, into which the summoned spirit of the dead was supposed to enter, and thence speak; for which reason the Septuagint render the word ‘ventriloquist,’ and is followed by most modern commentators” (= ‘Roh-roh yang akrab’. Ibrani: OBOTH, bentuk jamak dari OB, yang berarti suatu botol kulit / kirbat. Ini biasanya dianggap menunjuk pada perut yang menggelembung dari tukang sihir, ke dalam mana dianggap roh dari orang mati yang dipanggil masuk, dan kemudian berbicara; dan karena itu Septuaginta menterjemahkan kata itu dengan istilah ‘pembicara perut’, dan diikuti oleh banyak penafsir-penafsir modern) - hal 521.
Barnes’ Notes tentang Im 19:31: “‘familiar spirits.’ Literally, ‘bottles.’ This application of the word is supposed to have been suggested by the tricks of ventriloquists, within whose bodies (as vessels or bottles) it was fancied that spirits used to speak” [= ‘roh yang akrab / dikenal’. Secara hurufiah: ‘botol’. Penggunaan kata ini diduga ditimbulkan oleh trik / permainan / muslihat dari pembicara perut, di dalam tubuh siapa (seperti bejana atau botol) dikhayalkan bahwa roh-roh biasa berbicara] - hal 158.
Catatan: Bentuk jamak dari kata OB ini, yaitu OBOTH, muncul dalam Ayub 32:19, yang berbunyi sebagai berikut: “Sesungguhnya, batinku seperti anggur yang tidak mendapat jalan hawa, seperti kirbat baru yang akan meletup”.
2) Ada yang mengartikan sebagai ‘pemanggil arwah’ atau sebagai ‘roh orang mati’.
E. J. Young: “bvx - A necromancer who calls up the dead. The word may also refer to a ghost itself, as in Isa. 29:4” [= bvx (OB) - Seorang peramal yang memanggil orang mati. Kata itu juga bisa menunjuk kepada roh orang mati itu sendiri, seperti dalam Yes 29:4] - ‘The Book of Isaiah’, vol I, hal 318 (footnote).
Pulpit Commentary: “OBOTH = spirits of the departed, supposed to be called up from the unseen world to make disclosures concerning the future, and dwelling in them and speaking through them in a hollow tones of voice” (= OBOTH = roh-roh dari orang mati, yang menurut anggapan dipanggil dari dunia yang tidak terlihat untuk menyingkapkan / memperlihatkan masa yang akan datang, dan tinggal di dalam mereka dan berbicara melalui mereka dengan suara yang nadanya bergema) - hal 532-533.
3) Ada yang menghubungkan dengan kata ‘bapa’ dalam bahasa Ibrani.
G. J. Wenham (NICOT): “‘Spirits’ (’obot) has been taken to refer to the woman who summoned up the spirits of the dead, usually by digging a pit and placing various offerings in it to entice the spirit. The method used in Israel is described in 1Sam. 28:7ff. (cf. Isa. 29:4). More probably ’obot is a derogatory spelling of ’abot (‘fathers’) and means ‘spirits of ancestors’ who live on in the underworld” [= ‘Roh-roh’ (’OBOT) diartikan menunjuk kepada perempuan yang memanggil roh-roh orang mati, biasanya dengan menggali sebuah lubang dan memberikan bermacam-macam persembahan di dalamnya untuk memikat roh tersebut. Metode yang digunakan di Israel digambarkan dalam 1Sam 28:7dst. (bdk. Yes 29:4). Lebih mungkin ’OBOT adalah pengejaan yang bersifat menghina dari kata ’abot (bapa-bapa) dan berarti ‘roh-roh dari nenek moyang’ yang hidup / tinggal di dunia orang mati] - ‘The Book of Leviticus’, hal 273.
Catatan: Kata ‘bapa’ dalam bahasa Ibrani adalah bxA (AB / AV), dan bentuk jamaknya adalah tObxA (ABOT / AVOT).
1 Samuel 28: 3b: “Dan Saul telah menyingkirkan dari dalam negeri para pemanggil arwah dan roh peramal”.
KJV: ‘those that had familiar spirits, and the wizards’ (= mereka yang mempunyai roh-roh yang akrab / dikenal, dan tukang-tukang sihir).
RSV: ‘the mediums and the wizards’ (= pengantara-pengantara dan tukang-tukang sihir).
Kata Ibrani yang diterjemahkan ‘pemanggil arwah’ adalah OB / OV, dan di sini digunakan bentuk jamaknya, yaitu OBOTH / OVOTH.
Catatan: Huruf kedua dalam abjad bahasa Ibrani, kalau diberi titik (yang disebut dengan ‘dagesh’) di tengah-tengahnya (B) maka dibaca BETH, sedangkan kalau tidak diberi titik di tengah-tengahnya (b) maka dibaca VETH. Jadi di sini seharusnya dibaca OV (bentuk tunggalnya) dan OVOTH (bentuk jamaknya). Tetapi dalam penulisan biasanya baik B maupun b tetap ditulis dengan B.
1 Samuel 28: 7a: “Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya: ‘Carilah bagiku seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah; maka aku hendak pergi kepadanya dan meminta petunjuk kepadanya.’”.
KJV: ‘a woman that hath a familiar spirit’ (= seorang perempuan yang mempunyai roh yang akrab / dikenal).
RSV: ‘a woman who is a medium’ [= seorang perempuan yang adalah seorang pengantara (dengan orang mati)].
Lit: ‘owner (BAALAT) of an OB’ (= pemilik dari suatu OB).
Ay 8: “Lalu menyamarlah Saul, ia mengenakan pakaian lain dan pergilah ia dengan dua orang. Ketika mereka pada waktu malam sampai kepada perempuan itu, berkatalah Saul: ‘Cobalah engkau menenung bagiku dengan perantaraan arwah, dan panggillah supaya muncul kepadaku orang yang akan kusebut kepadamu.’”.
KJV: ‘And Saul disguised himself, and put on other raiment, and he went, and two men with him, and they came to the woman by night: and he said, I pray thee, divine unto me by the familiar spirit, and bring me him up, whom I shall name unto thee’ (= Dan Saul menyamarkan dirinya sendiri, dan mengenakan pakaian lain, dan ia pergi, dan dua orang dengan dia, dan mereka sampai kepada perempuan itu pada malam hari: dan ia berkata: Aku minta kepadamu, tenungkan / ramalkan bagiku oleh roh yang akrab / dikenal, dan bawalah dia naik kepadaku, yang akan kusebutkan namanya kepadamu).
Imamat 20:27 - “Apabila seorang laki-laki atau perempuan dirasuk arwah atau roh peramal, pastilah mereka dihukum mati, yakni mereka harus dilontari dengan batu dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri”.
Perlu diperhatikan bahwa terjemahan Kitab Suci Indonesia salah. Entah dari mana munculnya kata ‘dirasuk’ itu. Terjemahan hurufiah dari Im 20:27a adalah: ‘Jika seorang laki-laki atau seorang perempuan di antara mereka adalah seorang OB, ....’. Bandingkan dengan terjemahan KJV di bawah ini.
KJV: ‘that hath a familiar spirit’ (= yang mempunyai roh yang akrab / dikenal).
RSV/NIV/NASB: ‘who is a medium’ (= yang adalah seorang pengantara).
Ul 18:9-14 - “(9) Apabila engkau sudah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka janganlah engkau belajar berlaku sesuai dengan kekejian yang dilakukan bangsa-bangsa itu. (10) Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, (11) seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. (12) Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu. (13) Haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan TUHAN, Allahmu. (14) Sebab bangsa-bangsa yang daerahnya akan kaududuki ini mendengarkan kepada peramal atau petenung, tetapi engkau ini tidak diizinkan TUHAN, Allahmu, melakukan yang demikian”.
Saya menyoroti bagian dari Ul 18:11 yang saya garis-bawahi, yang dijadikan dasar ajarannya oleh Andereas Samudera.
KJV: ‘a consulter with familiar spirits,... or a necromancer’ (= seorang yang berkonsultasi dengan / bertanya kepada roh-roh yang akrab / dikenal, ... atau seorang yang meramal dengan berkomunikasi dengan orang yang sudah mati).
RSV: ‘a medium, ... or a necromancer’ (= seorang pengantara, ... atau seorang yang meramal dengan berkomunikasi dengan orang yang sudah mati).
NIV: ‘who is a medium ... or who consults the dead’ (= yang adalah seorang pengantara ... atau yang bertanya kepada orang mati).
NASB: ‘a medium, ... or one who calls up the dead’ (= seorang pengantara, ... atau seseorang yang memanggil orang mati).
Catatan: kata ‘necro’ berasal dari kata Yunani NEKROS [= ‘a dead body’ (= mayat)].
Yes 8:19 - “Dan apabila orang berkata kepada kamu: ‘Mintalah petunjuk kepada arwah dan roh-roh peramal yang berbisik-bisik dan komat-kamit,’ maka jawablah: ‘Bukankah suatu bangsa patut meminta petunjuk kepada allahnya? Atau haruskah mereka meminta petunjuk kepada orang-orang mati bagi orang-orang hidup?’”.
Catatan: kata ‘allah’ di sini seharusnya dimulai dengan huruf besar, karena memang menunjuk kepada ‘Allah’.
Yes 19:3 - “semangat orang Mesir menjadi hilang, dan rancangannya akan Kukacaukan; maka mereka akan meminta petunjuk kepada berhala-berhala dan kepada tukang-tukang jampi, kepada arwah dan kepada roh-roh peramal”.
Yesaya 29:4 - “Maka engkau akan merendahkan diri dan engkau bersuara dari dalam tanah, perkataanmu kedengaran samar-samar dari dalam debu; suaramu akan berbunyi seperti suara arwah dari dalam tanah, dan perkataanmu akan kedengaran seperti bisikan dari dalam debu”.
KJV: ‘and thy voice shall be, as of one that hath a familiar spirit, out of the ground’ (= dan suaramu akan seperti suara seseorang yang mempunyai roh yang akrab / dikenal, dari tanah).
RSV: ‘your voice shall come from the ground like the voice of a ghost’ (= suaramu akan datang dari tanah seperti suara hantu / roh).
Terjemahan hurufiah: ‘kata-katamu akan keluar seperti OBOTH dari bumi / tanah’.
II) Ajaran Andereas Samudera dalam persoalan ini.
Andereas Samudera: “Imamat 20:27 - Apabila seorang laki-laki atau perempuan dirasuk arwah atau roh peramal, pastilah mereka dihukum mati, yakni mereka harus dilontari dengan batu dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri.
Ternyata di jaman Musa dahulu ada orang-orang yang dirasuk arwah, yaitu roh orang mati. Juga roh peramal. Yang kedua ini saya yakin pasti roh setan yang menyesatkan manusia dengan ramalan-ramalan nasib di masa akan datang. Tetapi arwah adalah roh orang mati. Dalam King James Bible kata arwah diterjemahkan sebagai ‘familiar spirit’ tetapi dalam Strong Concordance tidak ditemukan kata Ibrani untuk ‘familiar’. Saya berpendapat bahwa kata ‘familiar’ adalah tambahan saja oleh penterjemah King James untuk membedakannya dari jenis roh setan yang lain. Kata ‘spirit’ berasal dari kata Ibrani ‘obe’ yang dipakai juga pada Ulangan 18:11 dan banyak ayat lain dalam gabungannya dengan istilah ‘familiar spirit’. Kata ‘obe’ itu sendiri berarti sama dengan ‘awb’ yang berarti ‘bapa / ayah’” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 19-20.
Komentar saya:
1. Perhatikan bahwa Andereas Samudera menggunakan Imamat 20:27, yang terjemahannya salah, sebagai dasar ajarannya, bahwa roh orang mati bisa merasuk orang hidup. Di atas sudah saya katakan bahwa kata ‘dirasuk’ dalam Im 20:27 itu salah. Terjemahan hurufiah dari Im 20:27a adalah: ‘Jika seorang laki-laki atau seorang perempuan di antara mereka adalah seorang OB, ....’. Bandingkan dengan terjemahan KJV: ‘that hath a familiar spirit’ (= yang mempunyai roh yang akrab / dikenal).
2. Terlihat dengan jelas bahwa Andereas Samudera mengunakan bahasa Ibrani, tanpa sedikitpun mengerti bahasa itu, sehingga mengejanya / mentransliterasikannya saja sudah salah. Memang Strong Concordance menuliskan ‘obe’ dan ‘awb’, tetapi itu salah, karena seharusnya adalah OB / OV dan AB / AV.
3. Komentarnya tentang ‘familiar spirit’ (KJV) juga ngawur secara total. Sama sekali tidak benar bahwa kata OB diterjemahkan ‘spirit’ dan bahwa kata ‘familiar’ merupakan tambahan saja, untuk membedakannya dengan setan. Yang benar adalah bahwa kata OB itu diterjemahkan ‘familiar spirit’. Ingat bahwa kata ‘spirit’ dalam bahasa Ibrani adalah RUACH.
4. Juga tidak benar kalau dikatakan bahwa kata OB itu sama artinya dengan kata AB (= bapa). Lihat penjelasan saya di bawah pada point III, no 3.
Andereas Samudera langsung melanjutkan dengan berkata: “Dalam masa Perjanjian Lama tak ada pelayanan pelepasan. Bila seseorang kerasukan roh orang mati atau roh peramal, hanya satu saja yang akan mereka alami bila kedapatan, yaitu dirajam dengan batu sampai mati. Di dalam jaman Perjanjian Baru tak ada lagi praktek merajam orang yang kerasukan arwah dengan batu. Sekarang Tuhan memberikan kepada orang-orang Perjanjian Baru kuasa untuk mengusir setan-setan dan roh-roh najis dari tubuh seseorang dengan Nama Yesus. Orang-orang yang dirasuk arwah, bila tak dilepaskan, nasib hidupnya akan selalu seperti ditimpa oleh batu, banyak sengsara dan penderitaan, seperti yang dialami ibu yang saya doakan itu” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 20.
Komentar saya:
1. Perhatikan bahwa kata-kata Andereas Samudera ini terus ia dasarkan pada kata ‘kerasukan’ yang salah terjemahan dalam Im 20:27 tadi.
2. Dalam Perjanjian Lama bukannya tidak ada pelepasan!
Kis 19:13 - “Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: ‘Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus.’”.
Dalam tafsirannya tentang Kis 19:13 ini Pulpit Commentary berkata: “The words should be construed together, ‘strolling Jewish exorcists.’ That certain Jews in our Saviour’s time exorcised evil spirits appears from Matt. 12:27; Luke 9:49. We learn also from Josephus, ‘Ant. Jud.,’ viii. 2, 5, that forms of exorcism, said to have been invented by King Solomon, so efficacious that the devils cast out by them could never come back, were used with great effect in his days” (= Kata-kata itu seharusnya ditafsirkan bersama-sama, ‘pengusir setan Yahudi yang berjalan keliling’. Bahwa orang-orang Yahudi tertentu pada jaman Juruselamat kita mengusir roh-roh jahat terlihat dari Matius 12:27; Luke 9:49. Kita juga belajar / tahu dari Josephus, ‘Ant. Jud.,’ viii. 2, 5, bahwa bentuk-bentuk pengusiran setan dikatakan telah ditemukan oleh Raja Salomo, begitu mujarab / manjur sehingga setan-setan yang diusir oleh mereka tidak pernah bisa kembali, digunakan dengan hasil yang besar pada jamannya) - hal 116.
Bandingkan dengan Mat 12:27 - “Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa siapakah pengikut-pengikutmu mengusirnya?”.
Kontex dari ayat ini adalah bahwa pada waktu Yesus mengusir setan yang merasuk seseorang, Ia dituduh menggunakan kuasa Beelzebul. Yesus lalu menjawab dengan kata-kata dalam Mat 12:27 itu. Dari kata-kata itu terlihat dengan jelas bahwa dalam kalangan Yahudi memang ada pengusir-pengusir setan, dan ini diakui oleh orang-orang Farisi sebagai orang-orang yang menggunakan kuasa Tuhan.
Dalam tafsirannya tentang Mat 12:27 ini William Hendriksen berkata: “There were others besides Jesus and his disciples who claimed to possess the power to expel demons. That occasionally such successful conjuration of evil spirits by the ‘sons’ or disciples of the Pharisees may actually have occurred need not be disputed” (= Ada orang-orang lain selain Yesus dan murid-muridNya yang mengclaim bahwa mereka mempunyai kuasa untuk mengusir setan. Bahwa kadang-kadang pengusiran roh-roh jahat oleh ‘anak-anak’ atau murid-murid orang-orang Farisi betul-betul bisa terjadi tidak perlu diperdebatkan) - hal 525.
Dalam tafsirannya tentang Mat 12:27 ini Matthew Poole berkata: “Others think that they invocating the God of Abraham, Isaac, and Jacob, God might honour them so far, as upon that invocation to command the devil out of persons. Origen and Justin Martyr both tell us, that there were some that used that form with such success” (= Orang-orang lain berpendapat bahwa mereka menyebut / memanggil Allah Abraham, Ishak dan Yakub, dan Allah menghormati mereka sedemikian rupa, sehingga karena penyebutan nama itu memerintahkan setan keluar dari orang-orang. Origen dan Justin Martyr keduanya menceritakan kepada kita bahwa ada orang-orang yang menggunakan formula / cara itu dengan sukses) - hal 56.
Dalam tafsirannya tentang Mat 12:27 ini Calvin berkata: “By ‘your children’ ... I have no doubt that he means the ‘Exorcists,’ who were at that time generally employed among the Jews, as is evident from the Acts of the Apostles, (19:19.) ... There was indeed no statute of the Law for having Exorcists among the Jews; but we know that God, in order to maintain their fidelity to his covenant, and their purity of worship, often testified his presence among them by a variety of miracles. It is even possible that there were persons who cast out devils by calling on the name of the Lord” [= Dengan ‘anak-anakmu’ ... Saya tidak meragukan bahwa Ia memaksudkan ‘Pengusir-pengusir setan’, yang pada saat itu biasanya bekerja / melayani di antara orang-orang Yahudi, seperti nyata dari Kisah Para Rasul (19:19). ... Memang tidak ada undang-undang dalam hukum Taurat tentang adanya pengusir-pengusir setan di antara orang-orang Yahudi; tetapi kita tahu bahwa Allah, untuk menjaga kesetiaan mereka pada perjanjianNya, dan kemurnian ibadah / penyembahan mereka, sering memberi kesaksian tentang kehadiranNya di antara mereka dengan bermacam-macam mujijat. Bahkan merupakan sesuatu yang mungkin bahwa di sana orang-orang yang mengusir setan dengan memanggil / menyebut nama Tuhan] - hal 69.
Catatan: saya kira yang Calvin maksudkan bukanlah Kis 19:19 tetapi Kis 19:13, yang sudah saya bahas di atas.
3. Hukuman mati tidak pernah diberlakukan terhadap seseorang jika ia kerasukan setan secara tidak disengaja. Orang seperti ini harus dikasihani dan ditolong, bukan dihukum mati! Hukuman mati dijatuhkan terhadap seseorang jika ia mempraktekkan magic secara sengaja sehingga lalu kerasukan, atau secara sengaja meminta setan masuk ke dalam dirinya sehingga ia bisa mempraktekkan magic.
4. Bukan hanya hukuman mati terhadap orang yang kerasukan seperti itu saja yang dibatalkan dalam Perjanjian Baru, tetapi juga misalnya berzinah (bdk. Yoh 7:53-8:11). Jadi pembatalan tersebut bukan disebabkan karena dalam dalam Perjanjian Baru ada kuasa untuk mengusir setan. Ingat bahwa jaman Perjanjian Baru memang adalah jaman kasih karunia, dan disamping itu pada jaman Perjanjian Baru, Palestina ada dalam penjajahan Romawi, sehingga mereka tidak mempunyai hak untuk menjatuhkan hukuman mati (bdk. Yoh 18:31). Karena itu, pada waktu mereka mau membunuh Yesus mereka membawaNya kepada Pontius Pilatus dan mendesak dia untuk menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus. Pada waktu orang-orang Yahudi merajam Stefanus sampai mati, mereka melanggar larangan ini.
Andereas Samudera: “Adanya larangan untuk meminta petunjuk kepada arwah, menunjukkan bahwa praktek ini sebenarnya dapat dilakukan. Buat apa larangan dikeluarkan bila memang yang dilarang itu tak mungkin dilakukan? Misalnya seorang menaruh tulisan ‘Dilarang Masuk’ di pintu, itu berarti bila ada orang yang nekad melanggarnya, pintu itu tentu dapat dimasuki. Tetapi bila larangan itu ditempel di tembok yang rata dan padat, itu pasti hanya lelucon orang iseng saja, sebab tak mungkin orang dapat masuk tembus tembok. Jadi larangan mengundang arwah itu justru memberi tahu kepada kita bahwa mengundang arwah itu sebenarnya dapat dilakukan manusia. Jadi orang mati dapat diundang untuk memberi petunjuk. Tetapi Allah membenci dan melarang praktek seperti ini” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 21.
Komentar saya: ini penjelasan yang cerdik, tetapi nanti akan saya tunjukkan di bawah, bahwa ini salah.
Andereas Samudera: “Saya yakin bila orang mengundang arwah lewat seorang medium, jailangkung, ouija board atau cara-cara lain, yang datang sesungguhnya adalah orang mati itu. Saya tidak menyangkal adanya kemungkinan penipuan oleh setan-setan yang menyamar sebagai roh orang mati. Tapi pada umumnya bila yang diundang adalah arwah, yang datang juga arwah, karena saya percaya setiap perkataan itu memiliki kuasa dan tertib di alam roh. Jika seseorang panggil arwah, yang datang tentu arwah, jika seseorang panggil setan yang datang tentu setan. Jika seseorang mengundang Roh Kudus, tentu Roh Kudus yang hadir. Jika seseorang mengundang Tuhan Yesus, Ia juga yang akan hadir. Jika tidak memegang prinsip ini, bagaimana anda dapat meyakinkan seseorang yang mau mengundang Tuhan Yesus masuk ke dalam hatinya, bahwa Tuhan Yesuslah yang akan masuk dan bukan si Iblis! Atau mereka yang ingin dibaptis Roh Kudus, apakah Roh Kudus yang akan memenuhi mereka atau roh setan?” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 22.
Komentar saya:
1. Kata-kata yang saya garis bawahi itu menunjukkan ketidak-konsistenan dengan kata-katanya sendiri. Kalau ia memang yakin bahwa setiap perkataan mempunyai kuasa dan tertib di alam roh, mengapa kadang-kadang bisa ada penipuan dari setan. Dengan kata lain mengapa yang diundang adalah roh orang mati, tetapi yang datang adalah setan? Kalau hal ini memang mungkin, bukankah bisa saja setiap kali kita mengundang roh orang mati, setanlah yang datang?
2. Tidak selalu kalau seseorang mengundang Roh Kudus / Yesus, maka pasti Roh Kudus / Yesus yang datang. Mengapa? Karena ada syarat untuk kehadiran Roh Kudus / Yesus ataupun kepenuhan Roh Kudus. Misalnya harus ada iman, harus ada ketaatan, dan sebagainya. Kalau syarat ini tidak dipenuhi, dan orangnya tetap mengundang Roh Kudus / Yesus, maka Tuhan tetap tidak akan hadir / datang (bdk. Amsal 1:24-28 Yes 1:13-15 1Sam 28:6), dan bahkan jangan heran kalau yang datang adalah setan. Contoh: gereja-gereja yang mengadakan Toronto Blessing pasti mengundang Roh Kudus, tetapi apakah memang yang hadir adalah Roh Kudus? Dengan melihat pada kegilaan yang terjadi dalam kebaktian-kebaktian seperti itu, saya percaya yang datang adalah roh jahat! Karena itulah saya menganggap bahwa istilah Toronto Blessing seharusnya diubah menjadi Toronto Curse (= Kutuk Toronto)!
Andereas Samudera: “Arwah dan roh peramal adalah dua jenis roh yang berbeda. Arwah adalah roh orang mati sedangkan roh peramal adalah roh setan, tetapi pekerjaannya mirip satu dengan yang lain yaitu suka memberi petunjuk-petunjuk bagi orang hidup. Roh orang mati tidak tahu masa depan, sedang roh peramal menipu manusia dengan ramalan-ramalan tentang masa depan tetapi tidak benar” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 22.
Komentar saya:
1. Berdasarkan apa ia menganggap bahwa roh orang mati suka memberi petunjuk kepada orang hidup?
2. Ramalan yang diberikan oleh setan tidak selalu meleset. Bisa saja tepat, sekalipun kadang-kadang bisa meleset, karena setan memang tidak maha tahu.
Andereas Samudera: “Ul 18:10-14 - Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang ....... bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN ...........
Perhatikan bahwa yang dilarang oleh Tuhan adalah meminta petunjuk dan bertanya kepada arwah, jadi tidaklah menjadi masalah bila anda memberi petunjuk atau memerintah kepada arwah. Sama halnya dengan setan-setan, kita tidak diijinkan untuk meminta petunjuk atau bertanya / mendapat petunjuk dari setan, tetapi tak jadi masalah bila kita mengusir, memerintah setan keluar dari tubuh seseorang ataupun berbicara kepadanya, karena Tuhan Yesus sendiripun berbicara dengan setan-setan, sebelum mengusir mereka, waktu ia dicobai di padang gurun dan dalam kejadian di Gadara” - ‘Dunia Orang Mati’, hal 34-35.
Komentar saya: ini menunjukkan kelicinan Andereas Samudera dalam mencari celah dari suatu ayat supaya ia bisa memaksakan ajaran / prakteknya (eisegesis). Tetapi dari cerita Lazarus dan orang kaya (Luk 16:19-31), terlihat dengan jelas bahwa orang mati langsung masuk ke surga atau neraka, dan hal itu tidak bisa berubah. Dan karena itu, seandainya kita bisa memerintah / memberi petunjuk kepada roh orang mati, itu tetap tidak akan ada gunanya bagi orang yang sudah mati tersebut.
III) Arti yang kabur dari ‘pemanggil arwah’.
Kata bahasa Ibrani OB, yang diterjemahkan ‘familiar spirit’ (= roh yang akrab / dikenal) oleh KJV, dan ‘pemanggil arwah’ oleh Kitab Suci Indonesia, merupakan suatu kata yang kabur / bermacam-macam artinya.
1) Ada yang mengartikan sebagai botol kulit / kirbat.
Keil & Delitzsch tentang Im 19:31: “The word is connected with OB, a skin” (= Kata itu berhubungan dengan OB, yang berarti ‘kulit’) - hal 425.
Pulpit Commentary: “‘Familiar spirits.’ Hebrew, OBOTH, the plural of OB, a leathern bottle. It is generally taken to refer to the distended belly of the conjurer, into which the summoned spirit of the dead was supposed to enter, and thence speak; for which reason the Septuagint render the word ‘ventriloquist,’ and is followed by most modern commentators” (= ‘Roh-roh yang akrab’. Ibrani: OBOTH, bentuk jamak dari OB, yang berarti suatu botol kulit / kirbat. Ini biasanya dianggap menunjuk pada perut yang menggelembung dari tukang sihir, ke dalam mana dianggap roh dari orang mati yang dipanggil masuk, dan kemudian berbicara; dan karena itu Septuaginta menterjemahkan kata itu dengan istilah ‘pembicara perut’, dan diikuti oleh banyak penafsir-penafsir modern) - hal 521.
Barnes’ Notes tentang Im 19:31: “‘familiar spirits.’ Literally, ‘bottles.’ This application of the word is supposed to have been suggested by the tricks of ventriloquists, within whose bodies (as vessels or bottles) it was fancied that spirits used to speak” [= ‘roh yang akrab / dikenal’. Secara hurufiah: ‘botol’. Penggunaan kata ini diduga ditimbulkan oleh trik / permainan / muslihat dari pembicara perut, di dalam tubuh siapa (seperti bejana atau botol) dikhayalkan bahwa roh-roh biasa berbicara] - hal 158.
Catatan: Bentuk jamak dari kata OB ini, yaitu OBOTH, muncul dalam Ayub 32:19, yang berbunyi sebagai berikut: “Sesungguhnya, batinku seperti anggur yang tidak mendapat jalan hawa, seperti kirbat baru yang akan meletup”.
2) Ada yang mengartikan sebagai ‘pemanggil arwah’ atau sebagai ‘roh orang mati’.
E. J. Young: “bvx - A necromancer who calls up the dead. The word may also refer to a ghost itself, as in Isa. 29:4” [= bvx (OB) - Seorang peramal yang memanggil orang mati. Kata itu juga bisa menunjuk kepada roh orang mati itu sendiri, seperti dalam Yes 29:4] - ‘The Book of Isaiah’, vol I, hal 318 (footnote).
Pulpit Commentary: “OBOTH = spirits of the departed, supposed to be called up from the unseen world to make disclosures concerning the future, and dwelling in them and speaking through them in a hollow tones of voice” (= OBOTH = roh-roh dari orang mati, yang menurut anggapan dipanggil dari dunia yang tidak terlihat untuk menyingkapkan / memperlihatkan masa yang akan datang, dan tinggal di dalam mereka dan berbicara melalui mereka dengan suara yang nadanya bergema) - hal 532-533.
3) Ada yang menghubungkan dengan kata ‘bapa’ dalam bahasa Ibrani.
G. J. Wenham (NICOT): “‘Spirits’ (’obot) has been taken to refer to the woman who summoned up the spirits of the dead, usually by digging a pit and placing various offerings in it to entice the spirit. The method used in Israel is described in 1Sam. 28:7ff. (cf. Isa. 29:4). More probably ’obot is a derogatory spelling of ’abot (‘fathers’) and means ‘spirits of ancestors’ who live on in the underworld” [= ‘Roh-roh’ (’OBOT) diartikan menunjuk kepada perempuan yang memanggil roh-roh orang mati, biasanya dengan menggali sebuah lubang dan memberikan bermacam-macam persembahan di dalamnya untuk memikat roh tersebut. Metode yang digunakan di Israel digambarkan dalam 1Sam 28:7dst. (bdk. Yes 29:4). Lebih mungkin ’OBOT adalah pengejaan yang bersifat menghina dari kata ’abot (bapa-bapa) dan berarti ‘roh-roh dari nenek moyang’ yang hidup / tinggal di dunia orang mati] - ‘The Book of Leviticus’, hal 273.
Catatan: Kata ‘bapa’ dalam bahasa Ibrani adalah bxA (AB / AV), dan bentuk jamaknya adalah tObxA (ABOT / AVOT).
IV) Bisakah seseorang memanggil arwah atau meminta petunjuk kepada arwah?
Apakah benar bahwa dari istilah ‘pemanggil arwah’ dalam Kitab Suci kita harus menyimpulkan bahwa seseorang memang bisa memanggil ‘roh orang mati’? Apakah benar bahwa dari adanya larangan untuk meminta petunjuk kepada arwah bisa disimpulkan bahwa seseorang memang bisa meminta petunjuk kepada orang mati?
Ajaran Andereas Samudera yang mengatakan bahwa adanya larangan meminta petunjuk kepada arwah menunjukkan bahwa hal itu bisa dilakukan, mirip dengan komentar Adam Clarke tentang Kel 22:18 - “Seorang ahli sihir perempuan janganlah engkau biarkan hidup”.
Adam Clarke tentang Keluaran 22:18: “If there had been no witches, such a law as this had never been made. The existence of the law, given under the direction of the Spirit of God, proves the existence of the thing” (= Seandainya tidak ada ahli sihir perempuan, maka hukum seperti ini tidak akan pernah dibuat. Adanya hukum ini, diberikan di bawah pimpinan Roh Allah, membuktikan keberadaan hal itu) - vol I, hal 415.
Saya sendiri yakin bahwa dari istilah ‘pemanggil arwah’ dalam Kitab Suci tidak dapat disimpulkan bahwa seseorang memang bisa memanggil roh orang mati. Juga saya yakin bahwa dari adanya larangan untuk meminta petunjuk kepada arwah tidak bisa disimpulkan bahwa seseorang memang bisa meminta petunjuk kepada roh orang mati dan mendapatkannya. Saya berpendapat bahwa Andereas Samudera meloncat terlalu cepat pada kesimpulan yang tidak dapat dipertanggung-jawabkan.
Alasannya:
1) Dalam Kitab Suci seseorang sering digambarkan bukan sebagaimana adanya tetapi menurut pengakuan orang tersebut! Misalnya seseorang disebut ‘murid’ / ‘orang percaya’, padahal sebetulnya ia tidak percaya. Misalnya: Yohanes 2:23-25 Yoh 6:66 Kis 8:13. Mengapa demikian? Karena orang-orang itu mengaku sebagai orang percaya.
Jadi kalau Kitab Suci menyebut orang-orang tertentu sebagai ‘pemanggil arwah’, itu tidak harus berarti bahwa orang-orang itu betul-betul bisa memanggil arwah. Saya berpendapat bahwa artinya hanyalah bahwa ‘orang-orang itu mengaku bisa memanggil arwah’, atau ‘orang-orang itu mengira bisa memanggil arwah’.
2) Larangan meminta petunjuk kepada roh orang mati memang menunjukkan bahwa orang bisa meminta petunjuk kepada roh orang mati, tetapi apakah ia betul-betul mendapatkan petunjuk dari roh orang mati, atau apakah roh orang mati itu betul-betul bisa memberi petunjuk kepada orang hidup, itu adalah persoalan yang lain. Ini sama dengan 2 contoh yang saya berikan di bawah ini.
a) Larangan meminta petunjuk kepada berhala.
Yesaya 19:3 - “semangat orang Mesir menjadi hilang, dan rancangannya akan Kukacaukan; maka mereka akan meminta petunjuk kepada berhala-berhala dan kepada tukang-tukang jampi, kepada arwah dan kepada roh-roh peramal”.
Yes 19:3 ini selain mengecam orang yang meminta petunjuk kepada arwah / roh orang mati, juga mengecam orang yang meminta petunjuk kepada berhala. Jadi orang dilarang minta petunjuk kepada berhala, dan yang melakukan dihukum mati (2Raja 1:3,6,16), tetapi ini tidak berarti bahwa orang betul-betul bisa mendapatkan petunjuk dari berhala, karena Tuhan sendiri berkata bahwa berhala / patung itu tidak dapat berbuat apa-apa, seperti pada ayat-ayat di bawah ini:
· Ulangan 4:28 - “Maka di sana kamu akan beribadah kepada allah, buatan tangan manusia, dari kayu dan batu, yang tidak dapat melihat, tidak dapat mendengar, tidak dapat makan dan tidak dapat mencium”.
· Mazmur 115:4-8 - “(4) Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia, (5) mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat, (6) mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium, (7) mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan, dan tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya. (8) Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya”.
· Yesaya 41:21-24 - “(21) Ajukanlah perkaramu, firman TUHAN, kemukakanlah alasan-alasanmu, firman Raja, Allah Yakub. (22) Biarlah mereka maju dan memberitahukan kepada kami apa yang akan terjadi! Nubuat yang dahulu, beritahukanlah apa artinya, supaya kami memperhatikannya, atau hal-hal yang akan datang, kabarkanlah kepada kami, supaya kami mengetahui kesudahannya! (23) Beritahukanlah hal-hal yang akan datang kemudian, supaya kami mengetahui, bahwa kamu ini sungguh allah; bertindak sajalah, biar secara baik ataupun secara buruk, supaya kami bersama-sama tercengang melihatnya! (24) Sesungguhnya, kamu ini adalah seperti tidak ada dan perbuatan-perbuatanmu adalah hampa; orang yang memilih kamu adalah kejijikan”.
· Yer 10:5 - “Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun, tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baikpun tidak dapat”.
b) Larangan mendapatkan ramalan berdasarkan posisi bintang (horoscope / Astrology).
Yesaya 47:13-14 - “(13) Engkau telah payah karena banyaknya nasihat! Biarlah tampil dan menyelamatkan engkau orang-orang yang meneliti segala penjuru langit, yang menilik bintang-bintang dan yang pada setiap bulan baru memberitahukan apa yang akan terjadi atasmu! (14) Sesungguhnya, mereka sebagai jerami yang dibakar api; mereka tidak dapat melepaskan nyawanya dari kuasa nyala api; api itu bukan bara api untuk memanaskan diri, bukan api untuk berdiang!”.
Kelihatannya ayat ini mengecam peramal yang menggunakan posisi bintang (horoscope / Astrology). Sebetulnya, apakah Astrology / horoscope itu?
Dr. Kurt Koch: “Astrology is the interpretation of human destiny, and a man’s future, by reference to the position of the stars at the moment of his birth” (= Astrology adalah penafsiran nasib manusia, dan masa depan manusia, berkenaan dengan posisi dari bintang-bintang pada saat kelahirannya) - ‘Occult ABC’, hal 18.
BACA JUGA: 1 SAMUEL 28:1-7 (PROBLEM DAUD DAN SAUL)
Sekarang pertanyaannya adalah: apakah adanya pengecaman atau larangan dalam Yes 47:13-14 ini menunjukkan bahwa seseorang memang bisa meramal / mendapat petunjuk dengan memperhatikan posisi bintang-bintang? Ini jelas omong kosong, karena kalau nasib seseorang memang ditentukan oleh posisi bintang-bintang pada waktu ia dilahirkan, maka orang yang lahir pada saat yang sama nasibnya juga akan sama, padahal fakta tentu tidaklah seperti itu. Jadi lagi-lagi terlihat bahwa di sini ada larangan, tetapi tidak menunjukkan bahwa yang dilarang itu bisa dilakukan.
Kesimpulan / penutup.
Kalau seseorang memanggil atau meminta petunjuk kepada arwah / roh orang mati, maka sebetulnya setanlah yang datang dan memberi petunjuk. Karena itulah Tuhan melarang hal ini, dan dalam jaman Perjanjian Lama mengancamnya dengan hukuman mati. Karena itu kalau mau minta petunjuk, jangan minta petunjuk kepada arwah / setan melalui jailangkung, permainan cucing, Ouija Board, dan sebagainya, tetapi mintalah petunjuk kepada Tuhan.
Yesaya 8:19 - “Dan apabila orang berkata kepada kamu: ‘Mintalah petunjuk kepada arwah dan roh-roh peramal yang berbisik-bisik dan komat-kamit,’ maka jawablah: ‘Bukankah suatu bangsa patut meminta petunjuk kepada allahnya? Atau haruskah mereka meminta petunjuk kepada orang-orang mati bagi orang-orang hidup?’”.
-AMIN-
Kesimpulan / penutup.
Kalau seseorang memanggil atau meminta petunjuk kepada arwah / roh orang mati, maka sebetulnya setanlah yang datang dan memberi petunjuk. Karena itulah Tuhan melarang hal ini, dan dalam jaman Perjanjian Lama mengancamnya dengan hukuman mati. Karena itu kalau mau minta petunjuk, jangan minta petunjuk kepada arwah / setan melalui jailangkung, permainan cucing, Ouija Board, dan sebagainya, tetapi mintalah petunjuk kepada Tuhan.
Yesaya 8:19 - “Dan apabila orang berkata kepada kamu: ‘Mintalah petunjuk kepada arwah dan roh-roh peramal yang berbisik-bisik dan komat-kamit,’ maka jawablah: ‘Bukankah suatu bangsa patut meminta petunjuk kepada allahnya? Atau haruskah mereka meminta petunjuk kepada orang-orang mati bagi orang-orang hidup?’”.
-AMIN-