EKSPOSISI INJIL MATIUS PASAL 21-24
Matius 21:1-11 -“(1) Ketika Yesus dan murid-muridNya telah dekat Yerusalem dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang muridNya (2) dengan pesan: ‘Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepadaKu. (3) Dan jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya.’ (4) Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: (5) ‘Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.’ (6) Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka. (7) Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesuspun naik ke atasnya. (8) Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan. (9) Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikutiNya dari belakang berseru, katanya: ‘Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!’ (10) Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: ‘Siapakah orang ini?’ (11) Dan orang banyak itu menyahut: ‘Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea.’”
1) Penjelasan tentang hal-hal yang kelihatannya bertentangan.
Dalam Matius 21: 2,7 diceritakan tentang: ‘keledai betina’ dan ‘anaknya’. Dalam bahasa Yunani disebuntukan ONON (= a donkey / keledai) dan POLON (= a colt / anak keledai).
Dalam Markus 11:2 digunakan kata-kata ‘keledai muda yang belum pernah ditunggangi’. Dalam bahasa Yunaninya disebutkan POLON (= a colt). Istilah Yunani yang sama terdapat lagi dalam Markus 11:4,7.
Dalam Lukas 19:30 juga digunakan kata-kata ‘keledai muda yang belum pernah ditunggangi’. Dalam bahasa Yunaninya juga digunakan istilah POLON (= a colt). Istilah Yunani yang sama terdapat dalam Luk 19:33
Dalam Yohanes 12:14 digunakan kata-kata ‘keledai muda’. Dalam bahasa Yunaninya disebutkan ONARION (= young donkey - NIV/NASB). Tetapi Yoh 12:14 itu menggenapi nubuat yang dikutip dalam Yoh 12:15, dan dalam Yoh 12:15 itu disebutkan ‘anak keledai’. Dalam bahasa Yunaninya digunakan istilah POLON ONOU (= a donkey’s colt - NIV/NASB).
a) Matius menceritakan tentang 2 binatang, yaitu keledai dan anaknya. Tetapi Markus, Lukas maupun Yohanes hanya menceritakan tentang 1 binatang, yaitu anak keledai.
Pengharmonisan: sebetulnya ada 2 binatang, tetapi Markus, Lukas dan Yohanes hanya menyoroti salah satu saja, yaitu anak keledainya, karena binatang itulah yang ditunggangi oleh Yesus.
b) Tetapi betulkah Yesus menunggangi anak keledainya, bukan induknya?
Kalau dilihat dari Markus, Lukas maupun Yohanes, maka jelas sekali Yesus naik anak keledai, karena memang mereka bertiga hanya menceritakan tentang anak keledainya saja!
Tetapi dalam Matius 21:7, Kitab Suci Indonesia menterjemahkan: “Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesuspun naik ke atasnya”. Tetapi terjemahan ini tidak tepat. Seharusnya adalah seperti terjemahan dari NIV yang berbunyi sebagai berikut: “they brought the donkey and the colt, placed their cloaks on them, and Jesus sat on them” (= mereka membawa keledai dan anaknya, meletakkan pakaian-pakaian mereka pada mereka, dan Yesus duduk pada mereka).
Dari ayat ini kelihatannya Matius menceritakan bahwa Yesus menaiki kedua binatang itu!
Pengharmonisan: Ada beberapa kemungkinan:
1. Calvin, dalam tafsirannya tentang Yoh 2:14 berkata: “When Matthew says that Christ sat upon a she-ass and her colt, we ought to view it as a synecdoche” (= Ketika Matius mengatakan bahwa Kristus duduk di atas keledai betina dan anaknya, kita harus memandangnya sebagai suatu synecdoche).
Catatan: synecdoche adalah gaya bahasa dimana yang sebagian mewakili seluruhnya, atau sebaliknya, seluruhnya mewakili sebagian.
2. Kata Yunani yang diterjemahkan ‘on them’ (= pada mereka) adalah EP AUTON (menggunakan huruf omega atau o panjang). Ada yang berkata bahwa seharusnya kata Yunaninya adalah EP AUTON (menggunakan huruf omikron atau o pendek) yang berarti ‘on it’ (= padanya).
3. Kata ‘them’ (= mereka) dalam Mat 21:7 itu bukan menunjuk kepada ‘keledai dan anaknya’, tetapi menunjuk kepada ‘pakaian-pakaian yang diletakkan pada anak keledai’.
Bandingkan dengan terjemahan NASB: “and brought the donkey and the colt and laid on them their garments, on which he sat” (= dan membawa keledai dan anaknya dan meletakkan pada mereka pakaian-pakaian, di atas mana Ia duduk).
Dengan demikian, maka Matius tidak memaksudkan bahwa Yesus menunggangi kedua binatang itu! Itu memang sesuatu yang mustahil! Yesus hanya naik pada anak keledainya.
c) Kalau Yesus memang naik anak keledainya saja, lalu bagaimana dengan Matius 21:5 yang mengatakan: “... mengendarai seekor keledai (= ONON), seekor keledai beban yang muda”?
NIV: “a colt (= POLON), the foal of a donkey” (= colt / POLON, anak dari keledai).
KJV: “and sitting upon an ass, and a colt the foal of an ass” (= dan duduk pada keledai, dan colt anak dari keledai).
Jadi, ay 5 ini lagi-lagi kelihatannya menunjukkan bahwa Yesus menunggangi kedua binatang itu!
Juga Zakh 9:9 (yang dikutip oleh Mat 21:5), secara hurufiah berbunyi sebagai berikut: “and riding on a donkey, and on a colt foal of a donkey” (= dan naik seekor keledai, dan pada colt anak dari keledai).
Penjelasan:
Kata VE dalam bahasa Ibrani, maupun kata KAI dalam bahasa Yunani, memang bisa diterjemahkan ‘and’ (= dan), tetapi juga bisa diterjemahkan ‘even / that is / namely’ (= yaitu).
Kalau dalam Mat 21:5 dan Zakh 9:9 kata-kata itu diterjemahkan ‘even / that is / namely’ (= yaitu), maka jelas ayat-ayat itu tak menunjukkan bahwa Yesus menunggangi kedua binatang itu!
Bandingkan dengan terjemahan Mat 21:5 versi NASB:
“... and mounted on a donkey, even on a colt, the foal of a beast of burden” (= ... dan naik keledai, yaitu pada colt, anak dari binatang beban).
2) Tentang keledai dan anaknya itu, Jerome menafsirkan bahwa:
a) Keledai adalah lambang bangsa Israel. Keledai itu terikat, menggambarkan Israel terikat oleh hukum Taurat.
b) Anak keledai menggambarkan bangsa-bangsa non Yahudi. Anak keledai itu tidak terikat, menggambarkan mereka tidak mempunyai hukum Taurat.
c) Yesus menyuruh rasul-rasul untuk mengambil keledai dan anaknya, lalu Yesus naik di atas mereka. Semua ini menggambarkan bahwa Yesus memanggil orang Yahudi maupun non Yahudi melalui rasul-rasul, dan orang-orang Yahudi maupun non Yahudi itu tunduk kepada Yesus.
Keberatan terhadap penafsiran ini:
1. Ini adalah bagian yang bersifat hurufiah, bukan allegory (lambang), sehingga tidak boleh diartikan secara lambang.
2. Kalau keledai itu adalah lambang dari bangsa Israel, maka pasti Markus, Lukas dan Yohanes juga menceritakan tentang keledai itu. Tetapi kenyataannya, mereka hanya menceritakan tentang anak keledainya saja!
3) Dalam ay 6 terlihat bahwa murid-murid taat pada perintah Yesus itu, padahal ada resiko mereka akan dituduh sebagai pencuri!
Penerapan: maukah saudara taat kepada Tuhan sekalipun ada resiko? Misalnya:
a) Kalau kejujuran bisa menyebabkan saudara rugi, maukah saudara tetap jujur?
b) Sekalipun ada resiko saudara bakal tidak punya uang cukup untuk kehidupan saudara, maukah saudara tetap memberikan persembahan perpuluhan?
c) Meskipun ada resiko kehujanan, maukah saudara tetap pergi ke Kebaktian / Pemahaman Alkitab?
d) Meskipun pekabaran Injil bisa menyebabkan saudara dibenci, dihina dan bahkan berurusan dengan polisi, maukah saudara tetap memberitakan Injil?
e) Kalau di dalam membela / menegakkan kebenaran, saudara bisa dipecat dari pekerjaan saudara, maukah saudara tetap melakukannya?
4) Apa yang dilakukan oleh orang-orang ini dalam ay 8, merupakan penghormatan bagi seorang raja. Bandingkan dengan apa yang dilakukan oleh banyak orang terhadap Yehu (2Raja 9:13).
Orang banyak ini menyambut / menghormati Yesus sebagai raja. Tetapi sebentar lagi mereka juga yang berteriak: “Salibkan Dia!” (Markus 15:13-14).
Dari sini kita seharusnya belajar untuk tidak terlalu cepat senang / percaya melihat adanya orang-orang yang ‘bertobat dan menjadi orang kristen’! Sikap terlalu cepat percaya pada kekristenan seseorang menyebabkan kita tidak lagi memberitakan Injil kepadanya, padahal mungkin ia sebetulnya masih membutuhkan Injil, karena ia belum sungguh-sungguh bertobat.
5) Dalam ay 9 ada kata ‘Hosanna’. Ini sebetulnya berasal dari kata Ibrani HOSIANA yang berarti ‘save now’ (= selamatkanlah sekarang).
Kata-kata dalam ay 9 itu diambil dari Maz 118:25-26. Maz 118:25 oleh NIV diterjemahkan sebagai berikut: “O LORD, save us” (= Ya TUHAN, selamatkanlah kami).
Secara hurufiah, terjemahannya seharusnya adalah: “O LORD save now” (= Ya TUHAN selamatkanlah sekarang).
Jadi dari artinya, terlihat bahwa kata ‘Hosanna’ ini sebetulnya merupakan suatu istilah dalam doa / permohonan. Tetapi akhirnya, kata ini menjadi suatu istilah yang menyatakan sukacita dan pujian kepada Tuhan, dan karena itulah maka pada saat itu lalu diucapkan kepada Yesus (Bandingkan dengan kata-kata: “God save the king / queen”).
6) Hal-hal yang penting dalam cerita ini:
a) Apa yang Yesus lakukan di sini merupakan proklamasi besar-besaran bahwa Ia adalah Mesias / Raja (ay 4-5 bdk. Zakh 9:9 yang merupakan nubuat tentang Mesias / Raja).
Yesus berulangkali melarang murid-muridNya memberitakan bahwa Ia adalah Mesias, karena saat itu belum waktunya. Tetapi sekarang, pada saat waktunya sudah tiba, Ia sendiri memberitakan hal itu secara besar-besaran. Dikatakan ‘secara besar-besaran’ karena Ia melakukan hal itu di Yerusalem, dan Ia melakukannya menjelang Paskah (Ini Paskah Perjanjian Lama, yaitu peringatan keluarnya Israel dari Mesir) dimana semua orang Yahudi pergi ke Yerusalem.
b) Tindakan Yesus ini menyebabkan rakyat menyambut dengan antusias. Ini menyebabkan tokoh-tokoh Yahudi makin marah dan membenci Yesus dan merencanakan untuk membunuh Yesus. Hal ini pasti disadari oleh Yesus, tetapi Ia melakukannya dengan sengaja, supaya Rencana Allah tentang kematianNya di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita bisa terlaksana. Jadi, sebetulnya bagian ini penting sekali, karena tanpa adanya hal ini, Rencana Allah tentang penebusan dosa manusia tidak akan terlaksana.
c) Tindakan Yesus ini juga dimaksudkan untuk menunjukkan kesalahan konsep Yahudi tentang Mesias (Orang Yahudi beranggapan bahwa Mesias adalah seorang raja duniawi). Karena itulah maka Yesus masuk ke Yerusalem menggunakan seekor keledai, bukan seekor kuda atau jerapah (bandingkan dengan ajaran Theologia Kemakmuran yang mengharuskan orang kristen menjadi kaya sehingga bisa naik Boxer!).
Apa artinya naik keledai?
1. William Barclay mengatakan bahwa keledai bukanlah binatang tunggangan yang hina. Keledai juga dipakai oleh raja / pemimpin, tetapi dipakai dalam keadaan damai (Hak 5:10 & 10:4). Sedangkan kuda dipakai dalam keadaan perang. Jadi, Yesus menyatakan diri sebagai Mesias / Raja dengan menunggang keledai, menunjukkan diriNya sebagai Raja / Pangeran damai (Prince of Peace). Bdk. Yes 9:5 (Kitab Suci Inggris: Isaiah 9:6).
2. Calvin: Yesus naik keledai, bukan kuda. Disamping itu, keledainya keledai pinjaman. Lagi pula keledainya tidak punya pelana sehingga harus dialasi dengan pakaian. Ini semua menunjukkan kemiskinan dan kerendahan hati.
Saya lebih menyetujui penafsiran ini, karena lebih cocok dengan kontex. Kata-kata ‘lemah lembut’ dalam ay 5, dalam bahasa Yunaninya adalah PRAUS. Ini adalah kata yang sukar sekali diterjemahkan (lihat pembahasan tentang kata itu dalam Mat 5:5 dalam Exposisi Matius Jilid II). Tetapi salah satu arti dari kata itu adalah ‘rendah hati’.
Dengan demikian, terlihat dengan jelas bahwa sekalipun Yesus di sini menyatakan diri sebagai Mesias / Raja, tetapi Ia sekaligus menunjukkan bahwa diriNya bukanlah raja duniawi, dan kerajaanNya bukanlah kerajaan duniawi! Kita semua mempunyai seorang Raja yang bukan raja duniawi. Jadi, patutkah kalau kita hidup untuk dunia? Dan patutkah orang kristen mengajarkan Theologia Kemakmuran?
MATIUS 21:12-17
Mat 21:12-17 - “(12) Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati (13) dan berkata kepada mereka: ‘Ada tertulis: RumahKu akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.’ (14) Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepadaNya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkanNya. (15) Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuatNya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: ‘Hosana bagi Anak Daud!’ hati mereka sangat jengkel, (16) lalu mereka berkata kepadaNya: ‘Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?’ Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?’ (17) Lalu Ia meninggalkan mereka dan pergi ke luar kota ke Betania dan bermalam di situ”.
1) Bagian-bagian yang betul-betul paralel, dan bagian-bagian yang hanya kelihatannya saja paralel:
a) Matius 21:12-17 paralel dengan Mark 11:15-19 dan Luk 19:45-48, tetapi tidak dengan Yoh 2:13-20.
Dasarnya:
1. Yoh 2:13-20 terjadi pada awal pelayanan Yesus, sedangkan Mat 21:12-17 terjadi pada akhir pelayanan Yesus.
2. Dalam cerita versi Yohanes, ada hal-hal yang tidak ada dalam Matius, Markus, maupun Lukas, seperti penggunaan cambuk (Yoh 2:15a), dan juga hal-hal yang diceritakan dalam Yoh 2:17-20.
b) Matius 21:14-16 tidak paralel dengan Lukas 19:37-40.
Dasarnya:
1. Matius 21:14-16 terjadi dalam Bait Allah (ay 14-15), sedangkan Luk 19:37-40 terjadi pada waktu Yesus mendekati Yerusalem (ay 37).
2. Dalam Mat 21:14-16, yang memuji Yesus adalah anak-anak, sedangkan dalam Luk 19:37-40, yang memuji Yesus adalah murid-murid. Tentang hal ini, ada orang yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ‘anak-anak’ adalah murid-murid Yesus, karena pada saat itu seorang guru Yahudi biasa memanggil muridnya dengan sebutan ‘anak’. Tetapi penafsiran ini tidak mungkin, karena dalam Mat 21:16b, Yesus mengutip dari Maz 8:3 yang justru berbicara tentang ‘bayi-bayi dan anak-anak’! Jadi jelas bahwa dalam cerita Matius itu, yang dimaksud dengan ‘anak’ memang betul-betul adalah ‘anak’!
2) Dalam ay 12 dan Luk 19:45, Yesus masuk ke Bait Allah dan langsung mengusir. Tetapi bandingkan dengan Mark 11:11,12,15 yang menunjukkan bahwa Yesus mengunjungi Bait Allah dua kali, dan baru pada kunjungan yang kedualah Yesus mengusir orang-orang yang berjualan itu.
Pengharmonisan:
a) Calvin menganggap bahwa kejadian dalam Mark 11:15 (pengusiran), sebetulnya ada di dalam Mark 11:11. Jadi, kejadiannya cuma satu, tetapi penceritaannya dilakukan dua kali (mula-mula hanya sekelebat saja, lalu diceritakan lagi secara lebih terperinci).
b) Kebanyakan penafsir beranggapan bahwa ada 2 kunjungan (sesuai dengan Markus), tetapi Matius maupun Lukas hanya menceritakan kunjungan yang ke 2 (dimana Yesus mengusir).
3) Matius 21: 12: “Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati”.
Kesalahan apa yang dilakukan oleh orang-orang itu sehingga membuat Yesus menjadi marah?
a) Mereka melakukan hal ini bukan dalam Ruang Suci maupun Ruang Maha Suci yang ada dalam Bait Allah! Mereka melakukan hal itu di halaman / pelataran Bait Allah. Dalam Kitab Suci Indonesia, secara jelas disebutkan ‘halaman Bait Allah’ (ay 12). Memang sebetulnya, kata ‘halaman’ itu tidak ada! Tetapi dari kata bahasa Yunani yang dipakai, kita bisa menyimpulkan bahwa hal itu dilakukan bukan di dalam sanctuary (Ruang Suci & Ruang Maha Suci), tetapi di halaman / pelataran Bait Allah.
Dalam bahasa Yunani ada 2 kata yang sama-sama diterjemahkan ‘Bait Allah’. Kata yang pertama ialah HIERON yang menunjuk pada seluruh komplex Bait Allah, termasuk halaman / pelataran. Kata yang kedua adalah NAOS (digunakan dalam 1Kor 3:16 dan 1Kor 6:19), yang menunjuk hanya pada ‘sanctuary’nya saja (Ruang Suci dan Ruang Maha Suci). Kalau orang-orang itu berjualan di dalam sanctuary, maka kata Yunani yang dipakai pastilah NAOS. Tetapi ternyata kata Yunani yang dipakai di sini adalah HIERON, dan itu menunjukkan bahwa mereka berjualan di halaman / pelataran Bait Allah.
Tetapi, juga harus kita sadari bahwa halaman / pelataran Bait Allah tidak bisa disamakan seperti halaman gereja jaman sekarang! Bagi mereka, halaman / pelataran adalah tempat berbakti, karena sanctuary hanya boleh dimasuki oleh imam / imam besar. Para penafsir berpendapat bahwa bagian pelataran yang dipakai berjualan adalah bagian untuk orang-orang non Yahudi (yang sudah memeluk agama Yahudi) dalam beribadah (the court of the gentiles). Karena itu, jelaslah bahwa tindakan mereka ini betul-betul keterlaluan, karena mereka menggunakan tempat ibadah untuk berjualan binatang!
b) Mereka berjualan binatang-binatang yang dipakai sebagai korban bagi Tuhan (jadi ini bukan pasar biasa yang berjualan segala macam binatang / daging).
Memang setiap orang boleh membawa sendiri binatang yang akan mereka persembahkan kepada Tuhan itu, tetapi:
1. Hal itu tentu merepotkan, apalagi bagi yang dari luar kota / tempat yang jauh.
2. Binatang yang dikorbankan untuk Tuhan, haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu seperti tidak bercacat, dsb. Sedangkan para imam (yang memang mempunyai tugas / kewajiban untuk memeriksa binatang-binatang tersebut), untuk bisa mendapatkan untung, memaksa orang-orang untuk membeli binatang di Bait Allah dengan mengafkir binatang-binatang yang tidak dibeli di Bait Allah. Tepatlah kalau Yesus menyebut mereka sebagai penyamun (ay 13)!
c) Ulah para imam tersebut menyebabkan tempat ibadah itu menjadi kotor, ribut dan bau. Perhatikan bahwa hal-hal ini membuat Yesus menjadi marah!
Penerapan: saudara mungkin tidak pernah membawa binatang ke gereja, tetapi:
1. Seringkah saudara mengotori gereja dengan membuang sampah / pembungkus permen dsb secara sembarangan?
2. Apakah saudara menjaga kebersihan kalau saudara menggunakan kamar kecil di gereja?
3. Seringkah saudara ribut dalam gereja, khususnya pada waktu Firman Tuhan diberitakan?
4. Seringkah saudara membiarkan anak saudara ribut dalam gereja (bahkan berjalan-jalan dalam gereja!), pada waktu kebaktian sedang berlangsung?
5. Seringkah saudara pergi ke gereja dalam keadaan belum mandi, atau dengan memakai pakaian yang sudah seminggu tidak dicuci sehingga baunya begitu ‘harum semerbak’ dan membuat ‘tetangga’ saudara menjadi pusing?
d) Keuntungan yang diambil dari penjualan binatang-binatang itu tidak tanggung-tanggung. Mereka menjual binatang-binatang itu dengan harga yang betul-betul mencekik leher, yaitu puluhan kali lipat dari harga normal! Mereka bukan melakukan hal ini hanya pada sapi dan domba yang merupakan persembahan dari orang yang kaya, tetapi bahkan juga pada penjualan burung merpati, yang merupakan persembahan dari orang miskin!
e) Mereka juga menyediakan tempat penukaran uang, karena dalam Bait Allah tersebut, uang asing dinyatakan tidak berlaku, sehingga harus ditukarkan dulu sebelum bisa dipakai sebagai alat pembayar. Dari penukaran uang ini, tentu saja mereka mengambil untung lagi!
Dari semua ini bisa disimpulkan bahwa mereka mengacaukan dan menyalah-gunakan tempat ibadah, dan bahkan mengadakan pemerasan di dalam tempat ibadah! Inilah yang membuat Yesus menjadi marah!
Ada banyak orang kristen, yang berdasarkan text Kitab Suci ini lalu menyalahkan:
1. Pengadaan bazaar dalam gereja.
2. Gereja yang mempunyai bank di dalam gereja.
Tetapi saya sendiri tidak terlalu yakin bahwa text hari ini bisa diterapkan demikian, karena saya berpendapat bahwa faktor pemerasan dan faktor pengacauan ibadah tidak terjadi, baik dalam pengadaan bazaar, maupun dalam pengadaan suatu bank dalam gereja, sepanjang semua itu diatur dengan baik.
4) Ay 12 menunjukkan bahwa Yesus yang penuh kasih dan kelemah-lembutan itu bersikap sangat keras. Tanpa menegur, Ia langsung menghajar, mungkin karena Ia tahu bahwa semua dosa ini dilakukan secara sengaja.
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari apa yang Yesus lakukan di sini:
a) Ini menggenapi nubuat tentang Mesias dalam Mal 3:1-3 - “(1) Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam. (2) Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatanganNya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. (3) Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN”.
b) Tindakan Yesus ini merupakan suatu claim bahwa Ia adalah Mesias, Raja, dan Tuhan atas Bait Allah (bdk. Mat 12:6,8) yang memberikanNya hak untuk melakukan semua itu.
Mat 12:6,8 - “(6) Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. ... (8) Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.’”.
c) Yesus saat itu masih muda (33 tahun), dan pasti ada di antara orang-orang yang berjualan / imam-imam yang jauh lebih tua dari Dia. Tetapi Ia toh melakukan tindakan yang begitu keras! Beranikah saudara berkata bahwa Yesus tidak sopan terhadari pada orang tua? Karena itu jangan berkata bahwa orang yang muda, di dalam segala keadaan, harus hormat pada orang yang lebih tua! Kita jelas tidak harus menghormati seorang nabi palsu, tidak peduli betapa tuanya dia! Bdk. Ul 13:3a - “maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu”. Juga bandingkan dengan Ul 18:22c - “janganlah gentar kepadanya”. Juga pikirkan hal ini: bagaimana kalau nanti Anti Kristus datang dalam bentuk orang tua? Akankah saudara menghormati dia?
d) Marah tidak selalu bisa disebut dosa (bdk. Ef 4:26).
Ef 4:26 - “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu”.
Bukan hanya di sini Yesus marah. Dalam Mark 3:5 Ia juga marah. Tetapi kemarahan Yesus jelas bukan dosa. Ini adalah kemarahan yang suci!
Gereja membutuhkan orang-orang kristen yang bisa marah dengan kemarahan seperti ini! Kalau semua orang kristen ‘sabar’ terus, bahkan juga terhadap dosa dan terhadap segala kesalahan dan kebrengsekan yang terjadi di dalam gereja, maka bisa dipastikan gereja akan makin lama makin brengsek! Dalam situasi dan kondisi tertentu justru adalah dosa kalau kita tidak marah! Bdk. Wah 2:2 dengan 2Kor 11:4!
e) Semua orang kristen harus mempunyai keinginan dan keberanian untuk menyucikan gereja! Tetapi apa yang harus dilakukan kalau gereja tidak bisa disucikan karena gereja dikuasai suatu ‘sindikat’ yang terdiri dari orang-orang brengsek? Tinggalkan gereja itu, dan cari gereja yang lain! Ingat bahwa saudara adalah pengikut Kristus dan bukan pengikut gereja!
5) Matius 21: 13: “dan berkata kepada mereka: ‘Ada tertulis: RumahKu akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.’”.
a) Ini adalah kutipan dari Yes 56:7 dan Yer 7:11.
b) Kata ‘doa’ di sini adalah suatu synecdoche (gaya bahasa dimana yang dibicarakan hanya sebagian tetapi yang dimaksudkan adalah seluruhnya), dan menunjuk pada seluruh ibadah. Tetapi mengapa doa yang ditekankan? Karena doa yang paling membutuhkan kesunyian (sedang binatang-binatang yang dijual itu membuat keributan).
Penerapan: karena doa membutuhkan kesunyian (bdk. Mark 1:35) maka semua hal-hal di bawah ini adalah salah dan harus dibuang:
1. Doa yang diiringi alat musik.
2. Chairman yang meminta sebagian jemaat berdoa dan sebagian yang lain menyanyi.
3. Orang yang bersenandung pada waktu doa bersama.
4. Berdoa dimana semua orang membuka suara untuk berdoa.
c) ‘sarang penyamun’.
1. Mereka disebut ‘penyamun’ karena mereka memeras / merampok masyarakat dengan harga-harga yang mencekik leher dan memaksa semua orang membeli binatang mereka.
2. ‘Sarang penyamun’ adalah pusat kejahatan dan tempat dimana para penyamun itu merasa aman dan tidak takut-takut di dalam merencanakan / melakukan kejahatannya.
d) Rumah doa dijadikan sarang penyamun.
Ini merupakan penyalahgunaan tempat ibadah. Tempat yang suci dipakai untuk melakukan kejahatan.
e) Matius tidak menuliskan reaksi mereka terhadap apa yang Yesus lakukan. Tetapi Mark 11:18 dan Luk 19:47-49 mengatakan bahwa mereka mau membunuh Yesus.
Penerapan: kalau saudara melakukan tindakan-tindakan untuk mereformasi gereja, saudara pasti akan dimusuhi / diserang oleh banyak orang, khususnya oleh ‘sindikat’ dalam gereja itu!
6) Matius 21: 14: “Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepadaNya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkanNya”.
a) Bahwa Yesus menyembuhkan banyak orang sakit menunjukkan bahwa Yesus bisa menguasai diri. Ia baru saja marah dalam ay 12-13, tahu-tahu menjadi penuh kasih dan belas kasihan dalam ay 14! Ia bisa membedakan antara orang yang salah, yang harus dimarahi, dan orang yang tidak bersalah, yang harus dikasihi / dikasihani.
Penerapan: kalau saudara sedang marah, apakah saudara sering melampiaskannya kepada orang-orang di dekat saudara (anak, pembantu, pegawai dsb), padahal orang itu tidak bersalah?
b) Kemarahan dan ketegasan Yesus dalam ay 12-13, dan juga kasih dan belas kasihan Yesus dalam ay 14, harus ada secara seimbang dalam diri orang kristen!
1. Ini harus ada di dalam gereja.
2. Ini harus ada dalam sekolah / keluarga. Guru / orang tua harus mengasihi murid / anak, tetapi juga harus bisa bersikap tegas terhadap murid / anak.
3. Ini juga harus ada dalam pekerjaan (terhadap pegawai).
7) Ay 15: “Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuatNya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: ‘Hosana bagi Anak Daud!’ hati mereka sangat jengkel”.
Mereka jengkel karena mereka iri hati dan mereka berpendapat bahwa hal itu adalah suatu penghujatan (karena mereka tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias).
8) Ay 16: “lalu mereka berkata kepadaNya: ‘Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?’ Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?’”.
Ini dikutip dari Maz 8:3, yang menunjukkan bahwa di dalam diri seorang bayipun bisa terlihat / terpancar kemuliaan Allah. Apalagi dari anak-anak yang lebih besar. Karena itu, bukan sesuatu yang aneh kalau anak-anak itu memuji Tuhan seperti yang mereka lakukan dalam ay 15b!
MATIUS 21:18-22
Mat 21:18-22 - “(18) Pada pagi-pagi hari dalam perjalananNya kembali ke kota, Yesus merasa lapar. (19) Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. KataNya kepada pohon itu: ‘Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!’ Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu. (20) Melihat kejadian itu tercenganglah murid-muridNya, lalu berkata: ‘Bagaimana mungkin pohon ara itu sekonyong-konyong menjadi kering?’ (21) Yesus menjawab mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi. (22) Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.’”.
Matius 21: 18: “Pada pagi-pagi hari dalam perjalananNya kembali ke kota, Yesus merasa lapar”.
Jangan heran kalau Yesus dikatakan ‘merasa lapar’. Sekalipun Ia adalah Allah, tetapi setelah inkanasi, Ia juga sungguh-sungguh adalah manusia, dan karena itu Ia bisa lapar.
Ay 19: “Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. KataNya kepada pohon itu: ‘Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!’ Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu”.
1) Dalam Injil Matius, seluruh peristiwa, yaitu Yesus lapar, Yesus mendekati pohon ara, Yesus tidak mendapat buah ara, Yesus mengutuk pohon ara, pohon ara menjadi kering, dan komentar / reaksi murid-murid, semuanya terjadi pada saat itu (dalam 1 hari).
Tetapi, dalam Injil Markus, peristiwa ini diceritakan dalam 2 tahap yang terjadi dalam 2 hari, dan ditengah-tengah kedua tahap itu diselipi peristiwa dimana Yesus menyucikan Bait Allah (Mark 11:12-14,15-19,20-21).
Sebetulnya peristiwa itu memang terjadi dalam 2 hari, seperti yang diceritakan oleh Markus. Matius meringkas cerita itu, dan mempersatukan 2 tahap itu menjadi satu.
Sekalipun dalam Mat 21:19c dikatakan bahwa pohon ara itu kering ‘seketika itu juga’, sedangkan dalam Markus keringnya pohon ara itu baru diketahui pada keesokan harinya (Mark 11:20), tetapi kedua bagian ini tetap tidak bisa dikatakan bertentangan, karena Markus mengatakan ‘sudah kering’, bukan ‘baru kering’.
2) Peristiwa ini mengandung beberapa keanehan, yaitu:
a) Bagaimana mungkin Yesus bisa tidak tahu bahwa pohon ara itu tidak ada buahnya? Sekalipun sebagai manusia Yesus tidak mahatahu (bdk. Mat 24:36), tetapi bagaimanapun tentang hal ini Ia seharusnya tahu, karena saat itu memang bukan musimnya buah ara (Mark 11:13b).
b) Yesus kelihatannya kecewa, lalu marah, sehingga lalu mengutuk pohon ara itu. Ini kelihatannya menunjukkan sikap kekanak-kanakan, padahal biasanya Ia adalah sesosok manusia yang begitu agung dan bijaksana.
c) Pohon itu tidak bersalah, karena:
1. Saat itu memang bukan musim buah ara (Mark 11:13b).
Bagaimana mungkin pohon itu disalahkan karena ia tidak berbuah pada saat memang bukan musimnya?
2. Pohon bukanlah makhluk bermoral.
Hanya ada 4 golongan makhluk bermoral, yaitu Allah, malaikat, setan dan manusia. Untuk makhluk bermoral, maka ada penilaian baik atau jahat, suci atau berdosa. Tetapi untuk binatang, yang bukan termasuk makhluk bermoral, tidak ada penilaian baik atau jahat, suci atau berdosa. Apalagi untuk pohon / tanaman! Tetapi, mengapa pohon itu lalu dihukum / dikutuk?
d) Ini adalah satu-satunya peristiwa dimana Yesus menggunakan kuasaNya untuk menghancurkan sesuatu. Biasanya Ia selalu menggunakannya untuk menyembuhkan, membangkitkan, menolong dsb. Dalam Mark 5:1-20, matinya 2000 ekor babi tidak bisa dikatakan sebagai suatu penghancuran yang dilakukan oleh Yesus, karena yang membunuh babi-babi itu adalah setan, sedang Yesus hanya mengijinkan setan untuk membunuh babi-babi itu.
3) Keanehan-keanehan tersebut di atas menimbulkan penafsiran-penafsiran yang salah, seperti:
a) Peristiwa yang diceritakan di sini sebetulnya sama dengan perumpamaan yang Yesus ceritakan dalam Luk 13:6-9. Jadi, sebetulnya itu hanya suatu perumpamaan, yang diceritakan oleh Yesus. Tetapi ketidak-mengertian, kesalah-pahaman, kebingungan membuat perumpamaan yang Yesus ceritakan itu berubah menjadi suatu kejadian yang Yesus lakukan.
Tanggapan saya: orang yang mempercayai penafsiran seperti ini adalah orang yang tidak menghargai Kitab Suci sebagai Firman Allah yang tidak bisa salah!
b) William Barclay: Kejadian ini tidak betul-betul terjadi. Mungkin Yesus sedang lewat suatu tempat dimana Ia melihat pohon ara yang sudah kering, lalu Yesus menggunakan pohon ara yang sudah kering itu untuk mengajar bahwa ketidakbergunaan mengundang bencana, atau bahwa pengakuan tanpa praktek akan dihukum oleh Allah.
Tanggapan saya: sama dengan no 1 di atas!
c) Yesus melakukan hal ini untuk menunjukkan kuasaNya atas alam, supaya nanti pada saat Ia mati di atas kayu salib, murid-muridNya tahu bahwa Ia bukan mati karena terpaksa, tetapi karena rela.
Tanggapan saya: tafsiran ini masih lebih mungkin dibandingkan dengan tafsiran-tafsiran di atas, tetapi saya tetap tidak setuju, karena penafsiran ini tidak bisa menyelesaikan keanehan-keanehan yang saya sebutkan di atas.
4) Penafsiran yang benar.
a) Semua ini adalah suatu kejadian yang sungguh-sungguh terjadi; dan Yesus melakukan semua itu dengan tujuan untuk menjadikan peristiwa itu sebagai suatu perumpamaan.
Biasanya Yesus memberikan perumpamaan dengan kata-kataNya (spoken parable / perumpamaan yang diucapkan), tetapi di sini Ia memberikan suatu perumpamaan yang diperankan / diperagakan (acted / enacted parable).
Dengan demikian, bagian ini jelas tidak sama dengan Luk 13:6-9 yang merupakan suatu spoken parable (= perumpamaan yang diucapkan), sekalipun penekanan / pengajarannya sama.
Dalam Perjanjian Lama, ada cukup banyak perumpamaan yang diperankan seperti ini! Misalnya:
1. Hos 1:2 1:4-9 3:1-3 - Hosea disuruh kawin dengan seorang sundal, pemberian nama bagi anak-anak Hosea, dan Hosea disuruh mengambil / membeli istrinya kembali, semuanya diperintahkan oleh Allah supaya melalui peristiwa itu terjadi suatu perumpamaan yang diperankan yang bisa mengajar bangsa Israel!
2. Yes 20:2-6.
3. Yer 13:1-11 19:1-13 27:1-22.
4. Yun 4:6-11 - Allah sendiri melaksanakan perumpamaan yang diperankan ini dengan tujuan mengajar Yunus.
b) Alasan / dasar yang menyebabkan bagian ini dianggap sebagai perumpamaan yang diperankan:
1. Adanya keanehan-keanehan dalam bagian ini yang sudah kita lihat di atas. Kalau kejadian ini dianggap sebagai kejadian biasa, dan bukan merupakan perumpamaan yang diperankan, maka semua keanehan-keanehan tersebut tidak akan bisa dijelaskan.
2. Mark 11:13 menyebutkan bahwa saat itu bukan musim ara!
Memang ada orang-orang yang menafsirkan bahwa sekalipun saat itu bukan musim ara, tetapi Yesus mencari buah ara yang masih belum matang yang keluar sebelum waktunya (F. F. Bruce, ‘The New Testament Documents: Are They Reliable?’, hal 73-74).
Tetapi William Barclay mengatakan bahwa buah yang seperti itu rasanya sangat tidak enak dan tidak pernah dimakan.
Karena itu saya lebih setuju dengan penafsiran yang mengatakan bahwa kalimat itu (bahwa saat itu bukan musim ara) sengaja ditulis oleh Markus untuk menunjukkan maksud Yesus yang sebetulnya pada waktu mendatangi pohon ara itu, yaitu menggunakan pohon ara itu sebagai perumpamaan yang diperankan!
Kalau dalam Mat 21:19 dan Mark 11:13 disebutkan bahwa Yesus mendatangi pohon ara itu dengan tujuan mencari buah ara, maka hal itu diceritakan dari sudut pandang murid-murid!
Tetapi ada penafsiran lain lagi, yang diberikan oleh Adam Clarke. Ia mengatakan bahwa kata-kata ‘memang bukan musim buah ara’ dalam Mark 11:13 harus diartikan sebagai ‘bukan musim mengumpulkan buah ara’. Dan ia memberikan Mark 12:2 Mat 21:34 Ayub 5:26 sebagai dasar penafsiran ini. Karena itu, adalah benar kalau Yesus mengharapkan adanya buah pada saat itu. Ia juga menambahkan bahwa dalam cuaca yang tepat pohon ara bisa terus menerus berbuah.
c) Arti dari perumpamaan yang diperankan ini.
1. Dalam Markus, cerita ini terbagi dalam 2 tahap dan ditengah-tengahnya diselipi dengan peristiwa penyucian Bait Allah. Jadi, mungkin sekali bahwa Bait Allahlah yang digambarkan oleh Yesus dengan pohon ara yang hanya berdaun lebat tetapi tidak berbuah ini! Bait Allah memang kelihatannya megah, banyak aktivitas dsb, tetapi penuh kebrengsekan!
Kalau ini penafsiran yang benar, maka pengutukan dan penghancuran atas pohon ara itu digenapi dengan dihancurkannya Bait Allah oleh orang-orang Romawi pada tahun 70 Masehi.
2. Sekalipun penafsiran di atas itu mungkin, tetapi saya tetap lebih condong untuk menganggap bahwa orang Yahudilah yang dianggap sebagai pohon ara yang berdaun lebat tetapi tidak berbuah itu! (dalam Perjanjian Lama ada ayat-ayat yang menggambarkan Israel sebagai pohon / buah ara, seperti Hos 9:10 Yer 8:13 Mikha 7:1).
Israel memang kelihatan hebat! Mereka adalah bangsa pilihan yang ditandai dengan sunat, mereka mempunyai hukum Taurat yang mereka pelajari mati-matian, mereka mempunyai Bait Allah yang megah, mereka mempunyai imam-imam dan tokoh-tokoh agama yang lain, mereka mempersembahkan korban-korban kepada Allah, dsb. Tetapi bagaimanapun juga, mereka tidak beriman kepada Yesus, dan karena itu mereka tidak punya kebenaran, dan juga tidak punya kasih yang sejati, baik kepada Allah maupun kepada manusia!
3. Bagian ini tidak hanya relevan untuk saat itu, tetapi juga untuk saat ini:
a. Ada gereja-gereja yang gedungnya megah, jemaatnya banyak, aktivitasnya banyak. Tetapi kalau dalam gereja-gereja itu tidak ada pemberitaan Injil / Firman Tuhan yang baik, sehingga mayoritas jemaatnya adalah orang kristen KTP yang tidak mengerti apa-apa tentang Kitab Suci dan mempunyai kehidupan yang brengsek, maka gereja-gereja itu sama seperti pohon ara yang berdaun lebat tetapi tidak berbuah!
b. Ada orang-orang kristen yang sudah dibaptis, rajin ke gereja, dan bahkan menduduki jabatan tertentu dalam gereja. Tetapi kalau mereka tidak sungguh-sungguh beriman kepada Kristus, dan mereka mempunyai kehidupan seperti orang kafir, maka mereka betul-betul seperti pohon ara yang hanya berdaun lebat tetapi tidak berbuah. Kalau saudara adalah orang kristen yang seperti ini, ingatlah bahwa:
Tuhan menuntut buah dalam kehidupan saudara! Ini terlihat dari banyak bagian Kitab Suci, baik dalam Matius 21:18-22 yang sedang kita pelajari ini, maupun dari bagian-bagian Kitab Suci yang lain seperti Mat 3:8,10 Luk 13:6-9 Yoh 15:2,4-6,8.
Sama seperti Yesus mengutuk dan menghancurkan pohon ara yang tidak berbuah itu, Tuhan akan menghancurkan saudara kalau saudara tidak berbuah! Jadi, kalau saudara tidak ingin dihancurkan oleh Tuhan, cepatlah bertobat, dan hasilkanlah buah sesuai dengan pertobatan saudara!
d) Keberatan dan jawabannya.
Ada orang-orang yang keberatan dengan penafsiran di atas, dengan alasan bahwa arah pembicaraan dalam ay 20-22 (tentang doa yang beriman), sama sekali tidak sesuai / tidak searah / tidak sejalan dengan penafsiran tersebut.
Jawaban saya: Murid-murid tidak mengerti arti dari apa yang Yesus lakukan (perumpamaan yang diperankan tersebut). Mereka tidak memperhatikan pesan rohani dalam tindakan Yesus itu, karena mereka hanya menyoroti mujijatnya saja. Karena itu yang mereka persoalkan dalam ay 20 adalah mujijat tersebut (pohon ara bisa kering dengan begitu cepat). Yesus membiarkan ketidak-mengertian mereka dan lalu menuruti arah pembicaraan mereka. Karena itulah maka arah pembicaraan dari ay 20-22 sama sekali tidak sesuai dengan arah dari perumpamaan yang diperankan tersebut! Tetapi, mengapa Yesus membiarkan mereka dalam ketidak-mengertian mereka? Karena belum saatnya bagi mereka untuk menerima fakta bahwa Allah menolak orang-orang Yahudi. Tetapi, kalau memang belum saatnya bagi mereka untuk menerima fakta itu, mengapa Yesus mengajar melalui perumpamaan yang diperankan itu? Yesus mengajar bukan untuk dimengerti pada saat itu, tetapi supaya dikemudian hari, dengan pertolongan Roh Kudus, murid-murid bisa mengerti hal itu (bdk. Yoh 14:26 Yoh 16:12-13). Bandingkan dengan Yoh 13:7 dimana Yesus melakukan sesuatu yang gunanya bukan untuk dimengerti saat itu, tetapi untuk dimengerti dikemudian hari!
Matius 21: 20-22: “(20) Melihat kejadian itu tercenganglah murid-muridNya, lalu berkata: ‘Bagaimana mungkin pohon ara itu sekonyong-konyong menjadi kering?’ (21) Yesus menjawab mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi. (22) Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.’”.
Yesus menanggapi keheranan murid-muridNya dengan mengajar tentang doa yang disertai iman. Perlu dicamkan bahwa di sini iman bukan berarti iman yang menyelamatkan (iman kepada Yesus sebagai Juruselamat), tetapi sekedar merupakan suatu kepercayaan bahwa Tuhan akan menjawab doa kita.
Ada beberapa hal yang akan saya bahas di sini:
1) Iman adalah sesuatu yang penting sekali dalam doa!
a) Adanya iman menyebabkan kita berdoa.
Sebaliknya, kalau kita tidak beriman bahwa Allah akan mendengar / mengabulkan doa kita, maka kita akan malas berdoa.
b) Doa yang disertai iman mempunyai kuasa yang lebih hebat.
Doa itu dikatakan bisa memindahkan gunung ke laut! Ini tentu tidak boleh diartikan secara hurufiah, karena dalam sepanjang sejarah, belum pernah ada orang yang bisa memindahkan gunung ke laut dengan menggunakan doa yang beriman. Jadi, artinya adalah: dengan doa yang disertai iman, kita bisa melakukan hal-hal yang kelihatannya mustahil!
c) Sekalipun iman itu sangat penting dalam doa, dan karena itu kita harus berusaha untuk bisa beriman pada waktu berdoa, tetapi itu tidak berarti bahwa kalau kita tidak beriman, maka sebaiknya kita tidak berdoa!
Pada waktu kita berdoa tidak dengan iman, setan sering memakai ayat ini supaya kita sama sekali tidak berdoa. Karena itu perhatikan bagian-bagian Kitab Suci seperti Mat 8:25 dan Mat 14:30-31 dimana murid-murid / Petrus berdoa tanpa iman, tetapi toh doanya dikabulkan! Jadi, kalau bisa berdoalah dengan iman, tetapi kalau tidak bisa berdoa dengan iman, tetaplah berdoa!
2) Iman bukanlah sekedar suatu keyakinan yang tidak berdasar!
Kepercayaan / keyakinan kita baru bisa disebut iman, kalau ada dasar Firman / janji Tuhan (bdk. Kej 15:6 Ro 10:17).
Misalnya:
a) Kita berdoa supaya Tuhan mencukupi kebutuhan hidup kita, dan kita beriman berdasarkan janji Tuhan dalam Mat 6:25-34.
b) Kita berdoa meminta hikmat untuk menghadapi kesukaran, dan kita beriman berdasarkan janji Tuhan dalam Yak 1:5-7.
c) Kita berdoa meminta ampun atas dosa-dosa kita, dan kita beriman berdasarkan janji Tuhan dalam 1Yoh 1:9.
d) Kita berdoa meminta pimpinan Tuhan dalam hidup kita, dan kita beriman berdasarkan janji Tuhan dalam Maz 23:1-4.
Memang kadang-kadang seseorang bisa beriman tanpa adanya janji / Firman Tuhan yang tertulis sebagai dasar kepercayaannya, karena Roh Kudus yang memberikan janji atau Roh Kudus memberikan keyakinan / iman itu.
Contoh: Mat 8:5-13 Mat 15:21-28.
Tetapi jaman sekarang banyak orang, sekalipun tanpa dasar apa-apa, tetap ‘beriman’ bahwa Tuhan akan melakukan mujijat, menyembuhkan penyakit, memberi dirinya bahasa roh, dsb. Ini bukan iman!
3) Kata-kata ‘apa saja’ dalam ay 22 karus ditafsirkan dengan memperhatikan bagian-bagian Kitab Suci yang lain, seperti:
a) Mat 7:11 yang mengatakan bahwa Tuhan hanya akan memberikan yang baik kepada kita. Dan yang dimaksud dengan ‘baik’ di sini , tentu adalah dari sudut pandang Allah, bukan dari sudut pandang kita! Bandingkan dengan doa Paulus yang tidak dikabulkan dalam 2Kor 12:7-10.
b) 1Yoh 5:14 yang mengatakan bahwa doa kita hanya dikabulkan kalau doa itu sesuai dengan kehendak / Rencana Allah. bdk. doa Tuhan Yesus dalam Mat 26:39.
Tetapi tentang hubungan antara doa dan kehendak Allah, perhatikan komentar Dr. Knox Chamblin ini: “Perhaps we in the Reformed tradition find it easier to pray ‘Thy will be done’, than to claim the promise of Mat 21:22. It is possible to resign oneself to the will of God without first wrestling and struggling with him in prayer” (= Bagi kita yang ada dalam lingkungan / tradisi Reformed, mungkin lebih mudah untuk berdoa ‘jadilah kehendakMu’, dari pada menuntut janji dalam Mat 21:22. Adalah mungkin bagi seseorang untuk menyerah pada kehendak Allah tanpa lebih dulu bergulat / bergumul dengan Dia di dalam doa).
4) Di dalam Injil Markus, maka bagian ini disusul dengan Mark 11:25 yang menekankan pentingnya pengampunan terhadap orang lain.
Mark 11:25 - “Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.’”.
Bagian ini ditambahkan untuk menunjukkan bahwa dosa menghalangi doa! (bdk. Yes 1:10-20 59:1-2 Amsal 28:9).
Bagaimanapun berimannya saudara dalam doa, kalau saudara menyimpan dosa tertentu, doa saudara tidak akan didengar oleh Allah!
MATIUS 21:23-32
Matius 21:23-27 - “(23) Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepadaNya, dan bertanya: ‘Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepadaMu?’ (24) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepadaKu, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. (25) Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?’ Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: ‘Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? (26) Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi.’ (27) Lalu mereka menjawab Yesus: ‘Kami tidak tahu.’ Dan Yesuspun berkata kepada mereka: ‘Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.’”.
Matius 21: 23: “Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepadaNya, dan bertanya: ‘Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepadaMu?’”.
1) Dalam ay 23 ini dikatakan bahwa para imam dan tua-tua Yahudi mendatangi Yesus ‘ketika Ia mengajar’.
Ini sama dengan Luk 20:1, tetapi kelihatannya bertentangan dengan Mark 11:27 yang mengatakan ‘ketika Yesus berjalan di halaman Bait Allah’.
Pengharmonisan:
a) Mungkin Yesus mengajar sambil berjalan.
b) Mungkin hal itu terjadi ketika Yesus baru berhenti berjalan, dan baru mau mengajar.
2) Para tokoh Yahudi itu mempertanyakan dengan kuasa mana Yesus melakukan ‘hal-hal itu’.
Yang dimaksud dengan ‘hal-hal itu’ mencakup beberapa hal:
a) Masuknya Yesus ke Yerusalem dengan naik keledai (21:1-11).
b) Ia menerima puji-pujian (21:9-10,15-16).
c) Ia menyembuhkan orang sakit (21:14).
d) Ia ‘membersihkan’ Bait Allah (21:12-13).
e) Ia mengajar Firman Tuhan (21:23).
3) Mereka tidak mempedulikan apakah ajaran Yesus itu baik / benar / sesuai Kitab Suci atau tidak. Yang mereka persoalkan adalah: atas otoritas siapa Yesus bertindak / mengajar (karena secara resmi Yesus bukan imam / ahli Taurat). Jadi, dengan kata lain, mereka mau menjalankan organisasi yang strict / ketat tanpa mempedulikan apakah hal itu menghambat kebenaran atau tidak.
Penerapan:
a) Banyak gereja menggunakan sistim organisasi yang terlalu ketat, dan dengan itu mereka bertindak seperti para imam dan tua-tua Yahudi itu, misalnya:
1. Dengan melarang orang awam berkhotbah, padahal orang itu mempunyai karunia berkhotbah dan mempunyai pengajaran yang baik.
2. Dengan menentukan bahwa pendeta harus punya gelar S. Th. padahal ada orang yang hanya mempunyai gelar B. Th. / Sm. Th. tetapi mempunyai karunia dan ajaran yang baik.
b) Kalau ada orang menegur saudara, yang seharusnya saudara persoalkan, bukanlah apakah orang itu punya hak menegur saudara atau tidak, tetapi apakah tegurannya benar atau tidak!
4) Pertanyaan para imam dan tua-tua ini merupakan pertanyaan tolol. Orang yang hanya berusaha untuk mencari-cari kesalahan orang lain, memang sering bertindak tolol!
Mujijat-mujijat yang Yesus lakukan (ay 14) sebetulnya jelas membuktikan keilahian Yesus, dan itulah otoritasNya!
5) Pertanyaan yang mereka ajukan itu sebetulnya merupakan pertanyaan yang penting, asal diajukan dengan motivasi yang baik! Pertanyaan itu perlu ditanyakan kepada:
a) Pendeta / penginjil yang tidak mau sekolah theologia.
b) Pengkhotbah / guru sekolah minggu yang tidak punya karunia untuk berkhotbah / mengajar, atau yang ajarannya brengsek.
c) Pengkhotbah / majelis yang hidup brengsek.
d) Pendeta / penginjil / Majelis yang bersikap sebagai diktator.
Ay 24-25a: “(24) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepadaKu, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. (25) Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?’”.
1) Yesus tidak menjawab pertanyaan mereka secara langsung, tetapi Ia menjawab mereka dengan balas memberikan pertanyaan.
2) Yesus bertanya tentang Yohanes Pembaptis karena Yohanes Pembaptis mengakui Yesus sebagai Anak Allah (Yoh 1:32-34). Jadi, kalau mereka mengakui bahwa Yohanes Pembaptis dari Allah, maka mereka harus mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah, sehingga tentu mempunyai otoritas untuk melakukan apa yang Ia lakukan.
3) Kata-kata ‘baptisan Yohanes’ dalam ay 25 adalah suatu synecdoche (= suatu gaya bahasa dimana yang sebagian mewakili seluruhnya). Jadi, yang dimaksudkan adalah seluruh pelayanan Yohanes Pembaptis. Dengan kata lain, Yesus menanyakan apakah Yohanes Pembaptis adalah seorang nabi / pelayan Tuhan atau bukan.
Ay 25b-27: “(25b) Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: ‘Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? (26) Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi.’ (27) Lalu mereka menjawab Yesus: ‘Kami tidak tahu.’ Dan Yesuspun berkata kepada mereka: ‘Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.’”.
1) Kesalahan mereka:
a) Ini jelas adalah pragmatism, yaitu suatu ajaran yang hanya mementingkan hasil akhir, tanpa mempedulikan benar tidaknya jalan yang ditempuh untuk mencapai hasil akhir tersebut.
Banyak orang mempraktekkan Pragmatism. Contoh:
1. Pelajar / mahasiswa yang ngerpek / nyontek, menyuap guru, membeli soal ujian, asal bisa lulus.
2. Orang yang bekerja / berdagang dengan menghalalkan segala cara, asal mendapat untung.
Tetapi orang kristen jelas tidak dibenarkan menganut paham seperti ini!
b) Minat mereka bukan mengucapkan apa yang benar, tetapi apa yang menguntungkan mereka. Tetapi, apakah saudara tidak pernah berbuat seperti ini? Dalam bekerja, dagang dsb?
Bdk. Amsal 20:14 - “‘Tidak baik! Tidak baik!’, kata si pembeli, tetapi begitu ia pergi, ia memuji dirinya”.
c) Mereka adalah orang yang menekankan taktik / politik / kebijaksanaan duniawi sehingga tidak mempedulikan kebenaran.
William Barclay: “If a man consults expediency rather than principle, his question will be, not, ‘what is the truth?’, but, ‘what is it safe to say?’. .... If a man knows the truth, he is under obligation to tell it, though the heavens should fall” (= kalau seseorang mempersoalkan keuntungan / manfaat lebih dari prinsip, pertanyaannya bukanlah ‘apakah kebenarannya?’, tetapi ‘apa yang aman untuk dikatakan?’. ... Kalau seseorang mengetahui kebenaran, ia wajib untuk mengatakannya sekalipun langit harus runtuh).
Penerapan:
1. Ada kebobrokan / kesalahan dalam gereja, tetapi saudara diam saja, supaya diri saudara aman dan tidak gegeran dengan orang lain.
2. Dalam rapat saudara tidak mau membantah / berdebat, sekalipun ada usul / keputusan yang salah.
Dalam pengadilan terdakwa / saksi disumpah untuk mengucapkan ‘the truth, the whole truth, and nothing but the truth’ (= kebenaran, seluruh kebenaran, dan tak ada yang lain kecuali kebenaran). Orang kristen harus belajar untuk berbicara seperti itu, dalam kehidupan sehari-hari!
2) Mereka takut kepada orang banyak, tetapi tidak kepada Allah, sehingga mereka berani berdusta. Ini salah! Bandingkan dengan Mat 10:28 - “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka”.
Matius 21:28-32 - “(28) ‘Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. (29) Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. (30) Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. (31) Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?’ Jawab mereka: ‘Yang terakhir.’ Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. (32) Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya.’”.
1) Di sini ada suatu textual problem (ada perbedaan antara manuscript-manuscript bahasa Yunani).
a) Kitab Suci Indonesia / NASB.
Anak I: berkata ya, tetapi tak pergi.
Anak II: berkata tidak, tetapi akhirnya pergi.
Yang lebih baik: yang terakhir.
b) KJV / RSV / NIV.
Anak I: berkata tidak, tetapi akhirnya pergi.
Anak II: berkata ya, tetapi tidak pergi.
Yang lebih baik: yang pertama.
Sukar untuk ditentukan yang mana yang benar.
Dalam pembahasan di bawah ini saya mengikuti Kitab Suci Indonesia!
2) Anak I: berkata ya, tetapi tidak pergi (ay 29).
a) Dalam NIV, jawabannya adalah: ‘I will, sir’ (= Aku mau, tuan).
Untuk kata ‘sir’ digunakan kata bahasa Yunani KURIOS.
Jadi, jawaban anak itu kelihatannya sopan sekali!
b) Anak itu belum tentu berdusta. Mungkin sekali pada saat ia memberikan jawaban itu, ia betul-betul mau pergi, tetapi kemudian ia tak mempunyai kekuatan, kemauan, keteguhan hati untuk melaksanakan janjinya (bandingkan dengan orang-orang yang dengan sungguh-sungguh berjanji dalam KKR, Camp, Retreat dsb, tetapi lalu tak melaksanakan janji itu).
c) Siapa yang dimaksud dengan anak I?
Kata ‘kamu’ dalam ay 31, jelas menunjuk pada para tokoh Yahudi dalam ay 23! Mereka, secara lahiriah, bersikap seolah-olah selalu mau taat kepada Tuhan, tetapi ternyata mereka tidak taat!
3) Anak II: berkata tidak, tetapi akhirnya pergi (ay 30).
a) Jawaban ‘aku tidak mau’ ini sangat kasar / tidak sopan sama sekali, dan ini menggambarkan orang yang tidak peduli / tidak menghormati hukum-hukum Tuhan.
b) Kata ‘menyesal’ seharusnya adalah ‘bertobat’.
c) Akhirnya ia pergi / taat pada perintah bapanya.
d) Yang dimaksud dengan anak II ini adalah para pelacur dan pemungut cukai (ay 31-32).
Mula-mula mereka adalah orang-orang yang bejad yang tak mempedulikan hukum-hukum Tuhan. Tetapi mereka lalu bertobat dan mau taat.
4) ‘mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah’ (ay 31).
Artinya:
a) Mereka lebih baik dari kamu.
Jadi dengan perumpamaan ini Yesus membandingkan para tokoh agama yang selalu menganggap diri mereka baik itu, dengan para ‘sampah masyarakat’ yang mau bertobat, dan Yesus berkata bahwa para ‘sampah masyarakat’ yang telah bertobat itu, lebih baik dari mereka. Jelaslah bahwa perumpamaan ini merupakan teguran / serangan yang keras sekali terhadap para tokoh agama itu!
b) Mereka mendapat berkat Kerajaan Allah; kamu tidak.
c) Kata-kata ‘mendahului kamu’ secara implicit menunjukkan bahwa para tokoh Yahudi itu belum tertutup harapannya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah, asal mereka mau bertobat dan merendahkan diri.
5) Penerapan untuk jaman ini.
Ada orang-orang yang dulu tak peduli pada Yesus, gereja, kekristenan, dosa dsb. Tetapi mereka akhirnya bertobat dan menjadi orang kristen yang baik.
Ada juga orang-orang yang dari kecil sudah menjadi ‘orang kristen’, sudah dibaptis, sudah pergi ke gereja dsb. Mereka kelihatan bagus, tetapi sebetulnya mereka belum percaya, mereka tidak cinta Tuhan, tak mentaati Tuhan dsb.
Renungkan: saudara termasuk golongan yang mana?
MATIUS 21:33-46
Matius 21:33-39 - “(33) ‘Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. (34) Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. (35) Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. (36) Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. (37) Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. (38) Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. (39) Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya”.
1) Di sini Yesus ‘menyerang’ para tokoh Yahudi:
a) Mereka adalah orang-orang yang tak tahu terima kasih, sama seperti para penggarap kebun anggur itu.
b) Mereka tak mau memberikan apa yang menjadi hak dari Allah, sama seperti para penggarap kebun anggur itu tak mau memberikan apa yang menjadi hak dari pemilik kebun anggur.
Hak dari Allah adalah:
1. Menerima penyembahan dari manusia.
2. Menerima kepercayaan dari manusia.
3. Menerima ketaatan dari manusia.
4. Menerima pelayanan dari manusia.
5. Menerima persembahan dari manusia.
Renungkan: apakah saudara memberikan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah ini, atau apakah saudara sama seperti para tokoh Yahudi itu?
c) Para penggarap kebun itu menyiksa dan membunuh hamba-hamba dari pemilik kebun; ini menggambarkan orang-orang Yahudi yang membunuh nabi-nabi / hamba-hamba Tuhan (ay 35-36 bdk. Kis 7:51-52).
d) Para penggarap membunuh anak pemilik kebun; ini menggambarkan orang-orang Yahudi yang akan membunuh Yesus (ay 37-38). Ay 40-41 sekaligus memberikan peringatan kepada mereka yang akan membunuh Yesus.
Catatan: dalam ay 37-38, pemilik kebun anggur itu mengira bahwa para penggarap itu akan menghormati anaknya, tetapi ternyata ia salah. Jangan menggunakan bagian ini untuk mengatakan bahwa Allah ternyata bisa salah! Ini termasuk detail yang sama sekali tak sesuai dengan tujuan / fokus dari perumpamaan, dan karena itu bagian ini harus diabaikan!
2) Kesabaran dari pemilik kebun anggur itu menggambarkan kesabaran Tuhan! Tetapi bagaimanapun perlu diingat bahwa kesabaran itu ada batasnya (ay 40-41 bdk. Ro 2:4-5 - “(4) Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? (5) Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan”).
Penerapan: kalau saudara berbuat dosa dan tidak mendapatkan hukuman / hajaran Tuhan, apakah saudara lalu justru menyalah-gunakan kesabaran Allah itu dengan terus hidup di dalam dosa?
Matius 21:40-41 - “(40) Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?’ (41) Kata mereka kepadaNya: ‘Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya.’”.
Bandingkan bagian ini dengan bagian-bagian paralelnya.
Matius 21: 41: “Kata mereka kepadaNya: ‘Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya.’”.
Mark 12:9 - “Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain”.
Luk 20:15-16 - “(15) Lalu mereka melemparkan dia ke luar kebun anggur itu dan membunuhnya. Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu dengan mereka? (16) Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, dan mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain.’ Mendengar itu mereka berkata: ‘Sekali-kali jangan!’”.
Jadi:
Ay 41 menunjukkan bahwa mereka yang mengucapkan.
Mark 12:9 menunjukkan bahwa Yesus yang mengucapkan.
Luk 20:15-16 menunjukkan bahwa Yesus yang mengucapkan, dan mereka berkata: ‘Sekali-kali jangan’!
Penjelasan / pengharmonisan:
a) Mungkin sebetulnya merekalah yang yang mengucapkan. Tetapi hal itu terjadi karena Yesus memberikan cerita dan pertanyaan yang disusun sedemikian rupa sehingga mereka terpaksa menjawab seperti itu. Jadi sebetulnya / pada hakekatnya, sama saja kalau dikatakan bahwa Yesuslah yang mengucapkan apa yang mereka ucapkan itu.
b) Lukas memberi tambahan ‘Sekali-kali jangan’. Ini mereka ucapkan setelah mereka sadar bahwa merekalah yang dimaksudkan. Jadi, dengan kata-kata itu mereka menolak penerapan dari perumpamaan itu terhadap diri mereka.
Matius 21:42-46 - “(42) Kata Yesus kepada mereka: ‘Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. (43) Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. (44) [Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.]’ (45) Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkanNya. (46) Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi”.
Matius 21: 42: “Kata Yesus kepada mereka: ‘Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita”.
1) Karena mereka menolak penerapan itu, maka Yesus lalu mengutip Maz 118:22-23 untuk membuktikan kebenaran ucapanNya.
2) Maz 118 adalah mazmur yang sama dengan mazmur yang dikutip dalam Mat 21:9, hanya ayatnya yang berbeda (Mat 21:9 mengutip Maz 118:25-26). Jadi, mereka pasti tahu bahwa mazmur itu adalah mazmur tentang Mesias, dan mereka pasti mengerti bahwa yang dimaksud dengan ‘batu penjuru’ di situ adalah Mesias sendiri.
3) Ay 42b: ‘hal itu terjadi dari pihak Tuhan’.
NASB: ‘this came about from the Lord’ (= ini terjadi dari Tuhan).
NIV: ‘the Lord has done this’ (= Tuhan yang melakukan ini).
Jadi, bagian ini menunjukkan bahwa tindakan mereka membunuh para nabi maupun Yesus sendiri, datang dari Tuhan!
Bdk. Kis 4:27-28 - “(27) Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, HambaMu yang kudus, yang Engkau urapi, (28) untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendakMu”.
Jelas bahwa ini menunjukkan bahwa dosapun ada dalam Rencana Allah, dan Allah mengatur segala sesuatu sehingga dosa itu terjadi sesuai RencanaNya. Apakah saudara menganggap hal ini sebagai sesuatu yang tidak masuk akal? Memang, ay 42b menyatakan bahwa itu adalah ‘perbuatan ajaib di mata kita’!
Matius 21: 43: “Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu”.
Ini adalah penekanan / fokus dari perumpamaan ini. Allah tak terikat pada orang-orang Yahudi. Kalau mereka menolak Kristus, Allah akan menolak mereka dan mengganti mereka dengan orang lain.
Penerapan: kalau hal ini bisa terjadi pada orang Yahudi, ini juga bisa terjadi pada orang kristen / gereja. Bdk. Ro 11:21 - “Sebab kalau Allah tidak menyayangkan cabang-cabang asli, Ia juga tidak akan menyayangkan kamu”.
Karena itu, kita tak boleh menyia-nyiakan kasih karunia Allah!
Matius 21: 44: “[Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.]’”.
1) Di sini lagi-lagi terjadi perbedaan antar manuscript (naskah Yunani), dimana ada manuscript yang mempunyai ayat ini, dan ada manuscript yang tidak mempunyai ayat ini. Kalau dilihat dari kontexnya, maka penempatan dari ayat ini memang aneh. Dalam ay 43, Yesus sudah meninggalkan pembicaraan tentang Maz 118, dan Ia memberikan penerapan dari perumpamaan. Tetapi dalam ay 44, Ia kembali lagi bicara tentang ‘batu’ / kembali bicara tentang Maz 118! Karena itu, rupanya dalam manuscript asli Matius, ayat ini sebetulnya tidak ada. Tetapi dalam Luk 20:18, semua manuscript mempunyai ayat ini. Jadi, dalam Injil Lukas, ayat ini memang ada.
Kesimpulan: sekalipun dalam Matius kata-kata itu tidak ada, tetapi bagaimanapun kata-kata itu tetap adalah Firman Tuhan!
Catatan: mungkin si penyalin melihat bahwa ayat itu ada dalam Lukas, tetapi tidak ada dalam Matius, maka ia lalu menambahkan ayat itu dalam Matius, untuk menyamakannya dengan Lukas.
2) Arti dari ayat ini: orang yang bertentangan / menentang Yesus, pasti akan hancur!
Ay 45-46: “(45) Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkanNya. (46) Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi”.
1) Ini menunjukkan orang yang keras kepala. Makin ditegur, mereka makin marah.
Penerapan: apakah saudara sering marah pada waktu mendapat teguran, baik dari teman, keluarga, ataupun pada saat mendengar khotbah?
2) Mereka selalu takut kepada manusia (bdk. ay 26), dan selalu berusaha menyesuaikan tindakan mereka dengan keinginan orang banyak.
Penerapan: apakah saudara juga seperti mereka? Sebagai orang kristen, saudara harus takut kepada Allah, dan bukan kepada manusia (Mat 10:28), dan karena itu saudara harus berusaha menyesuaikan tindakan saudara dengan keinginan Allah, bukan dengan keinginan orang banyak!
MATIUS 22:1-14
Mat 22:1-14 - “(1) Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: (2) ‘Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. (3) Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. (4) Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. (5) Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, (6) dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. (7) Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. (8) Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. (9) Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. (10) Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. (11) Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. (12) Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. (13) Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. (14) Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.’”.
1) Apakah Mat 22:1-14 paralel dengan Luk 14:15-24? Ada 2 pandangan tentang hal ini:
a) Calvin: Ya! Hanya, Matius menceritakannya secara lebih mendetail / terperinci.
b) Mayoritas penafsir: Tidak!
Alasannya:
1. Tempat kejadian berbeda. Luk 14:15-24 terjadi di rumah orang yang mengundang Yesus (bdk. Luk 14:12).
2. Ada sangat banyak perbedaan antara kedua bagian ini:
a. Dalam Matius yang mengadakan perjamuan adalah ‘seorang raja’; dalam Lukas hanya dikatakan ‘seorang’.
b. Dalam Matius disebutkan ‘perjamuan kawin untuk anak’; dalam Lukas hanya dikatakan ‘perjamuan besar’.
c. Dalam Matius ada banyak hamba; dalam Lukas hanya ada 1 hamba.
d. Dalam Matius hamba-hamba disuruh mengundang tamu 2 x; dalam Lukas hanya 1 x.
e. Dalam Matius penolakannya kasar dan disertai penyiksaan dan pembunuhan, dalam Lukas penolakannya sopan.
f. Dalam Matius, raja menyuruh untuk membunuh orang yang tak mau datang; dalam Lukas, tuan itu tidak menyuruh untuk membunuh.
g. Dalam Matius ada tamu yang tidak berpakaian pesta: dalam Lukas tidak ada.
Saya condong untuk berkata bahwa 2 bagian ini bukan paralel!
2) Matius 22: 3-6: “(3) Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. (4) Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. (5) Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, (6) dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya”.
a) Orang-orang itu telah diundang sebelumnya (ay 3: ‘yang telah diundang’).
Pada saat itu, biasanya jauh hari sebelum pesta, undangan telah diberikan, dan orang-orang yang diundang itu telah menyetujui untuk datang. Tetapi saat yang tepat dari pesta itu belum diberikan. Setelah segala sesuatu siap, maka diberikan undangan yang kedua supaya para undangan itu datang ke pesta (bdk. Ester 5:8 & 6:14). Jadi, adanya undangan kedua menunjukkan bahwa pesta telah siap!
Orang yang mengadakan pesta itu, jelas menggambarkan Allah sendiri. Sama seperti orang itu sudah menyiapkan pesta, demikian juga Allah telah menyiapkan keselamatan bagi kita. Bahwa keselamatan sudah siap, terbukti dari:
1. Kata-kata ‘sudah selesai’ yang diucapkan Yesus di atas kayu salib (Yoh 19:30).
Yesus sudah dicambuki habis-habisan, dipakukan pada kayu salib, mengalami kehausan yang luar biasa, mengalami keterpisahan dengan Allah dsb untuk membereskan dosa kita! Lalu Ia berkata ‘sudah selesai’! Renungkan kata-kata Yesus ini! Keselamatan kita sudah diselesaikan di atas kayu salib. Kita hanya tinggal menerimanya dengan cuma-cuma.
Bdk. Ro 3:23-24 - “(23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, (24) dan oleh kasih karunia Allah telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus”.
2. Kebangkitan Tuhan Yesus dari antara orang mati.
Upah dosa ialah maut (Kej 2:16-17 Ro 6:23), dan kalau Yesus belum selesai membereskan dosa manusia, Ia tidak akan bisa bangkit dari antara orang mati.
3. Kenaikan Yesus ke surga.
Yesus datang ke dunia karena ditugaskan oleh Bapa untuk membereskan dosa manusia. Kalau dosa belum dibereskan dan Ia mau pulang ke surga, Ia tidak akan diterima oleh Bapa. Bahwa Ia diterima oleh Bapa, menunjukkan bahwa tugasNya sudah selesai.
Ini adalah sesuatu yang sangat penting! Keselamatan kita sudah siap! Dosa kita sudah dibayar lunas, pengampunan dosa, pembenaran orang berdosa, perdamaian dengan Allah, pengangkatan menjadi anak Allah, hidup kekal, sukacita dan damai sejahtera, semuanya sudah tersedia! Semua sudah siap!
Karena pesta sudah siap (disiapkan oleh orang yang mengadakan pesta), maka para undangan itu tidak perlu melakukan apa-apa lagi (membawa piring, gelas, makanan, dsb). Demikian juga, karena keselamatan sudah siap, untuk mendapatkan keselamatan kita yang diundang tidak perlu melakukan apa-apa lagi (memperbaiki hidup kita, membuangi dosa, dsb). Kita hanya perlu menerima undangan itu dengan datang kepada Yesus.
Setelah pesta siap, maka ada hamba yang memberikan undangan untuk datang. Demikian juga, karena keselamatan itu sudah siap, maka Allah memanggil saudara melalui hamba-hambaNya. Pada saat seorang kristen (pendeta, penginjil, guru sekolah minggu, orang kristen biasa) memberitakan Injil kepada saudara, itu adalah panggilan Allah kepada saudara!
b) Pada waktu undangan kedua datang, ternyata mereka yang diundang menolak untuk datang. Ada dua macam penolakan:
1. Ada yang mengacuhkan undangan karena mementingkan hal-hal duniawi (ay 5).
2. Ada yang menunjukkan permusuhan, dengan menangkap, menyiksa dan membunuh hamba-hamba yang mengundang mereka (ay 6).
Perhatikan, bahwa kedua golongan ini sama-sama tidak ikut pesta! Jadi, orang yang menolak Kristus, baik dengan sikap bermusuhan atau sekedar bersikap acuh tak acuh, sama-sama tidak masuk surga! (bdk. Mat 12:30).
Kalau kita melihat dalam Luk 14:15-24, maka juga ada penolakan-penolakan. Ada yang menolak dengan halus (ay 18-19 - disertai permintaan maaf); ada yang menolak dengan kasar (ay 20 - tanpa minta maaf). Demikian juga dalam dunia rohani ada banyak orang seperti ini. Kelihatannya mereka mau datang kepada Yesus. Mereka mau diajak ke gereja, mau dibaptis, mau belajar Kitab Suci, mau melayani Tuhan, mau memberi persembahan dsb, tetapi waktu mereka betul-betul ditantang untuk datang kepada Yesus dan menerimaNya sebagai Juruselamat dan Tuhan, mereka menolak!
Orang-orang dalam ay 18-20 memberikan alasan-alasan penolakan:
a. Ay 18 - karena baru membeli ladang.
b. Ay 19 - karena baru membeli lembu (kata ‘kebiri’ seharusnya tak ada).
c. Ay 20 - karena baru kawin.
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari alasan-alasan ini:
1. Ay 18 - Alasan yang berhubungan dengan milik.
Ay 19 - Alasan yang berhubungan dengan pekerjaan.
Ay 20 - Alasan yang berhubungan dengan istri / keluarga.
Hal-hal ini (milik, pekerjaan, keluarga) memang sering menjadi penghalang untuk datang kepada Yesus. Misalnya:
a. Tidak bisa datang ke gereja karena harus menjaga rumah.
b. Tidak bisa ke gereja karena bekerja pada hari Minggu.
c. Tidak bisa ikut Kebaktian / Pemahaman Alkitab karena menjaga anak.
d. Sibuk bekerja, tidak ada waktu untuk Tuhan.
e. Keluarga / orang tua tidak mengijinkan untuk dibaptis, ke gereja, dll.
2. Hal-hal yang baik bisa menghalangi kita untuk menerima hal yang terbaik.
Ladang, lembu, istri bukanlah hal yang berdosa. Mereka semua baik. Tetapi semua itu bisa menghalangi untuk menerima yang terbaik (pesta). Karena apa? Karena salah prioritas!
Demikian juga dalam dunia rohani. Milik saudara, pekerjaan saudara, keluarga saudara bukanlah sesuatu yang berdosa. Tetapi kalau itu saudara prioritaskan lebih dari keselamatan, maka semua itu menghalangi saudara untuk menerima yang terbaik.
3. Alasan-alasan dalam ay 18-20 adalah alasan-alasan yang dibuat-buat.
Melihat ladang, mencoba lembu bukanlah sesuatu yang urgent / mendesak! Orang yang baru kawin memang bebas dari wajib militer (Ul 24:5) supaya bisa bersenang-senang. Tetapi orang yang baru kawin tidak dilarang untuk ikut pesta. Apalagi ‘pesta’ termasuk bersenang-senang! Jelas bahwa semua alasan-alasan ini cuma dibuat-buat.
Banyak orang membuat-buat alasan untuk menolak Yesus, misalnya dengan berkata:
a. Banyak orang kristen brengsek. Padahal orang dunia ini juga brengsek, tetapi mereka mau hidup di dunia dan berteman dengan orang dunia.
b. Sibuk, tidak ada waktu. Tetapi untuk hal-hal lain (pesta kawin, HUT, dsb) ada waktu!
c. Gerejanya jauh. Tetapi untuk hal-hal lain (belanja, piknik, undangan pernikahan) bisa pergi walaupun jauh!
d. Dilarang oleh keluarga. Dari pada geger dengan keluarga, yang mereka anggap bukanlah merupakan sesuatu yang dikehendaki Tuhan, lebih baik menolak Yesus. Terhadap alasan ini perlu saudara ingat bahwa Yesus berkata dalam Mat 10:34-36 - “(34) Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. (35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, (36) dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya”. Karena itu jangan terlalu cepat berkata bahwa Allah tidak menghendaki saudara geger dengan keluarga! Dalam persoalan seperti ini Allah menghendaki saudara geger dengan siapapun!
Jangan membuat-buat alasan. Dengan alasan-alsan itu saudara hanya bisa membohongi manusia, tetapi tidak bisa membohongi Tuhan, karena Tuhan tahu isi hati saudara!
4. Alasan yang sesungguhnya: mereka tidak menghargai pesta itu!
Mereka sudah diundang jauh hari sebelumnya. Mengapa mereka tidak mengatur waktu untuk bisa datang ke pesta? Mengapa mereka justru membeli ladang / lembu atau kawin menjelang pesta? Jelas karena mereka tidak menghargai baik pestanya maupun orang yang mengadakan pesta!
Orang yang menolak Injil boleh mempunyai 1001 macam alasan, tetapi alasan sebenarnya adalah:
a. Mereka tidak menghargai / kurang menghargai keselamatan.
Mereka lebih peduli pada hal-hal duniawi (uang, keluarga, kesehatan, pekerjaan, study, dll). Bahkan pikiran mereka dipenuhi dengan hal-hal itu, sehingga tidak ada tempat dalam pikiran mereka untuk keselamatan jiwa mereka! Kalau saudara adalah orang yang seperti itu, ingatlah bahwa suatu hari saudara akan mati, dan tanpa keselamatan saudara akan masuk neraka! Bandingkan dengan:
Mat 16:26 - “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”.
Perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh (Luk 12:16-21).
b. Mereka tidak menghargai Allah sendiri.
Orang dunia mungkin mau beragama, pergi ke gereja, berbuat baik, belajar Firman Tuhan, dsb. Tetapi mereka tidak akan mempedulikan, apalagi mengasihi Allah. Kalau saudara adalah orang yang seperti itu, ingatlah bahwa Allah mengasihi saudara! Tetapi kalau saudara terus menolak Dia, Ia akan menghakimi dan menghukum saudara!
c) Orang-orang ini menggambarkan orang-orang Yahudi; yang dengan menggunakan bermacam-macam cara menolak Kristus!
3) Matius 22: 7: “Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka”.
a) Raja itu murka karena:
1. Itu adalah suatu pesta kawin / sesuatu yang penting, sehingga ‘tidak datang’ berarti menghina / tidak menghargai.
2. Orang-orang itu telah diundang lebih dulu (ay 3), dan telah setuju untuk datang (tradisi).
3. Alasan mereka untuk tidak datang (ay 5b), sama sekali bukan alasan yang kuat, karena hal-hal itu bisa dilakukan lain kali.
4. Mereka menangkap, menyiksa dan membunuh hamba-hamba raja itu (ay 6).
b) Ini adalah nubuat kehancuran Yerusalem pada tahun 70 M.
4) Matius 22: 8-10: “(8) Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. (9) Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. (10) Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu”.
Ay 8 menunjukkan bahwa mereka tidak layak untuk diundang / ikut pesta.
Ay 9-10 menggambarkan undangan kepada orang-orang non Yahudi.
Bandingkan bagian ini dengan:
a) Ul 32:21 - “Mereka membangkitkan cemburuKu dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hatiKu dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan akan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal”.
b) Kis 13:46 - “Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata: ‘Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain”.
c) Ro 11:17 - “Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah”.
5) Ay 11-13: “(11) Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. (12) Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. (13) Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi”.
a) Ada banyak penafsir yang mengatakan bahwa pada jaman itu, orang yang mengadakan pesta menyediakan pakaian pesta untuk tamu-tamunya, tetapi ada banyak penafsir lain yang menganggap bahwa tradisi seperti itu tidak pernah ada.
Argumentasi dari penafsir yang menganggap bahwa tradisi seperti itu memang ada:
1. Ayat-ayat Kitab Suci seperti: Kej 45:22 2Raja 10:22 Yeh 16:6-14 (menurut saya dukungan dari ayat-ayat ini tidak cukup kuat!).
2. Orang-orang lain juga berasal dari masyarakat kelas bawah, dan mereka juga diundang mendadak, tetapi toh mereka bisa memakai pakaian pesta (ay 9-11).
3. Orang yang tidak berpakaian pesta itu tidak bisa menjawab teguran raja itu (ay 12).
b) Arti dari ‘pakaian pesta’.
1. Ada yang mengartikan sebagai pembenaran karena iman.
2. Ada yang mengartikan sebagai pengudusan.
(bdk. Yes 61:10 Wah 3:18 7:9,13-14 19:8).
Untuk bagian ini, saya lebih setuju dengan arti kedua, dimana pakaian pesta diartikan pengudusan / kesucian hidup.
c) Dengan demikian, bagian ini merupakan peringatan bagi orang yang mengaku percaya kepada Yesus, pergi ke gereja dsb, tetapi hidupnya tetap brengsek / tidak berubah. Apakah saudara adalah orang yang seperti itu? Kalau ya, maka sama seperti orang itu, saudarapun akan dicampakkan keluar! Karena itu, bertobatlah sebelum terlambat!
d) Pencampakan keluar ini tidak bisa diartikan sebagai hilangnya keselamatan seseorang, karena orang itu menggambarkan orang kristen KTP yang belum pernah diselamatkan.
Penggambaran ini sama dengan penggambaran dalam Yoh 15:2,6 dimana ranting yang tak berbuah itu dipotong dan dibuang kedalam api.
e) Ay 12 menunjukkan bahwa orang itu tidak bisa menjawab!
Kalau saudara adalah orang kristen yang terus hidup dalam dosa, maka perhatikanlah bagian ini! Terhadap manusia (Pendeta, Penginjil, Majelis, pengurus, orang kristen yang lain), saudara selalu bisa mencari alasan untuk membenarkan diri. Tetapi di hadapan Tuhan nanti, saudara tidak akan bisa menjawab mengapa saudara terus hidup dalam dosa!
6) Ay 14: “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.’”.
a) Ini menunjukkan tujuan / fokus dari perumpamaan!
b) Kata ‘dipilih’ jelas menunjukkan adanya Predestinasi!
c) Kalau dalam ay 11-13, saudara melihat bahwa hanya ada satu orang yang dicampakkan, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa dalam gereja hanya ada sedikit orang kristen KTP. Dalam ay 14, kelihatan ada banyak yang dicampakkan!
MATIUS 22:15-22
Mat 22:15-22 - “(15) Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. (16) Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepadaNya: ‘Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. (17) Katakanlah kepada kami pendapatMu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?’ (18) Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: ‘Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? (19) Tunjukkanlah kepadaKu mata uang untuk pajak itu.’ Mereka membawa suatu dinar kepadaNya. (20) Maka Ia bertanya kepada mereka: ‘Gambar dan tulisan siapakah ini?’ (21) Jawab mereka: ‘Gambar dan tulisan Kaisar.’ Lalu kata Yesus kepada mereka: ‘Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.’ (22) Mendengar itu heranlah mereka dan meninggalkan Yesus lalu pergi”.
Ay 15-16a: “(15) Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. (16a) Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepadaNya:”.
1) Dalam Mat 21:28-22:14, Yesus menyerang / menegur para tokoh Yahudi dengan menggunakan 3 buah perumpamaan berturut-turut. Teguran itu bukannya membuat mereka bertobat, tetapi sebaliknya membuat mereka menjadi marah / benci kepada Yesus (21:45-46). Dan sekarang mereka berusaha menyerang balik!
Penerapan:
a) Seorang hamba Tuhan yang berani menyatakan / menegur dosa, pasti akan banyak mendapat serangan dari jemaat-jemaat tertentu yang tidak senang ditegur
b) Kalau saudara sering memberitakan Injil / menegur dosa, saudarapun akan mendapat serangan balik, khususnya pada waktu orang-orang yang biasanya saudara tegur itu melihat saudara berbuat dosa.
2) ‘Menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan’ (ay 15 bdk. Luk 20:20).
Terjemahan hurufiah: ‘they might ensnare in / by a word’ (= mereka bisa menjerat dalam / oleh suatu kata).
Kata ‘word’ (= kata) itu bisa ditafsirkan 2 macam:
a) Menunjuk pada pertanyaan orang Farisi.
Kalau ditafsirkan seperti ini, maka terjemahannya menjadi seperti Kitab Suci Indonesia.
b) Menunjuk pada jawaban Yesus.
Kalau ditafsirkan seperti ini, maka terjemahannya menjadi seperti Kitab Suci Inggris.
NIV: ‘to trap him in his words’ (= untuk menjebaknya dalam kata-kataNya).
NASB: ‘they might trap him in what he said’ (= mereka bisa menjebak Dia dalam apa yang dikatakanNya).
Saya berpendapat bahwa terjemahan dari Kitab Suci Inggris rasanya lebih logis. Jadi, mereka berusaha menjerat Yesus dalam kata-kata Yesus (jawaban Yesus terhadap pertanyaan mereka).
Penerapan: banyak orang berusaha menjerat orang kristen dalam kata-katanya. Karena itu kita harus hati-hati dalam berbicara (bdk. Amsal 10:19).
3) Orang Farisi bergabung dengan orang Herodian (ay 16a).
a) Sekalipun tak diketahui dengan pasti siapa orang Herodian itu, tetapi dari namanya bisa diperkirakan bahwa mereka adalah orang-orang dari partainya Herodes, atau orang- orang yang pro Herodes.
b) Sebetulnya, orang Farisi bertentangan / bermusuhan dengan orang Herodian karena:
1. Orang Herodian terjun dalam politik; orang Farisi terjun dalam agama Yahudi.
2. Orang Herodian bekerja sama dengan Roma; orang Farisi tidak mau bekerja sama dengan Roma.
3. Orang Herodian menyetujui pajak (karena pajak ini penting untuk Herodes!); orang Farisi menentang pajak.
c) Tetapi sekarang, dalam menghadapi Yesus, mereka bersatu (bdk. Mark 3:6).
1. Fakta bahwa mereka bisa ‘baik’ satu sama lain, padahal mereka sebetulnya bermusuhan, sudah menunjukkan bahwa mereka adalah orang yang jahat dan munafik! Hati-hatilah terhadap orang-orang seperti itu!
2. Kalau mereka bisa bersatu melawan Yesus, sedangkan kita sebagai orang Kristen tidak bisa bersatu melawan setan, kita kalah dari mereka!
Ay 16b: “‘Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka”.
1) Ini jelas merupakan tindakan yang munafik.
Untuk lebih jelasnya, bacalah paralelnya dalam Luk 20:20-21 - “(20) Ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala mengamat-amati Yesus. Mereka menyuruh kepadaNya mata-mata yang berlaku seolah-olah orang jujur, supaya mereka dapat menjeratNya dengan suatu pertanyaan dan menyerahkanNya kepada wewenang dan kuasa wali negeri. (21) Orang-orang itu mengajukan pertanyaan ini kepadaNya: ‘Guru, kami tahu, bahwa segala perkataan dan pengajaranMu benar dan Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah”.
Seseorang mengucapkan kalimat ini: “A hypocrite is someone who pretends to do one thing but intends to do another” (= Orang munafik adalah orang yang berpura-pura melakukan satu hal, tetapi bermaksud untuk melakukan hal yang lain).
Awas: kemunafikan berbeda dengan penguasaan diri!
2) Mereka mengatakan / memuji bahwa Yesus ‘tidak takut pada siapapun’. Tetapi sebetulnya, tujuan mereka adalah: supaya Yesus berani mengucapkan sesuatu yang menentang pajak / pemerintah Roma.
3) Kata-kata mereka tentang Yesus dalam ay 16b ini sebetulnya memang menggambarkan seorang guru yang baik.
a) ‘jujur’.
KJV/RSV: ‘true’ (= benar).
NASB: ‘truthful’ (= benar).
NIV: ‘a man of integrity’ (= orang yang tulus / jujur).
Ini menunjukkan bahwa guru yang baik selalu berbicara benar dan jujur. Tidak plin-plan / mencla-mencle!
Sekalipun hal ini lebih ditekankan untuk seorang guru, tetapi orang kristen biasapun pasti juga harus seperti itu. Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara selalu berbicara benar / jujur?
b) ‘dengan jujur mengajar jalan Allah’.
KJV/NASB: ‘in truth’ (= dalam kebenaran).
NIV: ‘in accordance with the truth’ (= sesuai dengan kebenaran).
RSV: ‘truthfully’ (= dengan benar / sesungguhnya).
Ini menunjukkan bahwa seorang guru yang baik tidak membelokkan arti dari Firman Tuhan, baik demi keuntungan pribadi, maupun karena sungkan / takut / malu dsb. Banyak pengkhotbah yang menyesuaikan beritanya dengan ajaran / kepercayaan dari gereja dimana mereka mengajar. Kalau gereja itu adalah gereja Kharismatik, mereka pro pada bahasa Roh; kalau gereja itu gereja Liberal, mereka mengajarkan bahwa Yesus hanyalah salah satu jalan ke surga; dan kalau gereja itu adalah gereja yang alkitabiah / Injili, mereka mengajar seakan-akan mereka juga adalah orang-orang yang alkitabiah / Injili. ‘Bunglon’ seperti ini tidak layak menjadi pemberita Firman Tuhan!
Ini juga berlaku untuk orang kristen biasa. Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara sering membelokkan arti dari Firman Tuhan:
1. Supaya tidak kalah dalam berdebat?
2. Supaya Firman Tuhan itu tidak menyerang diri saudara sendiri?
3. Karena takut, sungkan, malu dsb?
c) ‘tidak takut kepada siapapun ... tidak mencari muka’.
NASB: ‘and defer to no one; for you are not partial to any’ (= dan tidak menyerah / tunduk kepada seorangpun; karena engkau tidak memihak kepada siapapun).
NIV : ‘are not swayed by men, because you pay no attention to what they are’ (= tidak dipengaruhi oleh manusia, karena engkau tidak mempedulikan apa adanya mereka).
Ini menunjukkan bahwa seorang guru yang baik tidak takut kepada manusia, tidak berusaha menyenangkan manusia dan tak membeda-bedakan / bersikap tak adil / berat sebelah.
Orang kristen biasapun jelas juga harus seperti ini! Bagaimana dengan saudara?
Matius 22: 17: “Katakanlah kepada kami pendapatMu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?’”.
Ini adalah pertanyaan yang menempatkan Yesus dalam posisi yang serba salah. Kalau Yesus menjawab ‘tidak boleh’, maka orang Herodian pasti akan marah dan akan melaporkan kepada tentara Roma, dan Yesus pasti akan ditangkap. Sebaliknya, kalau Yesus menjawab ‘boleh’, maka semua orang Yahudi pasti akan menganggap Yesus sebagai seorang pengkhianat yang pro Roma.
Catatan: William Barclay mengatakan bahwa orang Yahudi menentang pajak itu karena alasan agama. Mereka menganggap pajak itu sebagai penghinaan kepada Allah, karena Allah adalah satu-satunya raja yang berhak menerima pajak.
Matius 22: 18-21: “(18) Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: ‘Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? (19) Tunjukkanlah kepadaKu mata uang untuk pajak itu.’ Mereka membawa suatu dinar kepadaNya. (20) Maka Ia bertanya kepada mereka: ‘Gambar dan tulisan siapakah ini?’ (21) Jawab mereka: ‘Gambar dan tulisan Kaisar.’ Lalu kata Yesus kepada mereka: ‘Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.’”.
Jawaban Yesus:
1) Matius 21: 18: “Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: ‘Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?”.
Ay 18a menunjukkan kemahatahuan Yesus (yang juga menunjukkan keilahian Yesus), dan sekaligus merupakan teguran terhadap:
a) Tindakan mereka mencobai Yesus.
b) Sikap munafik mereka.
2) Ay 19-21a: “(19) Tunjukkanlah kepadaKu mata uang untuk pajak itu.’ Mereka membawa suatu dinar kepadaNya. (20) Maka Ia bertanya kepada mereka: ‘Gambar dan tulisan siapakah ini?’ (21a) Jawab mereka: ‘Gambar dan tulisan Kaisar.’”.
Pada jaman itu, setiap ada raja baru naik tahta, maka ia langsung membuat uang logam sendiri dengan gambar dan tulisannya pada uang logam itu.
William Barclay: “Coinage was the sign of kingship” (= Pembuatan uang logam adalah tanda dari raja).
Karena itu, pada mata uang 1 dinar yang ditunjukkan kepada Yesus itu, pasti terdapat gambar dan tulisan dari kaisar Roma yang saat itu sedang berkuasa.
3) Ay 21b: “Lalu kata Yesus kepada mereka: ‘Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.’”.
a) Sekalipun Yesus tak secara terang-terangan menjawab ‘boleh’, tetapi jelas bahwa Ia bukan hanya mengijinkan tetapi bahkan mengharuskan setiap orang untuk membayar pajak.
Bdk. Roma 13:6-7 - “(6) Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka yang mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah. (7) Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat”.
Penerapan: apakah saudara membayar pajak dengan benar?
b) Ayat ini menunjukkan bahwa orang kristen mempunyai kewajiban ganda yaitu:
1. Kewajiban duniawi - kepada negara (bdk. Ro 13:2 - “Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya”.).
2. Kewajiban rohani - kepada Tuhan / gereja.
Kewajiban rohani tidak menghapuskan kewajiban duniawi dan sebaliknya!
Dengan kata lain, orang kristen (di Indonesia) harus menjadi:
1. Warga Negara Indonesia yang baik. Misalnya dengan mentaati hukum (termasuk peraturan lalu lintas!), membayar pajak, dan juga menjaga kebersihan! Sudahkah saudara menjadi WNI yang baik?
2. WNS (warga negara surga) yang baik.
c) Ayat ini juga menunjukkan adanya pembatasan di antara kedua kewajiban itu. Kita tidak boleh memberikan kepada kaisar apa yang menjadi hak dari Allah. Kalau kaisar menuntut sesuatu yang menjadi hak Allah (misalnya penyembahan), maka berlaku Kis 5:29!
Penerapan: apa yang saudara lakukan kalau RT/RW mengadakan rapat / kerja bakti pada hari minggu yang menyebabkan saudara tak bisa berbakti kepada Tuhan?
Tetapi sebaliknya, kita juga tidak boleh memberikan kepada Allah apa yang menjadi hak kaisar (misalnya: memberikan pajak kepada Tuhan / gereja).
d) Calvin mengatakan bahwa kata ‘kaisar’ bisa diterapkan dalam hal-hal lain seperti:
1. Atasan / boss / majikan.
2. Guru / dosen.
3. Orang tua.
4. Suami dsb.
Jadi, kalau saudara adalah pegawai, maka saudara punya tanggung jawab kepada boss saudara, dan saudara juga punya tanggung jawab kepada Tuhan. Kalau saudara adalah seorang murid / mahasiswa, maka saudara punya tanggung jawab kepada guru / dosen, dan saudara juga punya tanggung jawab kepada Tuhan. Kalau saudara adalah seorang anak / istri, maka saudara punya tanggung jawab kepada orang tua / suami, dan saudara juga punya tanggung jawab kepada Tuhan.
Jangan menekankan hanya salah satu saja dari 2 tanggung jawab ini. Dan juga jangan memberikan kepada yang satu, apa yang menjadi hak dari yang lain!
Matius 22: 22: “Mendengar itu heranlah mereka dan meninggalkan Yesus lalu pergi”.
Mereka menjadi heran, karena tadinya mereka sudah begitu yakin bahwa Yesus pasti akan terjerat, tetapi ternyata Yesus menjawab sedemikian rupa sehingga baik pihak Romawi maupun pihak Yahudi tidak mungkin bisa menyalahkanNya
Tetapi anehnya, sekalipun heran / kagum / takjub dsb, tetapi mereka tidak bertobat!
Penerapan: ada banyak orang yang pada waktu mendengar Firman Tuhan merasa bahwa Firman Tuhan itu bagus / indah / hebat / benar dsb, tetapi mereka tetap tidak bertobat / melaksanakan Firman Tuhan itu dalam hidup mereka. Apakah saudara sering / kadang-kadang bersikap seperti itu? Kalau ya, bertobatlah!
MATIUS 22:23-46
Mat 22:23-33 - “(23) Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepadaNya: (24) ‘Guru, Musa mengatakan, bahwa jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. (25) Tetapi di antara kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi saudaranya. (26) Demikian juga yang kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ketujuh. (27) Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati. (28) Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia.’ (29) Yesus menjawab mereka: ‘Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah! (30) Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. (31) Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda: (32) Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.’ (33) Orang banyak yang mendengar itu takjub akan pengajaranNya”.
1) Orang Saduki (Matius 22: 23).
Ini adalah suatu golongan yang kecil, tetapi kaya dan berpengaruh. Kebanyakan imam-imam, bahkan imam besar dan anggota-anggota mahkamah agama / Sanhedariin, adalah orang Saduki (bdk. Kis 5:17). Berbeda dengan orang Farisi, orang Saduki mau bekerja sama dengan orang Roma. Kedua golongan ini juga mempunyai perbedaan kepercayaan.
Perbedaan kepercayaan orang-orang Saduki dan orang-orang Farisi:
a) Orang-orang Saduki menolak semua ‘tradisi’ dari orang Farisi.
b) Orang-orang Saduki tidak percaya takdir / predestinasi.
c) Hanya 5 kitab Musa (Kejadian - Ulangan) yang dianggap sebagai Firman Tuhan oleh orang-orang Saduki, sedangkan kitab nabi-nabi tidak. Tetapi tidak semua penafsir sependapat dengan hal ini. Ada yang beranggapan bahwa orang-orang Saduki tetap menerima kitab nabi-nabi sebagai Firman Tuhan, tetapi mereka lebih menekankan 5 kitab Musa.
d) Orang-orang Saduki tidak percaya adanya malaikat, roh, dan kebangkitan orang mati (ay 23 bdk. Kis 23:6-8).
2) Pertanyaan orang Saduki (ay 24-28).
a) Pertanyaan / cerita mereka ini didasarkan pada Ul 25:5 - “‘Apabila orang-orang yang bersaudara tinggal bersama-sama dan seorang dari pada mereka mati dengan tidak meninggalkan anak laki-laki, maka janganlah isteri orang yang mati itu kawin dengan orang di luar lingkungan keluarganya; saudara suaminya haruslah menghampiri dia dan mengambil dia menjadi isterinya dan dengan demikian melakukan kewajiban perkawinan ipar”.
Dalam Kitab Suci ada 2 cerita yang berhubungan dengan Ul 25:5, yaitu:
1. Kej 38:8-10 - dimana Tuhan membunuh Onan karena tidak mau memberi keturunan kepada istri kakaknya.
2. Rut 2-4 - cerita tentang Boas dan Rut.
b) Cerita mereka ini sengaja dibuat-buat. Sebetulnya 2 saudara sudah cukup untuk menunjukkan maksud mereka, tetapi sengaja mereka buat 7 saudara, supaya doktrin tentang kebangkitan orang mati makin terlihat menggelikan dan tidak masuk akal.
c) Tujuan pertanyaan mereka ini: atau Yesus menyetujui bahwa tidak ada kebangkitan, atau Yesus harus malu karena tidak bisa menjawab pertanyaan mereka.
d) Kalau pertanyaan ini diberikan kepada para rabi Yahudi, maka mereka akan menjawab bahwa suami pertamalah yang berhak atas istri itu.
3) Jawaban Yesus (ay 29-32).
a) Yesus menegur mereka.
Matius 22: 29: “Yesus menjawab mereka: ‘Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!”.
1. ‘tak mengerti Kitab Suci’ adalah sesuatu yang sangat berbahaya! Ini menyebabkan orang jadi sesat.
Bdk. Hos 4:6,14 - “(4) UmatKu binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imamKu; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu. ... (14) Aku tidak akan menghukum anak-anak perempuanmu sekalipun mereka berzinah, atau menantu-menantumu perempuan, sekalipun mereka bersundal; sebab mereka sendiri mengasingkan diri bersama-sama dengan perempuan-perempuan sundal dan mempersembahkan korban bersama-sama dengan sundal-sundal bakti, dan umat yang tidak berpengertian akan runtuh”.
Penerapan: apakah saudara tidak mengerti Kitab Suci, atau hanya mengerti sedikit sekali tentang Kitab Suci? Jangan anggap enteng hal itu karena hal itu bisa menyesatkan saudara! Karena itu berusahalah untuk belajar Kitab Suci dengan serius!
2. Yesus menambahkan ‘kuasa Allah’ (ay 29), karena orang-orang Saduki itu tidak percaya kebangkitan yang mereka anggap sebagai sesuatu yang mustahil / tidak masuk akal. Mereka tidak bisa percaya bahwa Allah bisa melakukan hal itu, karena mereka bersandar pada logika / otak mereka. Ini juga menyebabkan kesesatan mereka!
Penerapan: hati-hatilah pada logika / otak saudara. Saudara boleh / harus memakainya, tetapi saudara tidak boleh bersandar kepadanya. Jangan membiarkan otak / logika menjadi penghalang di dalam mempercayai Allah / kuasaNya.
b) Yesus menjawab pertanyaan mereka.
Matius 21: 30: “Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga”.
1. Di sini Yesus membetulkan pemikiran mereka yang begitu duniawi tentang kehidupan di surga. Dengan kata-kata ini Yesus memaksudkan bahwa di surga tidak ada pernikahan, hubungan sex, dan perkembang-biakan (tetapi bukan tidak ada jenis kelamin!). Dengan demikian, jelaslah bahwa pertanyaan orang Saduki itu adalah sesuatu yang tidak relevan!
2. Dengan kata-kata ini jelas bahwa Yesus mempercayai adanya malaikat, dan kebangkitan orang mati.
c) Yesus menyerang ketidak-percayaan mereka pada kebangkitan.
Ay 31-32: “(31) Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda: (32) Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.’”.
1. Yesus mengutip dari Kel 3:6. Ini aneh! Dalam Kitab Suci ada ayat-ayat lain yang secara lebih jelas menunjukkan tentang adanya kebangkitan orang mati. Misalnya: Yes 26:19 dan Dan 12:2. Lalu mengapa Yesus mengutip Kel 3:6?
a. Ada yang berkata: karena orang Saduki hanya mempercayai 5 kitab Musa.
b. Ada juga yang berkata: karena mereka menanyakan berdasarkan suatu ayat dalam 5 kitab Musa (yaitu Ul 25:5), maka Yesuspun menjawab dengan menggunakan suatu ayat dalam 5 kitab Musa.
2. Yesus memaksudkan: kalau memang tidak ada kebangkitan orang mati, maka itu berarti bahwa dalam Kel 3:6 Allah memperkenalkan diriNya kepada Musa sebagai Allah orang mati (saat itu Abraham, Ishak, Yakub sudah mati). Ini tidak mungkin! Ini sama dengan raja tanpa rakyat atau bapa tanpa anak!
Seseorang mengatakan: “The Lord cannot be called the God of any but the living” (= Tuhan tidak bisa disebut sebagai Allah dari apapun kecuali yang hidup).
3. Ada orang yang lalu berkata: bukankah kata-kata Yesus ini hanya membuktikan kekekalan dari jiwa (immortality of the soul), dan bukan kebangkitan tubuh?
Jawab: Ya, tetapi karena manusia adalah tubuh dan jiwa, maka tidak mungkin bahwa akhirnya hanya jiwa saja yang tertinggal. Jadi, dengan membuktikan kekekalan jiwa, maka Yesus sekaligus membuktikan kebangkitan tubuh.
Matius 22:34-40 - “(34) Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka (35) dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: (36) ‘Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?’ (37) Jawab Yesus kepadanya: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. (38) Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. (39) Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (40) Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.’”.
1) Mat 22:34-40 ini paralel dengan Mark 12:28-34, tetapi tidak dengan Luk 10:25-37. Alasannya:
a) Dalam Lukas, pertanyaan dari ahli Taurat itu berbeda (Luk 10:25).
b) Dalam Lukas, ahli Tauratlah yang mengucapkan hukum kasih itu. Dalam Matius / Markus, Yesuslah yang mengucapkan.
c) Dalam Lukas, ahli Taurat itu tegar tengkuk (Luk 10:29). Ini berbeda dengan gambaran yang diberikan oleh Markus (Mark 12:32-34).
d) Dalam Lukas ada cerita tentang orang Samaria yang murah hati (Luk 10:30-37).
2) Matius 22: 34-35: “(34) Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka (35) dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia:”.
a) Seharusnya orang-orang Farisi senang karena Yesus bisa mengalahkan orang Saduki, dan dengan demikian mempertahankan kebenaran. Tetapi ternyata tidak. Kebencian mereka kepada Yesus menyebabkan mereka tidak senang melihat kebenaran menang.
Penerapan: pikirkan tentang seorang pendeta / pengkhotbah yang tidak saudara senangi (pribadinya, bukan ajarannya). Kalau ternyata orang itu bisa sukses dalam mengadakan suatu KKR, bagaimana perasaan saudara?
b) Ahli Taurat ini juga adalah orang Farisi (kebanyakan ahli Taurat adalah orang Farisi, tetapi tidak semua orang Farisi adalah ahli Taurat).
c) Kata ‘mencobai’ dalam bahasa Yunaninya bisa mempunyai arti yang negatif, seperti dalam ay 18. Tetapi bisa juga mempunyai arti yang positif sehingga harus diterjemahkan ‘menguji’.
Di sini tidak jelas apakah ahli Taurat itu mencobai (untuk menjatuhkan), atau menguji.
3) Ay 36: ‘hukum yang terutama’.
NIV : ‘the greatest’ (= yang terbesar).
NASB: ‘the great’ (= yang besar).
Orang-orang Yahudi membeda-bedakan hukum. Ada hukum yang mereka anggap besar / berat, dan ada juga yang mereka anggap kecil / ringan. Ini benar. Tetapi mereka lalu menganggap bahwa kalau yang besar-besar bisa dilakukan, maka yang kecil-kecil boleh diabaikan. Ini jelas merupakan sesuatu yang salah! Bandingkan dengan:
a) Yak 2:10 - “Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya. Sebab Ia yang mengatakan: ‘Jangan berzinah’, Ia mengatakan juga: ‘Jangan membunuh’. Jadi jika kamu tidak berzinah tetapi membunuh, maka kamu menjadi pelanggar hukum juga”.
Ayat ini tidak berarti bahwa semua dosa sama berat. Yakobus memaksudkan: hukum Tuhan adalah satu kesatuan. Kalau mau taat, harus taat pada semua, tidak boleh pilih-pilih!
b) Mat 5:19 - “Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga”.
4) Matius 22: 37-38: “(37) Jawab Yesus kepadanya: ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. (38) Itulah hukum yang terutama dan yang pertama”.
a) Ay 37 merupakan kutipan dari Ul 6:5.
Ini merupakan ringkasan / inti dari hukum Taurat. Kita tak mungkin bisa mentaati hukum yang manapun dengan benar, kalau dalam diri kita tidak ada kasih kepada Tuhan.
Agustinus: “love God, and do what you like!” (= kasihilah Allah, dan lakukanlah apa yang engkau senangi).
Renungkan hukum ini: saudara mungkin sudah aktif dalam gereja, rajin berbakti, ikut Pemahaman Alkitab, melayani Tuhan, memberikan persembahan dsb. Tetapi, apakah saudara mengasihi Allah? Ingat bahwa ini adalah hukum yang terutama!
b) Ay 37: hati, jiwa, akal budi.
Ul 6:5: hati, jiwa, kekuatan.
Mark 12:30 / Luk 10:27: hati, jiwa, akal budi, kekuatan.
1. Kita tidak perlu mengartikan setiap kata, dan kita tidak perlu membeda-bedakan arti setiap kata tersebut di atas. Kata-kata itu jelas sekali overlap / bertumpukan satu sama lain, karena ‘jiwa’ jelas sudah mencakup ‘hati’ maupun ‘pikiran’, sedangkan sekalipun ‘hati’ dan ‘pikiran’ sering dibedakan, tetapi Kitab Suci sendiri juga sering mencampuradukkan kedua hal itu.
Tujuan dari penggunaan kata-kata itu adalah menekankan ‘keseluruhan diri kita tanpa ada yang dikecualikan’ (bdk. 1Tes 5:23 yang juga menekankan keseluruhan diri kita).
2. Mengasihi Tuhan dengan akal budi / pikiran, hanya bisa terjadi kalau kita mengerti / mengenal Allah dengan benar (khususnya tentang kasihNya yang Ia tunjukkan di atas kayu salib bagi kita). Jadi, jelas bahwa belajar tentang Allah dari Kitab Suci adalah sesuatu yang sangat penting!
3. Ajaran Trichotomy mempercayai bahwa manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Dan mereka mengatakan bahwa ‘jiwa’ adalah kehidupan binatang dalam diri manusia. Sedangkan ‘roh’ adalah sesuatu yang membedakan manusia dari binatang, dan ‘roh’ adalah suatu elemen yang menghubungkan Allah dengan manusia.
Tetapi, Mat 22:37 yang memerintahkan kita untuk mengasihi Allah, ternyata tidak mengandung kata-kata ‘dengan segenap roh’! Ini adalah salah satu bukti yang menunjukkan bahwa ajaran Trichotomy itu salah!
c) Ada 3 x kata ‘segenap’ (= all).
Ini menunjukkan bahwa kita tidak boleh membagi kasih kita! Kita harus menyerahkannya sepenuhnya kepada Allah! Jangan ingin mengasihi Allah dan dunia, atau Allah dan uang! (Mat 6:24 Yak 4:4 1Yoh 2:15).
Tetapi, kita boleh / harus mengasihi sesama kita (ay 39), karena kasih kepada sesama adalah perwujudan dari kasih kepada Allah. Tetapi, bagaimanapun juga, kita tak boleh mengasihi sesama lebih dari Allah (Mat 10:37).
d) Kasih kepada Allah harus diwujudkan dengan ketaatan (Yoh 14:15).
Jadi, kasih ini bukanlah sekedar suatu perasaan belaka, tetapi harus ada wujudnya yaitu ketaatan! Orang yang taat, belum tentu mengasihi Allah (Wah 2:1-7), tetapi orang yang mengasihi Allah, pasti akan mentaatiNya!
5) Matius 21: 39-40: “(39) Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (40) Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.’”.
a) ‘hukum yang ke dua yang sama dengan itu’ (ay 39). Ini salah terjemahan!
NIV: ‘and the second is like it’ (= dan yang kedua adalah seperti itu).
Dua hukum ini memang mirip, karena dua-dua tentang kasih dan dua-dua merupakan ringkasan / inti hukum Taurat.
b) Ay 39 dikutip dari Im 19:18 (bdk. Roma 13:10).
c) Orang yang mengasihi Allah, akan mengasihi sesama, dan orang yang tak mengasihi sesama, tak mungkin mengasihi Allah (bdk. 1Yoh 4:20-21).
d) Ay 39 juga mengajarkan kasih kepada diri sendiri!
Semua tindakan yang membahayakan / merusak kesehatan diri sendiri tanpa ada gunanya, merupakan pelanggaran terhadap hukum ini!
Contoh:
1. Merokok, menggunakan narkoba, dan sebagainya.
2. Bunuh diri.
3. Ngebut.
4. Menjadi peminum / pemabuk.
5. Tidak menjaga kesehatan, tidak mau olah raga.
6. Tidak mau berpantang (gula, garam, lemak) padahal diharuskan oleh dokter.
6) Mark 12:32-34 - “(32) Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: ‘Tepat sekali, Guru, benar kataMu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. (33) Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.’ (34) Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: ‘Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!’ Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus”.
a) Mark 12:32,33 menunjukkan bahwa ahli Taurat yang tadinya mencobai (ini kalau kita mengambil arti yang negatif dari kata ‘mencobai’), lalu sadar bahwa Yesus betul-betul mengajarkan Firman Tuhan. Dan ia menghormati semua itu!
b) Mark 12:32 menunjukkan bahwa kasih lebih penting dari persembahan! (bdk. 1Sam 15:22 Hos 6:6).
Kita bisa memberi persembahan tanpa kasih (bdk. Kej 4:3-4 Kis 5:1-11 1Kor 13:3), tetapi kita tidak bisa mengasihi Allah tanpa memberikan persembahan. Bahkan orang yang betul-betul mengasihi Allah pasti mau memberikan persembahan yang disertai dengan pengorbanan (bdk. Luk 21:1-4 2Sam 24:18-25).
Penerapan: pada saat saudara memberikan persembahan, apakah saudara memberikannya dengan kasih? Adakah pengorbanan dalam persembahan itu? Atau saudara sekedar memberi ‘uang lebih’ kepada Tuhan? Ingatlah bahwa Ia sudah memberikan yang terbaik kepada saudara, yaitu nyawaNya! Tidak ada persembahan apapun dari kita yang terlalu besar untuk kita berikan kepada Tuhan!
c) Mark 12:34 - ‘Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah’.
Sekalipun kata-kata ini merupakan suatu pujian, tetapi kata-kata ini juga merupakan suatu peringatan. Yesus berkata bahwa orang itu ‘tidak jauh’ dari Kerajaan Allah, berarti orang itu belum masuk / ada di dalam Kerajaan Allah. Jadi, dengan kata-kata ini Yesus ingin mendorong orang itu supaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Ini menunjukkan bahwa Yesus tidak senang melihat seseorang ‘hampir selamat’!
Matius 22:41-46 - “(41) Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada mereka, kataNya: (42) ‘Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?’ Kata mereka kepadaNya: ‘Anak Daud.’ (43) KataNya kepada mereka: ‘Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata: (44) Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kananKu, sampai musuh-musuhMu Kutaruh di bawah kakiMu. (45) Jadi jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?’ (46) Tidak ada seorangpun yang dapat menjawabNya, dan sejak hari itu tidak ada seorangpun juga yang berani menanyakan sesuatu kepadaNya”.
1) Tujuan Yesus dengan pembicaraan ini ialah: supaya mereka sadar / mengerti bahwa sekalipun Yesus / Mesias adalah anak / keturunan Daud, yang menunjukkan bahwa Ia adalah manusia, tetapi Ia juga disebut Tuan (Inggris: Lord / Tuhan) oleh Daud (ay 44a Maz 110:1), yang menunjukkan bahwa Ia juga adalah Allah sendiri!
H. P. Liddon: “David’s Son is David’s Lord. ... David describes his great descendant Messiah as his ‘Lord’ (Psa. 110:1). ... He is David’s descendant; the Pharisees knew that truth. But He is also David’s Lord. How could He both if He was merely human? The belief of Christendom can alone answer the question which our Lord addressed to the Pharisees. The Son of David is David’s Lord because He is God; the Lord of David is David’s Son because He is God incarnate” [= Anak dari Daud adalah Tuhan dari Daud. ... Daud menggambarkan keturunannya yang agung, Mesias, sebagai ‘Tuhan’nya (Maz 110:1). ... Ia adalah keturunan dari Daud; orang-orang Farisi mengetahui kebenaran itu. Tetapi Ia juga adalah Tuhan dari Daud. Bagaimana Ia bisa adalah keduanya jika Ia hanya manusia semata-mata? Hanya kepercayaan dari orang-orang kristen yang bisa menjawab pertanyaan yang ditujukan oleh Tuhan kita kepada orang-orang Farisi. Anak dari Daud adalah Tuhan dari Daud karena Ia adalah Allah; Tuhan dari Daud adalah Anak dari Daud karena Ia adalah Allah yang berinkarnasi / menjadi manusia] - ‘The Divinity of the Lord and Saviour Jesus Christ’, hal 43.
Jadi, Yesus atau Mesias adalah manusia dan sekaligus Allah sendiri! Sudahkah saudara betul-betul percaya akan hal ini?
Pengakuan Iman Athanasius (bagian tentang Kristus):
“28. It is, therefore, true faith that we believe and confess that our Lord Jesus Christ is both God and man. 29. He is God, generated from eternity from the substance of the Father; man, born in time from the substance of his mother. 30. Perfect God, perfect man, subsisting of a rational soul and human flesh. 31. Equal to the Father in respect to his divinity, less than the Father in respect to his humanity. 32. Who, although he is God and man, is not two but one Christ” (= 28. Karena itu adalah iman yang benar bahwa kita percaya dan mengaku bahwa Tuhan kita Yesus Kristus adalah Allah dan manusia. 29. Ia adalah Allah, diperanakkan dari kekekalan dari zat Sang Bapa; manusia, dilahirkan dalam waktu dari zat ibuNya. 30. Allah yang sempurna, manusia yang sempurna, terdiri dari jiwa yang rasionil dan daging manusia. 31. Setara dengan Sang Bapa dalam hal keilahianNya, lebih rendah dari Sang Bapa dalam hal kemanusiaanNya. 32. Yang, sekalipun adalah Allah dan manusia, bukanlah dua tetapi satu Kristus) - A. A. Hodge, ‘Outlines of Theology’, hal 118.
2) ‘oleh pimpinan Roh’ (ay 43).
a) Ini menunjukkan bahwa bagian itu adalah Firman Tuhan yang tidak mungkin salah. Jadi, pada waktu Daud menuliskan bagian itu, ia tidak mungkin ngawur, karena saat itu ia dipimpin oleh Roh Kudus.
b) Ini menunjukkan bahwa penulis Kitab Suci menulis di bawah pimpinan Roh Kudus, sehingga yang mereka tuliskan bukanlah sekedar tulisan manusia, tetapi merupakan Firman Tuhan!
3) Ay 44a (bdk. Maz 110:1) menunjukkan adanya lebih dari satu pribadi dalam diri Allah, karena di sini ditunjukkan bahwa TUHAN (dalam Maz 110:1 = YAHWEH) berbicara kepada Tuan / Lord (dalam Maz 110:1 = ADONAY) dari Daud. Karena itu, ayat ini dipakai sebagai salah satu dasar dari doktrin Allah Tritunggal!
4) ‘musuh-musuh’ (ay 44).
a) Di sini jelas sekali ditunjukkan bahwa Yesus / Mesias mempunyai banyak musuh.
Karena itu jangan merasa heran kalau banyak orang memusuhi gereja / orang kristen / kekristenan / Firman Tuhan!
b) Bisa saja para musuh itu kelihatannya menang, tetapi:
1. Ay 44 menunjukkan bahwa Kristus tetap duduk di sebelah kanan Allah (tempat tertinggi / termulia). Ini menunjukkan bahwa apapun yang dilakukan oleh para musuh itu, hal itu tidak akan bisa menggoyahkan kuasa / pemerintahan Kristus. Yesus tetap berkuasa / memerintah / mengontrol segala sesuatu!
Penerapan: apakah kadang-kadang saudara mengalami saat-saat dimana saudara merasa bahwa nasib saudara / orang kristen / gereja ada di tangan para musuh itu? Janganlah memandang dengan mata jasmani saudara! Pandanglah dengan iman, dan percayalah bahwa apapun yang terjadi, yang berkuasa dan memegang kontrol adalah Yesus Kristus dan bukannya para musuh!
2. Akhirnya para musuh itu akan takluk, dan kemenangan Kristus akan terlihat dengan nyata oleh semua orang.
Ay 44: ‘musuh-musuhMu Kutaruh di bawah kakiMu’ (bdk. Yos 10:24).
Bandingkan juga dengan 1Kor 15:24-25 dan Fil 2:10-11.
Hal ini akan terjadi pada hari kedatangan Kristus yang kedua-kalinya!
Penerapan: kalau saat ini gereja / orang kristen / kebenaran kelihatannya kalah, jangan putus asa / kecil hati. Karena Kristus sudah menang pada akhirnya, kita juga menang!
5) Mereka tak bisa menjawab (Matius 21: 46).
Sebetulnya mereka tentu tahu bahwa satu-satunya cara untuk menjawab pertanyaan Yesus itu adalah dengan mengakui bahwa Mesias / Yesus adalah manusia dan Allah! Tetapi, sekalipun Yesus menyusun argumentasi / ajaranNya dengan menggunakan ayat Kitab Suci sebagai dasar, dan sekalipun mereka tidak menemukan jalan lain untuk menjawab pertanyaan Yesus selain dengan mengakui bahwa Mesias / Yesus adalah manusia dan Allah, mereka tetap tidak mau mengakui hal itu. Ini menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang sombong, keras kepala dan tak mau tunduk pada otoritas dari Firman Tuhan.
Penerapan: apakah saudara sering berdebat seperti itu?
MATIUS 23:1-39
Matius 23:1-3: “(1) Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-muridNya, kataNya: (2) ‘Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. (3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya”.
1) ‘turutlah dan lakukannya segala sesuatu yang mereka ajarkan’ (ay 3a).
Perintah ini hanya berlaku kalau ajaran mereka benar! Hal ini perlu diketahui karena ada gereja / hamba Tuhan yang menggunakan bagian ini untuk mengajar bahwa jemaat harus mendengar / menerima / mentaati apapun juga yang diajarkan oleh gereja / pendetanya. Tetapi ini jelas salah, karena Yesus sendiri sering menyerang ajaran yang salah dari orang-orang Farisi dan para ahli Taurat (bdk. Mat 5:21-48 Mat 15:9 Mat 16:6 dsb).
2) Dari bagian ini kita bisa mendapatkan bahwa kalau seorang pendeta / pengkhotbah mempunyai ajaran yang benar, tetapi kehidupan yang brengsek, maka:
a) Jemaat tidak boleh bereaksi dengan merendahkan / meninggalkan Firman Tuhan.
Sekalipun ini adalah reaksi yang sangat umum, tetapi ini adalah reaksi yang salah. Saudara harus bisa memisahkan antara ‘pemberita Firman Tuhan’ dan ‘Firman Tuhan yang ia beritakan’. Saudara harus tetap menghormati / menghargai Firman Tuhan, dan saudara tetap harus mau mendengar dan belajar Firman Tuhan, bahkan dari pendeta yang hidupnya brengsek tersebut (selama ajarannya benar), dan mentaati Firman Tuhan tersebut (ay 3a).
Agustinus: “We may profitably listen even to those whose lives are not profitable” (= Kita bisa mendapatkan manfaat dengan mendengar bahkan dari orang-orang yang hidupnya tidak berguna).
b) Jemaat tidak boleh bereaksi dengan ikut berbuat dosa.
Ini lagi-lagi merupakan reaksi yang sangat umum, tetapi yang juga adalah reaksi yang salah! Ingat bahwa:
1. Standard hidup saudara bukanlah kehidupan pendeta / pengkhotbah, tetapi Firman Tuhan!
2. Saudara bertanggung jawab kepada Tuhan atas kehidupan saudara sendiri! (Ro 14:12).
3. Yesus menghendaki supaya jemaat tetap taat pada Firman Tuhan sekalipun pemberita firmannya hidup brengsek (ay 3)!
3) Setiap pemberita Firman Tuhan, bahkan setiap pemimpin / pejabat dalam gereja harus menyadari bahwa:
a) Jemaat mempunyai kecenderungan untuk merendahkan / meninggalkan Firman Tuhan, atau untuk ikut berbuat dosa, pada saat mereka melihat bahwa pemberita Firman Tuhan / pejabat gereja hidup brengsek! Pokoknya, makin kita aktif bagi Tuhan, makin Firman Tuhan akan direndahkan dan makin besar pengaruh negatif yang terjadi, kalau kita hidup brengsek! Karena itu, makin kita aktif bagi Tuhan, makin kita harus hidup berhati-hati!
b) Kalau pemberita Firman Tuhan / pemimpin gereja berbuat dosa, maka hukuman dosanya lebih berat, dan ini menunjukkan bahwa tingkat dosanya diperhitungkan lebih berat / besar oleh Tuhan (ay 14b bdk. Mark 12:40b Luk 20:47b).
Jadi, dari sini bisa disimpulkan bahwa tingkat dosa bisa dipengaruhi / tergantung dari siapa pelaku dosa itu!
Penerapan: kalau jemaat bolos ke gereja, maka itu adalah dosa. Tetapi kalau pengurus / majelis / guru sekolah minggu / organist / liturgist bolos, maka dosanya diperhitungkan lebih besar lagi. Kalau pengkhotbah / pendeta / penginjil membolos, dosanya diperhitungkan paling besar!
Hal ini juga berlaku untuk hal-hal lain, seperti datang terlambat, mengantuk dalam kebaktian, berdusta, melayani tanpa tanggung jawab dsb!
Apakah ajaran ini menyebabkan saudara yang mempunyai jabatan dalam gereja, lalu ingin mengundurkan diri, dan merasa lebih enak jadi jemaat biasa? Saudara boleh saja melakukan hal ini, kalau saudara ingin menjadi seperti istri Lot (Kej 19:26 bdk. Luk 9:62)!
4) Pada waktu Yesus mengucapkan semua ini, Ia melakukannya demi kebaikan orang-orang / murid-muridNya yang mendengarNya. Karena itu, tindakanNya ini tidak bisa dikatakan sebagai:
a) Menghakimi.
b) Mempergunjingkan / ngrasani orang / menyebar gossip dsb.
Kalau kita menceritakan kejelekan si A tanpa ada gunanya, atau untuk menjelekkan si A, maka itu jelas merupakan dosa. Tetapi kalau kita menceritakan kejelekan si A kepada orang yang kita cintai, dengan tujuan supaya orang yang kita cintai itu tidak menjadi korban kejelekan / kejahatan si A, maka itu jelas bukan dosa!
c) Suatu tindakan untuk menyombongkan diri.
Matius 23:4-12: “(4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. (5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; (6) mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; (7) mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. (8) Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. (9) Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. (10) Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. (11) Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. (12) Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan”.
1) Matius 23: 4: “Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya”.
a) Ay 4a: ada yang menafsirkan bahwa ini menunjuk pada ajaran-ajaran tambahan dari orang-orang Farisi dan para ahli Taurat (misalnya: tentang peraturan-peraturan Sabat yang begitu berat).
Tetapi Calvin mengatakan bahwa bagian ini terletak dalam kontex dimana Yesus mengkontraskan antara ajaran mereka yang benar dengan hidup mereka yang salah. Jadi, jelas bahwa ay 4a tidak menunjuk pada ajaran-ajaran tambahan yang salah itu, tetapi menunjuk pada Firman Tuhan yang benar yang mereka ajarkan.
b) Ay 4b: ada yang menafsirkan bahwa ini berarti bahwa mereka tidak mau meringankan beban orang lain. Tetapi, karena kontex menekankan hidup mereka yang tidak sesuai dengan ajaran mereka, maka bagian ini lebih tepat kalau diartikan sebagai: mereka menghindari hukum / tak melakukan hukum dalam hidup mereka.
2) Matius 23: 5-7: “(5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; (6) mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; (7) mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi”.
a) Dalam hal-hal dimana mereka kelihatannya baik / taat, maka motivasi mereka salah, karena mereka melakukannya ‘supaya dilihat orang’ (ay 5a bdk. Mat 6:1-18).
b) Contoh-contohnya:
1. Ay 5b: ‘tali sembahyang yang lebar’.
Untuk mentaati ayat-ayat seperti Kel 13:9,16 Ul 6:8 Ul 11:18 yang mereka tafsirkan secara hurufiah, maka mereka memakai tali sembahyang. Tali sembahyang ini berupa kotak-kotak kulit yang kecil yang diikatkan pada tubuh dengan menggunakan tali / pita-pita yang ada pada kedua ujung kotak-kotak itu. Ada 2 buah kotak kulit, yang satu mereka ikatkan pada lengan kiri bagian dalam (supaya dengan dengan ‘heart’ / jantung / hati), dan yang satunya mereka ikatkan pada dahi. Yang pada lengan kiri, adalah satu kotak kulit dengan 1 ruangan di dalamnya, dan diisi dengan gulungan-gulungan kulit yang bertuliskan 4 buah text Kitab Suci, yaitu Kel 13:1-10 Kel 13:11-16 Ul 6:4-9 Ul 11:13-21. Sedangkan yang pada dahi, adalah satu kotak kulit dengan 4 buah ruangan di dalamnya, yang masing-masing berisi salah satu dari 4 text Kitab Suci di atas. Untuk menarik perhatian orang, maka mereka memperlebar tali / pita dari tali sembahyang itu.
2. Ay 5b: ‘jumbai yang panjang’.
Ini mereka lakukan untuk mentaati Firman Tuhan dalam Bil 15:37-41 dan Ul 22:12.
Lagi-lagi, untuk menarik perhatian, mereka memperpanjang jumbai-jumbai ini!
3. Ay 6: ‘duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat’ (bdk. ajaran Yesus dalam Luk 14:8-11).
Yang diserang oleh Yesus di sini, bukanlah tindakan mereka, tetapi motivasi mereka (supaya diperhatikan / dihormati). Jadi, jangan menggunakan ay 6 ini untuk menyerang pendeta / majelis / anggota Koor yang duduk di depan dalam kebaktian!
4. Ay 7: ‘mereka suka menerima penghormatan di pasar’.
Mereka suka menerima penghormatan di pasar, karena ada banyak orang di sana yang melihat hal itu.
5. Ay 7: ‘suka dipanggil Rabi’.
Sehubungan dengan ini Yesus memberikan ay 8-10: “(8) Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. (9) Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. (10) Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias”.
Dalam menafsirkan ay 8-10 ini, kita harus memperhatikan bahwa:
a. Paul menyebut dirinya ‘pengajar’ (1Tim 2:7).
b. jabatan dalam gereja diberikan oleh Tuhan (Ef 4:11).
c. Tuhanlah yang memberi pengajar pada gereja (1Kor 12:28).
d. Paulus menyebut dirinya ‘bapa rohani’ (1Kor 4:15 Fil 2:22).
Karena itu, jelaslah bahwa dalam menafsirkan ay 8-10, kita harus memperhatikan bahwa: “The prohibition must be understood in the spirit and not in the letter” (= Larangan ini harus dimengerti menurut arti yang sebenarnya, dan bukan menurut arti hurufiahnya).
Untuk bisa mengetahui arti yang sebenarnya, maka ada 2 hal yang harus diperhatikan:
(1) Arah / penekanan dari kontex (ay 7-12).
Ay 7 jelas menyerang kesombongan, sifat ingin dihormati / ditinggikan dsb.
Ay 11-12 jelas juga mengajar kerendahan hati dan melarang peninggian diri sendiri.
Jadi jelas bahwa ay 8-10 terletak dalam kontex (ay 7-12) yang menekankan bahwa kita harus rendah hati, tidak boleh ingin dihormati / meninggikan diri dsb.
(2) Penekanan dari ay 8-10 sendiri.
Ay 8 menunjukkan Yesus sebagai satu-satunya Rabi yang sejati; sedangkan semua orang kristen adalah saudara / setingkat (hanya Yesus yang ada di atas!).
Ay 9 menunjukkan hanya ada 1 Bapa.
Ay 10 menujukkan hanya ada 1 pemimpin yaitu Mesias.
Jadi, penekanan dari ay 8-10 ini adalah: kemuliaan hanya boleh diberikan kepada Allah; kita tidak boleh mengurangi kemuliaan Allah dengan memberikannya kepada manusia.
Kesimpulan: Larangan menyebut Rabi, bapa, pemimpin hanya berlaku kalau:
(a) Orang itu ingin disebut demikian untuk meninggikan dirinya.
(b) Sebutan itu mengaburkan / mengurangi kemuliaan Allah / Tuhan Yesus.
Calvin (tentang ay 9): “The true meaning therefore is, that the honour of a father is falsely ascribed to men, when it obscures the glory of God” (= Arti sebenarnya adalah, bahwa penghormatan bapa secara salah ditujukan kepada manusia, kalau itu mengaburkan kemuliaan Allah).
Karena itu, ay 8-10 ini (khususnya ay 8 - ‘kamu semua adalah saudara’), tidak bisa dipakai untuk membenarkan adanya ‘gereja tanpa gembala’ (gereja yang menolak adanya gembala / pendeta), seperti Gereja Sidang Jemaat Kristus. Ingat bahwa jabatan gembala itu juga diberikan oleh Tuhan (Ef 4:11)!
Matius 23:13-36 - “(13) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. (14) [Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.] (15) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri. (16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. (17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? (18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat. (19) Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? (20) Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. (21) Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. (22) Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya. (23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. (24) Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. (25) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. (26) Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih. (27) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. (28) Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. (29) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh (30) dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. (31) Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. (32) Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu! (33) Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka? (34) Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota, (35) supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah. (36) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung angkatan ini!’”.
1) Kalau dalam Mat 23:1-12 Yesus sudah menunjukkan kebobrokan orang Farisi dan ahli Taurat, maka dalam Mat 23:13-36 ini, Ia melanjutkan dengan serangan yang lebih keras lagi!
Kerasnya serangan Yesus ini terlihat dari kata-kata:
a) Kata ‘celakalah’ yang muncul berulangkali (ay 13,14,15,16,23,25,27,29).
b) Sebutan ‘orang munafik’ (ay 13,14,15,23,25,27,29).
c) Sebutan ‘orang-orang / pemimpin-pemimpin buta’ (ay 16,19,24).
d) Sebutan ‘orang-orang bodoh’ (ay 17).
e) Sebutan ‘ular-ular’, ‘keturunan ular beludak’ (ay 33).
Kekristenan / Kitab Suci / Yesus memang mengajarkan untuk bersikap lemah lembut, sopan dan ramah terhadap sesama umat manusia (sekalipun ia adalah orang kafir), tetapi tidak demikian terhadap nabi-nabi palsu / orang-orang yang tegar tengkuk!
Lihatlah juga sikap Yohanes Pembaptis dan rasul-rasul terhadap nabi palsu / orang yang tegar tengkuk [bdk. Mat 3:7 Gal 1:8-9 Fil 3:2 2Tim 3:8-9 Tit 1:10-11 2Pet 2:1-22 (khususnya ay 12,14,22) 2Yoh 7-11].
Karena itu:
1. Perhatikan sikap / kata-kata saudara pada saat berhadapan dengan nabi-nabi palsu / orang-orang yang tegar tengkuk! Seperti Yesus, Yohanes Pembaptis, dan rasul-rasul, atau seperti orang-orang Kristen pada umumnya?
2. Jangan terlalu cepat mengecam orang yang bersikap keras / mengeluarkan kata-kata keras terhadap nabi-nabi palsu itu!
2) Pada saat Yesus menyerang ini, maka ada beberapa pendapat tentang kehadiran orang Farisi dan ahli Taurat:
a) Mereka ada / hadir:
secara terang-terangan.
di latar belakang.
b) Mereka tidak hadir.
Orang-orang yang berkata bahwa mereka hadir, mengatakan bahwa Luk 11:45,53-54, yang merupakan bagian paralel dari Mat 23 ini, membuktikan bahwa mereka hadir.
Luk 11:45,53-54 - “(45) Seorang dari antara ahli-ahli Taurat itu menjawab dan berkata kepadaNya: ‘Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga.’ ... (53) Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus-menerus mengintai dan membanjiriNya dengan rupa-rupa soal. (54) Untuk itu mereka berusaha memancingNya, supaya mereka dapat menangkapNya berdasarkan sesuatu yang diucapkanNya”.
Tetapi orang-orang yang berkata ‘tidak hadir’ menjawab dengan menunjuk pada
Luk 11:37-39 yang menunjukkan bahwa peristiwa dalam Lukas 11 terjadi dalam rumah seorang Farisi yang mengundang Yesus. Jadi, jelas sekali bahwa sekalipun Luk 11 ini mirip dengan Mat 23, tetapi merupakan suatu kejadian yang berbeda dengan kejadian dalam Mat 23.
Orang-orang yang berkata ‘hadir’ mengatakan bahwa dalam ay 13-39 Yesus menyebut orang Farisi dan ahli Taurat dengan sebutan ‘kamu / engkau’, yang jelas menunjukkan bahwa mereka hadir saat itu.
Tetapi orang-orang yang berkata ‘tidak hadir’ mengatakan:
a) Ay 13-39 merupakan sambungan dari ay 1-12, sehingga kedua bagian ini terjadi di dalam 1 peristiwa. Ay 1 menunjukkan bahwa Yesus berbicara kepada orang banyak dan murid-muridnya. Tidak dikatakan ada orang Farisi maupun ahli Taurat di sana. Jadi jelas ini juga berlaku untuk ay 13-dst.
b) Dalam ay 2-7 Yesus menyebut orang Farisi dan ahli Taurat dengan sebutan ‘mereka’, dan ini menunjukkan bahwa mereka tidak ada disitu. Kalau dalam ay 13-dst Yesus menggunakan kata ‘kamu / engkau’, itu mungkin hanya merupakan ‘bahasa khotbah’ untuk membuat khotbah lebih hidup!
Matius 23: 13: “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk”.
1) ‘Celakalah’.
Inggris: ‘Woe’.
Yunani: OUAI. Ini adalah kata yang sukar diterjemahkan karena di dalamnya tercakup:
a) Kemarahan.
b) Kesedihan (bdk. ay 37 & Luk 19:41).
Jadi, kata ini merupakan suatu expresi dari kemarahan yang suci, dan menunjukkan bahwa kemarahan Yesus keluar dari hati yang penuh kasih, yang hancur melihat ketegaran manusia.
Kalau kita melihat orang yang sesat / nabi palsu, sering kita mempunyai perasaan / sikap yang salah, seperti:
a) Acuh tak acuh / tak peduli.
b) Hormat (apakah saudara tetap hormat kepada pendeta yang sesat / liberal?).
c) Senang (karena memikirkan bahwa mereka akan masuk neraka).
d) Ramah / lemah lembut.
e) Munafik.
f) Benci.
g) Marah tanpa kesedihan.
h) Sedih tanpa kemarahan.
Mintalah ampun kepada Tuhan karena perasaan / sikap yang salah ini, dan mintalah supaya Ia mengubah perasaan / sikap saudara menjadi seperti sikap / perasaan Yesus sendiri.
2) ‘Orang munafik’.
a) Dalam bahasa aslinya berarti ‘pemain sandiwara’, dan menunjukkan orang yang berbeda luarnya dengan dalamnya.
Penerapan: seringkah saudara bermanis muka terhadap orang yang sebetulnya tidak saudara senangi?
Catatan: tetapi awas, penguasaan diri tidak sama dengan kemunafikan!
b) Ada yang memberikan definisi bahwa orang munafik adalah: ‘the man who pretends to be better than he really is’ (= orang yang berpura-pura untuk menjadi lebih baik dari pada yang sebenarnya).
Seringkah saudara bersikap seperti ini? Mungkin di depan boss saudara? Atau di depan pendeta saudara? Atau di depan istri saudara?
c) Kalau dilihat dalam Mat 6:2,5,16, maka orang munafik adalah orang yang melakukan suatu kebaikan untuk dilihat orang, baik dalam:
1. Memberi sedekah.
2. Berdoa.
3. Berpuasa.
Penerapan: kalau memberi persembahan, baik ke gereja maupun untuk korban bencana alam dsb, gunakanlah nama samaran / kode saja, supaya jangan ada orang lain yang tahu, kecuali Allah sendiri!
3) ‘Kerajaan Surga’.
Di sini artinya adalah: pemerintahan Allah dalam Kristus Yesus, yang dimulai di dunia ini, di dalam kehidupan / hati manusia, dan disempurnakan di dalam kekekalan / di surga kelak.
4) ‘Menutup pintu kerajaan surga’.
Bdk. Luk 11:52 - ‘mengambil kunci pengetahuan’.
Jadi, mereka adalah ‘pemegang kunci pintu kerajaan surga’, karena mereka adalah pengajar Firman Tuhan.
Ini menunjukkan secara jelas bahwa seorang pengajar Firman Tuhan (pendeta, penginjil, pengkhotbah awam, guru sekolah minggu, guru agama dll) memiliki tanggung jawab yang besar sekali!
Orang Farisi dan ahli Taurat bisa menutup pintu kerajaan surga dengan bermacam-macam cara:
a) Mengajarkan apa yang salah.
Misalnya: mengajarkan keselamatan melalui ketaatan / perbuatan baik (Bdk. ay 16-22 untuk mengetahui betapa brengseknya ajaran mereka).
b) Tidak mengajarkan apa yang benar, misalnya tentang pentingnya seseorang datang kepada Yesus.
Penerapan: jaman sekarangpun ada banyak gereja yang hanya menekankan ajaran moral / etika, tetapi tidak lagi memberitakan Injil dan tidak mendorong jemaatnya untuk datang kepada Kristus. Gereja seperti ini juga menutup pintu Kerajaan Surga bagi jemaatnya!
c) Menghalangi orang lain yang mengajarkan apa yang benar.
Dalam kitab Kisah Rasul kita sering melihat bagaimana orang Yahudi menghalangi para rasul dalam memberitakan Injil.
Bdk. 1Tes 2:16 - “karena mereka mau menghalang-halangi kami memberitakan firman kepada bangsa-bangsa lain untuk keselamatan mereka. Demikianlah mereka terus-menerus menambah dosa mereka sampai genap jumlahnya dan sekarang murka telah menimpa mereka sepenuh-penuhnya”.
Penerapan: jaman sekarangpun gereja sering menolak hamba-hamba Tuhan yang injili untuk berkhotbah di gereja mereka dengan berbagai macam alasan.
d) Menghalangi orang datang kepada Kristus (ay 13b bdk. Yoh 9:22).
Yoh 9:22 - “Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan”.
Catatan: point a) dan b) bisa mereka lakukan karena kedudukan mereka sebagai pengajar Firman Tuhan, sedang point c) dan d) bisa mereka lakukan karena kedudukan mereka sebagai pemimpin / tokoh agama.
Penerapan: setiap kita yang adalah pemimpin (pendeta, penginjil, majelis / pengurus dsb), maupun pengajar Firman Tuhan (pendeta, penginjil, pengkhotbah awam, guru agama / sekolah minggu) harus hati-hati supaya tidak menjadi orang yang menutup pintu kerajaan surga bagi siapapun!
5) ‘Kamu sendiri tidak masuk’ artinya: kamu sendiri menolak Kristus.
‘Kamu merintangi mereka yang berusaha masuk’ artinya: kamu menghalangi orang yang mau datang kepada Kristus.
Dari sini bisa kita pelajari bahwa:
a) Orang yang akan masuk ke neraka, mungkin secara tidak disadari, senang sekali mencari teman! Tetapi, anehnya:
kalau seseorang sudah masuk neraka, maka kelihatannya ia tidak akan senang kalau orang-orang lain, khususnya orang-orang yang ia cintai, juga menyusulnya masuk ke neraka. Perhatikan kata-kata orang kaya kepada Abraham dalam Luk 16:27-28 - “(27) Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, (28) sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini”.
orang Kristen yang yakin akan masuk surga, banyak yang tidak senang mencari teman (tidak pernah memberitakan Injil / mengajak orang ke gereja)!
b) Setan bisa, dan selalu berusaha mati-matian, untuk menggunakan anak-anaknya (ini bisa keluarga saudara, teman saudara, atau bahkan pendeta saudara!) untuk menghalangi saudara masuk ke kerajaan surga!
Misalnya:
mengajak saudara bicara pada waktu Injil / Firman Tuhan diberitakan.
mengajak saudara piknik sehingga tidak bisa ke gereja.
melarang saudara pergi ke gereja yang injili / alkitabiah.
mengajak saudara pergi ke gereja yang sesat.
Tetapi, ini semua tergantung apakah saudara mau dirintangi atau tidak!
Matius 23: 14: “[Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.]”.
1) Dalam Matius, ayat ini ada dalam tanda kurung (ini hanya untuk Kitab Suci Indonesia), menandakan bahwa ayat ini dianggap sebagai penambahan. Tetapi ayat paralelnya, yaitu dalam Mark 12:40 dan Luk 11:47, tidak berada di dalam tanda kurung. Jadi sekalipun dalam Matius ayat ini seharusnya tidak ada, tetapi ayat ini jelas tetap merupakan Firman Tuhan.
2) ‘menelan rumah janda-janda’.
Perjanjian Lama sangat menekankan keharusan untuk berbelas kasihan terhadap janda-janda (Ul 10:18 Ul 27:19 Maz 68:6 Yes 1:17), dan demikian juga dengan Perjanjian Baru (Kis 6:1 1Tim 5:3-16).
Tetapi, para tokoh agama ini justru menelan rumah janda-janda! Mereka adalah pengajar Firman Tuhan, tetapi mereka sendiri mengabaikan bagian penting yang ditekankan dalam Firman Tuhan!
3) ‘Mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang’.
Di sini Yesus bukannya menyerang doa yang panjang! Ingat Yesus sendiri berdoa panjang (bdk. Luk 6:12 - Yesus berdoa semalam suntuk). Calvin bahkan berkata bahwa doa yang panjang menunjukkan baiknya kerohanian seseorang!
Yang diserang oleh Yesus di sini adalah: kalau doa sengaja dibuat jadi panjang dengan tujuan mengelabui mata orang.
Penerapan: banyak orang sengaja memanjangkan doanya kalau harus berdoa di depan umum, supaya mereka dianggap rohani. Kalau saudara seperti itu, apa bedanya saudara dengan orang Farisi dan ahli Taurat?
Dan ingatlah bahwa sekalipun manusia hanya memandang apa yang kelihatan, tetapi Tuhan menguji hati! (bdk. 1Sam 16:7).
Matius 23: 15: “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri”.
1) ‘mengarungi lautan dan menjelajah daratan’.
Ini tidak hurufiah, tetapi hanya merupakan suatu ungkapan yang menunjukkan semangat dan kesungguhan usaha mereka. Orang-orang brengsek yang tidak bersemangat, tidak terlalu berbahaya. Tetapi orang Farisi dan ahli Taurat ini adalah orang brengsek, yang mempunyai semangat yang besar (bagi golongan mereka, bukan bagi Tuhan). Dan ini yang menyebabkan mereka sangat berbahaya. Bandingkan dengan para Saksi Yehuwa yang begitu aktif memberitakan Injil sesat mereka!
Apakah semua ini tidak menyebabkan kita harus mengimbangi mereka dengan memberitakan Injil yang benar dengan lebih giat / bersemangat lagi?
2) ‘untuk mentobatkan satu orang saja menjadi pengikut agamamu, dan sesudah ia bertobat’.
NASB/Lit: ‘to make one proselyte, and when he becomes one’ (= untuk membuat seseorang menjadi penganut agama Yahudi, dan pada saat ia sudah menjadi penganut agama Yahudi).
Dari sini terlihat bahwa mereka tidak berusaha membawa orang kepada Allah / Yesus, tetapi hanya kepada agama mereka! Ini adalah penginjilan yang salah!
Penerapan: jaman sekarangpun banyak pendeta / orang kristen yang hanya berusaha membawa orang masuk ke gereja mereka, dibaptis dsb, tetapi tidak sungguh-sungguh membawa orang datang kepada Yesus! Karena itu perhatikanlah setiap hamba Tuhan, apakah mereka berusaha membawa saudara / jemaatnya kepada Tuhan, atau hanya kepada gereja / agama / diri mereka sendiri. Carilah hamba Tuhan yang betul-betul berusaha membawa saudara kepada Tuhan! Ingat bahwa gereja, agama, pendeta tidak bisa menyelamatkan saudara! Hanya Yesus yang bisa menyelamatkan saudara!
Ciri khas dari hamba Tuhan yang hanya membawa orang ke gerejanya sendiri adalah: mereka marah kalau jemaatnya pindah ke gereja lain, biarpun gereja lain itu adalah gereja yang benar!
3) ‘kamu menjadikan dia orang neraka, yang 2 x lebih jahat dari pada kamu sendiri’.
NIV: ‘you make him twice as much a son of hell as you are’ (= kamu membuat dia 2 x anak neraka seperti kamu).
Jelas bahwa Yesus memaksudkan bahwa:
a) Mereka sendiri adakah ‘anak neraka’, artinya: mereka jahat dan pasti akan masuk neraka.
Dari ajaran, kepercayaan dan kehidupan mereka, Yesus tahu bahwa mereka bukan orang yang percaya dan karena itu Yesus mengatakan mereka adalah ‘anak neraka’.
Penerapan: banyak orang menganggap kita ‘menghakimi’ kalau kita mengatakan bahwa seseorang / suatu gereja adalah orang / gereja yang sesat dan pasti tidak akan selamat, kecuali mereka bertobat. Tetapi, beranikah mereka mengatakan bahwa Yesus menghakimi orang Farisi dan ahli Taurat pada waktu Ia mengatakan kalimat ini?
b) Orang-orang yang mereka pertobatkan menjadi 2 x anak neraka, artinya: 2 x lebih jahat. Mengapa bisa demikian? Mungkin karena mereka mempertahankan sebagian besar dosa-dosa mereka sebagai orang kafir, dan mereka lalu menambahkan dengan dosa-dosa orang Yahudi seperti kemunafikan, kesombongan rohani dsb.
Penerapan: orang kafir yang hanya dibawa kepada gereja / agama kristen saja, tetapi tidak kepada Yesus, juga bisa menjadi 2 kali lebih jahat! Mereka tidak bertobat dari dosa-dosa lama mereka, dan mereka bahkan menambah kejahatan mereka dengan kemunafikan dan kesombongan orang kristen KTP.
Karena itu, janganlah berusaha membawa orang hanya kepada gereja / agama, tetapi bawalah orang kepada Kristus. Kalau orang itu datang kepada Kristus dengan sungguh-sungguh, tidak mungkin ia menjadi makin jahat!
4) Karena ay 14 itu sebetulnya tidak ada dalam Injil Matius, maka ay 15 merupakan sambungan dari ay 13! Dan memang ada hubungan yang dekat antara ay 13 dan ay 15.
Ay 13: mereka menghalangi orang masuk kerajaan surga.
Ay 15: mereka mengajak orang masuk neraka!
Dari 2 hal ini terlihat bahwa kalau seseorang dihalangi untuk masuk surga, maka itu sama dengan diajak untuk masuk neraka, karena selain surga tidak ada tempat lain selain neraka. Jadi, pastikanlah bahwa agama saudara, gereja saudara, pendeta saudara, mengajak / membimbing saudara ke surga (kepada Yesus). Kalau tidak, itu berarti saudara sedang diajak masuk neraka!
Matius 23:16-22: “(16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. (17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? (18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat. (19) Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? (20) Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. (21) Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. (22) Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya”.
1) ‘Pemimpin-pemimpin buta’.
Ini akan terus ada dalam gereja, dari dulu sampai akhir jaman! Karena itu, janganlah mempercayai kerohanian / kekristenan orang, hanya dari jabatan / kedudukannya dalam gereja! Jaman sekarang, ada banyak pendeta yang bukan saja tidak mempunyai pengetahuan apa-apa tentang Kitab Suci tetapi sebaliknya mempunyai pengetahuan yang sesat.
2) Matius 23: 17: ‘orang-orang bodoh dan orang-orang buta’.
Yesus mengatakan bahwa mereka itu ‘bodoh’, padahal dalam Mat 5:22, Ia sendiri mengatakan bahwa kita tidak boleh mengatakan ‘bodoh’ kepada seseorang (Mat 5:22 dalam Kitab Suci Indonesia salah terjemahan; kata ‘jahil’ seharusnya adalah ‘bodoh’).
Penjelasan: yang Yesus maksudkan dengan Mat 5:21-22 adalah bahwa kita tidak boleh memaki seperti itu dengan kebencian. Itu termasuk pelanggaran terhadap hukum ke 6 yaitu ‘jangan membunuh’ (bdk. Mat 5:21). Tetapi di sini, Yesus menyebut mereka ‘bodoh’ dengan hati yang kasih! Ini tentu saja berbeda! Ini merupakan perwujudan dari kemarahan yang benar!
3) Dari ay 16,18 terlihat bahwa orang Farisi dan ahli Taurat membedakan 2 macam sumpah: yang mengikat (harus ditepati) dan yang tidak mengikat (dilanggarpun tidak apa-apa!).
Kelucuan dari ajaran ini terlihat dari:
penjelasan Yesus dalam ay 17,19.
kalau ada orang bersumpah dengan menggunakan sumpah yang tidak mengikat, maka jelas sekali bahwa ia bersumpah dengan tujuan tidak menepati sumpah itu. Dengan kata lain, ia bersumpah dengan tujuan untuk berdusta! Bagaimana mungkin hal seperti ini dianggap ‘tidak apa-apa’?
4) Ay 16: emas Bait Suci lebih penting dari Bait Sucinya.
Ay 18: persembahan lebih penting dari mezbahnya.
Ajaran seperti ini bertujuan untuk mendapatkan banyak untung bagi diri mereka sendiri! Dan ini adalah ciri nabi-nabi palsu (bdk. Yer 8:10 Tit 1:11 2Pet 2:3).
Penerapan: sekalipun Kitab Suci memang mengajarkan bahwa kita harus memberi persembahan (persembahan persepuluhan maupun persembahan biasa) kepada Tuhan, dan karena itu tidak salah bagi seorang pengkhotbah / pendeta untuk berkhotbah tentang persembahan, tetapi hati-hatilah dengan pendeta yang terlalu / terus-menerus menekankan pentingnya persembahan, apalagi yang terus-menerus menjanjikan bahwa Tuhan akan membalas saudara berlipat ganda! Ini bisa mendorong saudara untuk memberi kepada Tuhan dengan pamrih / ‘jiwa dagang’, dan pengkhotbah / pendeta itu mungkin sekali adalah nabi palsu yang menggunakan semua itu untuk keuntungan dirinya sendiri!
Matius 23: 23-24: “(23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. (24) Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan”.
1) ‘Persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan’ (ay 23 bdk. Luk 11:42 - ‘persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran’).
a) Selasih, adas manis, jintan, inggu, dsb, adalah tumbuh-tumbuhan yang digunakan sebagai bumbu. Ini hanya merupakan hasil sampingan dari ladang, sehingga hasilnya hanya sedikit, dan lagi harganyapun murah.
b) Tentang perpuluhan, dalam Ul 14:23 dikatakan bahwa orang Israel harus memberikan perpuluhan dari gandum, anggur, minyak (yang merupakan hasil utama dari ladang) dan ternak. Tetapi karena dalam Ul 14:22 dikatakan ‘Haruslah engkau benar-benar mempersembahkan sepersepuluh dari seluruh hasil benih yang tumbuh di ladangmu’, dan dalam Im 27:30 dikatakan ‘segala persembahan persepuluhan dari tanah’, maka ahli Taurat dan orang Farisi beranggapan bahwa dari tanaman seperti selasih, adas manis, jintan, inggu, dsb, sekalipun hasilnya sangat sedikit, juga harus diberikan persepuluhan.
c) Ini menunjukkan ketaatan ahli Taurat dan orang Farisi dalam hal-hal yang sangat kecil.
2) ‘tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan’.
Tadi kita melihat bahwa mereka melakukan hal-hal yang sangat kecil, tetapi ironisnya sekarang kita melihat bahwa mereka justru mengabaikan hal-hal terpenting dalam Hukum Taurat, yaitu ‘keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan’ (ay 23 bdk. Luk 11:42 - ‘keadilan dan kasih Allah’).
Jadi, jelaslah bahwa mereka dikecam oleh Yesus, bukan karena mereka menekankan hal-hal yang kecil. Mereka dikecam karena mereka menekankan hal-hal yang kecil, tetapi mengabaikan hal-hal yang besar. Mereka fanatik hanya dalam bagian-bagian tertentu dari Kitab Suci. Fanatisme adalah suatu hal yang baik (perhatikan sikap Tuhan kepada orang-orang yang ‘tidak fanatik’ dalam mengikut Dia dalam Wah 3:15-16), asal kita fanatik dalam semua bagian dari Kitab Suci!
Penerapan: apakah saudara juga sering menekankan hal-hal kecil, tetapi pada saat yang sama mengabaikan hal-hal yang jauh lebih penting?
Contoh:
a) Ada orang-orang yang senang mempersoalkan cara duduk di gereja, pakaian untuk pergi ke gereja, posisi berdoa dsb, tetapi pada saat yang sama, mereka mengabaikan kasih kepada sesama, dan membiarkan kesombongan bercokol dalam dirinya!
b) Ada gereja / hamba Tuhan yang menekankan kode etik yang harus dipatuhi oleh hamba Tuhan dalam berkhotbah, tetapi pada saat yang sama, mereka sendiri mengabaikan pemberitaan Injil / Firman Tuhan!
3) ‘Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan’ (ay 23).
Kata-kata ‘yang satu’ menunjuk pada hal-hal yang terpenting dalam hukum Taurat; sedangkan kata-kata ‘yang lain’ menunjuk pada persepuluhan dari selasih, adas manis, dan jintan dsb.
Kalimat ini membingungkan banyak orang yang menganggap bahwa persembahan persepuluhan dari selasih, adas manis, dan jintan adalah sesuatu yang keterlaluan, dan tidak mungkin Yesus menyetujui persembahan persepuluhan dalam hal-hal seperti itu
Karena itu, akhirnya muncul banyak penafsiran tentang bagian ini:
a) Bagian ini bukan kata-kata Yesus, dan seharusnya tidak termasuk dalam Kitab Suci.
Tetapi tidak ada textual evidence (= bukti text) untuk mendukung pandangan ini, artinya semua manuscript mempunyai bagian ini sehingga tidak ada alasan untuk menganggap bagian ini sebagai suatu penambahan.
b) Kata-kata ‘yang lain’ dalam ay 23 ini tidak diartikan sebagai ‘persembahan persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan’, tetapi hanya sekedar diartikan ‘persembahan persepuluhan’. Dengan demikian, Yesus bukannya menyetujui persembahan persepuluhan dalam hal-hal kecil itu, tetapi hanya sekedar menyetujui persembahan persepuluhan.
c) ‘Hal-hal yang terpenting dalam hukum Taurat’ dianggap mewakili semua hal-hal yang penting; sedangkan ‘persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan’ dianggap mewakili semua hal-hal kecil. Jadi, kalimat ini berarti: kita harus taat kepada Tuhan dalam hal-hal yang besar maupun hal-hal yang kecil.
d) Diartikan secara hurufiah.
Jadi Yesus memaksudkan bahwa hal-hal yang terpenting dalam hukum Taurat (keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan) harus dilakukan, dan demikian juga persembahan persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan harus dibayar.
Kalau diartikan demikian, maka itu berarti bahwa persembahan persepuluhan dalam hal-hal kecilpun memang harus dilakukan.
Misalnya: persembahan persepuluhan dari bunga uang di bank, persembahan persepuluhan dari persen / tip yang saudara dapatkan.
Saya condong untuk menerima pandangan c) dan d).
4) ‘nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan’ (ay 24).
Mereka memang selalu menapiskan / menyaring anggur yang akan mereka minum, supaya jangan ada serangga yang terminum. Alasannya: Im 11:20-23 mengatakan bahwa semua serangga, kecuali belalang, haram untuk dimakan.
Tetapi unta, yang jauh lebih besar dari nyamuk, dan yang juga termasuk binatang yang haram untuk dimakan (bdk. Im 11:3-4), mereka telan.
Jadi, ay 24 ini adalah suatu perumpamaan untuk menyerang praktek orang Farisi dan ahli Taurat dalam ay 23, dan membuat praktek mereka itu menjadi suatu karikatur yang menggelikan.
Penekanan dari ay 24 ini sama dengan ay 23. Mereka mentaati Firman Tuhan dalam hal-hal kecil, tetapi mengabaikannya dalam hal-hal yang besar / penting.
Matius 23: 25-26: “(25) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. (26) Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih”.
Ada yang berpendapat bahwa di sini Yesus menyerang mereka karena mereka membersihkan diri mereka dalam hal-hal lahiriah yang kelihatan oleh mata, tetapi mereka membiarkan hati mereka dipenuhi oleh segala macam kekotoran seperti motivasi yang salah, kesombongan, iri hati, kebencian, kemunafikan dsb.
Keberatan terhadap penafsiran ini:
Kalau ay 25-26 diartikan seperti itu, maka ay 25-26 ini mempunyai serangan yang sama dengan ay 27-28, sedangkan kelihatannya dalam bacaan ini (Mat 23:13-36), setiap kali Yesus mengucapkan ‘celakalah’, maka Ia memberi serangan yang berbeda / baru.
Saya berpendapat bahwa di sini Yesus menyerang mereka karena mereka menekankan tradisi / upacara keagamaan yang bersifat lahiriah, tetapi mereka mengabaikan hukum-hukum yang betul-betul diberikan oleh Tuhan. Mereka memang sangat menekankan pembasuhan (bdk. Mat 15:2), padahal ini hanyalah tradisi / ajaran mereka sendiri yang tidak pernah diperintahkan oleh Tuhan. Tetapi mereka mengabaikan hukum-hukum Tuhan. Ini terlihat dari kata:
‘rampasan’. Isi pinggan = hasil rampasan.
‘kerakusan’. Mereka makan tanpa penguasaan diri.
Penerapan: dalam gereja sekarangpun ada banyak orang yang senang menekankan sesuatu yang hanya merupakan tradisi (yang tak diperintahkan oleh Tuhan), tetapi mengabaikan hukum. Contoh:
Kalau rapat, diharuskan memakai renungan Firman Tuhan.
Tetapi rapat dipenuhi dengan hal-hal duniawi, dan dalam rapat mereka berfoya-foya menggunakan uang gereja.
kebaktian diharuskan memakai 12 Pengakuan Iman Rasuli, dan doa Bapa Kami.
Tetapi kebaktian dilakukan dengan tidak tertib, banyak orang terlambat, banyak anak ribut dan jalan-jalan dsb.
pendeta diharuskan memakai toga.
Tetapi dalam kebaktian, tidak ada pemberitaan Injil / Firman Tuhan yang serius; hanya ada dongeng, lelucon dan kesaksian.
Matius 23: 27-28: “(27) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. (28) Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan”.
1) ‘kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran’.
Bagi orang Yahudi, orang yang menyentuh kuburan dianggap menjadi najis (ini mereka dapatkan dari Bil 19:16 yang mengatakan bahwa menyentuh mayat menjadikan seseorang najis). Supaya orang tidak menyenggol kuburan secara tidak sengaja, maka kuburan dilabur putih, sehingga kelihatan dengan jelas.
Kubur yang dilabur putih itu kelihatan bagus dari luar, tetapi bagian dalam kubur itu tetap saja menjijikkan.
Bdk. Luk 11:44 - ‘kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya tidak mengetahuinya’.
Artinya sama dengan ayat dalam Matius. Karena kuburan itu kelihatan bagus dari luar, maka orang yang berjalan di atasnya tidak merasakan bahwa di dalamnya dipenuhi kebusukan.
2) ‘Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan’.
Ay 28 ini merupakan arti dari perumpamaan dalam ay 27.
a) Jadi, kuburan yang bagus dari luar tetapi jelek di dalam ini dipakai oleh Yesus untuk menyerang orang Farisi / ahli Taurat yang dari luar / secara lahiriah kelihatan hebat, tetapi hatinya dipenuhi kebusukan (bdk. 1Sam 16:7).
b) Kata ‘kedurjanaan’ dalam ay 28, oleh NASB diterjemahkan secara hurufiah, yaitu ‘lawlessness’. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak peduli pada hukum, dan mereka hidup seakan-akan hukum itu tidak ada.
Matius 23: 29-36: “(29) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh (30) dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. (31) Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. (32) Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu! (33) Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka? (34) Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota, (35) supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah. (36) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung angkatan ini!’”.
1) ‘kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh’.
Tindakan ini lagi-lagi merupakan tindakan munafik, karena:
a) Mereka melakukan hal itu bukan karena mereka menghormati nabi-nabi / orang-orang saleh itu, dan bukan juga karena mereka menyetujui ajaran mereka, tetapi supaya orang-orang Yahudi saat itu menganggap mereka benar dan sejalan dengan nabi-nabi / orang-orang saleh itu.
b) Kalau mereka betul-betul ingin bertobat, maka yang harus mereka lakukan bukanlah membangun makam mereka, tetapi mentaati ajaran mereka.
2) Ay 29-30 menunjukkan bahwa banyak hamba Tuhan dibenci dan dimusuhi selama hidupnya, tetapi ‘dihormati / dikenang’ setelah mereka mati! Mengapa demikian? Karena pada saat mereka hidup, Firman Tuhan yang mereka beritakan menyerang dosa, dan ini ‘mengganggu’ banyak orang. Tetapi, setelah mereka mati, mereka tidak lagi memberitakan Firman Tuhan, sehingga tidak lagi merupakan ‘gangguan’, dan karena itu mereka lalu dihormati / dikenang.
Seseorang mengatakan: “Ask in Moses’ times, ‘who are the good people?’. They will be Abraham, Isaac and Jacob; but not Moses, - he should be stoned. Ask in Samuel’s times, ‘who are the good people?’. They will be Moses and Joshua, but not Samuel. Ask in the times of Christ, and they will be all the former prophets with Samuel, but not Christ and his apostles” (= Tanyakanlah pada jaman Musa, ‘siapa orang-orang yang baik?’. Mereka adalah Abraham, Ishak dan Yakub, tetapi bukan Musa - ia harus dirajam. Tanyakanlah pada jaman Samuel, ‘siapa orang-orang yang baik?’. Mereka adalah Musa dan Yosua, tetapi bukan Samuel. Tanyakanlah pada jaman Kristus, dan mereka adalah semua nabi-nabi yang terdahulu, dengan Samuel, tetapi bukan Kristus dan rasul-rasulNya).
Karena itu, kalau pada jaman ini saudara mengagumi para nabi dan rasul, dan menganggap mereka sebagai orang hebat, itu belum menjamin bahwa saudara adalah orang yang rohani! Yang perlu dipertanyakan adalah: bagaimana sikap saudara terhadap hamba-hamba Tuhan jaman sekarang yang betul-betul memberitakan Firman Tuhan kepada saudara dan yang bahkan berani menegur dosa saudara? Kalau saudara mengagumi para nabi dan rasul, tetapi jengkel / membenci para hamba Tuhan jaman ini, maka saudara tidak berbeda dengan orang Farisi / ahli Taurat jaman itu.
3) ‘Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!’ (ay 32).
a) Ini kelihatannya seperti sebuah perintah, tetapi:
1. Merupakan irony (= ejekan). Karena itu, tentu tidak berarti bahwa mereka melakukan suatu kesalehan kalau mereka melakukan perintah ini! (bdk. Yoh 13:27).
2. Juga merupakan suatu nubuat (bdk. ay 34).
b) Kata ‘takaran’ menunjukkan adanya batas dosa, dimana kalau batas ini sudah tercapai, maka Allah pasti bertindak untuk memberikan hukuman (bdk. Kej 15:16 1Tes 2:16).
Jadi, secara ironis Yesus memerintahkan kepada orang Farisi dan ahli Taurat untuk memenuhi takaran dosa itu dengan membunuh para nabi, supaya dengan demikian Allah bisa menjatuhkan hukuman kepada mereka!
Penerapan: jangan merasa bebas untuk berbuat dosa, hanya karena hidup saudara kelihatan lancar dan baik-baik saja! Kalau saudara hidup dalam dosa, dan saat ini belum ada tanda-tanda bahwa Allah menghukum saudara, itu bukan berarti bahwa Allah itu buta atau bahwa Allah merestui dosa saudara itu! Itu hanya berarti bahwa Allah belum menghukum saudara karena dosa saudara belum mencapai batas yang Allah tentukan / ijinkan. Tetapi saudara tidak akan bisa tahu kapan dosa saudara mencapai batas itu! Karena itu bertobatlah sebelum terlambat!
4) Matius 23: 35: ‘supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah’.
a) Siapakah ‘Zakharia anak Berekhya’ itu? Ada bermacam-macam pandangan tentang hal ini:
1. Ia adalah Zakharia dalam Yes 8:2 - “Maka aku memanggil dua saksi yang dapat dipercaya, yaitu imam Uria dan Zakharia bin Yeberekhya”.
Keberatannya:
a. ‘Yeberekhya’ tidak sama dengan ‘Berekhya’.
b. Tak dikatakan bahwa orang ini dibunuh di Bait Allah.
2. Ia adalah ayah Yohanes Pembaptis (Luk 1:5).
Keberatannya:
a. Ia tak mempunyai nama keluarga ‘Berekhya’.
b. Tak dikatakan bahwa ia dibunuh di Bait Allah.
3. Zacharias, anak Baruch.
Ini adalah orang yang diceritakan oleh seorang ahli sejarah yang bernama Josephus. Dikatakannya bahwa orang ini dibunuh oleh orang Zelot di Bait Allah. Memang peristiwa itu terjadi pada tahun 68 M, tetapi tetap ada orang yang mengatakan bahwa inilah orang yang dimaksudkan oleh Yesus, karena dalam ayat itu Yesus sedang bernubuat mengenai sesuatu yang akan terjadi.
Keberatannya: sekalipun ay 34 merupakan nubuat tentang masa yang akan datang, tetapi kelihatannya ay 35 membicarakan sesuatu yang sudah terjadi!
4. Nabi Zakharia (bdk. Zakh 1:1).
Keberatannya: tidak pernah diceritakan bahwa ia dibunuh di Bait Allah. Bahkan hal itu tidak mungkin terjadi, karena Bait Allah (yang dihancurkan oleh Babilonia) baru dibangun kembali oleh Ezra sesudah tahun 458 SM. Padahal nabi Zakharia melayani pada sekitar tahun 518-520 SM, yaitu pada saat dimana Bait Allah itu tidak ada!
5. Zakharia dalam 2Taw 24:17-20; ini adalah pandangan dari mayoritas penafsir.
2Taw 24:17-20 - “(17) Sesudah Yoyada mati, pemimpin-pemimpin Yehuda datang menyembah kepada raja. Sejak itu raja mendengarkan mereka. (18) Mereka meninggalkan rumah TUHAN, Allah nenek moyang mereka, lalu beribadah kepada tiang-tiang berhala dan patung-patung berhala. Oleh karena kesalahan itu Yehuda dan Yerusalem tertimpa murka. (19) Namun TUHAN mengutus nabi-nabi kepada mereka, supaya mereka berbalik kepadaNya. Nabi-nabi itu sungguh-sungguh memperingatkan mereka, tetapi mereka tidak mau mendengarkannya. (20) Lalu Roh Allah menguasai Zakharia, anak imam Yoyada. Ia tampil di depan rakyat, dan berkata kepada mereka: ‘Beginilah firman Allah: Mengapa kamu melanggar perintah-perintah TUHAN, sehingga kamu tidak beruntung? Oleh karena kamu meninggalkan TUHAN, Iapun meninggalkan kamu!’ (21) Tetapi mereka mengadakan persepakatan terhadap dia, dan atas perintah raja mereka melontari dia dengan batu di pelataran rumah TUHAN. (22) Raja Yoas tidak mengingat kesetiaan yang ditunjukkan Yoyada, ayah Zakharia itu, terhadap dirinya. Ia membunuh anak Yoyada itu, yang pada saat kematiannya berseru: ‘Semoga TUHAN melihatnya dan menuntut balas!’”.
Keberatannya: ia tidak punya nama keluarga ‘Berekhya’.
Jawaban: Macam-macam jawaban terhadap keberatan ini:
a. Calvin: ini penghormatan bagi Yoyada (ayah Zakharia), karena ‘berekhya’ berarti ‘the blessed of Yahweh’ (= orang-orang yang diberkati dari Yahweh).
b. Mereka menganggap bahwa kata-kata ‘anak Berekhya’ dalam ay 35 itu sebetulnya tidak ada (dalam ayat paralelnya yaitu Luk 11:51 kata-kata itu memang tidak ada). Mereka menganggap bahwa kata-kata ini ditambahkan oleh seorang penyalin manuscript yang mula-mula, karena ia mengira bahwa yang Yesus maksudkan adalah nabi Zakharia, yang memang mempunyai nama keluarga Berekhya (Zakh 1:1).
c. Mungkin ada alasan keluarga yang tidak kita ketahui yang menyebabkan ia disebut ‘anak Berekhya’.
b) Mengapa Yesus memilih dua nama ini, yaitu Habel dan Zakharia?
1. Karena dua-duanya ingin menuntut balas (bdk. Kej 4:10 Ibr 12:24 2Taw 24:22b).
a. Untuk Zakharia dalam 2Taw 24:22b - “Ia membunuh anak Yoyada itu, yang pada saat kematiannya berseru: ‘Semoga TUHAN melihatnya dan menuntut balas!’”.
b. Untuk Habel dalam Kej 4:10 - “FirmanNya: ‘Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepadaKu dari tanah”.
Bdk. Ibr 12:24 - “dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel”.
Catatan: Ibr 12:24 dalam Kitab Suci Indonesia salah terjemahan. Seharusnya bukan ‘lebih kuat’ tetapi ‘lebih baik’.
NIV: ‘speaks a better word’ (= mengucapkan kata yang lebih baik)
NASB: ‘speaks better’ (= berbicara lebih baik)
Kitab Suci terjemahan sehari-hari (Firman Allah Yang Hidup) menterjemahkan sebagai berikut: “... darah yang dipercikkan, yang memberikan anugerah pengampunan, bukan seperti darah Habel yang menjerit menuntut balas”.
Catatan: sebetulnya dalam kasus Habel, bukan Habel ataupun darahnya yang berteriak menuntut balas, tetapi pada saat Allah melihat darah Habel tercurah, Ia yang membalas / memutuskan untuk membalas!
Yesus sengaja memilih dua nama yang sama-sama menuntut balas, mungkin sekali untuk menyadarkan orang Farisi dan ahli Taurat, bahwa pembunuh nabi pasti akan mendapat ganjarannya! Mungkin Tuhan tidak langsung memberikan ganjaran kepada para pembunuh nabi, tetapi lambat atau cepat Ia akan membalas mereka!
Penerapan: belajarlah dari hal ini, dengan tidak bersikap buruk pada hamba Tuhan yang sejati, tetapi sebaliknya bersikap baik terhadap mereka! Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:
1Taw 16:22 - “‘Jangan mengusik orang-orang yang Kuurapi, dan jangan berbuat jahat terhadap nabi-nabiKu!’”. Bdk. Maz 105:15.
Mat 10:40-41 - “(40) Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. (41) Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar”.
Gal 6:6 - “Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu”.
2. Perjanjian Lama versi Ibrani dimulai dengan kitab Kejadian, dan diakhiri dengan kitab 2Tawarikh (urut-urutan kitabnya berbeda dengan versi kita).
Jadi, ditinjau dari Kitab Suci Ibrani, Habel adalah martir pertama dari kitab pertama dari Perjanjian Lama, sedangkan Zakharia adalah martir terakhir dari kitab terakhir dari Perjanjian Lama. Yesus sengaja memilih demikian untuk menunjukkan bahwa sejarah Israel / Yahudi, dari awal sampai akhir, menunjukkan mereka sebagai pembunuh nabi.
3. Ada orang yang mengatakan bahwa saat itu, baru saja dibangun suatu monumen untuk Zakharia disekitar Yerusalem. Dan karena itulah Yesus memilih nama Zakharia.
c) ‘di antara tempat kudus dan mezbah’.
Ini ditambahkan untuk menekankan dosa para pembunuh itu. Dalam Bait Allahpun mereka berani membunuh seorang nabi!
5) Calvin berkata bahwa ay 32-36 ini menunjukkan bahwa Allah tidak selalu memberikan Firman Tuhan untuk menyelamatkan orang. Kadang-kadang, untuk seorang yang bukan pilihanpun, yang Ia tahu akan terus bersikap tegar tengkuk, Ia memberikan Firman Tuhan, supaya Firman Tuhan itu menghancurkan orang itu (bdk. 2Kor 2:16).
Firman Tuhan bisa menghancurkan orang itu, karena makin banyak orang itu mendengar Firman Tuhan, makin berat hukumannya kalau ia terus menolak!
Lalu, mengapa Tuhan yang maha kasih itu memberikan Firman Tuhan untuk menjebloskan seseorang makin dalam ke dalam neraka? Calvin berkata bahwa jawabannya ada dalam Ro 11:33 - “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya!”.
Matius 23:37-39 - “(37) ‘Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. (38) Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. (39) Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!’”.
1) Matius 23: 37: “‘Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau”.
a) ‘berkali-kali’.
NIV / NASB: ‘how often’ (= betapa / alangkah seringnya).
Jadi, Yesus sudah sangat sering memanggil mereka, tetapi mereka terus-menerus menolak dan ini jelas membuat hukuman mereka menjadi sangat berat.
Penerapan: berapa sering saudara mendengar panggilan Tuhan supaya saudara datang dan percaya kepada Yesus? Sudahkah saudara percaya kepada Yesus? Cepatlah tanggapi panggilan itu, karena kalau tidak, saudara akan menerima hukuman yang sangat berat, sama seperti orang-orang Yahudi jaman itu.
b) ‘di bawah sayapnya’.
Dalam bagian ini, Allah digambarkan sebagai burung / ayam yang menggunakan sayapnya untuk melindungi anak-anaknya (bdk. Maz 17:8 Maz 57:2 Ul 32:11 Yes 31:5).
2) Ay 38: “Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi”.
Ada yang menafsirkan bahwa kata ‘rumahmu’ ini menunjuk pada kota Yerusalem, tetapi juga mencakup Bait Allah. Tetapi ada juga yang menganggap bahwa ini hanya menunjuk pada Bait Allah saja.
Orang-orang yang tegar tengkuk itu, yang terus menerus memusuhi para hamba Tuhan, membuat Bait Allah, yang seharusnya adalah rumah Allah, sekarang menjadi sekedar ‘rumahmu’.
Penerapan: apakah saudara masih sering berbakti kepada Tuhan di seadanya gereja, hanya karena gereja itu dekat dengan rumah saudara, atau jam kebaktiannya cocok dengan waktu saudara? Ingat bahwa bagian ini mengajar bahwa ada gereja yang bukan merupakan ‘rumah Allah’ tetapi sekedar ‘rumahmu’! Bisakah saudara disebut ‘sudah berbakti’ kalau saudara pergi ke gereja semacam itu?
3) Matius 23: 39: “Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!’”.
a) ‘mulai sekarang, kamu tidak akan melihat Aku lagi’.
Ini memang adalah saat terakhir Yesus muncul di depan umum untuk mengajar mereka.
b) ‘hingga kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!’.
Ada 2 penafsiran tentang bagian ini:
ini menunjuk pada saat pertobatan Israel (bdk. Ro 11:26).
ini menunjuk pada saat kedatangan Kristus yang kedua-kalinya.
Saya lebih condong pada pandangan yang ke 2.
MATIUS 24:1-28
Mat 24:1-3: “(1) Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi. Maka datanglah murid-muridNya dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah. (2) Ia berkata kepada mereka: ‘Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batupun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.’ (3) Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-muridNya kepadaNya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: ‘Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatanganMu dan tanda kesudahan dunia?’”.
1) ‘Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi’ (Matius 24: 1).
Berdasarkan Mat 23:3839, dimana Yesus mengatakan bahwa Bait Allah akan menjadi sunyi dan ditinggalkan, maka banyak orang menafsirkan bahwa dalam ay 1 ini Yesus bukan hanya meninggalkan Bait Allah secara jasmani saja, tetapi juga secara rohani! Bait Allah itu megah dan banyak jemaatnya, tetapi Yesus tidak ada di sana!
Pada jaman sekarang ada banyak gereja seperti ini. Gedung gerejanya megah dan jemaatnya banyak, tetapi tidak ada Yesus di sana! Karena itu, berhatihatilah dalam memilih gereja!
2) ‘Maka datanglah murid-muridNya dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah’.
Dari Mark 13:1 dan Luk 21:5 bisa diketahui bahwa mereka menunjuk kepada Bait Allah untuk menunjukkan kemegahan dan keindahan dari Bait Allah.
Mark 13:1 - “Ketika Yesus keluar dari Bait Allah, seorang muridNya berkata kepadaNya: ‘Guru, lihatlah betapa kokohnya batu-batu itu dan betapa megahnya gedung-gedung itu!’”.
Luk 21:5 - “Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus”.
Ada 3 hal yang bisa kita pelajari di sini:
a) Bait Allah saat itu memang megah, bahkan lebih megah dari Bait Allah yang dibangun oleh Salomo!
1. Untuk membangun Bait Allah ini, Herodes yang Agung mengerahkan 10.000 pekerja selama 8 tahun. Dan setelah itu, terus ada penambahanpenambahan sehingga dikatakan dalam Yoh 2:20 bahwa Bait Allah itu dibangun dalam 46 tahun.
2. Ada batubatu raksasa yang dipakai untuk membangun Bait Allah itu. Batubatu itu berukuran panjang 15 hasta, tinggi 12 hasta, dan lebar 8 hasta (Catatan: 1 hasta = 45 cm), dengan berat diatas 100 ton! Bagaimana mereka bisa memotong batu itu dan meletakkannya di sana, merupakan suatu misteri.
b) Muridmurid menyoroti kemegahan jasmani dari Bait Allah!
Ini jelas adalah sesuatu yang salah! Kalau kita perhatikan ay 2, dan juga 23:3839, maka Yesus jelas mengabaikan kemegahan jasmani dari Bait Allah.
Penerapan: kalau mencari / memilih gereja, jangan melihat dan mementingkan kemegahan jasmaninya, baik bangunannya, jumlah jemaatnya, keadaan fisik dari Pendeta / majelisnya, dsb! Yang penting dari suatu gereja ialah segi rohaninya, seperti:
1. Ajarannya.
2. Iman dan kesalehan orangorangnya.
3. Allah betulbetul dimuliakan di sana.
c) Muridmurid menunjuk kepada kemegahan Bait Allah karena Yesus mengatakan dalam 23:38 bahwa Bait Allah itu akan menjadi sunyi dan ditinggalkan.
Mereka menunjukkan kemegahan Bait Allah kepada Yesus, bukan karena merasa sayang bahwa bangunan semegah itu akan menjadi sunyi dan ditinggalkan, tetapi karena mereka tidak percaya bahwa bangunan semegah itu bisa menjadi sunyi dan ditinggalkan. Jadi, sebetulnya ini merupakan manifestasi dari ketidak-percayaan mereka.
3) Tanggapan Yesus.
Matius 24: 2: “Ia berkata kepada mereka: ‘Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batupun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.’”.
a) Yesus mengatakan bahwa Bait Allah akan dihancurkan!
Pada waktu Yesus mengatakan bahwa Bait Allah akan menjadi sunyi dan ditinggalkan saja, mereka tidak bisa percaya. Tetapi sekarang Yesus justru mengatakan bahwa Bait Allah akan dihancur-leburkan!
Perhatikan bahwa Yesus tidak takut mengajar sesuatu yang sukar dipercaya, atau bahkan yang tidak akan dipercaya, asalkan hal itu adalah sesuatu yang benar!
Penerapan: kalau saudara mengajarkan sesuatu kepada seseorang, dan orang itu tidak percaya akan hal itu, apakah saudara lalu memberikan ajaranajaran lain yang ‘lebih masuk akal’ sebagai gantinya? Itulah yang biasanya dilakukan oleh orang-orang Liberal, seperti William Barclay, pada waktu mereka membahas bagian-bagian Kitab Suci yang bersifat mujijat yang ‘tidak masuk akal’.
b) Yesus mengucapkan suatu kalimat yang fantastis: ‘tidak satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain’.
Ada yang menganggap ini sebagai suatu ‘hyperbolic language’ (= bahasa hiperbolis, yaitu suatu gaya bahasa yang menggambarkan dengan cara melebihlebihkan). Tetapi kebanyakan orang menganggap bahwa ini adalah sesuatu yang bersifat hurufiah. Nubuat Yesus ini memang digenapi secara hurufiah pada tahun 70 M, pada waktu tentara Romawi menghancur-leburkan Yerusalem dan Bait Allah.
1. Ada orang yang mengatakan bahwa Bait Allah dibakar sehingga lapisan emasnya meleleh dan masuk ke celahcelah di antara batubatu Bait Allah. Untuk mendapatkan emasnya, maka batubatu itu dipisahkan satu dengan yang lain sehingga nubuat Yesus ini terjadi dengan sempurna!
2. Josephus, seorang imam Yahudi yang ikut tertawan pada saat orang Romawi menyerbu Yerusalem, menggambarkan hebatnya penghancuran Yerusalem itu dengan mengatakan bahwa ‘orangorang yang lewat tidak akan menduga bahwa tempat itu pernah didiami’.
3. Turnus Rufus, seorang jendral Romawi, ‘membajak’ Yerusalem untuk menghancurkan fondasi Yerusalem. Ini sekaligus menggenapi nubuat dalam Mikha 3:12 - “Sebab itu oleh karena kamu maka Sion akan dibajak seperti ladang, dan Yerusalem akan menjadi timbunan puing, dan gunung Bait Suci akan menjadi bukit yang berhutan”.
Bagaimana dengan Tembok Ratapan, yang dianggap sebagai sisa dari Bait Suci itu?
Baca ini:
http://askelm.com/temple/t000701.htm
4) Pertanyaan muridmurid.
Ay 3: “Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-muridNya kepadaNya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: ‘Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatanganMu dan tanda kesudahan dunia?’”.
a) Mereka mempunyai kepercayaan bahwa Bait Allah itu akan terus berdiri sampai akhir jaman (entah apa dasarnya sehingga mereka punya kepercayaan seperti ini), sehingga pada waktu Yesus berbicara tentang kehancuran Bait Allah, maka mereka mengeluarkan pertanyaan yang menghubungkan, atau bahkan mengidentikkan, kehancuran Bait Allah dengan kedatangan Yesus yang kedua kalinya / akhir jaman.
Padahal dari Mat 23:3839 terlihat dengan jelas bahwa ada gap / selang waktu antara kehancuran Bait Allah (ay 38), dan kedatangan Yesus yang kedua-kalinya (ay 39).
b) Pertanyaan muridmurid itu menyangkut 3 hal:
1. Kapan Bait Allah akan hancur?
2. Apa tandatanda kedatangan Kristus yang keduakalinya?
3. Apa tandatanda akhir jaman?
Ini menyebabkan jawaban Yesus dalam ay 4dst ditafsirkan secara sangat bervariasi:
1. Itu adalah tanda kehancuran Yerusalem.
2. Itu adalah tanda akhir jaman.
3. Sebagian adalah tanda kehancuran Yerusalem, dan sebagian lain adalah tanda akhir jaman.
Saya menganggap bahwa pandangan ketigalah yang benar. Tetapi bagaimanapun juga, sukar sekali untuk menentukan yang mana yang merupakan tanda kehancuran Yerusalem, dan yang mana yang merupakan tanda akhir jaman. Tentang hal ini para penafsir bertentangan satu dengan yang lain!
Matius 24:4-14: “(4) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! (5) Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaKu dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. (6) Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. (7) Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. (8) Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru. (9) Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena namaKu, (10) dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. (11) Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. (12) Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. (13) Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. (14) Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.’”.
Ada bermacammacam pandangan tentang bagian ini:
1. Ada yang menganggap ini sebagai tanda kejatuhan Yerusalem.
2. Ada yang menganggap ini sebagai tanda akhir jaman.
3. Ada yang menganggap ini sebagai halhal yang akan terjadi mulai saat itu sampai akhir jaman / kedatangan Kristus yang keduakalinya (Maksudnya, halhal itu tidak mesti terjadi persis menjelang akhir jaman!).
Saya setuju dengan pandangan yang ke 3 ini.
Sekarang mari kita perhatikan bagian ini ayat per ayat.
1) Matius 24: 4: “Jawab Yesus kepada mereka: ‘Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!”.
a) Ini menunjukkan bahwa penyesat memang pasti akan ada (bdk. Mat 18:7). Ini adalah sesuatu yang tidak terhindarkan!
b) Kita harus waspada! Jelas bahwa kita tidak boleh mempunyai sikap meremehkan terhadap penyesatan (nabi palsu maupun ajaran sesat). Kalau rasulrasul yang dididik sendiri oleh Yesus selama 3 tahun itu harus waspada, apalagi kita! Waspadalah dengan banyak berdoa dan belajar Firman Tuhan!
2) Matius 24: 5: “Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaKu dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang”.
a) ‘Akulah Mesias’.
NIV: ‘I am the Christ’ (= Akulah Kristus).
Kata ‘Mesias’ (dari bahasa Ibrani) artinya sama dengan kata ‘Kristus’ (dari bahasa Yunani), yaitu ‘yang dipilih / diurapi’.
b) Orang itu mengaku sebagai Mesias / Kristus.
Jadi, ia tidak harus mengaku sebagai Yesus, tetapi mengaku sebagai orang yang diurapi / dipilih oleh Allah untuk suatu misi tertentu. Dan tujuannya adalah: menarik orangorang dari Kristus yang asli sehingga berpindah ke bawah otoritasnya sendiri.
c) Orangorang yang menganggap bahwa ayat ini merupakan tanda kejatuhan Yerusalem, kalau mereka diserang dengan menggunakan ayat ini, mengatakan bahwa Kis 5:3637, Kis 8:910, dan Kis 21:38 sebagai penggenapan nubuat ini.
Kis 5:36-37 - “(36) Sebab dahulu telah muncul si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa dan ia mempunyai kira-kira empat ratus orang pengikut; tetapi ia dibunuh dan cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap. (37) Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya”.
Kis 8:9-10 - “(9) Seorang yang bernama Simon telah sejak dahulu melakukan sihir di kota itu dan mentakjubkan rakyat Samaria, serta berlagak seolah-olah ia seorang yang sangat penting. (10) Semua orang, besar kecil, mengikuti dia dan berkata: "Orang ini adalah kuasa Allah yang terkenal sebagai Kuasa Besar.’”.
Kis 21:38 - “Jadi engkau bukan orang Mesir itu, yang baru-baru ini menimbulkan pemberontakan dan melarikan empat ribu orang pengacau bersenjata ke padang gurun?’”.
d) Dalam jaman inipun hal ini banyak terjadi, seperti:
1. Rev. Sun Myung Moon, yang menyebut dirinya sebagai ‘The Lord of the second Advent’ (= Tuhan dari kedatangan ke 2), dan mengclaim bahwa Allah mengutus dia untuk menyelesaikan tugas Yesus (bdk. Yoh 19:30 ‘Sudah selesai’; bagaimana mungkin ia diutus untuk menyelesaikan apa yang sudah selesai?).
2. David Koresh, pemimpin sekte di USA yang mengaku diri sebagai ‘the sinful Jesus’ (= Yesus yang berdosa), yang diutus Allah, supaya pada hari penghakiman ia bisa mengerti tentang manusia yang berdosa.
3) Matius 24: 6-8: “(6) Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. (7) Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. (8) Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru”.
a) Perang, kelaparan, dan gempa, merupakan penderitaan yang umum, artinya penderitaan ini dialami oleh orang kristen maupun orang kafir / non kristen.
b) ‘Harus terjadi’ (ay 6).
Ini menunjukkan bahwa itu bukan terjadi secara kebetulan, tetapi ditentukan dan diatur oleh Allah sehingga terjadi.
c) ‘Belum kesudahannya’ (ay 6).
Adanya banyak perang, kelaparan dan gempa tidak menunjukkan bahwa kedatangan Kristus betulbetul sudah dekat. Halhal itu cuma semacam persiapan saja untuk menghadapi bencana yang lebih hebat!
d) Matius 24: 8: ‘Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang jaman baru’. Ini salah terjemahan!
NIV/Lit: ‘All these are the beginning of birth pains’ (= semua ini merupakan permulaan rasa sakit pada saat melahirkan).
Rasa sakit pada saat seorang perempuan melahirkan, makin lama makin hebat / memuncak! Ini dipakai untuk menggambarkan bahwa penderitaanpenderitaan saat itu akan makin lama makin hebat!
Yang perlu dipertanyakan adalah: apakah ay 8 ini berlaku hanya untuk ay 47 saja, atau juga untuk ay 914? Kalau dilihat kontex dan katakata ay 8 itu, maka kelihatannya hanya berlaku untuk ay 47 saja. Tetapi kalau kita melihat seluruh Kitab Suci dan faktafakta yang terjadi, maka kelihatannya ini juga berlaku untuk ay 914!
4) Matius 24: 9: “Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena namaKu”.
a) ‘oleh karena namaKu’.
Kalau dibandingkan dengan Mark 13:9 dan Luk 21:1213, maka jelaslah bahwa artinya adalah ‘karena memberitakan Injil / nama Yesus’.
Penerapan: pernahkan saudara menderita karena memberitakan Injil?
b) Dalam ayat paralelnya dalam Injil Markus dan Lukas, yaitu dalam Mark 13:11 dan Luk 21:1415, ada penghiburan / janji!
Mark 13:11 - “Dan jika kamu digiring dan diserahkan, janganlah kamu kuatir akan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus”.
Luk 21:14-15 - “(14) Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. (15) Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu”.
Ingat bahwa janji ini hanya berlaku untuk anak-anak Tuhan yang dihadapkan ke pengadilan karena nama Yesus, bukan berlaku untuk hal-hal lain!
c) Dalam Mat 28:19, Yesus memberikan perintah untuk menjadikan semua bangsa muridNya. Tetapi di sini dikatakan bahwa semua bangsa akan membenci kita! Memang penginjilan akan gampang menyebabkan kita dibenci, karena setan akan bekerja dalam diri orang yang kita injili!
5) Matius 24: 10: “dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci”.
a) Dalam Mark 13:12 dan Luk 21:16 dikatakan bahwa orang yang menyerahkan / mengkhianati kita itu tidak lain adalah keluarga / sahabat kita (bdk. Mat 10:3436)! Jangan heran kalau bahkan ada ‘gereja yang menyerahkan gereja’!
b) Dalam Luk 21:18 ada janji / penghiburan yaitu bahwa ‘tak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang’. Ini jelas tidak boleh ditafsirkan secara jasmani. karena akan bertentangan dengan katakata ‘kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh’ dalam ay 9. Jadi, bagian ini harus ditafsirkan secara rohani. Artinya kita tidak akan rugi (secara rohani) dan kita tetap akan selamat (secara rohani).
c) Penganiayaan (ay 9) menyebabkan orang murtad (ay 10). Bandingkan ini dengan ‘tanah berbatu’ (Mat 13:56,2021).
Yang murtad ini tentu saja adalah orang kristen KTP (bdk. 1Yoh 2:19)! Orang kristen yang sejati tidak mungkin bisa murtad!
6) Ay 11: “Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang”.
Nabi palsu ini tidak sama dengan Mesias palsu dalam ay 5! Mesias palsu memang termasuk nabi palsu, tetapi lebih specific, dan tingkat kesesatannya lebih tinggi!
Dari sini bisa kita pelajari bahwa nabi palsu dan ajaran sesat mempunyai tingkat kesesatan yang berbedabeda! Misalnya: kesesatan dari pengikut gereja setan, tentu lebih tinggi dari kesesatan para Saksi Yehuwa. Dan kesesatan para Saksi Yehuwa lebih tinggi dari kesesatan orang Liberal, dsb.
Ini menunjukkan lihainya setan! Ia menimbulkan banyak ajaran sesat dengan tingkat kesesatan yang berbedabeda sehingga lebih membingungkan bagi manusia untuk memilih ajaran yang benar.
7) Ay 12: “Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin”.
a) ‘kedurhakaan’. Lit: ‘lawlessness’ (keadaan tidak punya hukum).
b) Dosa merajalela, sehingga kasih kebanyakan orang akan menurun.
1. Ini menunjukkan bahwa kehidupan kita mempengaruhi orang lain, bisa secara positif (kalau kita hidup saleh, beriman dsb), bisa secara negatif (kalau kita hidup berdosa). Karena itu hatihatilah dengan hidup saudara!
2. Keadaan dimana banyak orang kristen kasihnya menjadi dingin, adalah suatu keadaan yang berbahaya. Mengapa? Karena orang luar akan berpikir / menilai secara negatif sebagai berikut: ‘Ajarannya bagus / benar, tetapi orangorangnya loyo! Apa gunanya saya ikut gereja / agama seperti itu?’.
3. Karena itu, kalau saudara ada dalam keadaan suam / loyo, perhatikanlah dan renungkanlah ayatayat seperti Ro 12:1112 1Kor 15:58 Gal 6:910 Wah 3:1516, dan kembalilah pada kasih yang semula!
4. Pada waktu kebanyakan orang Kristen menjadi suam, jangan meniru mereka. Pandang Tuhannya saja, dan tetaplah ikut Dia dengan sungguh-sungguh.
8) Ay 13: “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat”.
a) Ayat ini tidak bertentangan dengan doktrin Perseverance of the Saints (yang mengajar bahwa sekali seseorang diselamatkan, ia pasti akan bertekun sampai akhir, dan tidak mungkin kehilangan keselamatannya)! Mengapa? Karena orang yang tidak bertahan, pasti adalah orang kristen KTP (bdk. 1Yoh 2:1819 2Yoh 9).
Jadi, ayat ini tidak berarti bahwa orang kristen bisa kehilangan keselamatannya. Ayat ini hanya merupakan dorongan untuk bertahan sampai akhir. Ayat ini juga menunjukkan bahwa sekalipun Tuhan akan menjaga sehingga kita tidak akan kehilangan keselamatan kita, Ia tetap memberi kita tanggug jawab untuk dilakukan. Jadi, kita tidak boleh hidup sembarangan / enakenakan. Kita tetap bertanggung jawab dan wajib untuk matimatian bertahan dalam iman kita!
Catatan: kalau saudara mau tahu lebih banyak tentang hal ini, bacalah buku saya yang berjudul ‘KESELAMATAN TIDAK BISA HILANG’.
b) Ayat ini harus dihubungkan dengan ayatayat sebelumnya. Jadi artinya adalah: kita harus bertahan sekalipun ada: perang, kelaparan, gempa (ay 67), pemimpin yang sesat dan ajaran yang sesat (ay 4,5,11), pengkhianatan (ay 10), dan halhal yang mengecilkan hati (ay 12).
c) Ay 5: menyesatkan banyak orang.
Ay 10: banyak orang murtad.
Ay 11: menyesatkan banyak orang.
Ay 12: kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.
Dari semua ini jelaslah bahwa ‘orang yang bertahan sampai pada kesudahannya’ (ay 13), pastilah sangat sedikit (bdk. Mat 7:1314). Maukah saudara menjadi yang sedikit itu? Itu berarti bahwa saudara pasti termasuk golongan minoritas!
d) Ay 13 mengatakan ‘bertahan sampai pada kesudahannya’.
Ini menunjukkan bahwa langkah terakhir adalah langkah yang sangat menentukan! Banyak orang yang mulamula / pada waktu muda, menjadi orang kristen yang aktif. Tetapi lamakelamaan / setelah tua, lalu mundur dari Tuhan. Kalau saudara adalah orang seperti ini, janganlah berharap akan masuk surga!
Illustrasi: ada pelari marathon di Olympiade yang dari awal memimpin di tempat terdepan, tetapi ia ambruk hanya beberapa meter sebelum garis finish. Jelas bahwa ia tidak mendapat apaapa!
9) Matius 24: 14: “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.’”.
a) Orang yang menganggap bahwa bagian ini menunjuk pada kejatuhan Yerusalem, menafsirkan bahwa:
1. ‘seluruh dunia’ menunjuk pada wilayah kekaisaran Romawi (bdk. Luk 2:1).
2. Terlihat dari Kol 1:6,23 dan Ro 10:18, bahwa Paulus sudah menggenapi ay 14 ini sebelum kehancuran Yerusalem.
Kol 1:6,23 - “(6) yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya. ... (23) Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya”.
Ro 10:18 - “Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak mendengarnya? Memang mereka telah mendengarnya: ‘Suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi.’”.
b) ‘semua bangsa’.
Di sini tidak dikatakan ‘semua orang / individu’. Jadi, Yesus tidak memaksudkan bahwa Ia tidak akan datang kembali sebelum setiap individu di dunia mendengar Injil. Jadi, asal setiap bangsa sudah mendengar Injil (sekalipun tidak setiap orang dari bangsabangsa itu mendengarnya), maka itu berarti bahwa ayat ini sudah tergenapi! Mungkin sekarangpun ayat ini belum tergenapi dengan sempurna, tetapi jelas sekali bahwa kita makin lama makin dekat dengan penggenapannya!
c) Ay 14 ini juga harus dihubungkan dengan ayatayat sebelumnya.
1. Ay 13 menekankan ‘bertahan’; ay 14 menekankan ‘penyerangan’.
Kedua hal ini, yaitu bertahan dan menyerang, harus kita lakukan dengan seimbang! Kita tidak bisa menang dalam peperangan melawan setan, kalau kita hanya melakukan salah satu saja!
Kita harus bertahan dengan banyak berdoa, belajar Firman Tuhan, menjaga dan meningkatkan kesucian hidup, tetapi kita juga harus menyerang dengan melayani Tuhan dan memberitakan Injil!
2. Kita tetap harus memberitakan Injil sekalipun:
a. ada perang, kelaparan, gempa (ay 67).
Halhal ini sering menyebabkan gereja / orang kristen hanya menolong secara jasmani saja (social gospel). Tetapi ini salah! Sekalipun kita juga wajib menolong secara jasmani, tetapi tanggung jawab gereja yang utama adalah menolong secara rohani dengan cara memberitakan Injil!
b. ada nabi palsu dan ajaran sesat (ay 4,5,11).
c. kita dikhianati (ay 910).
d. kita diadili (ay 910 bdk. Mark 13:9 dan Luk 21:13).
e. banyak orang kristen murtad (ay 10).
f. dosa merajalela dan banyak orang kristen menjadi suam (ay 12).
Maukah saudara memberitakan Injil dalam segala keadaan? (bdk. Pengkhotbah 11:4 2Tim 4:25).
Matius 24:15-20: “(15) ‘Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel - para pembaca hendaklah memperhatikannya - (16) maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. (17) Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya, (18) dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya. (19) Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu. (20) Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat”.
1) Boleh dikatakan bahwa semua penafsir menganggap bahwa bagian ini menunjuk pada kejatuhan / kehancuran Yerusalem.
Alasannya: adanya katakata:
a) ‘tempat kudus’ (ay 15 bdk. Luk 21:20,24 ‘Yerusalem’).
b) ‘Yudea’ (ay 16).
c) ‘hari Sabat’ (ay 20).
2) Matius 24: 15: “‘Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel - para pembaca hendaklah memperhatikannya -”.
a) ‘Pembinasa keji’. Ini terjemahan yang salah!
KJV / NASB / Lit: ‘the abomination of desolation’ .
NIV: ‘the abomination that causes desolation’.
Catatan:
‘Abomination’ = sesuatu yang menjijikkan / sangat dibenci.
‘Desolate’ = sunyi / sepi.
Ungkapan / istilah ini jelas menunjuk pada tentara Romawi (bdk. Luk 21:20). Mereka disebut ‘abomination’, karena:
1. Mereka adalah bangsa non Yahudi (bdk. Luk 21:24).
2. Mereka menodai kesucian Bait Allah.
Dalam Luk 21:20, Yesus berkata bahwa kalau mereka ini mengepung Yerusalem, maka ‘keruntuhannya sudah dekat’ [NIV: ‘its desolation is near’ (= kesunyiannya sudah dekat)]. Ini sejalan dengan nubuat Yesus dalam Mat 23:38.
b) ‘tempat kudus’.
Ada yang menganggap bahwa istilah ini menunjuk pada Bait Allah, dan ada pula yang menganggap bahwa istilah ini menunjuk pada seluruh Kanaan / Palestina, tetapi Luk 21:20,24 jelas menunjukkan bahwa istilah ini menunjuk pada Yerusalem.
c) ‘firman yang disampaikan oleh nabi Daniel’.
Ada 3 ayat dalam kitab Daniel yang bisa / mungkin berhubungan dengan hal ini, yaitu Dan 9:27 11:31 12:11. Mari kita memperhatikan ketiga ayat itu di bawah ini.
Dan 9:27 - “Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu.’”.
Dan 11:31 - “Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan tempat kudus, benteng itu, menghapuskan korban sehari-hari dan menegakkan kekejian yang membinasakan”.
Dan 12:11 - “Sejak dihentikan korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu ada seribu dua ratus dan sembilan puluh hari”.
Terjemahan Indonesia kurang tepat, sehingga tidak terlihat dengan jelas bahwa ke 3 ayat itu berhubungan dengan ‘the abomination of desolation’ dalam ay 15 ini. Karena itu, di sini saya berikan ke 3 ayat itu dari NIV:
Dan 9:27b: ‘And one who causes desolation will place abomination on a wing of the temple, until the end that is decreed is poured on him’ (= Dan seseorang yang menyebabkan kesunyian akan menempatkan kejijikan pada satu sayap dari Bait Allah, sampai akhir yang ditetapkan dicurahkan kepadanya).
Dan 11:31b: ‘Then they will set up the abomination that causes desolation’ (= Maka mereka akan mendirikan kejijikan yang menyebabkan kesunyian).
Dan 12:11: ‘From the time that the daily sacrifice is abolished and the abomination that causes desolation is set up, there will be 1,290 days’ (= Sejak saat dimana korban harian dihapuskan dan kejijikan yang menyebabkan kesunyian ditegakkan, akan ada 1290 hari).
Sebetulnya, nubuat Daniel ini sudah digenapi sekitar 200 tahun sebelum Kristus mengucapkan ay 15 ini, yaitu pada tahun 170168 SM, ketika raja Syria yang bernama Antiochus Epiphanes (175164 SM) mengalahkan Yerusalem, lalu masuk ke Bait Allah dan mendirikan altar untuk dewa Zeus / Yupiter di dalam Bait Allah dan memerintahkan pengorbanan babi dan binatang haram yang lain di sana.
Catatan:
1. Cerita tentang terjadinya hal ini bisa dibaca dalam salah satu kitab Apocrypha / Deutrokanonika, yaitu dalam 1Makabe 1:2064, khususnya ayat 2021,2931,3739,45,47,54,59.
2. Sekalipun penulis dari kitab ini tidak diilhami oleh Roh Kudus, dan sekalipun tulisannya bukanlah Firman Tuhan, tetapi kita bisa mempercayainya sama seperti kita mempercayai kitab sejarah.
Akhirnya orangorang Yahudi itu bebas dibawah pimpinan Judas Maccabaeus (165 SM).
Tetapi sekarang, Yesus menubuatkan bahwa hal seperti itu akan terjadi lagi (jadi, nubuat Daniel itu mempunyai 2 x penggenapan!), dan kali ini tidak ada pertolongan bagi mereka!
d) Nubuat Yesus ini digenapi pada tahun 70 M., pada saat Romawi mengalahkan dan menghancurkan Yerusalem.
Ceritanya adalah sebagai berikut:
1. Pada tahun 66 M. terjadi suatu pemberontakan Yahudi terhadap Romawi yang saat itu sedang menguasai mereka.
2. Pada tahun 68 M., Vespasian, yang ditugaskan oleh kaisar Nero untuk menangani pemberontakan ini, sudah mengisolasi Yerusalem, dan siap mengepung Yerusalem.
3. Tetapi karena adanya suatu keributan / kekacauan dalam kekaisaran Romawi, kaisar Nero lalu bunuh diri.
4. Tahun 69 M., Vespasian lalu menjadi kaisar Romawi dan ia menugaskan anaknya, yaitu Titus, untuk menangani pemberontakan Yahudi itu.
5. Tetapi karena Yerusalem adalah kota yang terletak di gunung dan dipertahankan oleh orangorang yang fanatik, maka kota itu sukar dikalahkan.
6. Akhirnya Titus memutuskan untuk mengepung Yerusalem (bdk. Luk 21:20 - ‘dikepung’!) supaya mereka kelaparan.
7. Setelah dikepung selama 56 bulan, akhirnya pada tahun 70 M. Yerusalem jatuh.
8. Josephus mengatakan bahwa orangorang Romawi lalu membawa berhalanya masuk ke dalam Bait Allah dan mempersembahkan korban di sana.
Kesimpulan: nubuat Yesus ini digenapi dengan tepat!
3) Matius 24: 16-20:
a) Kita akan membahas ayat-ayat ini satu per satu.
1. Ay 16: “maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan”.
Pada saat itu pegunungan memang sering menjadi tempat perlindungan, karena di sana banyak terdapat guagua (bdk. Kej 19:17 Yos 10:16 1Sam 13:6 1Sam 22:1 2Sam 23:13).
Mereka dilarang lari ke dalam kota Yerusalem (ingat bahwa pada saat itu, karena setiap kota mempunyai benteng, maka pada saat terjadi serangan, orang justru lari ke dalam kota), tetapi sebaliknya disuruh meninggalkan Yerusalem, dan lari ke pegunungan!
Bdk. Luk 21:21 - “Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota”.
Mengapa mereka tak boleh lari ke Yerusalem? Karena Yerusalem justru akan dihancurkan sehingga kalau mereka lari ke sana mereka pasti akan mati.
2. Ay 17-18: “(17) Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya, (18) dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya”.
a. ‘Janganlah ia turun’.
Ada 2 kemungkinan untuk menafsirkan ayat ini:
(1) Pada saat itu rumahrumah mempunyai atap yang datar. Disamping itu, atap dari rumah yang satu berhubungan dengan atap dari rumah yang lain, terus sampai ke pintu gerbang kota. Katakata ‘janganlah ia turun’ artinya adalah: orang harus lari ke pintu gerbang kota tanpa turun dari atap, yaitu dengan lari dari atap yang satu ke atap yang lain.
(2) Rumah pada saat itu mempunyai tangga baik di luar maupun di dalam. Katakata ‘janganlah ia turun’ artinya adalah: janganlah turun melalui tangga yang ada di dalam untuk mengambil banrangbarang, tetapi turunlah melalui tangga luar dan langsung lari ke luar kota.
b. Penekanan dari ayat-ayat ini adalah: larilah secepat mungkin.
c. Dua ayat ini menunjukkan bahwa ‘hidup / nyawa lebih penting dari harta’!
Bagian ini paralel dengan Luk 17:31. tetapi dalam Lukas, lalu ditambahkan Luk 17:32 yang berbunyi: ‘Ingatlah akan istri Lot’. Istri Lot begitu mencintai harta sehingga binasa karenanya!
Luk 17:31-32 - “(31) Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali. (32) Ingatlah akan isteri Lot!”.
Penerapan: betapa banyak orang yang begitu mencintai harta sehingga pada waktu ada kebakaran, banjir bandang, gempa bumi, tsunami, dsb, mereka tidak langsung lari, tetapi justru masuk ke rumah untuk menyelamatkan hartanya. Akhirnya mereka justru kehilangan harta dan bahkan nyawa mereka sendiri!
3. Ay 19: “Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu”.
a. Kata ‘celakalah’ di sini bukan merupakan kecaman seperti pada Mat 23:1329!
b. Mereka celaka karena dalam keadaan seperti itu mereka tidak mungkin lari cepat.
4. Ay 20: “Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat”.
Mereka disuruh berdoa supaya hal itu:
a. Tidak terjadi pada musim dingin.
b. Tidak terjadi pada hari Sabat.
Kalau hal itu terjadi pada hari Sabat, maka ini akan menyukarkan pengungsian dan tak memungkinkan lari cepat!
Yang dimaksud dengan ‘hari Sabat’ di sini bukanlah Sabat Kristen (Minggu), tetapi Sabat Yahudi (Sabtu), karena dalam Kitab Suci kata ‘Sabat’ tidak pernah menunjuk pada hari Minggu, tetapi selalu menunjuk pada hari Sabtu. Orang Kristen sebetulnya sudah tidak terikat lagi dengan hari Sabat Yahudi, karena sejak kebangkitan Yesus, bagi orang Kristen hari Sabat adalah hari Minggu. Jadi, ditinjau dari sudut orang-orang kristen itu, sebetulnya tidak jadi soal kalau hal itu terjadi pada hari Sabat Yahudi (Sabtu), karena bagi mereka tidak ada larangan apa-apa pada hari itu. Tetapi perlu diingat bahwa orang-orang Yahudi yang bukan Kristen masih memegang hari Sabat Yahudi (Sabtu) itu, sehingga mereka tidak mau berjualan, dan mereka bahkan menutup / mengunci pintu-pintu gerbang kota pada hari itu. Karena itu, kalau hal itu terjadi pada hari Sabat Yahudi (Sabtu), maka orang-orang kristen yang melarikan diri itu tidak akan bisa membeli makanan maupun kebutuhan-kebutuhan yang lain, dan juga tidak bisa memasuki kota-kota dalam perjalanan mereka. Ini pasti akan menyukarkan mereka dalam melarikan diri itu.
Jadi, ayat ini tidak berarti bahwa orang Kristen tetap memelihara hari Sabat Yahudi, yaitu hari Sabtu. Hari Sabat akan menyukarkan orang-orang kristen dalam melarikan diri, bukan karena orang-orang kristen tetap memelihara hari Sabat itu, tetapi karena orang-orang Yahudi yang non Kristen tetap memelihara hari Sabat itu.
Catatan: penjelasan ini perlu saudara camkan, karena orang-orang dari ‘Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh’ menggunakan ayat ini untuk mengatakan bahwa bagi orang Kristen hari Sabat tetap adalah hari Sabtu.
b) Fakta yang terjadi.
1. Pada tahun 66 M. mulai terjadi perang dan orangorang Yahudi Kristen mentaati perintah Tuhan Yesus ini, dan mereka lari meninggalkan Yerusalem ke tempat yang bernama Perean Pella. Karena itu, pada saat Yerusalem dihancurkan, tidak ada orang kristen yang mati di sana!
2. Sebaliknya, orangorang Yahudi yang kafir, mengabaikan perintah Yesus ini dan mereka justru lari ke dalam kota Yerusalem! Ini menyebabkan pada saat Titus mengepung Yerusalem, maka di dalam kota Yerusalem terjadi kelaparan yang luar biasa hebatnya, sehingga banyak orang yang mati kelaparan, dan bahkan dilaporkan adanya ibu yang memanggang dan memakan bayinya sendiri! (bdk. Ul 28:53).
Josephus mengatakan bahwa saat itu ada 1,1 juta orang Yahudi yang mati di Yerusalem! Orang di dalam kota Yerusalem bisa begitu banyak karena Titus melakukan pengepungan pada masa Paskah / Passover, dimana semua orang Yahudi dari segala penjuru datang ke Yerusalem. Sebagian mati karena kelaparan; sebagian yang lain mati karena pedang; dan banyak juga (dalam jumlah ratusan orang) yang mati disalib setelah terlebih dulu disesah, persis seperti apa yang dialami oleh Yesus! (Bdk. Mat 27:25 - “Dan seluruh rakyat itu menjawab: ‘Biarlah darahNya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!’”).
Josephus juga mengatakan bahwa ada 97.000 orang Yahudi ditawan. Yang tinggi / gagah disimpan oleh Titus sebagai bukti kemenangan; sisanya dibagibagi ke propinsipropinsi Romawi untuk diadu dengan binatang buas, di kirim ke Mesir untuk bekerja, dijual sebagai budak dsb. Semua ini menggenapi katakata Yesus dalam Luk 21:24 - “dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.’”.
Matius 24:21-22: “(21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. (22) Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat”.
Ada 3 pandangan tentang ayat-ayat ini:
1) Ada penafsir yang menganggap bahwa bagian ini bukan lagi tentang kehancuran Yerusalem, tetapi tentang masa kesukaran besar yang terjadi menjelang akhir jaman (bdk. Wah 11:79 20:3b,79).
Alasannya: siksaan dalam ay 21 ini sama dengan siksaan dalam ay 29, dan dari ay 29-dst, jelas terlihat bahwa ini terjadi menjelang akhir jaman.
2) Kebanyakan penafsir tetap menganggap bahwa bagian ini berbicara tentang kehancuran Yerusalem.
a) ‘siksaan’ dalam ay 21 sama dengan ‘kesesakan yang dahsyat’ dalam Luk 21:23b, dan terlihat dari Luk 21 itu bahwa bagian ini masih berhubungan dengan kehancuran Yerusalem.
b) ‘dipersingkat’ (ay 22).
Ini cocok dengan apa yang terjadi pada pengepungan terhadap Yerusalem, karena Yerusalem jatuh setelah dikepung hanya sekitar 56 bulan. Ini jauh lebih singkat dari perkiraan semula!
c) ‘orangorang pilihan’ (ay 22).
1. Ini jelas menunjukkan adanya Predestinasi!
2. Dalam situasi perang yang kacau balau, dan bahkan pada saat Allah sedang melampiaskan murkaNyapun, Allah tetap memperhatikan anakanakNya / orangorang pilihanNya dan melakukan segala sesuatu untuk kebaikan mereka (bdk. Ro 8:28).
3) Ada juga penafsir yang menganggap bahwa ay 2122 ini menunjuk pada kehancuran Yerusalem, tetapi juga merupakan gambaran tentang apa yang akan terjadi menjelang akhir jaman.
Saya condong pada pandangan ke 2, tetapi pandangan ke 3 tetap merupakan pandangan yang tidak bisa diabaikan begitu saja!
Mat 24:23-26: “(23) Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. (24) Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. (25) Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu. (26) Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya”.
1) Lagilagi untuk bagian ini ada bermacammacam penafsiran:
a) Bagian ini menunjuk pada kehancuran Yerusalem.
Orangorang Yahudi percaya bahwa Mesias akan membebaskan / menolong mereka, sehingga kehancuran Yerusalem akan mendorong mereka untuk mencari / mengharapkan Mesias itu. Dan banyak orang akan memanfaatkan keadaan seperti itu dengan mengclaim diri sebagai Mesias.
Penerapan: setiap kali kita mempunyai kebutuhan yang mendesak, setan pasti akan menawarkan kepada kita pemecahan yang datang dari dia! Karena itu hatihatilah terhadap pemecahan yang datang pada saat saudara mempunyai kebutuhan yang mendesak! Sekalipun itu bisa datang dari Tuhan, tetapi bisa juga datang dari setan! Kalau itu bersifat dosa, tidak mungkin itu datang dari Tuhan.
Penggenapan nubuat tentang Mesias palsu ini:
1. Josephus menceritakan tentang adanya ahliahli sihir (jelas bisa melakukan mujijat!) yang memimpin banyak orang ke gurun dan menjanjikan mujijat untuk melepaskan / membebaskan mereka.
2. Pada tahun 132135 M, ada seorang yang menyebut dirinya BARKHOKHEBAS (= anak bintang), dan mengclaim diri sebagai Mesias dan menipu banyak orang.
b) Bagian ini menunjuk pada saatsaat menjelang akhir jaman.
Saat itu akan ada banyak Mesias palsu dan mujijat palsu (bdk. 2Tes 2:9 Wah 13:1314).
c) Ini menunjuk pada kehancuran Yerusalem, dan juga pada akhir jaman.
Dalam bagian ini, saya masih condong untuk berpendapat bahwa bagian ini masih berbicara tentang kehancuran Yerusalem.
Alasannya: dalam ay 414, dimana Yesus berbicara tentang halhal yang akan terjadi antara saat itu dan akhir jaman, sudah ada ayatayat tentang Mesias palsu (ay 5). Jadi, pastilah peringatan tentang Mesias palsu disini (ay 2326), tidak berhubungan dengan akhir jaman, tetapi dengan kejatuhan Yerusalem.
2) Ay 24b: “sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga”.
a) Tafsiran Arminian tentang ayat ini.
“‘If it be possible etc’, imports simply that it is difficult to deceive the elect of God” (= ‘Sekiranya mungkin dst’ hanya berarti bahwa adalah sukar untuk menipu orangorang pilihan Allah).
Tanggapan saya: Penafsiran seperti ini jelas tidak sesuai dengan bunyi ayat itu, dan hanya bisa timbul dari orang yang pikirannya ‘tidak fair’!
b) Bagi orangorang Calvinist, jelas bahwa ayat ini merupakan dasar dari doktrin Perseverance of the Saints (= Ketekunan orang-orang kudus), yang mengajarkan bahwa seorang kristen yang sejati tidak mungkin kehilangan keselamatannya (bdk. Yoh 10:28 17:12).
Perhatikan bahwa ‘siapa Mesias yang benar’ merupakan hal yang sangat dasari! Dalam hal seperti ini, orang pilihan tidak mungkin bisa tersesat! Tetapi dalam pengertian tentang halhal lain yang tidak terlalu dasari, tentu saja orang pilihanpun bisa salah (bukan sesat / salah secara dasari)!
Karena itu, baik ay 24b ini maupun doktrin Perseverance of the Saints, tidak membenarkan orang kristen hidup gegabah! Kita harus hidup berhatihati, dengan cara:
banyak belajar Firman Tuhan secara serius dan tekun.
banyak berdoa meminta pimpinan Tuhan untuk mengerti Firman Tuhan dengan benar!
Matius 24:27-28 - “(27) Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia. (28) Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun.’”.
Ay 27: “Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia”.
1) Ada penafsir yang menganggap bahwa ayat inipun masih berbicara tentang kehancuran Yerusalem.
Mereka menafsirkan bahwa:
a) Katakata ‘kedatangan Anak Manusia’ menunjuk pada datangnya Tuhan untuk menghukum, yaitu dengan menghancurkan Yerusalem.
b) Katakata ‘kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat’ merupakan gambaran dari tentara Romawi yang menyerbu Yerusalem dengan cepat dan arahnya dari Timur ke Barat.
2) Tetapi lebih banyak penafsir yang menganggap bahwa ayat ini menunjuk pada kedatangan Kristus yang ke 2. Kalau ini benar, maka ruparupanya pembicaraan tentang Mesias palsu dalam ay 2326, digunakan oleh Yesus untuk mengubah topik pembicaraan, sehingga sekarang Ia membicarakan kedatanganNya yang ke 2.
Arti ay 27: pada kedatanganNya yang ke 2, maka Yesus akan langsung terlihat oleh semua orang.
Bdk. Wah 1:7 - “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin”.
Jadi, ada perbedaan antara kedatangan Yesus yang pertama dan kedua:
a) Pada kedatangan pertama, Ia datang pada satu tempat tertentu dan diketahui oleh beberapa orang saja, sehingga perlu pemberitahuan dari orang satu ke orang lain, sehingga makin lama makin banyak yang mengetahui tentang Dia (bdk. Yoh 1:41,45 4:29).
b) Pada kedatangan yang kedua, kedatanganNya langsung akan terlihat oleh semua orang, sehingga tidak perlu lagi ada orang yang memberitahu ataupun diberitahu!
Ada orang yang menganggap bahwa hal ini tidak mungkin terjadi karena bumi ini bulat. Jadi kalau Yesus misalnya datang di Kutub Utara, bagaimana mungkin orang di Kutub Selatan bisa melihat Dia? Saya menjawab begini: memang kalau Yesus datang di Kutub Utara, orang yang di Kutub Selatan tidak bisa melihat Dia, tetapi pernyataan ini hanya benar jika kita menganggap bahwa hukum alam saat ini tetap berlaku, yaitu bahwa sinar bergerak lurus! Mengingat bahwa hukum alam juga diciptakan oleh Allah, tidak bisakah Allah membuang hukum alam itu pada saat itu dan membuat sinar bergerak melengkung? Dengan demikian orang yang ada di Kutub Selatan bisa melihat Yesus sekalipun Ia datang di Kutub Utara!
Ay 28: “Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun.’”.
Ayat ini mempunyai bukan main banyak penafsiran!
1) Orang yang menganggap bahwa ayat ini masih tetap berbicara tentang kehancuran Yerusalem, menafsirkan:
a) ‘burung’ menggambarkan tentara Romawi.
Alasannya: mereka kuat dan bengis, dan orang Romawi memang menggunakan simbol burung rajawali [Catatan: kata ‘burung nazar’ terjemahan hurufiahnya adalah ‘eagle’ (= burung rajawali)].
b) ‘bangkai’ menggambarkan orangorang Yahudi / Yerusalem.
2) Orangorang yang menganggap bahwa ayat ini menunjuk pada akhir jaman, mempunyai tafsiran yang berbedabeda:
a) ‘Bangkai’ menunjuk kepada Kristus.
‘Burung’ menunjuk kepada orang-orang kristen.
Jadi artinya: pada saat itu semua orang kristen akan datang (berkumpul) kepada Kristus.
b) ‘Bangkai’ menunjuk kepada Kristus.
‘Burung’ menunjuk kepada semua manusia.
Jadi artinya: semua manusia akan berkumpul di tempat dimana Kristus datang, untuk dihakimi.
c) ‘Bangkai’ menunjuk orang jahat.
‘Burung’ menunjuk kepada malaikat.
Jadi artinya: pada saat itu malaikat akan mengumpulkan semua orang jahat untuk dihakimi.
d) ‘Bangkai’ menunjuk kepada anti Kristus / kuasa dunia.
‘Burung’ menunjuk kepada orang kudus / malaikat.
Jadi, artinya: pada saat itu orang kudus / malaikat akan menang atas anti Kristus / kuasa dunia.
e) ‘Bangkai’ menunjuk kepada orang jahat.
‘Burung’ menunjuk kepada Hakim.
Jadi artinya: Hakim (Kristus) akan menemukan orang jahat (mereka tidak mungkin bersembunyi dari Hakim itu).
f) ‘Bangkai’ menunjuk kepada dunia yang bejad.
‘Burung’ menunjuk kepada Kristus.
Jadi artinya: Kristus akan datang kembali pada saat dunia sudah bejad seperti bangkai / dosanya sudah genap.
g) ‘Bangkai’ menunjuk kepada Kristus.
‘Burung’ menunjuk kepada semua manusia.
Artinya: Sama seperti burung nazar pasti melihat bangkai (karena mata burung itu sangat tajam), demikian juga semua orang akan melihat Kristus pada kedatanganNya yang keduakalinya.
Saya setuju dengan penafsiran ini, karena sesuai dengan kontex (cocok dengan arti ay 27!).
MATIUS 24:29-36
Matius 24:29-31 - “(29) ‘Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. (30) Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya. (31) Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikatNya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain”.
1) Bagian ini menunjuk pada apa? Ada bermacammacam penafsiran:
a) Menunjuk pada kehancuran Yerusalem.
Alasannya: ay 34 jelas menunjukkan bahwa halhal ini harus dialami oleh generasi saat itu!
b) Menunjuk pada kehancuran Yerusalem, tetapi sekaligus merupakan bayangan tentang akhir jaman.
c) Kata ‘siksaan’ (ay 29) menunjuk pada kehancuran Yerusalem (bdk. ay 21), tetapi ‘matahari menjadi gelap’ dsb (ay 29) menunjuk pada akhir jaman. Kalau ditanyakan: mengapa digunakan katakata ‘segera sesudah itu’? Maka dijawab dengan 2Pet 3:8 - “Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari”.
d) Menunjuk pada akhir jaman.
Kata ‘siksaan’ (ay 29) menunjuk pada The Great Tribulation / Masa Kesukaran Besar menjelang kedatangan Kristus yang ke 2 (Wah 7:14 11:79 20:3b,79).
2) ‘Siksaan’ (ay 29).
a) Uruturutan peristiwa (ay 2931).
1. Siksaan (ay 29 / no 1) → kedatangan Anak Manusia di awanawan (ay 30 / no 2) → orang pilihan dikumpulkan (ay 31 / no 3).
Jadi jelaslah bahwa orang kristen akan mengalami siksaan / masa kesukaran besar itu (bdk. Wah 7:14 - “Maka kataku kepadanya: ‘Tuanku, tuan mengetahuinya.’ Lalu ia berkata kepadaku: ‘Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba”.)!
Penerapan: mulai sekarang kita harus berlatih untuk menderita bagi Kristus! Kalau sekarang kita tidak bisa / tidak berani mengalami penderitaan yang kecil (misalnya: tak mau datang ke gereja hanya karena hujan, tidak mau memberitakan Injil hanya karena diejek dsb), bagaimana kita bisa bertahan pada Masa Kesukaran Besar itu?
2. Ajaran Dispensationalisme mengajarkan bahwa uruturutannya adalah sebagai berikut: Yesus datang di awanawan (no 1) → Rapture / pengangkatan orang percaya (no 2) → siksaan (no 3) → Yesus datang dengan orang percaya (no 4).
Ketidak-cocokan urut-urutan dari ajaran Dispensationalisme dengan uruturutan dalam ay 2931 menyebabkan mereka menafsirkan bahwa siksaan (ay 29) itu menunjuk pada kehancuran Yerusalem, bukan pada Masa Kesukaran Besar
Tetapi tetap saja ajaran ini tidak cocok dengan Wah 7:14 di atas, yang jelas menunjukkan bahwa orangorang kristen ‘keluar dari kesusahan yang besar’ yang jelas menunjukkan bahwa mereka melalui / mengalami Masa Kesukaran Besar itu!
Catatan: dalam persoalan ini ajaran Dispensationalisme adalah ajaran yang paling populer pada jaman ini. Tetapi ingat bahwa yang populer / diikuti banyak orang belum tentu benar!
b) Pemberitahuan mengenai akan adanya siksaan adalah sesuatu yang penting, supaya pada saat hal itu terjadi kita tidak kecewa, bingung dsb.
Bandingkan dengan muridmurid Yesus yang sudah berulangkali diberitahu bahwa Yesus akan ditangkap dan dibunuh, tetapi pada saat hal itu terjadi, mereka tetap menjadi kecewa, bingung, putus asa dsb, karena pemberitahuan itu tidak mendapat tempat yang baik dalam hati mereka!
Karena itu, janganlah mengabaikan pemberitahuan tentang Masa Kesukaran Besar itu! Bersiap-sedialah menghadapi hal itu!
c) ‘Siksaan’ (ay 29) memang bukan sesuatu yang menyenangkan; tetapi ini akan berakhir dengan dikumpulkannya orangorang pilihan (ay 31)!
Sekalipun penyiksaan itu merupakan sesuatu yang berat bagi kita, tetapi kemuliaan yang akan diberikan kepada kita pada saat kita dikumpulkan, jauh lebih besar dari penderitaan kita itu. Bandingkan dengan:
1. Ro 8:18 - “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita”.
2. 2Kor 4:17 - “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami”.
Karena itu, pada saat kita menderita, baik sekarang maupun di masa yang akan datang, kita harus berusaha untuk tidak menujukan pandangan kita pada penderitaan yang sedang kita alami itu, tetapi pada kemuliaan yang akan kita terima itu! Ini akan menguatkan kita untuk bertahan dalam penderitaan!
3) Matius 24: 29: “‘Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang”.
Bdk. Luk 21:25 - “‘Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut”.
a) Tentang matahari, bulan dan bintang.
1. Ada yang menafsirkan bagian ini secara hurufiah.
Kalau pada saat Yesus disalib matahari bisa tidak bersinar (Luk 23:4445), maka jelas bahwa pada saat Yesus datang kembali, halhal itu bisa terjadi secara hurufiah.
2. Ada yang mengalegorikan / menafsirkannya secara simbolis.
Yang termasuk golongan ini juga berbeda-beda penafsirannya.
ada yang menganggap matahari sebagai simbol dari setan.
ada yang menganggap matahari sebagai simbol dari Kristus, sedangkan bulan merupakan simbol dari gereja, dan bintang yang jatuh menyimbolkan orang kristen yang murtad.
Saya sama sekali tidak bisa menerima penafsiran ini!
3. Ada yang menganggap bahwa kita tak bisa tahu seberapa hurufiah dan seberapa simbolis kita harus menafsirkan bagian ini
William Hendriksen: “In connection with this apocalyptic picture strict literalness must be avoided. Until this prophetic panorama becomes history we shall probably not know how much of this description must be taken literally and how much figuratively. That at least some of it must be taken literally is clear from 2Pet 3:10” (= berhubungan dengan gambaran apokaliptik ini penghurufiahan yang ketat harus dihindarkan. Sampai pemandangan nubuatan ini terjadi, kita mungkin tidak akan tahu berapa banyak dari penggambaran ini yang harus diterima secara hurufiah dan berapa banyak yang harus diterima secara simbolis. Bahwa sedikitnya sebagian harus diterima secara hurufiah, jelas dari 2Pet 3:10).
2Petrus 3:10 - “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap”.
John Calvin: “In what manner the sun will be darkened we cannot now conjecture, but the event will show” (= dengan cara bagaimana matahari akan digelapkan, tak bisa kita perkirakan sekarang, tetapi kejadian itu akan menunjukkannya).
Jadi, sekalipun sekarang kita tidak bisa menduga / memperkirakannya, tetapi pada saat hal itu terjadi, kita akan tahu bahwa itulah penggenapan nubuat ini!
b) Kuasakuasa langit akan goncang (ay 29).
Ini juga tidak pasti artinya. Ada yang mengartikan ‘kuasakuasa langit’ ini sebagai ‘semua benda langit (planet, meteor dsb)’, dan ada juga yang menafsirkan bahwa ini menunjuk pada ‘kuasa setan’.
4) Matius 24: 30: “Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya”.
a) Ada 2 hal yang dibicarakan oleh ay 30 ini:
‘tanda Anak Manusia di langit’.
‘Anak Manusia datang di atas awanawan dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya’.
Ada yang menganggap bahwa kedua hal ini sebetulnya sama saja. Tetapi ada yang menganggap bahwa kedua hal ini berbeda, dan bahwa sebelum Anak Manusia betulbetul datang, maka akan ada tanda Anak Manusia di langit.
Tetang apa yang dimaksud dengan tanda Anak Manusia itu, ada bermacammacam pandangan:
1. Sebuah bintang, seperti pada waktu Yesus dilahirkan.
2. Sinar yang terang.
3. Salib Kristus. Ini adalah pandangan dari bapabapa gereja dan penafsirpenafsir mulamula.
4. Tak diketahui.
b) Ay 30 ini menunjukkan bahwa kedatangan Kristus yang kedua merupakan satu peristiwa! Bandingkan dengan:
Mat 16:27 - “Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan BapaNya diiringi malaikat-malaikatNya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya”.
1Tes 4:1617 - “(16) Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; (17) sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan”.
Ibr 9:28 - “demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diriNya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diriNya SEKALI LAGI tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia”.
Ajaran dari Gereja Masehi Advent hari ketujuh mengatakan Yesus akan datang 3 x!
Ajaran Dispensationalisme mengajarkan bahwa kedatangan Kristus yang kedua terjadi dalam 2 tahap:
1. Kedatangan yang ke 2a: Yesus datang diawanawan, untuk mengangkat / menjemput orangorang kudus (= rapture).
2. Kedatangan yang ke 2b: Yesus datang ke bumi, bersamasama dengan orangorang kudusNya.
Dan di antara kedatangan ke 2a dan ke 2b, terjadi Masa Kesukaran Besar. Sebetulnya memecah kedatangan yang kedua menjadi ke 2a dan ke 2b adalah sama dengan mengatakan bahwa Kristus akan datang 3 x!
Jelas sekali bahwa baik ajaran dari Gereja Masehi Advent hari ketujuh maupun ajaran Dispensationalisme ini tidak sesuai dengan Kitab Suci!
c) Yesus akan datang di atas awanawan!
Dalam Kis 1:9 dikatakan bahwa pada waktu Yesus naik ke surga, Ia terangkat ke atas dan menembus awan. Lalu dalam Kis 1:11 dikatakan bahwa Ia akan kembali dengan cara yang sama!
d) ‘dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya’.
Ini menunjukkan bahwa kedatangan Kristus yang pertama berbeda dengan kedatanganNya yang kedua. Kalau pada kedatangan pertama Ia datang sebagai bayi yang lemah dan hina, maka pada kedatangan yang kedua, Ia datang dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya!
Karena itu, kalau pada kedatangan pertama (sampai saat ini) ada banyak orang yang tidak mempercayai bahwa Yesus adalah Tuhan / Allah sendiri, maka pada kedatanganNya yang kedua tidak demikian. Semua orang akan percaya dan menyembah Dia, dengan terpaksa dan tanpa ada gunanya!
Bdk. Fil 2:9-11 - “(9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, (10) supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, (11) dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!”.
5) Ay 30: ‘semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat’.
a) Kedatangan yang kedua ini akan terlihat oleh semua orang (bdk. ay 27 Wah 1:7). Karena itu tidak perlu lagi ada yang memberitahu ataupun diberitahu seperti pada ay 2326.
b) ‘meratap’.
Inilah yang akan dilakukan oleh orangorang yang tidak percaya, karena bagi mereka, kedatangan Yesus yang kedua adalah sesuatu yang sangat mengerikan (bdk. Amos 5:1820 Yoel 2:12 Wah 1:7 6:1217).
Sekarang boleh saja mereka bersenangsenang dalam dosa, dan mengabaikan, bahkan menertawakan, Injil Yesus Kristus. Tetapi pada saat itu mereka akan meratap dan menyesal, tetapi tidak akan ada gunanya! Karena itu, kalau saudara belum percaya, bertobatlah sekarang sebelum terlambat!
c) Dalam Lukas, ada Luk 21:28 yang berbunyi: “Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat”.
Kalau tadi kita melihat sikap orang yang tidak percaya pada hari kedatangan Yesus yang kedua (‘meratap’), maka sekarang kita melihat sikap dari orang yang percaya! ‘Bangkit dan mengangkat muka’ jelas tidak menunjukkan rasa takut. Orang percaya sama sekali tidak perlu takut, karena itu adalah saat yang paling berbahagia bagi kita!
6) Matius 24: 31: “Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikatNya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain”.
a) Pada kedatanganNya yang kedua, Yesus akan diiringi oleh para malaikat (bdk. Mat 25:31 Mark 8:38 2Tes 1:7 Yudas 1415).
Mat 25:31 - “‘Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaanNya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaanNya”.
Mark 8:38 - “Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataanKu di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan BapaNya, diiringi malaikat-malaikat kudus.’”.
2Tes 1:7 - “dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diriNya bersama-sama dengan malaikat-malaikatNya, dalam kuasaNya, di dalam api yang bernyala-nyala”.
Yudas 14-15 - “(14) Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: ‘Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudusNya, (15) hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan.’”.
Catatan: dalam Yudas 1415, terjemahan Indonesia menyebutkan ‘orangorang kudus’. Tetapi terjemahan ini salah, karena dalam bahasa aslinya sama sekali tidak ada kata ‘orangorang’. NIV/NASB: ‘holy ones’.
Jadi, ini tidak mendukung ajaran Dispensationalisme yang mengatakan bahwa pada kedatangan yang ke 2b, Yesus akan datang bersamasama dengan orangorang kudus! Katakata ‘holy ones’ ini menunjuk pada para malaikat yang mengiringi Yesus pada kedatanganNya yang kedua.
b) ‘orang pilihan’ di sini bukan menunjuk kepada bangsa Israel sebagai bangsa pilihan, tetapi menunjuk pada orangorang yang dipilih / ditentukan oleh Allah untuk mendapatkan keselamatan di dalam Kristus.
Bdk. Ef 1:4,5,11 - “(4) Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapanNya. (5) Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan kehendakNya, ... (11) Aku katakan ‘di dalam Kristus’, karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan - kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendakNya”.
Jadi, ini lagilagi merupakan ayat yang mendukung adanya Predestinasi! Kalau saudara adalah orang yang mempunyai kepercayaan Arminianisme yang menolak doktrin tentang Predestinasi, coba pikirkan bagaimana saudara akan menafsirkan begitu banyak ayat Kitab Suci yang berbicara tentang ‘orang pilihan’ atau ‘Allah memilih’ dsb. Jangan hanya mengikuti perasaan saudara yang mengatakan bahwa ajaran ini salah, tetapi ikutilah Kitab Suci yang dengan jelas mengajarkan hal ini!
c) Ayat ini juga menunjukkan bahwa orangorang pilihan ini pasti selamat! Para malaikat akan mengumpulkan mereka dari segala penjuru bumi, dan tidak akan ada satupun dari orangorang yang telah dipilih oleh Allah itu yang akhirnya tidak selamat! Memang setiap orang yang telah dipilih oleh Allah, pasti akan bertobat, dan pasti akan selamat!
Bdk. Kis 13:48 - “Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan SEMUA orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya”.
d) Ay 31: malaikat mengumpulkan orang pilihan.
Mat 13:3942,4950: malaikat mengumpulkan orangorang Kristen KTP / orangorang jahat dari dalam Kerajaan Allah, untuk dibuang ke neraka!
Mat 25:3132: malaikat mengumpulkan semua bangsa ke hadapan Yesus untuk diadili.
e) ‘dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya’ (bdk. 1Tes 4:16 1Kor 15:52).
1. Sukar dikatakan apakah sangkakala / nafiri ini harus diartikan secara hurufiah atau tidak.
2. Ini menunjukkan bahwa kedatangan Yesus yang kedua bukan hanya akan terlihat, tetapi juga akan terdengar oleh semua orang!
Bagaimana dengan orang yang buta dan tuli? Tuhan bisa membuat mereka melihat dan mendengar!
Mat 24:32-36 - “(32) Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. (33) Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu. (34) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi. (35) Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu. (36) Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.’”.
Matius 24: 32-35: “(32) Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. (33) Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu. (34) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi. (35) Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu.”.
1) Bagian ini menunjuk pada apa? Lagilagi ada bermacammacam pandangan:
a) Kedatangan Yesus yang kedua.
Alasannya:
1. Bagian ini terletak di antara 2 bagian (ay 2931 dan ay 36-dst) yang samasama berbicara tentang kedatangan Yesus yang kedua.
2. Ay 33 mempunyai paralel, yaitu Luk 21:31, dan katakata ‘Kerajaan Allah sudah dekat’ dalam Luk 21:31 itu, rasanya lebih cocok untuk menunjuk pada kedatangan Yesus yang kedua.
Ada orang yang keberatan kalau bagian ini menunjuk pada kedatangan Yesus yang kedua, dengan alasan:
a. Kalau ay 3235 menunjuk pada kedatangan Yesus yang kedua, maka dari bagian ini terlihat bahwa kita bisa tahu kapan saat itu tiba, sedangkan dari ay 36,42,44,50 terlihat dengan jelas bahwa hari itu tak akan bisa kita ketahui.
Tetapi keberatan ini bisa dijawab sebagai berikut: ay 3235 hanya menunjukkan bahwa kita bisa tahu kalau hari Tuhan itu sudah dekat, tetapi sesuai dengan ay 36,42,44,50 kita tidak akan bisa tahu waktunya dengan tepat. Ingat bahwa Tuhan tidak terbatas oleh waktu (2Pet 3:8).
b. Ay 34 tidak mungkin menunjuk pada akhir jaman!
Untuk ini ada bermacammacam penjelasan:
di sini Yesus berbicara sebagai manusia yang terbatas pengetahuannya (bdk. ay 36), sehingga di sini Ia salah!
Tetapi pandangan ini begitu tidak masuk akal sehingga bahkan orang liberal seperti William Barclaypun tidak menerima pandangan ini!
kata ‘angkatan’ dalam ay 34 itu diartikan ‘bangsa Yahudi, tak terbatas pada orang Yahudi yang hidup pada jaman itu’ (bandingkan dengan NIV, yang sekalipun menterjemahkan ‘generation’, tetapi pada catatan kaki memberikan terjemahan ‘race’). Jadi, katakata Yesus itu artinya adalah: bangsa Yahudi tidak akan lenyap sebelum akhir jaman.
ada yang menganggap bahwa kata ‘angkatan’ menunjuk pada bangsa Yahudi yang hidup pada saat itu. Tetapi katakata ‘sebelum semuanya ini terjadi’ diartikan ‘sebelum semuanya ini mulai terjadi’.
b) Kehancuran Yerusalem.
Alasannya:
1. Ay 33: ‘jika kamu melihat semuanya ini’.
Kata ‘kamu’ jelas menunjuk kepada rasulrasul yang mendengar Yesus saat itu. Kalau mereka sendiri akan melihat semua itu, maka pasti itu tidak menunjuk pada kedatangan Yesus yang kedua, tetapi menunjuk pada kehancuran Yerusalem.
2. Dalam Kitab Suci, kata ‘angkatan’ (Yunani: GENEA) selalu menunjuk pada generasi yang hidup saat itu! Dan karena itu, ayat ini tidak mungkin menunjuk pada akhir jaman, dan kalau ayat ini tidak menunjuk pada akhir jaman, maka ayat ini pasti menunjuk pada kehancuran Yerusalem, karena hanya 2 hal itu saja yang dibahas dalam Mat 24!
Saya condong pada pandangan ini!
c) Sebagian (ay 33) menunjuk pada kehancuran Yerusalem, dan sebagian yang lain (ay 34) menunjuk pada kedatangan Yesus yang kedua.
2) Ay 32-33: “(32) Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. (33) Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu”.
Bdk. Luk 21:29 - “Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: ‘Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja”.
Sekalipun di sini bagian ini diarahkan pada kehancuran Yerusalem (kalau memang pandangan b yang benar), tetapi sebetulnya bagian ini bisa diberlakukan secara umum.
Apa arti bagian ini? Dalam hal jasmani, manusia pandai memperhatikan tanda akan terjadinya sesuatu (ay 32), misalnya:
musim (ay 32).
cuaca (16:23).
penyakit / kematian jasmani.
keadaan ekonomi (bakal terjadi devaluasi dsb).
keadaan politik (siapa yang menang dalam pemilu dsb).
Sebetulnya, dalam hal rohanipun kita harus pandai melihat tanda akan terjadinya sesuatu (ay 33)! Misalnya:
kalau kita merasa malas mendengar Firman Tuhan atau berdoa, itu tanda bahwa kerohanian kita sedang merosot, atau ada dosa dalam hidup kita, yang membutuhkan penanganan tertentu!
kalau sekarang banyak nabi palsu, ajaran sesat, mujijat palsu, kebejatan moral (bdk. 2Tim 3:15), maka itu adalah tanda bahwa kedatangan Yesus yang kedua sudah dekat, sehingga menuntut kesiapsediaan yang makin hebat!
Pikirkanlah! Apakah dalam hal rohani saudara jeli melihat tanda akan terjadinya sesuatu? Jeli dalam persoalan sekuler memang akan menguntungkan saudara, tetapi hanya secara sekuler, dan itu hanya untuk sementara saja! Tetapi jeli dalam persoalan rohani akan menguntungkan saudara secara rohani dan secara kekal! Dan saudara hanya bisa jeli secara rohani, kalau saudara banyak belajar Firman Tuhan!
3) Ay 35 menunjukkan bahwa Firman Tuhan itu kekal (bdk. Yes 40:8 1Pet 1:2425). Kekekalan dan ketidak-berubahan Firman Tuhan ini menyebabkan kita harus selalu menggunakan Firman Tuhan sebagai dasar kehidupan, kepercayaan dan ajaran kita!
Ay 36: “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.’”.
1) Ayat ini jelas menunjuk pada / berbicara tentang kedatangan Yesus yang kedua-kalinya.
Alasannya: ay 36 ini sangat mirip dengan ay 42,44,50, sehingga jelas menunjuk pada hal yang sama, sedangkan ketiga ayat itu terletak dalam kontex, yang jelas menunjuk pada kedatangan Yesus yang kedua-kalinya.
2) Ketidak-tahuan Yesus tentang hari Tuhan:
a) Penafsiran yang salah / sesat tentang bagian ini:
1. Ajaran Arianisme, yang diajarkan oleh Arius, mengajarkan bahwa ayat ini membuktikan bahwa Yesus bukan sungguhsungguh Allah.
Ajaran ini menimbulkan perdebatan seru di dalam gereja saat itu (tahun 320 M), yang akhirnya menyebabkan terjadinya Council of Nicea (= Sidang Gereja Nicea), yang mengecam ajaran tersebut dan melahirkan Pengakuan Iman Nicea, yang kalau dibandingkan dengan 12 Pengakuan Iman Rasuli, terlihat sangat menonjolkan keilahian Yesus.
Pengakuan Iman Nicea
Kami percaya kepada Allah yang esa, Bapa yang mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, serta segala sesuatu yang kelihatan dan yang tidak kelihatan
dan kepada satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang tunggal, yang lahir dari Sang Bapa, sebelum ada segala zaman, Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah yang sejati dari Allah yang sejati, diperanakkan, bukan dibuat, sehakekat dengan Sang Bapa, yang dengan perantaraanNya segala sesuatu dibuat, yang telah turun dari surga, untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita dan menjadi daging oleh Roh Kudus dari anak dara Maria, dan menjadi manusia, yang disalibkan bagi kita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, menderita dan dikuburkan, yang bangkit pada hari yang ketiga sesuai dengan isi Alkitab dan naik ke surga, yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa dan akan datang kembali dengan kemuliaan untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati, yang kerajaanNya tidak akan berakhir
dan kepada Roh Kudus, yang jadi Tuhan dan yang menghidupkan, yang keluar dari Sang Bapa dan Sang Putra, yang bersamasama dengan Sang Bapa dan Sang Putra disembah dan dimuliakan, yang telah berfirman dengan perantaraan para nabi
Kami percaya akan satu Gereja yang kudus dan am dan rasuli
Kami mengaku satu baptisan untuk pengampunan dosa dan kami menantikan kebangkitan orang mati dan kehidupan di zaman yang akan datang. Amin.
2. Saksi Yehuwa, yang boleh dikatakan merupakan ‘keturunan’ dari Arianisme, mengatakan bahwa ay 36 ini menunjukkan bahwa Bapa itu mahatahu, sedangkan Yesus tidak, dan karena itu jelas membuktikan bahwa Yesus lebih rendah / kecil dari Bapa.
3. Yesus hanya berpurapura tidak tahu, tapi sebetulnya Ia tahu.
Ajaran ini salah, karena sekalipun ajaran ini mempertahankan kemaha-tahuan dan keilahian Yesus, tetapi menjadikanNya seorang pendusta!
4. Teori Kenosis (bdk. Fil 2:58), yang mengatakan bahwa pada saat inkarnasi, Yesus mengosongkan diri, dalam arti mengesampingkan seluruh atau sebagian sifatsifat ilahiNya, supaya bisa menjadi manusia yang terbatas. Karena itu, tidak aneh kalau ay 36 menunjukkan Ia tidak maha tahu. Sifat mahatahu termasuk sifat ilahi yang Ia kesampingkan pada saat inkarnasi.
Menghadapi teori sesat ini, perlu saudara ingat bahwa Allah tidak bisa berubah (Maz 102:2628 Mal 3:6 Yak 1:17). Juga bahwa kalau Ia bisa mengesampingkan sebagian / seluruh sifatsifatNya, itu berarti Ia berhenti menjadi Allah (‘he ceased to be God’). Dan kalau Ia berhenti menjadi Allah, apa jadinya dengan Allah Tritunggal?
5. Ayat ini diartikan: Yesus bukannya tidak tahu, tetapi tidak boleh / tidak mau memberi tahu tentang hari Tuhan!
Tetapi, ay 36 itu menyatakan bahwa manusia, malaikat, maupun Anak, tidak tahu. Sehingga ketidak-tahuan Yesus mestinya mempunyai arti yang sama dengan ketidak-tahuan manusia dan malaikat, yaitu betulbetul tidak tahu.
b) Penafsiran / arti yang benar.
Setelah inkarnasi, Yesus adalah 1 pribadi yang mempunyai 2 hakekat, yaitu hakekat ilahi dan hakekat manusia. Ini menyebabkan Ia mempunyai sifatsifat ilahi, maupun sifatsifat manusia. Jadi, bisa dikatakan bahwa pribadi Yesus itu maha kuasa dan lemah, maha tahu dan tidak maha tahu, maha ada dan terbatas tempat, dsb.
Karena itu, kita tidak perlu heran kalau melihat:
1. Adanya ayatayat yang menunjukkan kemahakuasaanNya (misalnya: Mat 8:2327), dan ayatayat yang menunjukkan kelemahanNya (misalnya: Yoh 4:6).
2. Adanya ayatayat yang menunjukkan bahwa Ia maha tahu (misalnya: Yoh 1:4650 Mat 9:4 12:25 16:8 17:27), dan adanya ayatayat yang menunjukkan bahwa Ia tidak maha tahu (misalnya: Mat 24:36 Luk 2:40,52).
John Calvin: “For we know that in Christ the two natures were united into one person in such a manner that each retained its own properties; and more especially the divine nature was in a state of repose, and did not at all exert itself, whenever it was necessary that the human nature should act separately, according to what was peculiar to itself, in discharging the office of Mediator. There would be no impropriety, therefore, in saying that Christ, who knew all things (John 21:17) was ignorant of something in respect of his perception as a man; for otherwise he could not have been liable to grief and anxiety, and could not have been like us (Heb 2:17)” [= Karena kita tahu bahwa di dalam Kristus 2 hakekat dipersatukan di dalam satu pribadi sedemikian rupa sehingga masingmasing mempertahankan sifatsifatNya; dan teristimewa hakekat ilahi ada dalam keadaan tidur / istirahat, dan sama sekali tak menggunakan diriNya, pada saat hakekat manusia harus bertindak secara terpisah, sesuai dengan apa yang khas pada diriNya sendiri, dalam melaksanakan jabatan Pengantara. Karena itu, tidak ada ketidak-layakan di dalam mengatakan bahwa Kristus yang tahu segala sesuatu (Yoh 21:17) tidak mengetahui tentang sesuatu berkenaan dengan pengertianNya sebagai manusia; karena kalau tidak, Ia tidak bisa mengalami kesedihan dan kekuatiran, dan tidak bisa menjadi seperti kita (Ibr 2:17)].
Seorang ahli Theologia lain mengatakan bahwa Yesus mempunyai 2 pikiran / kesadaran (manusia dan ilahi), yang timbul tenggelam secara bergantian (pergantiannya diatur oleh yang ilahi). Pada saat pikiran ilahi muncul, jelas Ia maha tahu. tetapi pada saat pikiran manusia muncul, Ia tidak maha tahu! Jadi Ia mengucapkan ay 36 pada saat pikiran manusia yang muncul, dan karena itulah Ia tidak tahu hari Tuhan!
3) Berdasarkan ay 36 ini (bdk. ay 42,44,50 1Tes 5:2 2Pet 3:10 Wah 3:3 Wah 16:15), maka jelaslah bahwa tidak mungkin ada orang yang bisa mengetahui kapan Yesus akan datang untuk kedua-kalinya, baik dari penyelidikan Kitab Suci, maupun dari mimpi, nubuat, bahasa lidah, wahyu Tuhan dsb (Catatan: Tuhan tidak mungkin akan memberitahukan kepada manusia apa yang dalam firmanNya dikatakan tidak mungkin diketahui oleh manusia).
Dari tandatanda akhir jaman yang sudah banyak terjadi, palingpaling kita bisa berkata bahwa hari Tuhan sudah dekat. Tetapi jangan lupa, bahwa ‘dekat’ bagi Tuhan, bisa ‘jauh’ bagi kita, karena Tuhan tidak terbatas oleh waktu (2Pet 3:8). Dan karena itu, saat kedatangan Yesus (hari, bulan, tahun, bahkan abadnya) tidak mungkin bisa diketahui!
William Hendriksen: “This proves the futility and sinfulness of every attempt on man’s part to predict the date when Jesus will return” (= Ini membuktikan kesiasiaan dan keberdosaan dari setiap usaha manusia untuk meramalkan hari dimana Yesus akan kembali).
Hendriksen menyebut usaha untuk mengetahui hari Tuhan, sebagai ‘kesiasiaan’, karena usaha itu tidak mungkin akan berhasil. Tetapi ia juga menyebutnya sebagai ‘keberdosaan’, karena usaha itu menunjukkan bahwa orang itu tidak percaya pada apa yang Yesus katakan dalam ay 36 ini!
William Barclay: “It is, therefore, clear that speculation regarding the time of the second coming is nothing less than blasphemy, for the man who so speculates is seeking to wrest from God secrets which belong to God alone. It is not any man’s duty to speculate; it is his duty to prepare himself, and to watch” (= Karena itu, jelaslah bahwa spekulasi mengenai saat kedatangan yang kedua itu tidak kurang dari suatu penghujadan, karena orang yang berspekulasi seperti itu merebut dari Allah rahasia yang hanya menjadi milik Allah. Bukan kewajiban dari siapapun untuk berspekulasi; kewajibannya adalah untuk mempersiapkan dirinya sendiri dan berjagajaga).
Apa yang oleh Hendriksen disebut dengan kesiasiaan dan keberdosaan, oleh Barclay disebut dengan penghujatan!
John Calvin: “And surely that man must be singularly mad, who would hesitate to submit to the ignorance which even the Son of God himself did not hesitate to endure on our account” (= Dan jelaslah bahwa orang itu pasti luar biasa / istimewa gilanya, yang segan untuk tunduk pada ketidaktahuan, yang bahkan Anak Allah sendiri tidak segan untuk memikulnya demi kita).
Jadi, Calvin bahkan mengatakan bahwa orang yang segan untuk tunduk pada ketidaktahuan tentang hari Tuhan, adalah orang yang luar biasa / istimewa gilanya!
Tetapi apa yang dikatakan oleh para penafsir di atas ini sebagai ‘kesia-siaan’, ‘keberdosaan’, ‘penghujadan’, dan ‘kegilaan’, ternyata banyak dilakukan oleh orang-orang, baik dalam kalangan sekte (seperti Saksi-Saksi Yehuwa, dan Gereja Masehi Advent hari ketujuh), dan juga dalam kalangan kristen.
Jangan mempercayai nubuat tolol mereka, dan jangan dengarkan ajaran mereka, karena mereka pasti adalah orang-orang sesat!
MATIUS 24:37-51
Mat 24:37-39: “(37) ‘Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. (38) Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, (39) dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia”.
1) Yesus menggambarkan / menganalogikan kedatanganNya yang keduakalinya dengan datangnya banjir Nuh. Dalam Injil Lukas, Ia menambahkan analogi yang lain, yaitu hujan api dan belerang atas Sodom.
Luk 17:2829 - “(28) Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. (29) Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua”.
a) Dari sini jelaslah bahwa Yesus mempercayai bahwa peristiwa banjir Nuh maupun hujan api dan belerang atas kota Sodom, bukanlah sekedar merupakan dongeng / illustrasi (seperti yang dipercaya oleh banyak orang liberal!), tetapi betulbetul merupakan fakta sejarah!
b) Persamaan antara peristiwaperistiwa itu:
hukuman itu datang dengan tibatiba.
pada saat mereka sadar, sudah terlambat untuk bertobat.
Penerapan: sadarlah sekarang, sebelum terlambat!
banyak orang mengabaikan Firman Tuhan / peringatan Tuhan yang diberikan melalui Nuh, dan mereka semua binasa!
Bdk. 2Pet 2:5 - “dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik”.
Penerapan: jangan mengabaikan peringatan tentang hari Tuhan / hari kedatangan Yesus yang kedua-kalinya, atau saudarapun akan binasa!
2) Ay 38 / Luk 17:27 mengatakan bahwa orangorang itu makan, minum, kawin, mengawinkan / dikawinkan, dan Luk 17:28 menambahkan bahwa pada jaman Lot, mereka membeli, menjual, menanam, dan membangun.
Luk 17:27-28 - “(27) mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. (28) Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun”.
Sebetulnya tidak ada yang salah dengan tindakantindakan ini! Kesalahan mereka adalah: mereka hanya melakukan / memikirkan halhal jasmani / duniawi, dan hanya memikirkan / melakukan halhal yang berguna dalam hidup sekarang ini. Mereka tidak memikirkan / melakukan halhal yang bersifat rohani, yang berguna untuk kehidupan di masa yang akan datang! Bandingkan dengan:
Luk 12:1621 - “(16) Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kataNya: ‘Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. (17) Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. (18) Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. (19) Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! (20) Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? (21) Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.’”.
Luk 21:3436 - “(34) ‘Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. (35) Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. (36) Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.’”.
Dari sini terlihat bahwa halhal jasmani yang sebetulnya tidak dosa itu, bisa menguasai kita, sehingga kita lalu mengabaikan hal yang bersifat rohani dan kekal, sehingga akhirnya semua itu membinasakan kita!
Karena itu, lakukanlah setiap hal (termasuk hal jasmani) untuk kemuliaan Allah (1Kor 10:31).
Mat 24:40-44 - “(40) Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; (41) kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. (42) Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. (43) Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. (44) Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.’”.
Matius 24: 40-41: “(40) Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; (41) kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan”.
1) Ay 37-39 paralel dengan Luk 17:26-30.
Ay 40-41 paralel dengan Luk 17:3435.
Dua bagian ini jelas membicarakan tentang akhir jaman / kedatangan Yesus yang kedua kalinya. Tetapi, ditengahtengah dua bagian itu, Lukas menyelipi dengan Luk 17:31-33, yang di dalam Injil Matius diletakkan dalam Mat 24:17-18, yang jelas membicarakan tentang kehancuran Yerusalem.
Mengapa Lukas menyelipkan bagian itu di sini, di tengahtengah dua bagian yang membicarakan akhir jaman, adalah sesuatu yang sukar dimengerti.
Ini saya berikan hanya supaya saudara mengerti, mengapa penafsiran Mat 24 ini begitu sukar dan menimbulkan banyak pertentangan di antara para penafsir.
2) Ay 40-41 ini dipakai oleh ajaran Dispensationalisme sebagai dasar dari doktrin pengangkatan orang suci (Rapture) yang mereka percayai.
Doktrin Dispensationalisme ini mengatakan bahwa pada saat Yesus datang ke 2a (mereka membagi kedatangan Yesus yang kedua-kalinya dalam dua tahap, dan disebut sebagai 2a dan 2b), Ia hanya datang di awanawan, dan pada saat itu, semua orang yang betulbetul percaya tahutahu diangkat ke atas untuk dibawa oleh Yesus ke surga, sedangkan orangorang kafir dan orang kristen KTP tetap tertinggal di dunia untuk mengalami Masa Kesukaran Besar. Setelah itu baru Yesus akan datang lagi (ke 2b), bersama dengan para orang suci, untuk mendirikan kerajaan 1000 tahun di dunia ini.
Keberatan terhadap ajaran ini:
a) Mat 13:30,39-43,47-50 menunjukkan bahwa pemisahan antara orang kristen dan orang kristen KTP terjadi pada akhir jaman, dan segera setelah pemisahan itu, orang kristen KTPnya langsung masuk neraka, bukannya mengalami Masa Kesukaran Besar seperti yang diajarkan oleh ajaran Dispensationalisme!
b) Bagian ini hanya menunjukkan bahwa pada saat kedatangan Yesus yang kedua kalinya, terjadi perpisahan antara orang percaya dan tidak percaya.
Kata ‘dibawa’ (ay 40,41) sering digunakan untuk menunjukkan terjadinya pemisahan seorang (yang dibawa) dari yang lain (yang ditinggalkan / tidak dibawa).
Contoh: Mat 17:1 Mat 26:37.
Jadi, kalau ay 40-41 mengatakan bahwa pada saat kedatangan Yesus yang kedua kalinya, ada orang yang ‘dibawa’ dan ada orang yang ‘ditinggalkan’, maka itu hanya berarti bahwa saat itu terjadi pemisahan antara orang percaya dan tidak percaya, karena orang percaya masuk surga, dan orang tidak percaya masuk neraka.
Bagian ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa orang yang percaya akan dibawa / diangkat ke surga sedangkan orang yang tidak percaya akan ditinggal di bumi!
3) Ay 40-41 menunjukkan adanya kesamaan antara dua orang yang akan dipisahkan itu. Pada ay 40, dua orang itu samasama ada di ladang, dan pada ay 41 dua orang itu samasama perempuan dan samasama memutar batu kilangan.
Tetapi, apa yang kelihatan sama di hadapan manusia, tetap berbeda di hadapan Tuhan, karena Tuhan mengenal dombaNya / kepunyaanNya (Yoh 10:27 2Tim 2:19). Ia tahu mana yang gandum / kristen sejati, dan mana yang lalang / kristen KTP, dan Ia akan memisahkan mereka (Mat 13:2430,3643).
Penerapan: kalau saudara adalah lalang, saudara bisa menipu manusia / orang kristen yang lain, bahkan Pendeta / Penginjil saudara, tetapi saudara tidak bisa menipu Tuhan! Karena itu, cepatlah bertobat dan percaya kepada Yesus dengan sungguhsungguh!
4) Luk 17:34, yang merupakan bagian paralel dari ay 4041 ini, memberikan contoh yang lain, yaitu terpisahnya dua orang yang ada di tempat tidur.
Luk 17:34 - “Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan”.
Dua orang ini mungkin sekali menunjuk pada sepasang suami istri, yang menunjukkan kesatuan antara dua orang itu. Dua orang yang begitu bersatu seperti itupun akan terpisah pada akhir jaman!
Bagian ini kontras sekali dengan ay 31 yang menunjukkan bahwa orangorang pilihan yang tersebar di seluruh penjuru bumi, justru akan dikumpulkan / dipersatukan pada akhir jaman!
Penerapan: inginkah saudara tetap bersatu dengan suami / istri, anakanak, orang tua, saudara, keluarga, teman saudara? Bawalah mereka kepada Kristus, maka pada akhir jaman, saudara tetap akan bersatu dengan mereka!
Ay 42: “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang”.
1) ‘Berjagajaga’ (bdk. ay 44: ‘siap sedia’).
Halhal yang harus kita lakukan untuk berjagajaga:
a) Percaya / beriman kepada Yesus (Luk 18:8 2Tes 1:8).
Luk 18:8 - “Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?’”.
2Tes 1:7-8 - “(7) dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diriNya bersama-sama dengan malaikat-malaikatNya, dalam kuasaNya, di dalam api yang bernyala-nyala, (8) dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita”.
Ini harus ditekankan diatas segalagalanya, karena tanpa iman, semua yang lain tidak ada harganya.
Bdk. Ibr 11:6a - “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah”.
b) Berusaha hidup suci / membuang dosa.
Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:
Luk 21:34 - “‘Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat”.
2Pet 3:14 - “Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapanNya, dalam perdamaian dengan Dia”.
Wah 3:3 - “Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu”.
Wah 16:15 - “‘Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya.’”.
Penerapan: adakah halhal yang saudara sadari sebagai dosa, baik aktif maupun pasif, besar atupun kecil, yang saudara biarkan dalam hidup saudara?
c) Berdoa.
Luk 21:36 - “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.’”.
Penerapan:
berapa banyak saudara berdoa tiap hari?
ikutlah dalam Persekutuan Doa di gereja saudara!
d) Melayani Tuhan.
Mat 24:46 - “Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang”.
e) Makin rajin berbakti dan saling menasehati.
Ibr 10:2425 - “(24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. (25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat”.
Penerapan: apakah saudara justru semakin rajin membolos? Bagaimana kalau Yesus datang, persis pada saat saudara sedang membolos?
f) Sabar dalam menderita.
Yak 5:7-9 - “(7) Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. (8) Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat! (9) Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu”.
Ada 2 hal yang perlu ditekankan:
1. Jelas bahwa orang-orang kristen harus mengalami banyak penderitaan, dan ini sama sekali bukan seperti yang diajarkan oleh Theologia Kemakmuran! Kalau orang-orang kristen tidak menderita, dan sebaliknya selalu hidup enak (sembuh dari semua penyakit, menjadi kaya, bebas dari problem, dsb), untuk apa Yakobus memberikan peringatan / nasehat seperti ini?
2. Pada saat kita menderita, bahkan kalau hal itu disebabkan karena penindasan orang lain, kita tidak boleh marah / benci / berusaha membalas dendam dsb, kita tidak boleh bersungutsungut, kita tidak boleh iri hati terhadap orang jahat yang justru hidup enak, dan kita tidak boleh marah / kecewa kepada Tuhan! Sebaliknya kita harus sabar dan meneguhkan hati!
2) Tuhan sengaja tidak memberitahu kita kapan hari Tuhan itu akan tiba, supaya kita berjagajaga senantiasa.
Luk 21:36 - “Berjaga-jagalah SENANTIASA sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.’”.
Illustrasi: kalau ada seorang guru yang mengatakan: ‘Setiap saya masuk kelas ini, saya bisa memberi ulangan’, maka murid yang baik pasti akan selalu berjaga-jaga menghadfapi ulangan itu. Tetapi kalau guru itu selalu memberitahu kapan ulangan itu akan diberikan, maka murid hanya akan berjaga-jaga pada saat ulangan itu akan diberikan. Kalau Yesus memberitahu kapan Ia akan datang kedua-kalinya, misalnya tanggal 10 Januari 2025, maka pasti orang-orang baru akan bertobat 1 hari sebelumnya! Yesus tidak mau hal seperti itu terjadi, dan karena itu Ia justru tidak memberitahu kapan Ia akan datang kedua-kalinya, supaya orang-orang berjaga-jaga senantiasa!
Dalam hal berjaga-jaga ini ada beberapa golongan manusia:
a) Ada orang yang sama sekali tak berjagajaga.
b) Ada orang yang hanya kadangkadang berjagajaga. Sebentar rajin dalam berdoa, belajar Firman Tuhan, melayani Tuhan, menyucikan diri dsb, tetapi sebentar lagi malas / lalai melakukan semua itu!
c) Ada juga orang yang mulamula kelihatan tekun dalam berjagajaga, tetapi tidak sampai akhir (bdk. gadisgadis yang bodoh dalam 25:113).
d) Ada juga orang yang berjagajaga senantiasa sampai pada akhirnya (bdk. gadisgadis yang bijaksana dalam 25:113).
Yang mana yang saudara inginkan untuk diri saudara?
3) Halhal yang akan diterima oleh orang yang berjagajaga senantiasa.
a) Luk 21:34-36 - “(34) ‘Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. (35) Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. (36) Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.’”.
Perhatikan kata-kata ‘supaya luput ...’ dalam Luk 21:36 itu. Ini tidak berarti bahwa orang-orang kristen yang berjaga-jaga akan luput dari siksaan / Masa Kesukaran Besar, seperti yang diajarkan oleh ajaran Dispensationalisme. Kontext (Luk 21:3436) menunjukkan bahwa mereka akan luput dari jerat yang akan menimpa orang yang tidak berjagajaga (Luk 21:34-35). Dengan kata lain, orang-orang kristen yang berjaga-jaga tidak akan terkena hukuman kekal!
b) Bdk. Luk 21:36: ‘supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia’.
Ada macammacam sikap manusia pada saat itu:
1. Orangorang kafir tidak akan tahan berdiri di hadapan Anak Manusia. Sebaliknya mereka akan ketakutan bukan main, dan dalam ketakutan yang luar biasa itu tidak mungkin mereka berani berdiri, apalagi memandang ke atas kepada Yesus yang sedang datang kedua-kalinya itu!
Bdk. Wah 6:1517 - “(15) Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. (16) Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: ‘Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu.’ (17) Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?”.
2. Orangorang kristen yang kurang berjagajaga, akan malu pada saat itu, sehingga tidak berani memandang kepada Yesus.
Bdk. 1Yoh 2:28 - “Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diriNya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatanganNya”.
3. Orangorang kristen yang betulbetul siap sedia akan tahan berdiri di hadapan Yesus dan akan menatap wajah Yesus tanpa rasa takut / malu.
Luk 21:28,36 - “(28) Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.’ ... (36) Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.’”.
Yang mana yang saudara inginkan untuk diri saudara sendiri?
c) Ada pahala, pujian dan kebahagiaan untuk mereka.
Mat 24:47 - “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya”.
Mat 25:21,23 - “(21) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. ... (23) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu”.
Ay 43-44: “(43) Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. (44) Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.’”.
1) Kedatangan Yesus yang kedua-kalinya berulangkali digambarkan seperti kedatangan seorang pencuri (bdk. 1Tes 5:28 2Pet 3:10 Wah 3:3 16:15).
Jangan merasa aneh kalau Yesus dibandingkan / digambarkan dengan seorang pencuri, karena suatu perumpamaan tidak menunjukkan persamaan dalam segala hal, tetapi hanya dalam halhal tertentu saja!
Persamaan antara Yesus dengan seorang pencuri adalah: kedatangannya samasama tidak terduga, dan pada saat orang tidak siap sedia (bdk. ay 44 1Tes 5:3).
2) ‘Tuan rumah’ dalam ay 43 itu jelas menggambarkan diri kita.
Jadi, kita harus berjagajaga seperti tuan rumah yang berjagajaga terhadap pencuri, yaitu kita harus berjagajaga senantiasa dan tidak lengah sedikitpun!
Ada banyak hal yang bisa membuat saudara lengah:
a) Banyak kesukaran.
Ini sering menyebabkan perhatian / pikiran kita hanya ditujukan pada kesukarankesukaran itu, sehingga kita lupa / lalai dalam berjagajaga. Bandingkan dengan orang-orang yang digambarkan sebagai tanah golongan ke 2 / tanah berbatu dalam perumpamaan tentang seorang penabur dalam Mat 13:5,6,20,21.
b) Kesenangan / daya tarik duniawi.
Keluarga, study, pekerjaan, uang, rumah, mobil, barangbarang mewah yang lain, jabatan, kekuasaan, sex, dan segala macam kesenangan yang lain, bisa membelokkan perhatian kita dari Tuhan dan dari halhal yang bersifat rohani! Karena itu hatihatilah dengan semua hal duniawi! Bandingkan dengan tanah golongan 3 / tanah bersemak duri dalam Mat 13:7,22 (bdk. Mark 4:19 Luk 8:14).
c) Hidup yang lancar, tanpa problem yang berarti.
Ini juga sering menjatuhkan orang kristen. Kejatuhan Daud dalam perzinahan, bukan terjadi pada saat ia dikejarkejar oleh Saul, dimana hidupnya penuh dengan kesukaran dan bahaya, tetapi justru pada saat ia sudah menjadi raja, dan hidupnya aman / enak, tanpa kesukaran yang terlalu berarti! Karena itu, hatihatilah dan janganlah lengah kalau hidup saudara serba lancar!
Matius 24:45-51 - “(45) ‘Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? (46) Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. (47) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. (48) Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: (49) Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk, (50) maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, (51) dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.’”.
1) Perbandingan Lukas dan Matius.
Luk 12:3540 paralel dengan Mat 24:4344.
Luk 12:41 tak ada paralelnya dalam Matius.
Luk 12:4246 paralel dengan Mat 24:4551.
Luk 12:4748 tak ada paralelnya dalam Matius.
Dari sini jelas terlihat bahwa Mat 24:4551 ini diberikan oleh Yesus sebagai jawaban atas pertanyaan Petrus dalam Luk 12:41, yang tidak ditulis dalam Injil Matius.
Luk 12:41 - “Kata Petrus: ‘Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?’”.
Maksud pertanyaan Petrus itu ialah: siapa yang harus berjagajaga? Semua orang lain, atau rasulrasul juga?
2) Penekanan Yesus dalam bagian ini: orangorang yang mempunyai jabatan / kedudukan dalam gereja.
Bdk. ay 45: ‘Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?’.
Ini jelas menunjuk kepada orang-orang yang mempunyai jabatan dalam gereja, khususnya hambahamba Tuhan. Orang-orang ini secara khusus harus berjagajaga menghadapi hari Tuhan.
Kalau orang biasa / awam saja harus berjagajaga, apalagi orang kristen yang punya jabatan dalam gereja / hambahamba Tuhan!
Luk 12:47-48 - “(47) Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. (48) Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.’”.
BACA JUGA: EKSPOSISI INJIL MATIUS PASAL 10-11
Penerapan: Ini menunjukkan bahwa saudara diangkat untuk menduduki jabatan tertentu, bukan untuk sombong-sombongan, senangsenang, memerintah orang lain dsb, tetapi untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar! Karena itu, berhentilah berpikir bahwa saudara sama dengan jemaat biasa! Misalnya kalau jemaat biasa membolos dari kebaktian, jangan itu menjadi alasan bagi saudara untuk juga ikut membolos. Kalau jemaat biasa tidak ikut Pemahaman Alkitab, jangan hal itu saudara jadikan alasan untuk juga tidak ikut Pemahaman Alkitab. Saudara harus berusaha untuk lebih baik, lebih taat, lebih rindu pada Firman Tuhan, lebih tekun dalam berdoa dan belajar Firman Tuhan, lebih bertanggung jawab dalam pelayanan, lebih rajin dalam kebaktian dan Pemahaman Alkitab, lebih disiplin dalam hal waktu dsb, dibandingkan dengan jemaat biasa!
3) Hamba yang bijaksana.
Ay 45-47: “(45) ‘Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? (46) Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. (47) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya”.
a) Ia ‘memberikan makanan pada waktunya’ (ay 45).
Ini bisa berarti:
1. Ia sedang melakukan tugasnya (ay 46).
Renungkan: seandainya saudara tahu bahwa Yesus akan datang kedua-kalinya minggu pagi pk 8.30, dan pada saat itu saudara seharusnya berkhotbah / mengajar Sekolah Minggu / menyanyi dalam paduan suara dalam kebaktian / bertugas dalam kebaktian sebagai majelis, apa yang saudara lakukan? Membatalkan pelayanan itu dan menunggu Yesus datang kedua-kalinya, atau tetap melakukan pelayanan itu?
C. H. Spurgeon mengatakan: “Seandainya saya tahu bahwa Yesus akan datang kedua-kalinya malam ini, dan saya mempunyai jadwal khotbah malam ini, maka saya akan tetap berkhotbah. Dan seandainya saya tahu bahwa Ia akan datang pada waktu saya sedang berkhotbah, saya akan terus berkhotbah. Orang-orang kristen tidak seharusnya menantikan kedatangan Yesus yg kedua-kalinya dengan berdiri memandang ke langit dengan mulut terbuka, tetapi mereka harus tetap melayani, siapa untuk pemunculanNya, kapanpun hal itu terjadi” (diterjemahkan dengan bebas dari ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol I, hal 579).
2. Ia memberikan makanan rohani, yaitu Firman Tuhan.
Ini tugas utama seorang hamba Tuhan! Karena itu seorang hamba Tuhan seharusnya berkonsentrasi pada belajar dan mengajar, bukan pada rapat / organisasi, bezoek, dan sebagainya. Memang hal-hal lain itu juga adalah tugasnya, tetapi itu adalah tugas-tugas sekunder. Yang primer adalah memberi jemaatnya makanan rohani / Firman Tuhan, dan ini tidak bisa ia lakukan, kalau ia bukan orang yang banyak belajar Firman Tuhan. Hanya orang yang terus belajar yang bisa terus mengajar dengan baik!
b) Ada pahala untuk dia (ay 47).
Pada saat pelayanan itu terasa berat sekali (karena banyaknya kesukaran, penderitaan, kegagalan, kekecewaan dsb), ingatlah akan adanya pahala untuk mereka yang bertekun! (bdk. Ro 8:18 2Kor 4:17).
4) Hamba yang jahat.
Ay 48-51: “(48) Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: (49) Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk, (50) maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, (51) dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.’”.
a) Ia berkata dalam hatinya: Tuanku tidak datangdatang (ay 4849a).
Artinya: secara diamdiam ia menganggap bahwa Yesus toh tidak akan datang kembali, sehingga ia tidak perlu mempertanggung-jawabkan perbuatannya.
Ada orang yang secara terangterangan menyatakan bahwa Yesus tidak akan datang kembali. Bdk. 2Pet 3:34 - “(3) Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. (4) Kata mereka: ‘Di manakah janji tentang kedatanganNya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.’”.
Tetapi hamba yang jahat ini lebih munafik dari orang-orang itu! Di luar / secara terbuka, ia menyatakan bahwa ia percaya kalau Yesus akan datang kembali. Tetapi dalam hati, ia menganggap bahwa Yesus tidak akan kembali.
Penerapan:
ada banyak hambahamba Tuhan yang pengakuan mulutnya berbeda dengan kepercayaan hatinya! Sebetulnya hal ini bisa terlihat dari kehidupan / pelayanannya. Misalnya:
ia mengakui Yesus sebagai satu-satunya jalan ke surga. Tetapi kalau dalam kehidupan / pelayanannya ia tidak pernah memberitakan Injil, dan / atau tidak pernah mendorong jemaatnya untuk memberitakan Injil, maka mungkin sekali pengakuannya itu sebetulnya hanya di mulut saja.
ia mengakui Kitab Suci sebagai Firman Allah. Tetapi kalau dalam pelayanannya ia mengajarkan Kitab Suci secara asal-asalan saja, atau ia secara berani menginjak-injak Kitab Suci misalnya dengan mengijinkan / mau memberkati pernikahan kristen dan non kristen (bdk. 2Kor 6:14), maka mungkin sekali bahwa dalam hatinya ia sebetulnya tidak percaya bahwa Kitab Suci itu adalah Firman Allah.
jemaat biasapun bisa seperti ini! Ada banyak orang kristen yang mengucapkan 12 Pengakuan Iman Rasuli setiap minggu, tetapi hatinya tidak percaya pada apa yang ia ucapkan! Apakah saudara termasuk orang yang seperti ini?
b) Akibat kepercayaan / anggapan yang salah itu.
1. Ia memukul hambahamba yang lain (ay 49).
Ini menunjukkan bahwa ia bersikap sebagai diktator / boss, dan ia menyalah-gunakan wewenang dan jabatan yang diberikan kepadanya. Ingat, bahwa tidak ada hamba Tuhan yang bagaimanapun hebatnya yang berhak menjadi diktator / boss dalam gereja, karena Tuhan adalah satusatunya Raja dalam gereja, dan Ia tidak pernah memberikan kedudukan itu kepada pribadi / individu manapun.
2. Ia makan minum dengan pemabuk (ay 49).
a. Ini menunjukkan bahwa ia hidup mewah dan berfoyafoya.
b. Ini menunjukkan bahwa ia tidak mempunyai penguasaan diri, bahkan tidak berusaha untuk menguasai diri / nafsunya.
c. Ini menunjukkan bahwa ia mempunyai pergaulan yang buruk.
Bdk. 1Kor 15:33 - “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik”.
3. Ia tidak melakukan pelayanan yang dipercayakan Tuhan kepadanya.
Dari sini bisa kita lihat bahwa kepercayaan / anggapan yang salah, pasti menimbulkan kehidupan yang salah! Karena itu:
adalah omong kosong kalau dikatakan bahwa ada orang Kristen yang tidak mempunyai pengertian Firman Tuhan yang baik, tetapi hidupnya baik!
tekunlah dan rajinlah dalam belajar Kitab Suci, dan hatihatilah dengan ajaran yang saudara terima!
c) Nasib akhirnya.
1. Tuannya ‘membunuh dia’ (ay 51). Terjemahan ini kurang keras!
NIV / NASB: ‘cut him to / in pieces’ (= memotongmotongnya).
Terjemahan hurufiahnya adalah ‘dichotomized’ (bandingkan dengan kata ‘dichotomy’, yang merupakan nama dari ajaran yang mempercayai bahwa manusia terdiri dari 2 bagian), karena kata Yunani yang dipakai adalah DICHOTOMESEI [= ‘will cut asunder’ (= akan memotongnya sampai hancur)].
2. Tuannya ‘membuat dia senasib dengan orangorang munafik’ (ay 51). Terjemahan ini kurang tepat!
NIV / NASB: ‘assign him a place with the hypocrites’ (= memberikan ia tempat bersamasama dengan orangorang munafik).
Tempat ini jelas adalah neraka!
3. ‘ratapan dan kertak gigi’ (ay 51).
Ada banyak ayat Kitab Suci yang menunjukkan neraka sebagai tempat dimana terdapat ratapan dan kertak gigi (Mat 8:12 13:42,50 22:13 25:30 Luk 13:28). Ratapan dan kertakan gigi menunjukkan bahwa orangnya sangat kesakitan / menahan sakit (bdk. Luk 16:24).
Bagaimana mungkin dengan adanya ayat-ayat seperti ini, bisa ada orang yang mempercayai bahwa nanti orang-orang jahat ini dimusnahkan, merupakan sesuatu yang tidak bisa saya mengerti! Kalau mereka dimusnahkan, tentunya mereka tidak bisa meratap ataupun mengertakkan gigi!
5) Saudara yang mempunyai jabatan rohani, sebagai dosen theologia, Pendeta / Penginjil, Majelis / pengurus, guru sekolah minggu, guru agama, organist, chairman dsb, perlu merenungkan apakah saudara termasuk pelayan Tuhan yang setia / bijaksana, atau yang jahat?.