2 PETRUS 1:1-11 (4 ALASAN PENTINGNYA PENGENALAN AKAN KRISTUS)


2 PETRUS 1:1-11 (4 ALASAN PENTINGNYA PENGENALAN AKAN KRISTUS)

HAKEKAT PENGENALAN AKAN KRISTUS YESUS

Kata "pengenalan" yang Rasul Petrus gunakan di sini adalah epignosis (2Petrus 1:2,3,8), biasa diterjemahkan sebagai "pengetahuan yang penuh, tepat, dan benar". Dalam hubungan dengan Kristus Yesus, epignosis ini memiliki aspek objektif dan subjektif. Aspek objektif dari epignosis atau pengenalan akan Kristus Yesus mengacu pada ajaran Kristus sendiri, ajaran Roh Kudus, ajaran Alkitab sendiri. Kita dituntut untuk memahami Kristus Yesus secara objektif, apa adanya sebagaimana yang Alkitab ajarkan.

Kita tidak boleh memahami apa lagi mengajarkan siapa itu Kristus dan firman-Nya menurut keinginan atau pikiran kita sendiri. "Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah", maka kita harus memahami firman Tuhan di bawah iluminasi atau penerangan Roh Kudus, sehingga pengenalan kita akan Kristus Alkitab bersifat objektif, persis sebagaimana yang dimaksudkan Roh Kudus ketika mengilhamkan penulisan Alkitab, tidak kurang dan tidak lebih (2Petrus 1:21 ITB).

Epignosis atau Pengenalan akan Kristus juga bersifat subjektif. Artinya, secara pribadi kita harus memiliki hubungan persekutuan langsung dengan pribadi Kristus Yesus sendiri. Ini meliputi komunikasi dengan Tuhan dalam doa, dalam kepatuhan kita pada pimpinan Roh Kudus, dalam hidup beriman mengandalkan pimpinan, pertolongan, dan penyertaan Roh Kristus langsung.

PENTINGNYA PERTUMBUHAN PENGENALAN AKAN KRISTUS YESUS

Di dalam 2 Petrus 1:1-11 kita melihat 4 (empat) alasan yang menjadikan pengenalan akan Kristus amat penting, yakni karena hasil yang dikerjakan-Nya lewat pengenalan akan Dia:

[1] Kita Menikmat Berkat Keselamatan Lewat Pengenalan akan Kristus (2Petrus 1:1-2)

Pada dasarnya pengenalan akan Kristus Yesus terjadi saat kita beriman dalam Injil Kristus Yesus. Menurut Rasul Paulus, hasil dari keselamatan ini adalah kita hidup dalam damai sejahtera dan kasih karunia Allah (Roma 5:1-2). Rasul Petrus juga menegaskan bahwa pengenalan akan Kristus membuat kita hidup dalam sejahtera dan kasih karunia Allah. Bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus membuat kita semakin bisa menikmat damai sejahtera dan kasih karunia Tuhan.

a. Damai Sejahtera

Hidup dalam damai sejahtera atau keharmonisan dengan Allah berarti tiadanya konflik, permusuhan, dan perseteruan antara kita dengan Allah oleh karena dosa-dosa yang telah kita lakukan. Karena mengenal Kristus, kita yang dahulu menjadi musuh dan seteru Allah, kini dirubah menjadi anak-anak Allah, bahkan lebih dekat lagi: kita menjadi mempelai Kristus Yesus!

b. Kasih Karunia

Di samping hidup damai dengan Allah, kita juga hidup dalam kasih karunia (kharis) Allah. Kharis ini adalah sifat di dalam diri Allah yang menggerakkan-Nya untuk melayani kita dengan tanpa pamrih guna memberikan secara cuma-cuma kepada kita kasih-Nya, keselamatan-Nya, mujizat-Nya, pertolongan-Nya, pimpinan-Nya, dan penyertaan-Nya.

Kasih karunia ini terkait dengan bagaimana kita mengatasi dan melewati berbagai persoalan dan kesukaran dalam kehidupan sehari-hari. Karena kasih karunia-Nya ada pada kita, maka kita dituntut untuk hidup mengandalkan kasih, kuasa, hikmat, pertolongan, pimpinan, dan penyertaan-Nya. Kita dituntut untuk berjalan dalam iman di dalam Kristus Yesus. Kita tidak boleh mengandalkan kekuatan dan kemampuan manusia, kekuatan dan kelebihan kita.

[2] Kita Hidup dalam Kesalehan Lewat Pengenalan akan Kristus (2Petrus 1:3-9)

Pengenalan akan Kristus Yesus juga membuat kita hidup dalam kesalehan, "hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia" (2Petrus 1:3). Ada dua aspek kesalehan di sini, yakni [i] secara positif, kita ambil bagian dalam kodrat Ilahi (lih. 1:4); dan [ii] secara negatif, kita tidak menjadi lupa dan picik akan penghapusan dosa yang telah Tuhan berikan kepada kita (2 Petrus 1:9) atau luput dari hawa nafsu dunia (1:4b).

a. Ambil bagian dalam Kodrat Ilahi

Kita tahu bahwa di dalam diri Allah ada sifat-sifat yang tidak bisa dikomunikasikan kepada kita, seperti kemahadiran-Nya; dan ada sifat-sifat Ilahi yang bisa dikomunikasikan atau diberikan kepada kita sebagai ciptaan-Nya, seperti kasih dan kekudusan-Nya. "Ambil bagian dalam kodrat Ilahi" berarti pengimpartasian atau penanaman sifat-sifat Ilahi (yang bisa di-share-kan) ke dalam diri kita sehingga kita bisa menjadi kudus seperti Allah itu kudus, kita bisa mengasihi karena Allah adalah kasih, kita memiliki kapasitas untuk mengenal/mengetahui Dia (dalam batas tertentu, bukan maha tahu), dan menerima kuasa (dalam batas tertentu, bukan menjadi maha kuasa) untuk memerintah bersama-sama dengan Dia. 

Kodrat atau sifat Ilahi ini Tuhan impartasikan dalam hidup kita oleh karena pengenalan / epignosis kita akan Kristus Yesus.

b. Luput dari hawa nafsu dunia

Secara negatif, kehidupan yang saleh berarti kita luput dari hawa nafsu dunia yang membinasakan. Ini berarti kita tidak menjadi buta dan picik serta lupa akan anugerah penghapusan dosa yang Tuhan berikan kepada kita. Kasarnya begini, pengenalan akan Kristus menghindarkan dan menyelamatkan kita, sehingga kita tidak akan pernah menjadi guru palsu yang memutarbalikan Injil Kristus dan hidup menurut hawa nafsu (2Petrus 2) atau menjadi pengejek nubuatan Alkitab tentang janji kedatangan Kristus Yesus kedua kali.

[3] Kita Hidup dalam Kekokohan Keselamatan Lewat Pengenalan akan Kristus (2Petrus 1:10);

Pengenalan akan Kristus Yesus juga menjadikan panggilan dan pilihan kita menjadi kokoh dan mantap di dalam diri kita. Artinya secara subjektif kita memiliki kepastian keselamatan, tidak bimbang dan ragu lagi akan posisi dan relasi kita dengan Pencipta kita.

a. Teguh akan Pilihan

Pemilihan (election) merupakan karya Allah Bapa sejak sebelum dunia dijadikan untuk menjadikan kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya (Efesus 1:4). Tentu saja karya Allah Bapa dalam memilih kita tidak akan pernah gagal, karena direalisasikan-Nya dengan karya penentuan atau predestinasi-Nya (Efesus 1:5). 

Meskipun demikian, sesungguhnya hanya Allah sendiri yang tahu pasti siapa yang Dia pilih, dan kita secara pribadi bisa tahu pasti dengan mantap bahwa kita telah dipilih hanya jika kita memiliki pengenalan akan Kristus Yesus. Tingkat kemantapan subjektif bahwa kita adalah orang dipilih tergantung pada tingkat pengenalan kita akan Kristus Yesus. Semakin kita bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus, semakin kokoh keyakinan akan pemilihan kita.

b. Teguh akan panggilan

Kita tentunya telah menanggapi secara positif panggilan Injil Kristus untuk meninggalkan dosa dan beriman kepada Allah di dalam Kristus Yesus. Namun demikian, respon positif kita terhadap panggilan Allah dalam Kristus Yesus harus diuji dengan berbagai cobaan dan godaan! Kita akan tetap kuat bertahan di dalam Injil Kristus, dan tidak akan bisa goncang, goyah dan berubah dari iman dalam Kristus Yesus jika kita telah memiliki kepastian subjektif bahwa kita adalah orang pilihan Allah. 

Kepada jemaat di Asia Kecil yang tengah menghadapi berbagai kesukaran dan pencobaan, Rasul Petrus menegaskan bahwa mereka adalah orang-orang pilihan Allah dalam Kristus Yesus (1Petrus 1:2), dan tentu saja tujuannya adalah agar jemaat tidak undur, tapi tetap kuat kokoh bertahan dalam Injil Kristus (oleh karena merasa pasti bahwa mereka telah dipilih Allah). Kekokohan panggilan Kristus ini semakin kuat di dalam kita seiring dengan pertumbuhan pengenalan akan Kristus Yesus.

[4] Kita Memiliki Hak Penuh Masuk Kerajaan Kristus Lewat Pengenalan akan Kristus (2Petrus 2:11)

Pengenalan akan Kristus Yesus amat penting, karena secara eskatologis membuat kita mendapat hak penuh untuk masuk ke dalam Kerajaan Kekal, yaitu Kerajaan Tuhan kita Yesus Kristus. Istilah "hak penuh" berasal dari kata epichoregeo (dari mana istilah "koreografi" berasal), "to supply, to furnish, to present; to be supplied, ministered". Dalam Alkitab NIV kata ini diterjemahkan sebagai "a rich welcome", sambutan yang kaya raya.

Pertama-tama, tentunya ini berarti pengenalan kita akan Kristus Yesus menyebabkan Tuhan akan memanggil kita sebagai hamba yang baik dan setia, yang dipersilahkan untuk masuk dan turut dalam kebahagiaan Tuhan (band. Matius 25:21,23).

Kedua, itu berarti ada pemberian mahkota sebagai upah dari perbuatan-perbuatan ketaatan kita kepada Tuhan Yesus selama hidup di bumi.

Mahkota kehidupan karena telah tahan uji (Yakobus 1:12; Wahyu 2:10);

Mahkota Abadi karena telah menguasai dirinya menurut firman Tuhan (1Korintus 9:25);

Mahkota Kebenaran karena telah merindukan kedatangan Kristus Yesus kedua (2Timotius 4:8);

Mahkota Kemuliaan karena menggembalakan jemaat-Nya dengan baik dan benar (1Petrus 5:4); dan

Mahkota Sukacita karena menghantar jiwa-jiwa kepada keselamatan dalam Injil Kristus (1Tesalonika 2:19)

Ketiga, kata epichoregeo memberi kesan bakal adanya koreografi surgawi yang luar biasa dalam menyambut kita ketika masuk dalam kerajaan kekal Kristus Yesus. Sulit dibayangkan bagaimana bentuk koreografinya, mungkin ada nyanyian choir dan tari-tarian dari para malaikat dalam rangka menyambut kita masuk ke dalam kerajaan penuh kemuliaan itu. Hmm ... tidak tahulah, pastinya meriah sekali suasananya sambutan Tuhan, Petrus menyebut cara penyambutan kita dengan kataplousios, dengan cara yang sangat kaya (richly) dan berlimpah (abundantly).

Baca Juga: Yesus Dalam Tulisan Rasul Petrus

Tetapi sambutan meriah dan hak penuh masuk kerajaan kekal Kristus Yesus ini tergantung pada tingkat pengenalan kita akan Kristus Yesus. Semakin kaya pengenalan kita akan Dia, semakin kaya dan berlimpah lah kemeriahan penyambutan kita oleh Tuhan kita Yesus Kristus.

KESIMPULAN DAN PENERAPAN

1. Kita harus bertumbuh dalam pengenalan objektif dan subjektif akan Kristus Yesus sebagai antisipasi kedatangan-Nya ke dua kali di tengah maraknya godaan dan cobaan dari para guru palsu dan pengejek penggenapan nubuatan kedatangan-Nya kedua kali, karena lewat pengenalan akan Kristus [1] Kita menikmati berkat keselamatan (2Petrus 1:1); [2] Kita hidup dalam Kesalehan lewat pengenalan akan Kristus (2Petrus 1:3-10); [3] Kita hidup dalam kekokohan/kepastian keselamatan (2Petrus 1:11-12); dan [4] Kita memiliki hak penuh masuk Kerajaan Kristus yang kekal (2Petrus 2:13)

2. Supaya giat dan berhasil dalam pengenalan akan Kristus, kita harus berusaha menambahkan kepada iman kita: (i) Kebajikan; (ii) Pengetahuan; (iii) Penguasaan diri; (iv) Ketekunan; (v) Kesalehan;

(vi) Kasih akan saudara-saudara (filadelfia); dan (vii) Kasih akan semua orang (agape).

Tuhan Yesus memberkati!
Next Post Previous Post