2 POINT MAKNA DIKANDUNG DARI ROH KUDUS

Pdt. Yakub Tri Handoko.
2 POINT MAKNA DIKANDUNG DARI ROH KUDUS
otomotif, bisnis
Dikandung dari Roh Kudus adalah salah satu frasa di dalam Pengakuan Iman Rasuli yang sering kali menimbulkan kesalahpahaman dan kebingungan. Beberapa gereja menulis dikandung daripada Roh Kudus, namun secara tata bahasa penggunaan kata daripada di sini kurang tepat. Penulisan yang lebih tepat adalah dikandung dari Roh Kudus. Tetapi frasa ini tetap menimbulkan pertanyaan, apa artinya “dikandung dari Roh Kudus”?

Perlu ditegaskan bahwa “dikandung dari Roh Kudus” bukan berarti terjadi persetubuhan secara biologis atau seksual antara Allah dan Maria. Konsep pemahaman ini tidak diajarkan dalam kekristenan. Konsep ini merupakan pengajaran agama-agama misteri di dalam budaya Romawi dan Yunani kuno. Akibatnya, ada orang di luar kekristenan yang menganggap Allah dan Maria bersetubuh lalu melahirkan Yesus. Pandangan ini keliru. 

Dalam kekristenan, Maria tidak pernah dianggap sebagai Allah. Kita juga tidak pernah menganggap bahwa Yesus adalah hasil hubungan persetubuhan antara Allah dan Maria. “Dikandung dari Roh Kudus” sebaiknya dipahami sebagai sebuah peristiwa supranatural atau mukjizat di mana di mana Allah memampukan terjadinya kehamilan Maria tanpa campur tangan laki-laki.

Ada dua poin yang penting sehubungan dengan makna dalam frasa “dikandung dari Roh Kudus”. 

1.Pertama, berkaitan dengan kesucian Kristus. 

Di dalam Lukas 1:35, ketika Maria mempertanyakan bagaimana mungkin dia bisa hamil sedangkan ia masih perawan. Lalu Tuhan melalui malaikat-Nya menjawab Maria: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Maha tinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” Intervensi Roh Kudus dalam kehamilan Maria memastikan bahwa anak yang akan dilahirkannya akan disebut kudus. Maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa kekudusan bayi Yesus tidak ditentukan oleh kesucian Maria.

Dalam sejarah gereja beberapa orang memiliki pemikiran jika bayi Yesus kudus maka mungkin orang tua Yesus juga hidupnya kudus. Namun kita tidak perlu menarik kesimpulan sampai sejauh itu karena Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa Roh Kudus akan turun menaungi Maria sehingga anak yang akan dilahirkan disebut kudus. 

Hal ini berarti kekudusan itu berkaitan dengan karya Roh Kudus, bukan berkaitan dengan siapa Maria. Maria dipilih dan tetap menjadi figur yang penting sebagai “bunda Allah”, karena ia dipakai untuk melahirkan Yesus Anak Allah. Namun kesucian Kristus tidak bergantung kepada siapa ibu-Nya, melainkan bergantung kepada intervensi Roh Kudus di dalam kehamilan Maria.

Jika kita memahami hal ini dalam perspektif yang lebih luas, maka hal ini menjadi logis karena Yesus adalah Adam yang kedua dan terakhir. Ia adalah kepala perjanjian yang baru. Sebagai kepala perjanjian yang baru, Ia tidak diwakili oleh perjanjian sebelumnya, sehingga Yesus bukanlah manusia yang berdosa. 

Beberapa orang mempersoalkan hal ini dengan mengatakan jika Yesus bukanlah manusia yang berdosa, maka Ia tidak dapat menjadi manusia yang sejati karena semua manusia berdosa. Sanggahan ini tidak terlalu tepat, karena jika kita melihat Adam dan Hawa sebelum jatuh ke dalam dosa, mereka adalah manusia yang sejati dan tanpa dosa. 


Barulah setelah mereka memakan buah terlarang itu maka mereka menjadi manusia berdosa. Dengan demikian status berdosa atau tidak, bukanlah merupakan hakikat dari manusia sejati. Adam adalah manusia sejati yang tidak berdosa, yaitu ketika Adam dan Hawa sebelum belum berbuat berdosa (Kejadian 3). Jadi ketika dikatakan bahwa Yesus adalah manusia yang sejati dan pada saat yang sama Ia adalah kudus maka dua hal ini tidak bertentangan.

2.Kedua, menunjukkan status Kristus sebagai Anak Allah. 

Di dalam Lukas 1:35, dikatakan “ . . .sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah”. Yesus disebut sebagai Anak Allah karena adanya intervensi Allah di dalam proses kehamilan Maria. Maka sangat pantas jika Anak yang dikandung Maria itu disebut Anak Allah. Allah mau menjadi manusia sehingga kelahiran-Nya sebagai Anak Allah untuk menjadi manusia adalah dengan melalui cara yang supranatural. “Dikandung dari Roh Kudus” menunjukkan status-Nya sebagai Anak Allah yang Maha tinggi. Setiap kali kita mengaku Yesus Kristus dikandung dari Roh Kudus, pada dasarnya kita mengakui bahwa Yesus Kristus adalah suci dan Ia adalah Anak Allah yang Mahatinggi. Tuhan memberkati.
Next Post Previous Post