3 ALASAN KRISTUS MATI DISALIBKAN

Pdt. Yakub Tri Handoko.

Pada Pengakuan Iman Rasuli tidak hanya mengajarkan bahwa Kristus menderita bagi kita. Penderitaan Kristus hanyalah jalan kepada sesuatu yang lebih penting yaitu bahwa Dia telah disalibkan. Dia menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus dan Dia disalibkan. 

3 ALASAN KRISTUS MATI DISALIBKAN
otomotif, bisnis
Pernahkah kita berpikir, mengapa Kristus tidak bisa mati dengan cara yang lain? Pernahkah kita membayangkan bagaimana Se-andainya Kristus mati karena sakit atau karena tua atau karena kecelakaan? Atau mungkin Dia dihukum tapi tidak melalui salib? Apa yang akan terjadi dengan kita? Mengapa Pengakuan Iman Rasuli perlu menandaskan bahwa Kristus disalibkan? Mengapa cara kematian-Nya ini perlu dinyatakan secara eksplisit? Ada 3 (tiga) alasan Kristus Mati Disalibkan

1.Alasan yang pertama, karena salib menunjukkan bahwa kutukan dosa atau kutukan Taurat telah ditanggung. 

Salib Kristus menunjukkan bahwa kutukan ilahi telah ditanggung. Di dalam Galatia 3:10, Paulus mengatakan bahwa tuntutan Allah sudah jelas di sana: “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.” Tidak ada seorang pun yang bisa memenuhi tuntutan hukum Taurat, maka semuanya terkutuk. Di ayat ke-13, Paulus mengatakan bahwa kutukan itu berbunyi, “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” 

Jadi Kristus mati harus melalui salib. Mati tanpa salib berarti mati tidak dalam keadaan menanggung kutukan. Yesus harus mati untuk menanggung kutukan itu bagi kita. Tidak ada keharusan Dia menebus, mengasihi dan menyelamatkan kita. Namun ketika Dia berkenan menyelamatkan kita, maka cuma ada satu jenis kematian-Nya yaitu melalui salib. Karena salib merupakan simbol orang yang dikutuk oleh Allah dan Kristus menanggung kutukan ilahi itu bagi kita.

2.Alasan yang kedua, karena salib berarti tuntutan keadilan Allah telah dipenuhi. 

Kematian di kayu salib memenuhi keadilan Allah. Di dalam Roma 3:25 Paulus mengatakan “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.” Salib tidak hanya menunjukkan kebenaran Allah tetapi juga keadilan Allah. 

Maksudnya ialah Allah adalah Allah yang kudus, Ia adalah Allah yang adil dan orang yang berdosa patut untuk dihukum. Akan tetapi Dia juga adalah Allah yang berkuasa dan Allah yang mengasihi manusia, maka Ia mengutus anak-Nya sendiri untuk menanggung hukuman itu. Pada saat hukuman itu ditanggung maka bukan hanya kebenaran Allah dipuaskan, tapi keadilan-Nya juga dipuaskan.


Ada beberapa orang yang sulit untuk menerima doktrin ini sebab mereka menganggap jika Allah mau mengampuni, mengapa Allah tidak langsung mengampuni sehingga hukuman dosa tidak perlu ditanggung? Bukankah Allah memiliki hati yang besar untuk mengampuni orang berdosa? Mengapa diperlukan orang lain untuk menanggung hukuman? Ada orang yang berkata bahwa jika Se-andainya mobilnya ditabrak, maka -karena dia adalah seorang yang murah hati- dia tidak akan menyuruh penabrak tersebut untuk ganti rugi. Menurutnya, jika ia mengampuni orang tersebut setelah orang itu membayar ganti rugi kepadanya, maka itu bukanlah pengampunan melainkan pembalasan.

Benarkah demikian? Analogi di atas adalah analogi yang keliru. Sebab pada saat seseorang membebaskan orang lain dalam hal ini penabrak mobil untuk mengganti kerusakan yang ada, sebenarnya ada orang yang harus mengganti kerusakan mobil tersebut. Pemilik mobil yang murah hati mengampuni penabrak dan menanggung sendiri hukumannya. Begitu pula dengan yang dilakukan oleh Allah. Dia mengasihi dan mau mengampuni; tetapi Dia juga adil, yaitu bahwa orang berdosa perlu untuk dihukum. Kristus melakukannya bagi kita. Dia mati untuk kita.

3.Alasan yang ketiga, karena di salib itu manusia didamaikan dengan Allah. 

Di dalam Kolose 1:20 dikatakan “dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.” Beberapa orang salah memahami Allah. 


Mereka menganggap Allah adalah dewa yang murka dan membutuhkan sesaji tertentu ataupun sebuah pengorbanan tertentu supaya Allah mau mengampuni manusia. Konsep ini keliru sebab konsep didamaikan di dalam Alkitab, digambarkan bukanlah seperti dewa-dewa yang marah kepada manusia dan meminta manusia membawa sesuatu tebusan yang dapat dibawa manusia, supaya Allah mau berdamai. Pendamaian di dalam Alkitab lebih berbicara tentang kekudusan Allah. 

Dia adalah Allah yang kudus dan suci, dan manusia berdosa terpisah dari-Nya. Manusia berdosa memusuhi Allah dan melalui kurban Kristus Yesus, manusia berdosa dibasuh di dalam kesucian Kristus dan di persekutu-kan kembali dengan Allah. Tuhan memberkati.
Next Post Previous Post