KRISTOLOGI MENURUT SURAT IBRANI

Pendahuluan.

Kitab Ibrani menyampaikan dengan jelas, bahwa : 1. Yesus Kristus adalah Mesias/Raja yang telah datang ke dunia sebagai juru selamat. 2. Ia telah melakukan apa yang tidak dapat dilakukan manusia. 3. Ia memiliki relasi yang besar dengan Allah (itu dibuktikan melalui sebutan “Putra”). 4. Ia telah menjadi korban pendamaian bagi dosa-dosa kita. 5. Yesus adalah Allah (yang Ilahi). 6. Ia tidak bercela, dan tidak melakukan dosa.

1. YESUS KRISTUS ADALAH ALLAH SEJATI

Ini dibuktikan dari beberapa gelar yang tertulis dalam surat Ibrani 1:1-4. Dia Allah yang mahakuasa, mahakekal.

Istilah ‘Anak Allah’ memiliki makna teologis yaitu menyatakan bahwa Yesus adalah Allah. Sebagai Allah sejati tentunya Ia memiliki sifat-sifat ilahi yang dimiliki oleh Allah Bapa. Sebagai Allah sejati, Ia melakukan pekerjaan Allah. Karya-karya Yesus adalah karya-karya Allah sendiri. Hanya Yesus yang disebut Allah sebagai Anak-Nya (Ibrani 1:5), gelar Anak Allah tidak diperuntukan kepada malaikat-malaikat.

Sebagai Allah sejati, Dia pemilik seluruh alam semesta. Itu dibuktikan bahwa Kristus adalah ‘pewaris segala yang ada’. Ia mewarisi segala yang ada di bumi maupun di surga, yang artinya Ia memiliki tempat tertinggi diseluruh alam semesta dan Ia berkuasa mewariskannya kepada siapa yang Ia kehendaki. Dia memiliki segalanya karena Dia yang menciptakannya.

Kristus adalah Allah sejati, Allah yang mahakuasa pencipta alam semesta dan menopang apa yang diciptakan-Nya dengan kekuatan Firman-Nya. Alkitab sudah menuliskan dengan jelas bahwa Ia adalah pencipta alam semesta tanpa Dia dunia tidak ada (Yohanes 1:3; Kolose 1:16) dikutip lagi dalam Mazmur 102: 25- 27, sebagai penekanan yang lebih kuat bahwa Kristus adalah Tuhan yang menciptakan Langit (Sorga) dan Bumi (Ibrani 1:10). 
KRISTOLOGI MENURUT SURAT IBRANI
bisnis, tutorial
Dia yang menciptakan, Ia juga yang menopang seluruh ciptaan-Nya. Maksudnya, bagaimana besarnya kapasitas, banyaknya kuantitas, rumitnya struktur, cepatnya perubahan, semuanya ditopang, didukung, dipelihara dan diatur oleh Yesus Kristus dalam Firman-Nya.

2.ANAK ALLAH LEBIH TINGGI DARIPADA MALAIKAT-MALAIKAT

Penulis Ibrani dengan tegas mengungkapkan kepada para pembacanya tentang kesuperioritasan akan Kristus yang pada hakekatnya lebih tinggi dari Malaikat. Meskipun pada zaman itu mereka terlalu menyibukkan diri akan kehebatan malaikat dari Perjanjian Lama, yaitu menjadi utusan Allah dalam menyampaikan pesan firman pada manusia khusunya bagi umat pilihan-Nya (bangsa Israel).

Malaikat menjadi jurang pembatas antara Allah dan manusia, serta malaikat terkadang berunding dengan Allah (Kejadian 1:26). Sehingga hal itu pula, membuat Malaikat banyak disebutkan dalam Alkitab serta sejarah orang Yahudi, dan memicu orang Yahudi sebagai pembaca surat ini untuk menyetarakan Kristus yang adalah Anak Allah itu dengan malaikat. 

Akan tetapi, penulis Ibrani langsung membantahnya karena secara langsung bisa terlihat malaikat tidak mahatahu karena mengetahui pesan itu dari Allah, Malaikat juga ciptaan dan hanya utusan Allah. Sehingga tidak mungkin disetarakan dengan Anak Allah Yesus Kristus. Karena Yesus berbeda dan lebih tinggi dari malaikat.

Yesus Kristus adalah Anak Allah meskipun Ia berinkarnasi ke dalam dunia dalam wujud manusia, dan memiliki natur kemanusiawian dalam diri-Nya. Yesus yang adalah Anak Allah itu tidak lebih rendah dan tidak sama dengan malaikat, meskipun banyak pendapat beredar bahwa sebagian dari para malaikat seperti seraphim dan kerubim diyakini senantiasa berada di sekeliling takhta Allah. 

Dan digambarkan sebagai dewan pembantu Allah , berada di surga, dan sedangkan Yesus datang jadi hamba dan pada waktu itu terlihat lebih rendah dari malaikat, tetapi tidak demikian disitulah Yesus sedang mengsongkan diri-Nya dari kemulian yang kalau dilihat manusia biasa akan mati.

Anak Allah tidak pernah melawan, tetapi Dia berserah kepada kehendak Allah Bapa sampai pada akhirnya mati di kayu Salib. Karena sekalipuan Anak Allah datang dalam wujud manusia, Dia adalah Allah yang sejati dan yang MahaSuci adanya. Selantjutnya adalah dari sisi status malaikat hanya ciptaan, sedangkan Anak Allah itu sendiri adalah Penciptanya. 

Dan Anak Allah itu kekal, tidak akan pernah berakhir, karena Ia yang meletakkan dasar bumi (Ibrani 1:10), maka Ia sendiri adalah kekal dan tidak berubah (Ibrani 1:11), sementara ciptaan-Nya akan berubah (Ibrani. 1:12). Yesus adalah Anak Allah yang ditinggikan oleh Bapa dan duduk di sebalah kanan-Nya (Ibrani.1:2-3), malaikat tidak demikian

Peristiwa lain yaitu ketika malaikat hanya sebagai utusan-Nya dan itu melayani Dia, tetapi Anak Allah tidak, karena Anak Allah itu yang adalah Allah tidak melayani siapa-siapa, dan Anak Allah juga di urapi oleh Bapa sebagai Raja atas semuanya dan berkuasa di langit dan bumi, itu berarti kekuasaan tertinggi ada di Anak Allah, serta Yesus juga bisa memerintahkan malaikat untuk tunduk, Dialah Allah yang telah dinubuatkan dari Perjanjian Lama yang adalah mesias Anak Allah itu, malaikat tidak dinubuatkan demikian. 

Dan iblis pun mengakui atau tahu bahwa malaikat itu lebih rendah dari Anak Allah. Dan terlebihnya adalah malaikat bukan jalan ke surga, satu-satunya jalan melalui Sang Anak Allah (Yohanes 3:16, 3:36, dan 14:6).

3. YESUS LEBIH TINGGI DARI MUSA

Tidak bisa dipungkiri memang Musa itu adalah nabi dan tokoh yang sangat berperan bagi sejarah bangsa Israel yang notabenenya adalah orang Yahudi. Selain nabi Elia.

Hal ini membuat mereka sangat meninggikan dan mendewakan Musa sendiri. Karena begitu banyak hal besar dilakukan Musa mulai dari pemilihan dia sendiri sebagai nabi Allah, Musa bercakap langsung dengan Allah, penerima langsung hukum taurat yang sangat di istimewakan oleh orang Yahudi, Allah menyebut Musa lebih tinggi daripada para malaikat dan Musa membawa bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan serta menggembara dipadang gurun selama 40 tahun, hal ini sangat luar biasa dimata dan dihati setiap orang Yahudi. 

Tidak ada nabi atau pemimpin yang bisa mengalahkan kehebatan dari seorang Musa. Sehingga mereka seakan-akan meremehkan / merendahkan Yesus. Apalagi Yesus datang dan seringkali menentang tradisi mereka, dan Yesus membuat formula-formula baru mengenai ajaran-Nya.

Paradigma para pembaca surat ini melihat kesamaan Kristus dengan Yesus, mulai proses mereka lahir, keduanya lahir di zaman dimana ada sebuah masalah yang nantinya akan mengancam nyawa mereka, keduanya juga seorang pemimpin besar, dan memiliki banyak pengikut, Musa dan Yesus sama-sama menjadi perantara antara Allah Bapa dengan manusia, dan terlebihnya lagi kedua-duanya bisa mengadakan tanda-tanda mukjizat.

Hal ini pula membuat orang Yahudi pada Surat Ibrani in menyakini bahwa Kristus yang sekarang ialah Musa yang kedua, atau bahkan Musa diterepresentatifkan pada Kristus. Namun jelas dalam Ibrani 3:1-6 penulis mengatakan bahwa Kristus jauh lebih tinggi dan mulia dibandingkan dengan Musa yang hanyalah manusia biasa. Ada perbedaan yang mendasar dan konkrit untuk menyatakan bahwa memang Kristus lebih tinggi daripada Musa.

Perbedaan antara Kristus dengan Musa adalah yang pertama Musa tidak totalitas menyerahkan hidupnya bagi umat Israel, tetapi Yesus menyerahkan totalitas hidup-Nya bagi seluruh umat manusia dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru. Yesus adalah pengatara yang paling sempurna, sehingga orang tidak perlu takut datang berhadapan dengan Allah. Yang kedua dilihat dari peran, Musa diperitahkan atau dipanggil oleh Allah untuk memimpin bangsa Israel, sedangkan Yesus adalah Pribadi yang mengutus

Dan bisa dibalikkan bahwa Kirtus pula yang mengutus Musa bagi orang Israel melalui pekerjaan Tritunggal sejak kekelan. Bisa dicermati bahwa memang Yesus berkuasa atas seluruhnya termasuk Musa yang adalah nabi tertinggi bagi orang Yahudi. Sehingga ada tertulis dalam Ibrani 3:3 “Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya.” 

Artinya Yesus diumpamakan sebagai ahli bangunan yang membangun rumah itu, yang tentu lebih besar daripada rumah yang dibangunnya. Musa hanya ciptaan, tentu tidak lebih tinggi dari pada Yesus yang adalah Pencipta dan pemilik segala sesuatu yang ada di langit dan bumi.

Dalam proses membebaskan umat Israel dari tangan Firaun di mesir membutuhkan sebuah mukjizat yang dikenal dengan tulah. Dan berlangsung terus sampai pada hari-hari diperjalalan serta menggembara dipadang gurun Musa mengadakan banyak sekali mukjizat untuk menolong umat Israel, tetapi yang harus dicermati adalah kuasa dari mukjizat yang Musa adakan itu adalah berasal dari TUHAN, semua harus melalui TUHAN

Tetapi apakah sama dengan Yesus, tidak demikian. Yesus lebih tinggi, karena waktu Dia mengadakan mukjizat kuasa langsung berasal dari diri-Nya sendiri, Yesus meskipun manusia memiliki natur keilahian. Dan selanjutnya penulis Ibrani melihat Kristus tetap setia pada Bapa. Musa melalui peristiwa air Meriba pada Bilangan 20:2-13, membuat dia tidak setia pada TUHAN yang berujung pada hukuman, sehingga Musa tidak izinkan masuk ke tanah Kanaan. Sekali lagi mencerminkan nabi yang diagungkan itu tidak layak, karena ia berdosa, apakah Yesus demikian, tentu tidak.

Yesus lebih tinggi karena Ia Mahakudus sampai selama-lamanya, tidak melakukan dosa, taat terus pada komitmen. Dan setia sampai tugas-Nya selesai. Yesus juga bangkit dan mengalahkan maut, Musa tidak. Musa hanya sebagai saksi untuk hal-hal yang akan datang, tetapi Kristus menggenapi hal-hal itu.10 Jadi yang layak ditinggikan dan dimulaikan hanya Yesus semata.

Semua pemaparan dari penulis Ibrani yang membandingkan antara Yesus dan Musa itu sangat jelas, untuk menyatakan sesuata yang benar bahwa memang Yesus lebih tinggi, lebih besar, dan lebih mulia dari Musa. Hal ini mau mengajak sekaligus menegur orang-orang Yahudi yang tidak memandang Yesus lebih tinggi dari Musa.

Dan juga pemaparan ini menghantam pendapat yang salah, dari persepsi pembaca Surat Ibrani yang telah mengagung-agungkan Musa, yang sebenarnya tidak ada apa-apanya dibandingkan Yesus. Hal ini mau memberitakan juga bahwa menjadi pengikut Kristus itu lebih baik.

4. KRISTUS ADALAH IMAM YANG LEBIH TINGGI DARIPADA HARUN

Bagian ini menjadi sebuah uraian yang menunjukkan puncaknya Yesus yang adalah lebih tinggi daripada semua tokoh dan segala macam perantara yang TUHAN pakai. Pertama dari malaikat, kedua nabi, dan yang ketiga ini akan membahas bahwa Kristus lebih tinggi dari imam Harun.

Semua pasti mengetahui kalau tugas seorang nabi maupun malaikat adalah sebagai perantara antara Allah dengan manusia, sedangkan iman yaitu wakil manusia di hadapan Allah. Dan Harun pun demikian selama bertahun-tahun bersama-sama dengan bangsa Israel melakukan perjalanan untuk menuju ke tanah Kanaan, selama itu ia bertugas sebagai imam yang sangat dihormati.

Harun sangat dikagumi dan diagungkan sampai pada masa pembaca pertama surat Ibrani ini, karena jasa maupun peran aktif dari seorang imam Harun. Hal-hal besar yang Harun alami dan lakukan sebagai berikut, mulai dari pemilihan langsung dari Allah (Keluaran 4 dan 39), serta seluruh garis keturunan Harun yang adalah suku Lewi menjadi generasi imam dan itu pula atas pengkhususkan oleh Allah.

Tugas sebagai seorang imam adalah mempersembahkan binatang-binatang untuk penghapus dosa/penebus dosa, hanya Harun atau keturunan imam yang boleh melaksanakan itu, makanya orang Israel pasti melalui Harun. Dan Harun pula mendapatkan hak keistimewaan dari Tuhan Allah untuk masuk dalam ruang Mahakudus, hal ini pula menambahkan satu nilai besar bagi Harun dan membuat dia menjadi termuliakan oleh umat Israel, dan sebagai penolong bagi umat Israel dalam hal berdoa. Sehingga tidak salah jika umat Israel/orang Yahudi meninggikan atau menyembah Harun, dan melihat Kristus sama seperti Harun bahkan bisa lebih rendah.

Pembahasan diparagraf sebelumnya mengenai apa yang dilakukan Harun itu dan di istimewakan oleh kaum Yahudi pada masa Perjanjian Baru, membuat penulis Ibrani menentang dengan keras dan mematahkan pendapat mereka, sehinggi ia mengatakan bahwa Kristus tetap lebih tinggi daripada imam Harun di pasal 7:11-28.

Meskipun ada persamaan dalam hal mempersembahkan korban bagi penebusan umat yang salah. Tetapi hal ini tidak menjadi patokan, karena tetap Kristus lebih tinggi, Kristus adalah imam yang kekal dan final, Dia telah mempersembahkan korban yang sempurna yaitu diri-Nya sendiri sebagai jembatan antara manusia dengan Allah yang terputus, dan itu hanya dilakukan sekali, karena Kristus adalah korban yang kekal. Dan keselamatan melalui Kristus itu abadi, ada perjanjian (covenant) yang kekal (Ibrani 5:9).

Berbanding terbalik dengan Harun, ia harus mempersembahkan korban secara terus-menerus supaya umatnya terbebas dari dosa, dan ia pula harus mempersembahkan korban terlebih dahulu, sebelumnya melayani yang lain (Ibrani 7:27). Dan korban itu tidak berlaku lagi pada masa Perjanjian Baru. Sehingga dapat dikatakan bahwa Kristus adalah imam yang sangat tinggi tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Harun.

Perbandingan lain yang menunjukkan Kristus itu lebih tinggi adalah, karena Kristus tidak pernah berbuat dosa, Dia selalu kudus, sehingga Dia menjadi korban paling sempurna, melebihi seluruh korban yang telah dipersembahkan terlebih dahulu. Sedangkan Harun pernah bercacat dan bersalah pada TUHAN, waktu sama-sama atau ia yang memerintahkan bangsa Israel membuat patung lembu emas dan ia bersama Musa berdosa waktu peristiwa air Meriba.

Hal itu menjadi teguran keras dari TUHAN, Yesus tidak demikian. Makanya keimaman Harun dalam mempersembahkan korban penghapus salah tidak berlaku pada semua orang, dan Harun sendiri tidak punya kuasa untuk menyelematkan seluruh umat Israel, karena yang punya kuasa adalah Allah. Sedangkan Yesus tidak, Ia punya kuasa itu karena Ia memang Allah, meskipun datang sebagai rupa manusia dan kuasa keselamatan dari dosa berlaku bagi seluruh manusia dari Perjanjian Lama dan sampai selama-lamanya

Status menjadi sangat penting untuk melihat kekuasan, ketinggian, dan layak disembah, memang Harun yang dipilih oleh Allah itu menjadi lebih tinggi dari umat lainnya, tetapi Kristus bukan dipilih tetapi ia telah dinubuatkan dan Dia sendiri yang adalah imam yang agung itu. Kristus juga bukan berdasarkan keturunan seperti imam lainnya atau peraturan manusia biasa, tetapi Dia telah ditetapkan/keimaman-Nya kekal (Kejadian 14:18-20 dan Mazmur 110:4).

Dan terlebih juga Kristus imam menurut peraturan Melkisedek. Melkisedek menurut penulis Ibrani adalah sebuah pribadi yang luar biasa, karena memiliki nilai kekelan, dan dijadikan sama dengan Anak Allah, dia imam sampai selama-lamanya. Makanya mengandung nilai Ilahi, maka Yesus ditetapkan dari peraturan Ilahi atau Melkisedek. Dan dikatakan Kristus adalah imam paling tinggi dan terakhir (Ibrani 7:24).

Baca Juga: Katekismus Kecil Westminster (P25): Kristus Sebagai Imam

Ia akan datang kembali sebagai seorang Imam yang Agung untuk mengadili seluruh dosa umat manusia termasuk Harun. Dan Yesus berada dari tempat yang sangat Mahakudus yaitu surga, Ia berasal dari sana dan berada untuk selama-lamanya, tetapi Harun hanya memasuki ruang Mahakudus yang hanya dibatasan dunia, dan itupun masuk hanya setahun sekali. Itu berarti jelas Kristus jauh lebih tinggi, dan Harun tidak dapat dibandingkan dengan Kristus, hal ini membuat suatu paradigma yang baru dan mematahkan pendapat dari pembaca surat ini, agar mereka mengetahui dan sadar bahwa yang layak ditinggikan hanya Kristus Yesus.

IMPLIKASI BAGI ORANG PERCAYA MASA KINI

Dalam surat Ibrani jelas terlihat bahwa penulis memberikan berita benar dan sekaligus penegasan bahwa Kristus adalah pribadi yang mengagumkan dan tinggi dibandingkan yang lain, dan Kristus tidak bisa disetarakan dengan manusia, karena Dia setara dengan Allah. 

Hal ini yang menjadi perbicangan hangat juga bagi orang percaya masa kini yang sibuk membeda-bedakan dan mensejajarkan Kristus dengan tokoh dunia saat ini. Tidak dapat melihat keunikan dan kesupriotitasan Kristus, karena terlalu sibuk mengagumkan tokoh maupun idola yang disukai, padahal tidak membawah dampak bagi keselamatan. Semua orang percaya harus tetap meninggikan Kristus yang nyata-nyatanya lebih tinggi.

Orang percaya masa kini harus terus melihat dan menyakini iman mereka yang satu-satunya memuliakan Kristus yang agung itu, tidak ada yang lain. Dan tidak ada yang lebih atau kembali kepada ritual-ritual yang tidak ada gunanya, terus memaknai bahwa Kristus itu adalah pengantara bagi orang-orang percaya yang telah diselamatkan dengan Allah

Dan terus berpegang pada janji-Nya akan kehidupan yang kekal dan penyelamatan yang hanya dilakukan sekali, berarti orang percaya harus terus mengimani dan jangan main-main akan dirinya yang ditebus sekali seumur hidup. Mampu menjadi pengagung dan pengikut Kristus yang sejati, jangan masuk dalam perangkap-perangkap sekarang yang beredar bahwa ada kelompok penggagung nama YHWH yang sebenarnya salah persepsi, ataupun yang lagi beredar sekarang banyak ajaran sesat yang sangat mengiurkan jika diikuti.

Baca Juga: Doktrin Kristus

Itu menjadi sebuah tantangan buat semua orang percaya yang hidup di zaman postmodern ini, tetapi jika orang percaya memiliki landasan kokoh akan pengenalan dan tahu bahwa Yesus bisa memenuhi semuanya, dan karena Dia adalah Allah yang layak ditinggikan dan disembah, itu pasti akan membuat paragdigma dan iman yang tidak akan tergoyahkan.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang datang untuk menyelamatkan manusia, sekaligus memperlihatkan Yesus sebagai manusia yang sempurna. Dalam kitab Ibrani Yesus diberikan berbagai gelar, di antaranya “Putera”, “Imam Besar”, “Anak Allah”, dll.

Secara khusus dalam Ibrani 1:3, penulis memperkenalkan Yesus sebagai Anak Allah yang ditinggikan serta mengenai kemanusiaan-Nya. Surat ini juga membicarakan mengenai kualifikasi Kristus sebagai Imam Besar. Surat Ibrani tidak memperlihatkan kebingungan mengenai gagasan yang sejajar tentang keilahian Anak Allah dengan kemanusian-Nya yang sejati.

Dalam kitab ini, istilah “Anak Allah” juga dibahas lebih sungguh-sungguh. Di dalamnya “Anak Allah ”yang dimuliakan merupakan pusat perhatian dari keseluruhan surat ini. “Anak” melakukan peranan yang merupakan hak-hak istimewa dari Allah dan juga merupakan alat yang sempurna untuk memperkenalkan Allah.

Penulis juga menyimpulkan beberapa hal yang penting, yaitu: 1. Yesus Kristus adalah Anak Allah. 2. Kristus adalah penguasa yang bertakhta. 3. Kristus adalah pencipta. 4. Kristus adalah imam besar.

Marilah kita tetap melayani Tuhan Yesus Kristus Allah kita, karena kita tahu, Allah yang kita sembah bukanlah Allah yang mati, tetapi Dia adalah Allah yang hidup, yang telah mengalahkan maut.

Nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama banyak digunakan oleh penulis dalam menguatkan argumennya agar terlihat jelas dan membuka pemikiran orang-orang Yahudi pada zaman itu untuk mengetahu yang layak ditinggikan dan disembah hanya Yesus semata. Karena Yesus masuk dalam standarnya Allah dan Dia satu-satunya imam berdasarkan peraturan Melkisedek, bukan karena keturunan atau peraturan buatan manusia.

Sampai saat ini juga memang Kristus adalah Tuhan/Allah yang layak ditinggikan dan diutamakan lebih daripada berbagai tokoh ataupun idola manusia, Kristus mampu dan bahkan lebih daripada tokoh dan pemimpin dunia yang hebat saat ini, orang percaya saat ini harus terus meyakini, dan hidu dalam pengenalan akan Kristus yang benar, agar terus menyembah kepada Dia dan bukan kepada berhala masa kini yang dianggap lebih berkuasa. Melihat dan merasakan kebesaran, kemahakuasaan, dan kehebatan Yesus yang melebihi segalanya. KRISTOLOGI MENURUT SURAT IBRANI
Next Post Previous Post