3 PANDANGAN ALKITAB TENTANG KEMATIAN JASMANI

Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th.

Kematian merupakan misteri yang penuh dengan berbagai teka-teki yang membingungkan. Tidak ada seorangpun yang tahu kapan kematian itu akan datang menjemputnya. Tidak ada seorang pun yang tahu pasti berapa panjang usianya di dunia ini. 

Bila kita melakukan riset singkat ke kuburan, dan mencatat usia mereka yang meniggal, pastilah kita akan menemukan berbagai jenis usia, mulai dari bayi, anak kecil, remaja, pemuda, dewasa, dan orang tua yang usianya mungkin mencapai 100 tahun sesungguhnya kita tidak bisa mengukur atau menebak berapa usia seseorang.
3 PANDANGAN ALKITAB TENTANG KEMATIAN JASMANI
gadget, otomotif, bisnis
Statistik dunia memberitahukan kita bahwa setiap dua setengah detik, ada seorang manusia yang meninggal dunia. Sekali lagi, semua fakta memberikan kita teka-teki tentang misteri kematian, sekaligus memberikan tanda peringatan agar kita bersiap-siap menghadapi kematian bila datang menjemput. Kematian merupakan misteri karena itu dalam perjalanan dan pengalaman manusia menghadapi masalah kematian muncul berbagai tafsiran yang mencoba menjawab apakah makna kematian itu, dan bagaimana pula dengan seluk beluknya.

Secara umum, “mati adalah ketika jantung seseorang berhenti berdetak atau otaknya berhenti bekerja, atau berhentinya hembusan nafas seseorang, dan atau tubuhnya menjadi mayat yang kaku dan dingin”. Ini adalah definisi medis phisikal.

 Lalu, apakah pandangan Alkitab tentang kematian?

Pertama, mati berarti kembalinya tubuh manusia ke tanah atau debu, dan kembalinya roh manusia kepada Allah (Pengkhotbah 12:7). Bagi mereka yang ketika masih hidup di dunia ini tidak percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat, roh dan jiwanya akan pergi ke Kerajaan Maut atau Neraka (Lukas 16:23). 

Sedangkan bagi yang percaya kepada Tuhan Yesus rohnya akan pergi ke Firdaus atau Surga (Lukas 16:22; 23:43). Jelas sekali bahwa Alkitab mengajarkan bahwa masalah kekekalan itu ditentukan 100 % oleh kedaulatan Allah dan anugerah, tanpa sedikit pun jasa dan usaha manusia. Manusia hanya menerima dengan imannya dengan iman.

Kedua, mati berarti melepaskan tempat tinggal di dunia ini (2 Korintus 5:1; 2 Petrus1:14). Artinya tubuh yang fana ini akan ditinggalkan baik dikuburkan dalam tanah, atau dikremasikan menjadi abu. Lalu, kelak pada saat kedatangan Kristus kedua kali nanti, semua roh yang meninggal akan diberikan tubuh yang baru, dan mereka yang masih hidup tubuhnya akan diubahkan.

Ketiga, mati berarti berakhirnya hidup di dunia yang hanya sekali, dan siap menghadapi pengadilan Allah (Ibrani 9:27). Ini juga merupakan penolakan terhadap konsep reinkarnasi yang percaya bahwa sejarah manusia merupakan lingkaran (sirkular). Sesungguhnya sejarah manusia itu adalah garis lurus (linear). 

Penghakiman akhir yang dilakukan Allah bukan di dasarkan atas perbuatan seseorang melainkan berdasarkan iman seseorang kepada Kristus. Sedangkan bagi yang sudah beriman akan menghadapi pengadilan untuk pertanggungjawaban atas semua karunia yang sudah dititipkan kepadanya untuk digunakan dalam konteks Kerajaan Surga (Bandingkan Yohanes 3:18; Wahyu 20:11-15).

Secara saintifik dan teknologi modern, tidak ada obat penyembuh bagi kematian. Yang ada hanyalah usaha untuk menunda kematian fisikal khususnya dari sakit penyakit. Sedangkan kematian rohani (spiritual) hanya dapat disembuhkan dengan satu-satunya cara, yaitu beriman kepada Tuhan Yesus Kristus (Yohanes 3:16; 5:24; 11:25), sebab : kematian Yesus adalah kehendak Allah demi kasih-Nya kepada manusia berdosa (Matius 26:39; Ibrani 2:9); dan kematian Kristus telah membayar hukuman yang harus kita bayar (Efesus 5:2; 1 Petrus 2:24).

Baca Juga: Kematian Jasmani 2 (Dosa dan Hukuman Dosa)

Sesungguhnya waktu kematian sudah ditentukan oleh Tuhan (Ibrani 9:27). Sebelum Yesus datang kedua kalinya, kematian fisik akan berlaku bagi orang percaya maupun tidak. Pada hari kiamat nanti, bagi yang belum mati, tubuhnya akan diubahkan dari yang alamiah menjadi yang rohaniah (1 Korintus 15:51,52; 1 Tesalonika 4:16,17).

Ketika kematian datang menjemput kita yang mati dalam Kristus akan bersama-sama dengan Dia untuk selama-lamanya. “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari surga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan” (1 Tesalonika 4:16-18). Amin
Next Post Previous Post