ALASAN DOA KITA TIDAK DIJAWAB TUHAN
Pendahuluan: Alasan Doa Kita Tidak Dijawab Tuhan: Memahami Tantangan dalam Kehidupan Doa
Doa adalah sarana utama bagi orang percaya untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Dalam doa, kita menyampaikan permohonan, syukur, pujian, dan penyesalan kita kepada Allah yang Maha Kuasa. Alkitab mengajarkan bahwa Tuhan mendengarkan doa umat-Nya dan mengundang kita untuk datang kepada-Nya dalam segala situasi. Namun, ada saat-saat ketika kita merasa doa kita tidak dijawab, atau jawaban yang kita harapkan tak kunjung datang. Kondisi ini sering kali menimbulkan kebingungan, keraguan, bahkan kekecewaan.Mengapa doa kita tampaknya tidak dijawab? Apakah Tuhan tidak mendengarkan kita? Ataukah ada alasan lain yang kita lewatkan? Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi berbagai alasan mengapa doa kita mungkin tidak dijawab sesuai dengan harapan kita. Kita akan melihat dari sudut pandang Alkitab dan mencoba memahami bagaimana cara kerja Tuhan dalam menjawab doa-doa umat-Nya.
1. Tidak Sesuai dengan Kehendak Tuhan
Salah satu alasan utama doa kita tidak dijawab adalah karena apa yang kita minta tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Alkitab mengajarkan bahwa Tuhan memiliki rencana dan tujuan yang lebih besar untuk hidup kita, dan jawaban doa kita sering kali didasarkan pada apakah permohonan kita selaras dengan kehendak-Nya.
Dalam 1 Yohanes 5:14, dikatakan:
"Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, asal kita meminta menurut kehendak-Nya." (AYT)
Ayat ini menjelaskan bahwa Tuhan akan mengabulkan permohonan kita jika kita berdoa menurut kehendak-Nya. Kehendak Tuhan adalah sempurna dan melampaui pemahaman kita. Apa yang menurut kita baik, belum tentu adalah yang terbaik dalam rencana Tuhan. Sebagai manusia, kita sering memiliki perspektif yang terbatas mengenai apa yang baik bagi kita, sementara Tuhan mengetahui segalanya—masa lalu, masa kini, dan masa depan kita. Oleh karena itu, ketika doa kita tidak dijawab, mungkin itu karena Tuhan memiliki rencana yang lebih baik yang belum kita ketahui.
Doa yang efektif adalah doa yang mencari kehendak Tuhan terlebih dahulu. Yesus memberi contoh dalam Matius 6:10, di mana Dia mengajarkan kita untuk berdoa: "Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga." Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengutamakan kehendak Tuhan di atas keinginan pribadi kita.
2. Dosa yang Menghalangi Doa
Alkitab juga menjelaskan bahwa dosa yang tidak diakui dapat menjadi penghalang bagi doa-doa kita. Dalam Yesaya 59:2, firman Tuhan berbunyi:
"Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu." (AYT)
Dosa menciptakan jarak antara manusia dan Tuhan. Ketika kita hidup dalam dosa yang tidak diakui, hubungan kita dengan Tuhan terputus, dan ini bisa menyebabkan doa-doa kita tidak dijawab. Tuhan memanggil kita untuk hidup dalam ketaatan dan kekudusan, dan jika kita mengabaikan dosa dalam hidup kita, kita tidak bisa mengharapkan jawaban dari Tuhan.
Namun, Tuhan juga memberikan jalan keluar bagi kita. Dalam 1 Yohanes 1:9, kita diberi janji:
"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (AYT)
Ketika kita mengakui dosa-dosa kita dengan tulus, Tuhan setia dan akan mengampuni. Pengakuan dosa adalah langkah penting untuk memulihkan hubungan kita dengan Tuhan dan membuka jalan bagi doa-doa kita untuk didengar dan dijawab.
3. Kurangnya Iman
Iman adalah elemen penting dalam kehidupan doa. Ketika kita berdoa, kita harus percaya bahwa Tuhan mendengar dan memiliki kuasa untuk menjawab doa kita. Namun, kurangnya iman atau keraguan bisa menjadi salah satu penyebab doa kita tidak dijawab.
Dalam Yakobus 1:6-7, tertulis:
"Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan." (AYT)
Ayat ini menegaskan bahwa iman sangat penting ketika kita berdoa. Jika kita mendekati Tuhan dengan hati yang ragu-ragu atau bimbang, kita mungkin tidak akan menerima jawaban yang kita harapkan. Iman yang teguh adalah dasar dari doa yang dijawab. Iman berarti percaya kepada Tuhan meskipun kita belum melihat jawaban-Nya, dan percaya bahwa Tuhan sanggup melakukan lebih dari yang bisa kita bayangkan.
Namun, iman bukan sekadar kepercayaan buta, melainkan kepercayaan penuh kepada karakter dan janji-janji Tuhan. Kita harus percaya bahwa Tuhan adalah baik, penuh kasih, dan selalu setia kepada firman-Nya. Ketika kita berdoa dengan iman yang penuh, kita membuka pintu bagi Tuhan untuk bekerja secara ajaib dalam hidup kita.
4. Motif yang Salah dalam Berdoa
Motif atau niat hati kita ketika berdoa juga penting. Tuhan tidak hanya melihat permohonan kita, tetapi juga mengamati hati kita. Jika doa kita didorong oleh motivasi yang egois atau ambisi pribadi, Tuhan mungkin tidak menjawab doa tersebut karena tidak sesuai dengan tujuan-Nya yang lebih besar.
Yakobus 4:3 memberikan peringatan tentang hal ini:
"Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu." (AYT)
Doa-doa yang didorong oleh keserakahan, ambisi pribadi, atau keinginan duniawi sering kali tidak dijawab karena bertentangan dengan prinsip-prinsip Kerajaan Allah. Tuhan tidak tertarik untuk memuaskan keinginan manusia yang egois; sebaliknya, Dia ingin kita berdoa dengan hati yang tulus, rendah hati, dan mencari kehendak-Nya di atas segala hal.
Ketika kita berdoa, penting untuk memeriksa hati kita. Apakah kita berdoa untuk kepentingan diri sendiri, atau untuk memuliakan Tuhan dan memberkati orang lain? Tuhan sangat menghargai motivasi yang murni dan hati yang terarah kepada-Nya. Dalam Matius 6:33, Yesus berkata:
"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (AYT)
Berdoalah dengan hati yang mencari kehendak Allah, bukan hanya demi keuntungan pribadi, dan Tuhan akan menjawab dengan cara yang terbaik menurut rencana-Nya.
5. Ketidaksabaran Menunggu Jawaban Tuhan
Terkadang, doa kita tampaknya tidak dijawab hanya karena kita tidak bersabar menunggu jawaban Tuhan. Tuhan memiliki waktu-Nya sendiri, dan sering kali waktu jawaban Tuhan tidak sesuai dengan waktu yang kita harapkan. Namun, ini bukan berarti Tuhan tidak mendengar atau tidak akan menjawab doa kita.
Mazmur 27:14 mengingatkan kita:
"Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!" (AYT)
Menunggu Tuhan adalah bagian penting dari kehidupan doa. Ketika kita menunggu dengan sabar, kita menunjukkan kepercayaan kepada Tuhan bahwa waktu-Nya adalah yang terbaik. Kadang-kadang, Tuhan menunda jawaban doa karena Dia sedang mempersiapkan kita untuk menerima berkat-Nya di waktu yang tepat. Dia mungkin ingin membangun karakter kita, mengajar kita pelajaran berharga, atau menguji iman kita.
Ketidaksabaran sering kali membuat kita kehilangan sukacita dan damai sejahtera saat menantikan jawaban Tuhan. Namun, ketika kita bersabar dan menaruh kepercayaan penuh pada-Nya, kita akan menemukan bahwa waktu Tuhan selalu sempurna.
6. Kurangnya Ketekunan dalam Berdoa
Alasan lain mengapa doa kita tidak dijawab bisa jadi karena kita tidak cukup tekun dalam doa. Alkitab mengajarkan pentingnya ketekunan dalam berdoa. Terkadang, Tuhan menguji kesungguhan dan ketekunan kita dengan tidak memberikan jawaban langsung.
Dalam Lukas 18:1-8, Yesus menceritakan perumpamaan tentang seorang janda yang terus-menerus meminta keadilan kepada seorang hakim yang tidak takut akan Tuhan. Karena ketekunan janda itu, hakim akhirnya memenuhi permintaannya. Melalui perumpamaan ini, Yesus mengajarkan pentingnya ketekunan dalam doa dan agar kita tidak mudah menyerah.
Lukas 18:1 mengatakan:
"Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu." (AYT)
Doa bukanlah tindakan sekali saja, tetapi merupakan bagian dari kehidupan rohani yang terus berlanjut. Tuhan ingin kita terus mendekat kepada-Nya, bahkan ketika jawaban belum terlihat. Ketekunan dalam doa menunjukkan iman yang teguh dan ketergantungan penuh kepada Tuhan.
7. Mengabaikan Hubungan dengan Orang Lain
Doa kita juga bisa terhalang jika kita mengabaikan hubungan kita dengan sesama. Tuhan sangat peduli dengan bagaimana kita memperlakukan orang lain, dan Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa ketidakharmonisan dalam hubungan bisa mempengaruhi doa-doa kita.
Dalam Matius 5:23-24, Yesus berkata:
"Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada di hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu." (AYT)
Ayat ini menekankan pentingnya memperbaiki hubungan yang rusak sebelum kita datang kepada Tuhan dalam doa. Tuhan menginginkan agar kita hidup dalam damai dengan orang lain, dan perselisihan yang belum diselesaikan dapat menghalangi doa-doa kita. Hubungan yang sehat dengan sesama mencerminkan kasih Allah dan membuka jalan bagi doa yang efektif.
Kesimpulan
Ada banyak alasan mengapa doa kita mungkin tidak dijawab oleh Tuhan, namun itu tidak berarti bahwa Tuhan tidak peduli atau tidak mendengarkan. Tuhan mendengar setiap doa yang kita panjatkan, tetapi jawaban-Nya sering kali bergantung pada kehendak-Nya yang sempurna, kondisi hati kita, dan bagaimana kita menjalani kehidupan kita sehari-hari.
Dosa, kurangnya iman, motif yang salah, ketidaksabaran, serta hubungan yang rusak dengan sesama bisa menjadi penghalang doa kita. Di sisi lain, Tuhan mungkin sedang menunggu waktu yang tepat untuk menjawab doa kita sesuai dengan rencana-Nya yang lebih besar.
Sebagai orang percaya, kita harus terus berdoa dengan iman, ketekunan, dan kesadaran penuh akan kehendak Tuhan. Ketika kita hidup dalam ketaatan dan mencari kehendak-Nya di atas segala hal, kita dapat yakin bahwa Tuhan akan menjawab doa kita, meskipun mungkin dengan cara yang berbeda dari yang kita harapkan.
gadget, bisnis, otomotif |
I. ALASAN INTERNAL
Alasan internal adalah alasan yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Jadi dengan kata lain ada sesuatu dari dalam diri kita yang membuat Allah tidak berkenan menjawab doa kita. Apakah itu? Yakobus berkata bahwa hal itu adalah kesalahan yang kita lakukan dalam dan dengan doa kita.
“Kamu menginginkan sesuatu tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh, kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu” (Yakobus 4:2-3)
Jadi menurut Yakobus, ada dua hal yang menyebabkan kita tidak memperoleh apa-apa yaitu pertama : karena kita tidak berdoa dan kedua : karena kita salah berdoa dan penyebab kedua inilah yang akan dibicarakan dalam konteks pembahasan kita.
Kita salah berdoa. Atau doa kita salah. Maksudnya ada yang tidak beres atau ada ketidakberesan dalam doa kita. Hal inilah yang menyebabkan doa kita tidak dijawab oleh Tuhan. Lalu apa yang salah dengan doa kita? Saya mencatat beberapa kesalahan yang sering kita lakukan dalam doa kita dan hal inilah yang menjadi penghambat bagi jawaban doa kita :
1. Kesalahan dalam sifat doa
Kesalahan yang sering kita buat dalam doa-doa kita adalah kesalahan dalam sifat doa. Sifat doa yang sesungguhnya seperti yang diajarkan Yesus dalam “Doa Bapa Kami” adalah sebuah permintaan akan apa yang kita butuh kan dan bukan apa yang kita inginkan. Salah satu contohnya adalah “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya” Jelas ini adalah sebuah permintaan akan kebutuhan dan bukan sekedar keinginan saja.
Jika kita berbicara tentang masalah keinginan, maka biarkanlah saya bertanya satu hal “apakah Anda ingin mempunyai mobil?” Jika “ya” maka jawablah juga pertanyaan berikut ini “apakah anda membutuhkan mobil itu sekarang?” Kalau kita mau jujur, siapakah di antara kita yang tidak ingin mempunyai mobil, rumah mewah, pesawat pribadi dan lain-lain? Tetapi pertanyaan bagi kita sekarang adalah “apakah kita membutuhkan semua yang kita inginkan itu?” Jadi jelaslah bahwa apa yang kita inginkan belum tentu kita butuh kan. Namun demikian tanpa kita sadari bahwa sering doa yang kita panjatkan kepada Bapa di surga lebih banyak berisi keinginan-keinginan kita daripada kebutuhan-kebutuhan kita.
Seorang teman saya sangat memahami perbedaan antara apa yang ia inginkan dan apa yang ia butuh kan. Banyak orang hendak memberi kepadanya, namun yang menjadi ukuran baginya untuk menerima atau menolak pemberian itu adalah masalah kebutuhan.
Tuhan berjanji bahwa Ia akan menjawab doa-doa kita, namun persoalannya adalah apakah yang kita minta itu adalah kebutuhan kita ataukah hanya sekedar keinginan? Kalau sekian lama doa kita tidak dijawab, mungkinkah kita salah dalam sifat doa kita?
2. Kesalahan dalam sasaran doa
Di dalam “Doa Bapa Kami” dikatakan “Bapa kami yang di surga…”. Ini berarti bahwa alamat doa yang benar adalah kepada Bapa di surga.
Mungkin Anda berkata bahwa Anda telah sering berdoa kepada Bapa di surga dan tak pernah salah dalam alamat doa itu, namun tunggu dulu. Masalahnya sekarang bukanlah pada apa yang Anda ucapkan tetapi pada bagaimana atau apa motivasi hati Anda ketika Anda berdoa. Adakalanya mulut kita mengeluarkan kalimat “Bapa di surga…” namun maksud hati kita tidaklah demikian.
Seorang anak dijanjikan oleh neneknya sebuah sepeda. Namun karena neneknya lupa akan janji itu, suatu kali ketika anak ini hendak makan, ia berdoa demikian “Bapa di surga berkatilah makanan saya ini, dan juga tolong ingatkan nenek akan janjinya untuk memberi saya sepeda (dengan suara yang nyaring dan keras). Ibunya yang mendengar doanya berkata “Nak, kenapa harus berdoa keras-keras. Tuhan kan tidak tuli” “Betul mama, Tuhan memang tidak tuli tapi nenek kan tuli” Jawabnya.
Kisah ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa adakalanya mulut kita mengucapkan kalimat doa ”Bapa di sorga…” namun sebenarnya sasaran doa itu bukanlah kepada-Nya melainkan kepada orang lain. Kadang mulut kita mengucapkan “Bapa di surga…” namun maksud hati adalah menyindir orang lain, menegur orang lain atau mengumumkan sesuatu.
Saya pernah memecat seorang pekerja gereja karena alasan moral. Saya melarangnya untuk berkhotbah. Dengan demikian honor bulanannya pun dihentikan. Suatu kali ketika saya bertugas ke luar kota, majelis memintanya untuk berkhotbah lebih dari satu kali, namun honornya pun tetap tidak diberikan.
Doa yang benar adalah doa yang ditujukan pada alamat yang benar. Ditujukan pada Bapa di surga dari hati kita. Jika doa kita salah alamat, maka jangan heran jika doa kita tidak dijawab oleh Tuhan. Adakah alamat doamu sudah benar?
3. Kesalahan dalam waktu doa
Kesalahan lain yang sering kita buat dalam doa kita sehingga doa kita tidak dijawab Tuhan adalah kesalahan dalam waktu doa itu. Maksudnya meliputi dua hal, Pertama : kita mendoakan hal-hal yang seharusnya belum perlu kita doakan, Kedua : kita mengharapkan jawaban dari doa itu secepat mungkin.
Ambil contoh seperti ini. Anda adalah seorang konglomerat, dan Anda mempunyai seorang anak berusia lima tahun. Suatu hari sang anak meminta mobil pribadi pada Anda. Apakah Anda mengabulkannya? Jika Anda mengabulkannya maka Anda adalah ayah yang gila. Sekalipun Anda sanggup membelikan sepuluh mobil baginya, Anda tentu belum mau membelikannya sebab mengabulkan permohonan seperti itu sama dengan mencelakakan anak Anda. Demikian juga Allah. Terhadap doa anak-anak-Nya yang belum tepat waktu, Ia biasanya tidak menjawab atau mengabulkannya sebab Ia tidak menginginkan anak-anak-Nya mengalami “kecelakaan”.
Jika sampai saat ini ada doa Anda yang belum dijawab oleh Tuhan, cobalah koreksi doa itu. Adakah doamu salah waktu? Adakah doa itu terlalu cepat didoakan? Atau mungkin doa itu tidak terlalu cepat didoakan tetapi Anda mengharapkan jawabannya secepat mungkin?
II. ALASAN EKSTERNAL.
Jika alasan internal berbicara tentang adanya sesuatu dari dalam diri kita sendiri yang menyebabkan doa kita tidak dijawab oleh Tuhan, maka alasan eksternal berbicara tentang adanya sesuatu dari luar diri kita yang membuat doa kita tidak dijawab oleh Tuhan. Apakah penyebab yang berasal dari luar diri kita? Penyebab dari luar kita itu adalah Tuhan sendiri. Maksudnya adalah bahwa Tuhan dengan sungguh-sungguh sadar memilih untuk tidak menjawab doa kita karena alasan-alasan tertentu dari diri-Nya sendiri. Alasan-alasan tertentu itu antara lain :
1. Tuhan mau menguji sejauh mana iman, ketekunan dan kesungguhan kita di dalam bermohon kepada-Nya.
Contoh tentang seorang perempuan kafir dari Kanaan (Matius 15:21-28) mungkin dapat menjelaskan ide ini. Perempuan ini datang memohon kepada Yesus agar Yesus mau menyembuhkan anaknya yang kerasukan setan. Namun apakah reaksi Yesus? Alkitab berkata :
“Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya…” (Matius 15:23)
Mungkin kediaman Yesus ini adalah tantangan yang paling besar dari sebuah doa. Lebih menyakitkan lagi para murid meminta agar Yesus mengusir perempuan ini, dan Yesus berkata :
“…Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel”
dan selanjutnya Ia berkata pula bahwa :
“…Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing”
Sepintas lalu Yesus kelihatan sebagai seorang yang sadis dan tak berbelaskasihan, namun jika kita dapat memahami hati-Nya yang penuh kasih, sesungguhnya tidak demikianlah Ia. Ia melakukan dan mengucapkan kalimat-kalimat seperti itu bukan karena Ia tidak berkenan mengabulkan permohonan perempuan itu melainkan karena Ia sementara memberikan ujian iman dan kesungguhan kepadanya.
Ketika Yesus berkata bahwa Ia datang hanya untuk domba-domba yang hilang dari umat Israel, perempuan ini tidak mundur malahan ia mendekat dan menyembah Yesus seraya berkata “Tuhan, tolonglah aku” (ayat 25). Ketika Yesus berkata bahwa tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya pada anjing, perempuan ini tidak tersinggung dan pergi tetapi ia membenarkan kata Yesus dengan berkata “Benar Tuhan, namun anjing itu makan dari remah-remah yang jatuh dari meja tuannya” (ayat 27). Karena kesungguhan hatinya, imannya dan ketekunannya maka Yesus memujinya “Hai ibu, besar imanmu..” (ayat 28) dan permohonannya pun dikabulkan.
Kadang pengalaman semacam ini juga yang kita alami dalam doa-doa kita. Kita mungkin saja telah berdoa dan Tuhan hanya berdiam diri saja. Sepertinya Ia tidak mempedulikan doa kita sama sekali, namun sebenarnya Ia sementara memberikan ujian iman, ketekunan dan kesungguhan kepada kita.
2. Tuhan mau memperlakukan kita sebagai orang dewasa
Alasan lain yang membuat Allah tidak menjawab doa kita adalah karena Ia mau memperlakukan kita sebagai orang yang dewasa di dalam iman.
Pada waktu saya masih bayi, ketika menangis ibu langsung menghampiri dan memenuhi kebutuhan saya. Sedikit teriakan berarti kehadiran ibu. Namun keadaan semacam ini tentulah berbeda ketika saya sudah dewasa. Tidak semua permintaan saya langsung dikabulkan.
Dengan tidak menjawab doa kita, maka kita akan belajar suatu hal bahwa di dalam doa bukanlah kehendak kita yang terjadi tetapi kehendak Tuhanlah yang terjadi. Bukan Tuhan yang harus mengikuti kita tetapi kitalah yang harus mengikuti Dia. Orang yang masih kanak-kanak di dalam hal iman memang perlu langsung dijawab doanya agar melalui itu kepercayaannya kepada Tuhan dapat bertumbuh, tetapi orang yang dewasa imannya tidak lagi menggantungkan imannya pada jawaban doa melainkan pada kehendak dan hati Allah.
3. Tuhan lebih tahu dan merancangkan yang terbaik bagi kita
Kadang pula Tuhan memilih untuk tidak menjawab doa kita sebab Ia tahu bahwa doa kita keliru dan dapat saja menyebabkan bencana bagi kita jika Ia mengabulkan permohonan kita itu.
Legenda raja Midas menceritakan bahwa raja Midas ini adalah seorang yang sangat gemar terhadap emas. Karena itu ia pergi ke sebuah gua dan bertapa di sana serta memohon pada dewa agar ia dapat membuat emas dengan cara menyentuh barang apa saja. Singkat cerita permohonannya pun dikabulkan.
Jika Tuhan mau menjawab dan mengabulkan seluruh permohonan kita, maka hal itu dapat membawa bencana bagi kita. Itulah sebabnya Tuhan begitu selektif di dalam menjawab doa anak-anak-Nya. Jika jawaban doa itu dapat mencelakakan anak-Nya, maka Ia pasti tidak akan menjawabnya.
Jika doa Anda tidak dijawab oleh Tuhan, mungkin saja Tuhan sementara merancangkan sesuatu yang lebih indah bagi Anda, dan Ia akan memberikan semuanya itu sesuai kehendak dan rencana-Nya itu.