Yohanes 1:4-5 (Sumber Terang Manusia)

Yohanes 1:4 Dalam Dia ada hidup  dan hidup itu adalah terang manusia. Yohanes 1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan  dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Yohanes 1:4-5 (Sumber Terang Manusia)
gadget, otomotif, bisnis
Ada 2 hal yang akan kita renungkan berkaitan dengan Sumber Terang Manusia ini :

1. Pertama, kaitan antara Hidup (kekal) dan terang manusia (Yohanes 1:4b). 

Kata “terang” (Yunani : phōs) dalam ayat ini berarti sinar/cahaya yang menerangi. Dengan kata lain, hidup yang ada di dalam Kristus adalah terang manusia. Artinya, sumber hidup yang ada di dalam Kristus memberikan terang/menerangi manusia yang hidup di dalam gelap. Di sini, ada kaitan erat antara Hidup (kekal) di dalam Kristus dan terang manusia. Ketika Kristus itu Pribadi Allah yang Hidup, maka ada harapan terang bagi manusia. 

Sebaliknya, ketika Kristus tidak hidup, maka manusia terus berada di dalam kegelapan. Berarti, ada dua kualitas hidup manusia. Pertama, hidup yang berada di dalam terang dan hidup yang berada di dalam kegelapan. Anak-anak Tuhan dapat menikmati terang di dalam hidupnya karena ada Kristus yang berkuasa di dalam hidup mereka. Di dalam terang yang Kristus berikan tersebut, mereka tidak lagi menjadi hamba dosa, tetapi mereka lebih mencintai apa yang Tuhan cintai dan membenci apa yang Tuhan benci. 

Kalau dulunya mereka memberontak terhadap setiap perintah Allah, sekarang, setelah terang Kristus itu masuk ke dalam hidupnya, maka mereka menjadi pelaku-pelaku firman Allah yang taat dan setia kepada panggilan dan perintah-Nya. Sebaliknya, hidup yang berada di dalam kegelapan adalah manusia yang terus memusatkan hidupnya hanya pada dirinya sendiri (humanisme), materi (materialisme), manfaat/daya guna (utilitarianisme), kesenangan (hedonisme). 

Akibatnya, hidup mereka terus dikuasai oleh kegelapan dan menemui jalan buntu yang tidak mereka sadari. Akhirnya, banyak dari mereka yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, karena STRES. Bagaimana dengan kita ? Apakah kita juga memiliki terang Kristus di dalam hidup kita, di mana kita tidak lagi mendasarkan hidup kita pada kehendak kita, tetapi kehendak Allah yang berdaulat ?

2. Kedua, terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya (Yohanes 1: 5). 

Terang manusia bukan hanya berkait dengan Hidup (kekal) di dalam Kristus, terang manusia juga bercahaya di dalam kegelapan. Terang manusia menerangi dunia yang gelap. Dari mana asal terang manusia itu ? Terang manusia itu bersumber dari terang Kristus. Di dalam Injil Yohanes 8:12, Kristus sendiri berfirman, “Akulah terang dunia; barang siapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” 

Kata “terang” yang dipakai di dalam Yohanes 8:12 sama dengan kata “terang” di dalam Yohanes 1:4 yaitu kata Yunani phōs. Berarti terang Kristus menjadi sumber yang dari pada-Nya kita memperoleh terang hidup. Seperti terang cahaya matahari memantulkan cahayanya kepada bulan, lalu bulan memberikan “cahaya”nya kepada bumi, maka kita juga dipanggil untuk menjadi pemantul terang Kristus di dalam dunia yang gelap. Bagaimana kita menjadi pemantul terang Kristus di tengah dunia yang gelap ini ? 

Satu-satunya cara yang dapat kita lakukan yaitu mengikut Kristus. Injil Yohanes 8:12 mengatakan bahwa karena Kristus adalah terang dunia, maka barang siapa yang mengikut-Nya, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup. Dengan kata lain, satu-satunya cara menjadi pemantul terang Kristus adalah kita HARUS mengikut Kristus. Mengikut Kristus dalam bahasa Yunani memiliki arti yang lebih dalam dari sekedar mengikut biasa. 

Mengutip pernyataan Pdt. Sutjipto Subeno, mengikut Kristus bisa diterjemahkan dengan kata ngintil dalam bahasa Jawa. Ngintil berarti mengikut terus tanpa bertanya apa pun. Biasanya kata ini dikenakan pada seorang anak yang ngintil dengan ibunya, yaitu ikut terus ke mana ibunya pergi. Itulah mengikut Kristus. Kita mengikut Kristus dengan terus mengikuti ke mana Ia memimpin hidup kita, tanpa kita perlu bertanya apa pun kepada-Nya. 

Selain itu, di dalam mengikut Kristus, sumber hidup kita adalah Kristus. Artinya, Kristus menjadi Teladan dan Sumber yang dari padanya kita hidup, bersikap dan berkata. Dengan kata lain, kita siap mengubah pola pikir, sikap, perkataan, tingkah laku dan tindakan kita yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya, lalu menggantinya dengan pola pikir, sikap, perkataan dan tingkah laku yang Kristus ajarkan dan inginkan. 

Kemudian, di dalam mengikut Kristus, kita harus siap bayar harga. Mengikut bukan perkara mudah, tetapi perkara yang sukar. Seperti contoh di atas, seorang anak kecil yang ngintil (dengan) ibunya adalah seorang anak yang harus siap menerima resiko ketika ia dibawa oleh ibunya ke tempat yang sulit, misalnya menyeberang jalan, dll. 

Hal demikianlah yang terjadi ketika Kristus memimpin hidup kita, Ia terkadang memimpin kita ke tempat-tempat yang mungkin kita tidak sukai, tetapi itu baik bagi kita untuk memurnikan iman kita di dalam-Nya. Ingatlah : pimpinan-Nya berbeda dengan kehendak dan keinginan kita. Pdt. Dr. Stephen Tong membedakan dua macam pimpinan-Nya yaitu pimpinan positif dan pimpinan negatif. 

Pimpinan negatif dari Allah TIDAK bermotivasi dan bertujuan negatif, tetapi positif, sehingga kita harus beriman di dalam-Nya bahwa Ia akan memimpin kita untuk mendewasakan kita di dalam iman yang benar. Dengan kata lain, mengikut Kristus berkenaan dengan mengabdikan diri sepenuhnya kepada Kristus dengan menjadikan Kristus sebagai Tuhan, Raja dan Pemerintah di dalam hidup kita.

Ketika kita sudah mengikut Kristus sungguh-sungguh, maka kita bisa menjadi pemantul terang Kristus yang bercahaya di tengah kegelapan dunia. Dan ketika terang manusia yang bersumber dari terang Kristus itu bercahaya, maka kegelapan tidak akan menguasai dunia lagi. Apakah ini berarti dunia tidak lagi gelap dan berdosa ? TIDAK. Arti pernyataan ini adalah terang manusia mengikis kegelapan dunia sekitarnya. 

Kalau dulu, kita hidup di dalam kegelapan dunia, ikut-ikutan narkoba, dll bersama rekan-rekan kita, sekarang setelah kita mengikut Kristus sungguh-sungguh, maka kita menjauhi hal-hal yang melawan Allah itu, lalu kita diutus dan dipanggil untuk mempertobatkan bekas rekan-rekan kita yang masih berada di dalam lingkungan yang jahat tersebut. Itulah artinya kita menjadi pemantul terang Kristus yang menyinari kegelapan lingkungan sekitar dan ketika terang itu bersinar, maka kegelapan di lingkungan sekitar itu tidak menguasainya lagi. 

Dengan kata lain, ketika kita menjadi pemantul terang Kristus, kita menjadi saksi-Nya di tengah dunia yang gelap ini. Semua itu dapat dimungkinkan ketika Kristus berinkarnasi menjadi manusia (Yohanes 1:9). Tanpa inkarnasi, tak mungkin ada hidup, dan juga tak mungkin ada terang manusia yang mampu memancarkan cahaya di tengah dunia yang gelap.

Baca Juga: Yesus: Pencipta, Hidup Dan Terang (Yohanes 1:3-9)

Puji Tuhan, Allah mengutus Putra Tunggal-Nya, yaitu Tuhan Yesus Kristus untuk menebus dosa-dosa kita. Inkarnasi Kristus adalah esensi Natal yang sesungguhnya, yang di dalamnya kita menemukan sumber hidup manusia sejati sekaligus sumber terang yang bercahaya di tengah dunia yang gelap. Tanpa Hidup dan Terang yang bersumber dari Kristus, dunia akan semakin lama semakin gelap dan akan menemui kebinasaan. 

Maukah kita menjadi pemantul terang Kristus di tengah dunia yang gelap ini ? Maukah kita menjadi saksi-Nya ? Biarlah renungan singkat mengingatkan dan menggugah semangat kita untuk menjadi saksi Kristus demi kemuliaan-Nya. Amin. Soli Deo Gloria. Solus Christus.
Next Post Previous Post