2 ASPEK PEMBENARAN DALAM ALKITAB
Hasil lebih lanjut dari kematian Kristus adalah pembenaran bagi orang berdosa yang percaya. Pengampunan dan pembenaran, sekalipun merupakan dua ide yang terpisah, di dalam keselamatan yang dikemukakan Alkitab merupakan aspek positif dan aspek negatif dalam satu tindakan Allah membersihkan pendosa dari dosa-dosanya.
gadget, bisnis, otomotif |
Pembenaran merupakan tindakan hukum Allah sebagai hakim yang mendeklarasikan orang berdosa yang percaya sebagai orang yang dibenarkan.
Rasul Paulus dalam Roma 5:1 mengatakan, “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus”.
Kata “dibenarkan” berasal dari kata Yunani “dikaiothentes“. Kata dasar “dikaioo” memiliki baik aspek negatif maupun aspek positif. (1) Secara negatif hal itu berarti mengangkat dosa orang percaya; (2) Secara positif hal itu berarti menganugerahkan kebenaran Kristus atas orang percaya (Roma 3:24,28; 5:9; Galatia2:16).
Atau seperti kata Charles F. Beker, bahwa pembenaran :
(1) dilihat dari aspek negatif berarti penghapusan terhadap hukuman atas dosa.
Pembenaran bukan menyatakan seseorang tidak bersalah; pembenaran menyatakan bahwa tuntutan hukum telah dipenuhi sehingga si pendosa yang percaya pada Kristus kini bebas dari hukuman (Roma 8:1); dan
(2) dilihat dari aspek positif pembenaran berarti pemulihan ke dalam keadaan berkenan kepada Allah.
Pembenaran berarti tindakan Allah yang menyatakan orang percaya benar dalam kapasitas-Nya sebagai Allah yang berkuasa, bukan berdasarkan keadaan bagaimanapun dari orang percaya, atau oleh apapun yang telah dicapai oleh orang percaya itu, tetapi semata-mata oleh iman pada diri dan karya Kristus.
Pembenaran adalah tindakan yudisial yang menempatkan orang percaya pada posisi dimana Ia diperlakukan seakan-akan ia memang secara pribadi benar. Pembenaran bukan mengakibatkan dihasilkannya kebenaran manusia, tetapi kebenaran Allah bagi semua orang yang percaya (Roma 3:22).
Jadi, pembenaran adalah anugerah yang diberikan Allah kepada orang berdosa yang percaya (Roma 3:24). Dasar dari pembenaran adalah kematian Kristus (Roma 5:9), terpisah dari pekerjaan manusia dalam bentuk apapun (Roma 4:5).
Pembenaran ini diterima pada saat seseorang memiliki iman kepada Kristus (Roma 5:1,17-18). Perlu ditegaskan bahwa bukan iman yang menyebabkan seseorang dibenarkan, melainkan Kristus. Tetapi iman adalah alat yang melaluinya kita menerima kebenaran Kristus (Roma 5:1).
Sebagiaman dikatakan Anthony A. Hoekema, “Dasar bagi pembenaran kita adalah kebenaran Kristus yang sempurna, yang dimaksudkan adalah seluruh karya yang Kristus lakukan bagi kita di dalam menderita hukuman yang harus dijatuhkan atas dosa kita, dan secara sempurna menaati hukum Taurat bagi kita. Kebenaran yang sempurna ini, yang diimputasikan atau diperhitungkan kepada kita ketika kita melalui iman menjadi satu dengan Kristus, adalah dasar yang menandai secara total bagi pembenaran kita”.
Jadi melalui pembenaran, Allah mempertahankan integritas-Nya dan standar-Nya, dan bersamaan dengan itu Ia dapat masuk dalam persekutuan dengan orang berdosa yang percaya, karena kebenaran Kristus telah diperhitungkan kepada mereka”.
Baca Juga: Arti Korban Pengganti Dalam Kematian Kristus
Charles F. Beker mengatakan, “Karena itu kami menyimpulkan dengan yang ditunjukkan Paulus bahwa pembenaran di hadapan Allah adalah tindakan Ilahi yang di dalamnya Allah menyatakan bahwa seseorang sepenuhnya bebas dan dipulihkan berkenan kepada-Nya oleh iman saja, tanpa pekerjaan atau usaha apapun dari manusia, atas dasar iman kepada kematian Kristus, dan bahwa keseluruhan pelaksanan tersebut seutuhnya disebabkan oleh anugerah Allah... Di dalam Kristus kita dijadikan orang benar Allah (2 Korintus 5:21)”. Otomotif