KEMESIASAN KRISTUS DALAM LUKAS 4:18-19

Lukas 4:18 Roh Tuhan ada pada-Ku oleh sebab Ia telah mengurapi Aku , untuk menyampaikan kabar baik  kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku Lukas 4:19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang. (Lukas 4:18-19)

1. Interpretasi Mesias dalam Perjanjian Baru

Istilah “Mesias” dalam Perjanjian Baru diterjemahkan dengan kata Yunani Kristos yang berarti ‘yang diurapi’. Dalam Alkitab terjemahan Bahasa Indonesia, Mesias diterjemahkan dengan kata Kristus tetapi juga Mesias dan ‘yang diurapi’. Mesias adalah Yesus dari Nazaret yang pada saat pembaptisan-Nya diurapi dengan Roh Kudus dan kuat kuasa Allah (Kisah Para Rasul 10:38).
KEMESIASAN YESUS KRISTUS DALAM LUKAS 4:18-19
bisnis, otomotif
Tetapi Tuhan Yesus sendiri jarang menggunakan istilah Mesias untuk diri-Nya sendiri. Hal ini disebabkan karena adanya ke salah pahaman yang timbul dari penggunaan istilah itu, baik yang terjadi pada zaman Perjanjian Lama maupun yang dapat terjadi pada zaman Perjanjian Baru, zaman Tuhan Yesus selagi di dunia.

Ketika Petrus menyatakan pengakuannya bahwa ‘Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup’, Dia menerimanya, tetapi memerintahkan murid-murid-Nya untuk tidak men-ceriterakan itu kepada siapa pun. Dalam percakapan-Nya dengan perempuan Samaria, istilah itu pasti dipahami dalam terang pengharapan perempuan Samaria bahwa akan datang seorang taheb atau ‘yang membetulkan’, nabi seperti Musa yang dijanjikan dalam Ulangan 18:15-19. 

Tetapi, ketika Dia ditantang oleh Imam Besar pada saat penghakiman-Nya, supaya Dia mengatakan apakah Dia Mesias, Anak dari Yang Terpuji atau tidak, Dia mengaku, dan kata-kata dari ucapan-Nya dijadikan dakwaan bahwa Dia menghujat Allah.

Sekali lagi Tuhan Yesus tidak pernah memproklamasikan diri-Nya sebagai Mesias, namun Tuhan Yesus juga tidak menolak gelar Mesias bagi diri-Nya. Tetapi pengertian Yesus mengenai ke mesiasan-nya berbeda dengan gambaran umum bangsa Israel tentang Mesias yang mereka harapkan. Dia menolak setiap unsur yang berbau politis dan nasionalisme.

Ketika Yesus dibaptis, suara dari surga menyambut Dia sebagai Mesias dari suku Daud dengan memakai kata-kata dari Mazmur 2:7, tetapi juga menambahkan kata-kata dari Yesaya 52:1 yang memperkenalkan Hamba Yahwe. Ini pertanda bahwa Ke Mesiasan-nya akan menggenapi gambaran Hamba yang rendah hati, taat, menderita, menggenapi tugas-Nya melewati maut, sambil menyerahkan pembelaan diri-Nya kepada Allah.

Pelayanan Yesus yang dimahkotai dengan penderitaan inilah yang memberikan arti baru kepada ‘mesias’ yang jelas berbeda dengan pengertian sebelumnya. Sedangkan pembebasan yang tadinya dilihat sebagai pembebasan bersifat politis, sekarang Yesus melihatnya sebagai pembebasan dari dosa dan penghukuman. Kerajaan-Nya tidak bersifat jasmani melainkan rohani.

Seperti dalam Perjanjian Lama, Mesias atau Kristus adalah Orang yang diurapi yang mempunyai jabatan dan peran sebagai Raja, Imam dan Nabi. Sebagai Raja yang bersifat Rohani, Mesias/Kristus berkuasa mengampuni dosa (Markus 2:10;10:45), menghakimi orang berdosa (Matius 25:31-36). 

Sebagai Imam, Dia menjadi Imam Besar menurut peraturan Melkisedek, Dia mempersembahkan kurban karena dosa bahkan Dia sendiri adalah kurban yang kekal (Ibrani 3:4; 4:14; 5:5; 6:20; 7:26). Dia pen doa syafaat bagi umat-Nya, Dia memberkati umat-Nya atas nama Allah. Dia Tuhan atas Hari Sabat (Lukas 6:5).

Sebagai Nabi, telah dinubuatkan dalam Ulangan 18:15 sebagaimana juga tertulis dalam Kisah Para Rasul 3:22-23. Kristus sendiri berbicara bahwa Dia adalah seorang Nabi (Lukas 13:33). Dia membawa berita dari Bapa-Nya (Yohanes 8:26-28), Dia menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan akhir zaman (Matius 24:3-35), Dia berbicara dengan otoritas, berbuat mukjizat, dan masih banyak yang lain.

2. Kemesiasan Yesus Dalam Lukas 4:18-19

Lukas banyak sekali menyebutkan Yesus sebagai Mesias atau Kristus, dan para pengikut Kristus disebut sebagai orang Kristen (band.Kis.11:26; 26:28). Yesus disebut sebagai Kristus ketika Dia lahir (2 :11,26). Ketika berkhotbah di Nazareth, Yesus diurapi oleh Roh Tuhan yang menandakan bahwa Dia adalah Kristus (Lukas 4:18) sekalipun Dia melarang untuk menyiarkan bahwa Dia adalah Mesias (Lukas 4:41). 

Larangan ini tidak boleh ditafsirkan bahwa Dia bukan Mesias atau merahasiakan ke-mesiasan-nya. Dalam Lukas 9:20, Petrus secara singkat mengatakan “Mesias dari Allah’ untuk menjawab pertanyaan Tuhan Yesus: “menurut kamu siapakah Aku ini?

Leon Morris mengomentari bagian ini demikian: ”The knowledge of Christ is always a personal discovery, not the passing on of report learnt from other people”.

Sebagai Mesias, Orang yang diurapi, Yesus dalam pengajaran dan pelayanan-Nya, tidak hanya menekankan aspek religius internal, aspek religius eksternal tetapi juga aspek sosial-ekonomi yang menyangkut kekinian.

Lukas 4:18-19 merupakan salah satu bagian dalam Injil Lukas yang menunjuk kepada perhatian Yesus dalam ketiga aspek di atas. Dalam khotbah-Nya di Nazareth, Yesus mengajarkan bahwa apa yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya telah terwujud dalam diri-Nya. Orang yang diurapi dengan Roh Allah itu adalah Yesus sendiri. Kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nats ini sewaktu kamu mendengarkannya” (Lukas 4:21).

Tuhan Yesus memulai pelayanan-Nya sebagai orang yang diurapi oleh Roh Kudus atau Mesias. Semua karunia dan rahmat dari Roh diberikan kepada-Nya tanpa batas. Tidak seperti para nabi dalam Perjanjian Lama yang sangat terbatas. Yohanes 3:34 mengatakan: “sebab siapa yang diutus Allah, Dia-lah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.

Lalu, apa yang diperbuat-Nya sebagai seorang Mesias dalam Lukas 4:18-19?

1. Dia menjadi seorang Nabi yang besar

Dia diurapi atau ditugasi (ekrise) untuk menyampaikan kabar baik (euanggelisastai) kepada orang miskin. Kepada semua orang miskin (ptokhois) di dunia. Kata ptokhos artinya: sangat miskin; yang berharap pada Tuhan, yang tidak berguna.

Injil Lukas dikenal sebagai Injil untuk orang-orang miskin. Lukas memberikan tempat bagi orang miskin dalam karya keselamatan Yesus. Yesus memberi yang baik kepada yang lapar (1:53); Yesus membawa kabar baik bagi orang miskin (4:18); juga memberitakan Kerajaan Allah bagi orang miskin (6:20); memberi perhatian kepada Lazarus yang lapar dan miskin (6:19-31). 

Dia membawa kabar baik bagi orang miskin secara materi maupun secara rohani, orang yang sangat berharap kepada-Nya, orang yang dianggap tidak berguna bagi sesamanya. Dia juga berkhotbah untuk orang yang lemah dan rendah hati, orang-orang yang benar-benar sedih karena dosa. Kepada mereka Dia menyampaikan Injil yang mengubah hati mereka.

Pokok-pokok yang dikhotbahkan antara lain:

a). Pembebasan/ pengampunan bagi tawanan (perang). Injil adalah proklamasi pembebasan; pembebasan dari hal yang terburuk;

b). Pemulihan atau penglihatan bagi orang buta. Dia datang tidak hanya membawa terang Injil bagi yang duduk dalam kegelapan, tetapi kekuatan kasih karunia-Nya memberi pandangan kepada mereka yang buta atau memberi pengertian kepada mereka yang tidak sanggup mengerti.

Baca Juga: Arti Kesiasan Yesus Dalam Alkitab

c). Dia juga datang untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang. Dia datang supaya dunia mengetahui bahwa Allah bersedia berdamai dengan mereka. Itulah tahun Yobel, tahun pembebasan, hari keselamatan.

2. Dia datang sebagai seorang dokter yang hebat

Dia dikirim untuk menyembuhkan manusia yang patah hati, memberikan ketenangan kepada mereka yang bermasalah, menyembuhkan luka hati, membawa mereka yang lelah untuk beristirahat, dan yang berbeban berat karena dosa supaya dilepaskan (bandingkan dengan Matius 11:28-30).

3. Dia datang menjadi seorang Penebus yang besar

Dia tidak hanya menyatakan kebebasan bagi para tawanan tetapi memberi kebebasan kepada mereka (aposteilai tetrausmenous en apesei artinya: menyuruh pergi orang-orang yang ditindas dengan pembebasan) . Para Nabi hanya dapat memberitakan tetapi hanya Tuhan Yesus yang memberi kebebasan karena Dia-lah yang memiliki otoritas dan kekuasaan untuk mengampuni dosa.
Next Post Previous Post