IDENTITAS YUDAS DAN PENERIMA SURATNYA (YUDAS 1:1-2)
Pdt. Budi Asali, M.Div.
Yudas 1-2: “(1) Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus. (2) Rahmat, damai sejahtera dan kasih kiranya melimpahi kamu.”.
Pendahuluan:
Surat Yudas ini sangat mirip dengan 2Petrus 2, tetapi tidak jelas apa yang menyebabkan kemiripan ini.
Yudas 1:1: “Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus.”.
1) ‘Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus’ (ay 1a).
a) Kata-kata ‘dari Yudas’ menunjukkan bahwa penulis surat ini adalah Yudas. Tetapi Yudas yang mana?
1. Ini tentu bukan Yudas Iskariot.
Gara-gara Yudas Iskariot mengkhianati Yesus, nama ‘Yudas’ selalu dihubungkan dengan pengkhianatan atau selalu dianggap berbau negatif. Karena itu sekalipun banyak sekali orang kristen menggunakan nama Paulus, Petrus, Yohanes dsb, tetapi jarang sekali ada yang menggunakan nama Yudas. Tetapi perlu diingat bahwa Yudas Iskariot bukanlah satu-satunya Yudas dalam Kitab Suci!
2. Ada yang mengatakan bahwa ini adalah salah satu dari 12 murid Yesus (dalam 12 murid Yesus ada 2 yang namanya Yudas, jadi ada Yudas yang lain selain Yudas Iskariot).
Bandingkan dengan:
Lukas 6:16 - ‘Yudas anak Yakobus’.
Kis 1:13 - ‘Yudas bin Yakobus’.
Yohanes 14:22 - ‘Yudas, yang bukan Iskariot’.
Dalam Matius 10:3 dan Markus 3:18 Yudas yang ini disebut dengan nama ‘Tadeus’.
Tetapi penulis surat Yudas ini:
a. Tidak mengatakan bahwa dirinya adalah rasul.
Memang bisa saja ia adalah rasul tetapi tidak mau menyebutkan hal itu karena kerendahan hatinya (seperti yang dilakukan oleh Yakobus (Yakobus 1:1 bdk Galatia 1:19). Karena itu bahwa dalam ay 1 ia tidak menyebut diri sebagai rasul masih belum bisa dijadikan patokan. Tetapi kalau dilihat dari ay 17 ia justru kelihatannya membedakan dirinya dengan rasul-rasul.
Ay 17: “Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepada kamu oleh rasul-rasul Tuhan kita, Yesus Kristus.”.
b. Mengakui dirinya sebagai ‘saudara Yakobus’.
Jadi jelas ia tidak sama dengan Yudas yang termasuk dalam 12 murid Yesus.
3. Yudas yang adalah saudara (tiri) Yesus, anak Yusuf dan Maria (bdk. Matius 13:55 Markus 6:3). Karena itu ia juga adalah ‘saudara Yakobus’, karena Yakobus (penulis surat Yakobus) juga adalah saudara Tuhan Yesus (Mat 13:55 Galatia 1:19).
Catatan: Pada waktu Yudas mengatakan dirinya adalah ‘saudara Yakobus’, ia tidak menjelaskan Yakobus yang mana yang ia maksudkan, dan ini menunjukkan bahwa ini adalah Yakobus yang sudah dikenal secara umum di antara orang-orang Kristen abad pertama, dan karena itu ini jelas adalah Yakobus adik (tiri) Yesus, sokoguru jemaat / gereja (Galatia 2:9 bdk. Kis 15:13).
b) Sebetulnya Yudas bisa saja menuliskan ‘saudara Yesus Kristus dan saudara Yakobus’, tetapi ia ternyata menuliskan ‘hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus’. Ini menunjukkan:
1. Kerendahan hatinya.
Bayangkan kalau saudara adalah adik dari Presiden, apakah saudara tidak membanggakan dan memamerkan hal itu kepada semua orang? Apalagi kalau saudara adalah adik Tuhan Yesus! Tetapi Yudas tidak memamerkan hal ini!
2. Ia lebih menekankan hubungan rohani dari pada hubungan darah / jasmani.
Secara jasmani ia adalah ‘saudara Yesus’, tetapi secara rohani ia adalah ‘hamba Yesus’. Dengan menyatakan dirinya sebagai ‘hamba Yesus Kristus’, itu menunjukkan ia lebih menekankan hubungan rohani dari pada hubungan jasmani / darah dengan Yesus.
Mungkin saudara mempunyai ‘hubungan jasmani’ dengan Yesus, seperti sudah dibaptis, rajin ke gereja, ikut Perjamuan Kudus, dsb. Tetapi yang penting adalah: apakah saudara punya hubungan rohani dengan Yesus atau tidak? Sudah pernahkah saudara betul-betul percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara? Tanpa ini, semua ‘hubungan jasmani’ dengan Yesus tidak ada gunanya!
3. Ia menyadari bahwa ia tidak lagi mempunyai hak atas dirinya sendiri, karena ia adalah milik Tuhan dan harus hidup sepenuhnya untuk Tuhan.
NIV menterjemahkan ‘servant’ [= pelayan]. Ini kurang tepat, karena istilah Yunani DOULOS seharusnya berarti ‘budak / hamba’. Seorang pelayan / pegawai masih mempunyai hak atas dirinya sendiri, tetapi seorang budak / hamba tidak demikian. Ia adalah milik tuannya dan ia tidak bisa mempunyai 2 tuan. Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:
Matius 6:24 - “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.’”.
Yakobus 4:4 - “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.”.
1Yohanes 2:15 - “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.”.
Penerapan: apa yang saudara putuskan / lakukan pada saat kehendak Tuhan bertentangan dengan kehendak saudara, menunjukkan apakah saudara adalah hamba Tuhan atau bukan! Dan ini berlaku dalam segala hal, seperti dalam persoalan pacaran, pekerjaan, keuangan, study, hobby, dsb.
c) Mengapa Yudas ini memperkenalkan diri sebagai ‘saudara Yakobus’?
Thomas Manton memberikan 2 alasan:
1. Supaya penerima surat tidak menganggap dirinya sebagai Yudas Iskariot. Ia tidak mau disalah-kenali sebagai rasul sesat yang mengkhianati Kristus itu!
Penerapan: karena banyaknya orang sesat jaman ini, maka kita juga perlu untuk memberikan suatu pernyataan bahwa kita bukanlah orang sesat seperti mereka. Misalnya menyatakan diri sebagai:
a. Bukan Saksi Yehuwa. Orang yang non kristen sering tidak bisa membedakan kristen dengan Saksi Yehuwa, dan mereka sering menyebut Saksi Yehuwa sebagai kristen. Kita tidak boleh mendiamkan kalau mereka menyatakan hal ini, dan kita harus menyatakan bahwa kristen bukan Saksi Yehuwa!
b. Bukan Katolik. Terhadap orang beragama lain yang menyatakan Kristen dan Katolik itu sama atau mirip, saya selalu mengatakan bahwa Kristen dan Katolik sangat berbeda!
c. Bukan liberal.
d. Anti Theologia Kemakmuran.
Saya berpendapat bahwa praktik / ajaran ini (Theologia Kemakmuran) sangat memalukan gereja / orang Kristen. Karena itu orang non kristen harus diberitahu bahwa tidak semua orang Kristen setuju dengan ajaran dan praktik sesat seperti itu!
e. Bukan Kharismatik / Pentakosta.
Saya memang tidak beranggapan bahwa semua Kharismatik / Pentakosta sesat, tetapi jelas bahwa banyak yang sesat!
Contoh:
(1) Kenneth Copeland: “Satan conquered Jesus on the cross.” [= Iblis mengalahkan Yesus di kayu salib.].
(2) Moris Cerullo: “You’re not looking at Morris Cerullo - you’re looking at God. You’re looking at Jesus.” [= Kamu tidak sedang melihat Morris Cerullo - kamu sedang melihat Allah. Kamu sedang melihat Yesus.].
(3) Benny Hinn: “Never, ever, ever go to the Lord and say, ‘If it be thy will ...’ Don’t allow such faith-destroying words to be spoken from your mouth.” [= Jangan sekali-kali pergi kepada Tuhan dan berkata: ‘Jika itu adalah kehendakMu ...’. Jangan membiarkan kata-kata yang menghancurkan iman seperti itu diucapkan dari mulutmu.].
(4) Frederick K. C. Price: “God has to be given permission to work in this earth realm on behalf of man. ... Yes! You are in control! So, if man has control, who no longer has it? God.” [= Allah harus diberi ijin untuk bekerja di bumi ini demi kepentingan manusia. ... Ya! Kamulah yang mengontrol! Jadi, kalau manusia yang mengontrol, siapa yang tidak lagi mengontrol? Allah.].
(5) Kenneth E. Hagin: “Man was created on terms of equality with God, and he could stand in God’s presence without any consciousness of inferiority.” [= Manusia diciptakan dalam kesetaraan dengan Allah, dan ia bisa berdiri di hadapan Allah tanpa kesadaran bahwa dirinya lebih rendah.].
Catatan: kelima kutipan di atas ini saya ambil dari buku ‘Christianity in Crisis’, karangan Hank Hanegraaff, hal 11.
(6) Selanjutnya Ir. Herlianto mengutip Kenneth Copeland berkata sebagai berikut: “Yesus taat kepada setan. ... dan menjelma dalam hakekat setan ... ia memperkenankan setan menyeretnya ke neraka seperti halnya yang harus dialami orang yang paling berdosa. Ia mati dan menyerah ke dalam kontrol Iblis ... selama 3 hari ia berada di neraka merasakan apa hukuman semua dosa yang ada di dunia.” - ‘Toronto Blessing Lawatan Allah Masa Kini?’, hal 27.
(7) Dan Ir. Herlianto mengutip kata-kata Benny Hinn yang membela Kenneth Hagin dan Kenneth Copeland sbb: “Kenneth Hagin dan Kenneth Copeland mengatakan: kamu adalah allah-allah (You are gods. Ye are gods). ... Ketika Yesus menjadi manusia, Ia yang adalah Allah telah menjadi manusia agar kita manusia menjadi seperti diriNya.” - ‘Toronto Blessing Lawatan Allah Masa Kini?’, hal 31.
Catatan: Ir. Herlianto mengutip orang-orang itu bukan untuk mendukung mereka, tetapi untuk menentang mereka.
2. Dengan menyebut Yakobus yang adalah sokoguru jemaat (Gal 2:9) sebagai saudaranya, maka suratnya ini akan lebih diterima oleh orang-orang kristen.
Penerapan: Kita boleh saja ‘mencatut’ nama orang, asal tujuannya bukan untuk diri kita sendiri tetapi untuk kemuliaan Tuhan! Tetapi pada waktu kita menghadapi orang yang mencatut nama orang lain, kita harus waspada dan tidak boleh cepat-cepat percaya karena:
a. Ada banyak orang yang mencatut secara kurang ajar!
b. ‘saudara Yakobus’ belum tentu theologia / ajarannya sama lurusnya dengan ‘Yakobus’nya sendiri! Saya sendiri mempunyai saudara yang theologianya sama sekali bertolak belakang dengan theologia saya.
d) Mula-mula saudara-saudara Yesus tidak percaya kepada Yesus (Yoh 7:5 Markus 3:21). Tetapi akhirnya mereka bertobat (Kis 1:14 menunjukkan bahwa setelah Yesus naik ke surga mereka sudah menjadi orang kristen), dan akhirnya ikut berkeliling memberitakan Injil, setelah Yesus naik ke surga (bdk. 1Kor 9:5). Dan mungkin sekali Yudas termasuk di sini.
Yohanes 7:5 - “Sebab saudara-saudaraNya sendiripun tidak percaya kepadaNya.”.
Markus 3:21 - “Waktu kaum keluargaNya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.”.
Kis 1:14 - “Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.”.
1Korintus 9:5 - “Tidakkah kami mempunyai hak untuk membawa seorang isteri Kristen, dalam perjalanan kami, seperti yang dilakukan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan dan Kefas?”.
2) ‘kepada mereka yang terpanggil, yang dikasihi dalam Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus’ (ay 1b).
a) Ini adalah penerima surat Yudas atau orang-orang kepada siapa surat Yudas ini ditujukan.
b) Kata ‘terpanggil’ menunjuk bukan pada external call [= panggilan luar] tetapi pada internal / effectual call [= panggilan di dalam / efektif].
Dan calling / panggilan ini merupakan pelaksanaan dari election / pemilihan (predestinasi).
c) ‘yang dikasihi dalam Bapa’.
1. Kata ‘dalam’ diterjemahkan dari kata bahasa Yunani EN, dan kata ini bisa diterjemahkan by [= oleh]. Karena itu NIV menterjemahkan: ‘who are loved by God the Father’ [= yang dikasihi oleh Allah Bapa].
2. Kata ‘dikasihi’ dalam KJV adalah ‘sanctified’ [= dikuduskan], tetapi ini berasal dari manuscript yang berbeda.
d) ‘yang dipelihara untuk Yesus Kristus’.
1. Kitab Suci Indonesia menterjemahkan ‘untuk’, tetapi NIV menterjemahkan by [= oleh].
2. Kata ‘dipelihara’ dalam bahasa Yunaninya menggunakan kata dasar yang sama dengan kata ‘tersimpan’ dalam 1Petrus 1:4.
1Pet 1:4 - “untuk menerima suatu bagian (warisan) yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.”.
Jadi, sama seperti kita ‘disimpan’ untuk / oleh Yesus Kristus, demikian juga ‘warisan’ (kata ‘bagian’ dalam 1Pet 1:4 seharusnya adalah inheritance / warisan) yang tidak dapat binasa / layu disimpan di surga bagi kita!
3. Di samping itu, kata ‘dipelihara’ ada dalam bentuk pasif, dan ini menunjukkan bahwa kalau kita bisa terus ada di dalam Yesus / setia kepada Yesus, itu bukan karena jasa / kebaikan kita, tetapi karena pekerjaan Tuhan (bdk. Yohanes 17:11,12,15).
Tetapi pada saat yang sama juga perlu diingat bahwa kita tidak boleh pasif total! Ini terlihat dari fakta dalam surat ini dimana Yudas menulis surat kepada orang-orang Kristen yang diserang oleh nabi-nabi palsu (ay 4,8,12,13,16), dan Yudas mengingatkan orang-orang Kristen ini untuk ‘berjuang untuk mempertahankan iman’ (ay 3b).
Hal seperti ini lagi-lagi terlihat dalam ay 20-24. Dalam ay 24 ada jaminan pemeliharaan / penjagaan dari Tuhan, tetapi dalam ay 20-23 ada perintah untuk berusaha menjaga diri sendiri.
Ay 20-24: “(20) Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. (21) Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. (22) Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, (23) selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa. (24) Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya,”.
Semua ini menunjukkan suatu keseimbangan. Kita memang harus percaya bahwa kita bisa terus ikut Yesus karena pekerjaan Allah (bdk. Yohanes 10:27-29), dan ini seharusnya memberikan damai dan sukacita kepada kita. Tetapi kita juga harus berusaha mati-matian untuk menjadi makin kuat dalam iman dan makin dekat kepada Tuhan, supaya kita tidak disesatkan.
Bandingkan dengan Kis 27:21-34. Dalam Kis 27 itu Paulus menerima janji Tuhan yang menjamin keselamatan semua orang di kapal itu (ay 22,25,34b), tetapi itu tidak menyebabkan Paulus hanya berdiam diri, beriman, berdoa saja! Paulus menasihati mereka supaya Firman Tuhan itu terjadi.
a. Ay 26: Paulus menasehati mereka untuk mendamparkan kapal di salah 1 pulau. Perhatikan kata ‘namun’ dan ‘harus’ (ay 26).
b. Ay 31: Paulus menasehati perwira dan prajurit untuk tidak membiarkan anak-anak kapal melarikan diri. Perhatikan kata-kata ‘Jika ..., kamu tidak mungkin selamat’ (ay 31).
c. Ay 33-34: Paulus menasehati mereka untuk makan. Perhatikan bahwa sekalipun ia yakin akan keselamatan mereka (ay 34b), ia tetap berkata ‘ini perlu untuk keselamatanmu’ (ay 34a).
Yudas 1:2: “Rahmat, damai sejahtera dan kasih kiranya melimpahi kamu.”.
Ini adalah salam dari Yudas untuk penerima surat.
Kata ‘rahmat’ diterjemahkan mercy [= belas kasihan] oleh NIV/NASB.
Istilah ini hampir sama dengan grace [= kasih karunia]. Tetapi ada sedikit perbedaan, yaitu grace merupakan akibat dari mercy.
Kita memang selalu membutuhkan belas kasihan Tuhan karena kita selalu jatuh bangun dalam dosa!
otomotif, bisnis |
Surat Yudas ini sangat mirip dengan 2Petrus 2, tetapi tidak jelas apa yang menyebabkan kemiripan ini.
Yudas 1:1: “Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus.”.
1) ‘Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus’ (ay 1a).
a) Kata-kata ‘dari Yudas’ menunjukkan bahwa penulis surat ini adalah Yudas. Tetapi Yudas yang mana?
1. Ini tentu bukan Yudas Iskariot.
Gara-gara Yudas Iskariot mengkhianati Yesus, nama ‘Yudas’ selalu dihubungkan dengan pengkhianatan atau selalu dianggap berbau negatif. Karena itu sekalipun banyak sekali orang kristen menggunakan nama Paulus, Petrus, Yohanes dsb, tetapi jarang sekali ada yang menggunakan nama Yudas. Tetapi perlu diingat bahwa Yudas Iskariot bukanlah satu-satunya Yudas dalam Kitab Suci!
2. Ada yang mengatakan bahwa ini adalah salah satu dari 12 murid Yesus (dalam 12 murid Yesus ada 2 yang namanya Yudas, jadi ada Yudas yang lain selain Yudas Iskariot).
Bandingkan dengan:
Lukas 6:16 - ‘Yudas anak Yakobus’.
Kis 1:13 - ‘Yudas bin Yakobus’.
Yohanes 14:22 - ‘Yudas, yang bukan Iskariot’.
Dalam Matius 10:3 dan Markus 3:18 Yudas yang ini disebut dengan nama ‘Tadeus’.
Tetapi penulis surat Yudas ini:
a. Tidak mengatakan bahwa dirinya adalah rasul.
Memang bisa saja ia adalah rasul tetapi tidak mau menyebutkan hal itu karena kerendahan hatinya (seperti yang dilakukan oleh Yakobus (Yakobus 1:1 bdk Galatia 1:19). Karena itu bahwa dalam ay 1 ia tidak menyebut diri sebagai rasul masih belum bisa dijadikan patokan. Tetapi kalau dilihat dari ay 17 ia justru kelihatannya membedakan dirinya dengan rasul-rasul.
Ay 17: “Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepada kamu oleh rasul-rasul Tuhan kita, Yesus Kristus.”.
b. Mengakui dirinya sebagai ‘saudara Yakobus’.
Jadi jelas ia tidak sama dengan Yudas yang termasuk dalam 12 murid Yesus.
3. Yudas yang adalah saudara (tiri) Yesus, anak Yusuf dan Maria (bdk. Matius 13:55 Markus 6:3). Karena itu ia juga adalah ‘saudara Yakobus’, karena Yakobus (penulis surat Yakobus) juga adalah saudara Tuhan Yesus (Mat 13:55 Galatia 1:19).
Catatan: Pada waktu Yudas mengatakan dirinya adalah ‘saudara Yakobus’, ia tidak menjelaskan Yakobus yang mana yang ia maksudkan, dan ini menunjukkan bahwa ini adalah Yakobus yang sudah dikenal secara umum di antara orang-orang Kristen abad pertama, dan karena itu ini jelas adalah Yakobus adik (tiri) Yesus, sokoguru jemaat / gereja (Galatia 2:9 bdk. Kis 15:13).
b) Sebetulnya Yudas bisa saja menuliskan ‘saudara Yesus Kristus dan saudara Yakobus’, tetapi ia ternyata menuliskan ‘hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus’. Ini menunjukkan:
1. Kerendahan hatinya.
Bayangkan kalau saudara adalah adik dari Presiden, apakah saudara tidak membanggakan dan memamerkan hal itu kepada semua orang? Apalagi kalau saudara adalah adik Tuhan Yesus! Tetapi Yudas tidak memamerkan hal ini!
2. Ia lebih menekankan hubungan rohani dari pada hubungan darah / jasmani.
Secara jasmani ia adalah ‘saudara Yesus’, tetapi secara rohani ia adalah ‘hamba Yesus’. Dengan menyatakan dirinya sebagai ‘hamba Yesus Kristus’, itu menunjukkan ia lebih menekankan hubungan rohani dari pada hubungan jasmani / darah dengan Yesus.
Mungkin saudara mempunyai ‘hubungan jasmani’ dengan Yesus, seperti sudah dibaptis, rajin ke gereja, ikut Perjamuan Kudus, dsb. Tetapi yang penting adalah: apakah saudara punya hubungan rohani dengan Yesus atau tidak? Sudah pernahkah saudara betul-betul percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara? Tanpa ini, semua ‘hubungan jasmani’ dengan Yesus tidak ada gunanya!
3. Ia menyadari bahwa ia tidak lagi mempunyai hak atas dirinya sendiri, karena ia adalah milik Tuhan dan harus hidup sepenuhnya untuk Tuhan.
NIV menterjemahkan ‘servant’ [= pelayan]. Ini kurang tepat, karena istilah Yunani DOULOS seharusnya berarti ‘budak / hamba’. Seorang pelayan / pegawai masih mempunyai hak atas dirinya sendiri, tetapi seorang budak / hamba tidak demikian. Ia adalah milik tuannya dan ia tidak bisa mempunyai 2 tuan. Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:
Matius 6:24 - “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.’”.
Yakobus 4:4 - “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.”.
1Yohanes 2:15 - “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.”.
Penerapan: apa yang saudara putuskan / lakukan pada saat kehendak Tuhan bertentangan dengan kehendak saudara, menunjukkan apakah saudara adalah hamba Tuhan atau bukan! Dan ini berlaku dalam segala hal, seperti dalam persoalan pacaran, pekerjaan, keuangan, study, hobby, dsb.
c) Mengapa Yudas ini memperkenalkan diri sebagai ‘saudara Yakobus’?
Thomas Manton memberikan 2 alasan:
1. Supaya penerima surat tidak menganggap dirinya sebagai Yudas Iskariot. Ia tidak mau disalah-kenali sebagai rasul sesat yang mengkhianati Kristus itu!
Penerapan: karena banyaknya orang sesat jaman ini, maka kita juga perlu untuk memberikan suatu pernyataan bahwa kita bukanlah orang sesat seperti mereka. Misalnya menyatakan diri sebagai:
a. Bukan Saksi Yehuwa. Orang yang non kristen sering tidak bisa membedakan kristen dengan Saksi Yehuwa, dan mereka sering menyebut Saksi Yehuwa sebagai kristen. Kita tidak boleh mendiamkan kalau mereka menyatakan hal ini, dan kita harus menyatakan bahwa kristen bukan Saksi Yehuwa!
b. Bukan Katolik. Terhadap orang beragama lain yang menyatakan Kristen dan Katolik itu sama atau mirip, saya selalu mengatakan bahwa Kristen dan Katolik sangat berbeda!
c. Bukan liberal.
d. Anti Theologia Kemakmuran.
Saya berpendapat bahwa praktik / ajaran ini (Theologia Kemakmuran) sangat memalukan gereja / orang Kristen. Karena itu orang non kristen harus diberitahu bahwa tidak semua orang Kristen setuju dengan ajaran dan praktik sesat seperti itu!
e. Bukan Kharismatik / Pentakosta.
Saya memang tidak beranggapan bahwa semua Kharismatik / Pentakosta sesat, tetapi jelas bahwa banyak yang sesat!
Contoh:
(1) Kenneth Copeland: “Satan conquered Jesus on the cross.” [= Iblis mengalahkan Yesus di kayu salib.].
(2) Moris Cerullo: “You’re not looking at Morris Cerullo - you’re looking at God. You’re looking at Jesus.” [= Kamu tidak sedang melihat Morris Cerullo - kamu sedang melihat Allah. Kamu sedang melihat Yesus.].
(3) Benny Hinn: “Never, ever, ever go to the Lord and say, ‘If it be thy will ...’ Don’t allow such faith-destroying words to be spoken from your mouth.” [= Jangan sekali-kali pergi kepada Tuhan dan berkata: ‘Jika itu adalah kehendakMu ...’. Jangan membiarkan kata-kata yang menghancurkan iman seperti itu diucapkan dari mulutmu.].
(4) Frederick K. C. Price: “God has to be given permission to work in this earth realm on behalf of man. ... Yes! You are in control! So, if man has control, who no longer has it? God.” [= Allah harus diberi ijin untuk bekerja di bumi ini demi kepentingan manusia. ... Ya! Kamulah yang mengontrol! Jadi, kalau manusia yang mengontrol, siapa yang tidak lagi mengontrol? Allah.].
(5) Kenneth E. Hagin: “Man was created on terms of equality with God, and he could stand in God’s presence without any consciousness of inferiority.” [= Manusia diciptakan dalam kesetaraan dengan Allah, dan ia bisa berdiri di hadapan Allah tanpa kesadaran bahwa dirinya lebih rendah.].
Catatan: kelima kutipan di atas ini saya ambil dari buku ‘Christianity in Crisis’, karangan Hank Hanegraaff, hal 11.
(6) Selanjutnya Ir. Herlianto mengutip Kenneth Copeland berkata sebagai berikut: “Yesus taat kepada setan. ... dan menjelma dalam hakekat setan ... ia memperkenankan setan menyeretnya ke neraka seperti halnya yang harus dialami orang yang paling berdosa. Ia mati dan menyerah ke dalam kontrol Iblis ... selama 3 hari ia berada di neraka merasakan apa hukuman semua dosa yang ada di dunia.” - ‘Toronto Blessing Lawatan Allah Masa Kini?’, hal 27.
(7) Dan Ir. Herlianto mengutip kata-kata Benny Hinn yang membela Kenneth Hagin dan Kenneth Copeland sbb: “Kenneth Hagin dan Kenneth Copeland mengatakan: kamu adalah allah-allah (You are gods. Ye are gods). ... Ketika Yesus menjadi manusia, Ia yang adalah Allah telah menjadi manusia agar kita manusia menjadi seperti diriNya.” - ‘Toronto Blessing Lawatan Allah Masa Kini?’, hal 31.
Catatan: Ir. Herlianto mengutip orang-orang itu bukan untuk mendukung mereka, tetapi untuk menentang mereka.
2. Dengan menyebut Yakobus yang adalah sokoguru jemaat (Gal 2:9) sebagai saudaranya, maka suratnya ini akan lebih diterima oleh orang-orang kristen.
Penerapan: Kita boleh saja ‘mencatut’ nama orang, asal tujuannya bukan untuk diri kita sendiri tetapi untuk kemuliaan Tuhan! Tetapi pada waktu kita menghadapi orang yang mencatut nama orang lain, kita harus waspada dan tidak boleh cepat-cepat percaya karena:
a. Ada banyak orang yang mencatut secara kurang ajar!
b. ‘saudara Yakobus’ belum tentu theologia / ajarannya sama lurusnya dengan ‘Yakobus’nya sendiri! Saya sendiri mempunyai saudara yang theologianya sama sekali bertolak belakang dengan theologia saya.
d) Mula-mula saudara-saudara Yesus tidak percaya kepada Yesus (Yoh 7:5 Markus 3:21). Tetapi akhirnya mereka bertobat (Kis 1:14 menunjukkan bahwa setelah Yesus naik ke surga mereka sudah menjadi orang kristen), dan akhirnya ikut berkeliling memberitakan Injil, setelah Yesus naik ke surga (bdk. 1Kor 9:5). Dan mungkin sekali Yudas termasuk di sini.
Yohanes 7:5 - “Sebab saudara-saudaraNya sendiripun tidak percaya kepadaNya.”.
Markus 3:21 - “Waktu kaum keluargaNya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.”.
Kis 1:14 - “Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.”.
1Korintus 9:5 - “Tidakkah kami mempunyai hak untuk membawa seorang isteri Kristen, dalam perjalanan kami, seperti yang dilakukan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan dan Kefas?”.
2) ‘kepada mereka yang terpanggil, yang dikasihi dalam Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus’ (ay 1b).
a) Ini adalah penerima surat Yudas atau orang-orang kepada siapa surat Yudas ini ditujukan.
b) Kata ‘terpanggil’ menunjuk bukan pada external call [= panggilan luar] tetapi pada internal / effectual call [= panggilan di dalam / efektif].
Dan calling / panggilan ini merupakan pelaksanaan dari election / pemilihan (predestinasi).
c) ‘yang dikasihi dalam Bapa’.
1. Kata ‘dalam’ diterjemahkan dari kata bahasa Yunani EN, dan kata ini bisa diterjemahkan by [= oleh]. Karena itu NIV menterjemahkan: ‘who are loved by God the Father’ [= yang dikasihi oleh Allah Bapa].
2. Kata ‘dikasihi’ dalam KJV adalah ‘sanctified’ [= dikuduskan], tetapi ini berasal dari manuscript yang berbeda.
d) ‘yang dipelihara untuk Yesus Kristus’.
1. Kitab Suci Indonesia menterjemahkan ‘untuk’, tetapi NIV menterjemahkan by [= oleh].
2. Kata ‘dipelihara’ dalam bahasa Yunaninya menggunakan kata dasar yang sama dengan kata ‘tersimpan’ dalam 1Petrus 1:4.
1Pet 1:4 - “untuk menerima suatu bagian (warisan) yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.”.
Jadi, sama seperti kita ‘disimpan’ untuk / oleh Yesus Kristus, demikian juga ‘warisan’ (kata ‘bagian’ dalam 1Pet 1:4 seharusnya adalah inheritance / warisan) yang tidak dapat binasa / layu disimpan di surga bagi kita!
3. Di samping itu, kata ‘dipelihara’ ada dalam bentuk pasif, dan ini menunjukkan bahwa kalau kita bisa terus ada di dalam Yesus / setia kepada Yesus, itu bukan karena jasa / kebaikan kita, tetapi karena pekerjaan Tuhan (bdk. Yohanes 17:11,12,15).
Tetapi pada saat yang sama juga perlu diingat bahwa kita tidak boleh pasif total! Ini terlihat dari fakta dalam surat ini dimana Yudas menulis surat kepada orang-orang Kristen yang diserang oleh nabi-nabi palsu (ay 4,8,12,13,16), dan Yudas mengingatkan orang-orang Kristen ini untuk ‘berjuang untuk mempertahankan iman’ (ay 3b).
Hal seperti ini lagi-lagi terlihat dalam ay 20-24. Dalam ay 24 ada jaminan pemeliharaan / penjagaan dari Tuhan, tetapi dalam ay 20-23 ada perintah untuk berusaha menjaga diri sendiri.
Ay 20-24: “(20) Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. (21) Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. (22) Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, (23) selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa. (24) Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya,”.
Semua ini menunjukkan suatu keseimbangan. Kita memang harus percaya bahwa kita bisa terus ikut Yesus karena pekerjaan Allah (bdk. Yohanes 10:27-29), dan ini seharusnya memberikan damai dan sukacita kepada kita. Tetapi kita juga harus berusaha mati-matian untuk menjadi makin kuat dalam iman dan makin dekat kepada Tuhan, supaya kita tidak disesatkan.
Bandingkan dengan Kis 27:21-34. Dalam Kis 27 itu Paulus menerima janji Tuhan yang menjamin keselamatan semua orang di kapal itu (ay 22,25,34b), tetapi itu tidak menyebabkan Paulus hanya berdiam diri, beriman, berdoa saja! Paulus menasihati mereka supaya Firman Tuhan itu terjadi.
a. Ay 26: Paulus menasehati mereka untuk mendamparkan kapal di salah 1 pulau. Perhatikan kata ‘namun’ dan ‘harus’ (ay 26).
b. Ay 31: Paulus menasehati perwira dan prajurit untuk tidak membiarkan anak-anak kapal melarikan diri. Perhatikan kata-kata ‘Jika ..., kamu tidak mungkin selamat’ (ay 31).
c. Ay 33-34: Paulus menasehati mereka untuk makan. Perhatikan bahwa sekalipun ia yakin akan keselamatan mereka (ay 34b), ia tetap berkata ‘ini perlu untuk keselamatanmu’ (ay 34a).
Yudas 1:2: “Rahmat, damai sejahtera dan kasih kiranya melimpahi kamu.”.
Ini adalah salam dari Yudas untuk penerima surat.
Kata ‘rahmat’ diterjemahkan mercy [= belas kasihan] oleh NIV/NASB.
Istilah ini hampir sama dengan grace [= kasih karunia]. Tetapi ada sedikit perbedaan, yaitu grace merupakan akibat dari mercy.
Kita memang selalu membutuhkan belas kasihan Tuhan karena kita selalu jatuh bangun dalam dosa!
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America