Pengakuan Iman Nicea: Dasar Iman Kristen

PENGAKUAN IMAN NICEA

 1) Kami percaya pada satu Allah, Sang Bapa yang Maha Kuasa, Pencipta langit dan bumi, dan segala sesuatu baik yang kelihatan maupun tidak kelihatan. 

2) Dan pada satu Tuhan, Yesus Kristus, Anak Tunggal Allah, yang diperanakkan dari Sang Bapa sebelum segala zaman, Terang yang keluar dari Terang, Allah sejati yang keluar dari Allah sejati, yang diperanakkan, bukan diciptakan, satu Zat/Esensi dengan Sang Bapa, yang melaluiNya segala sesuatu diciptakan. 

3) Yang untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita telah turun dari Surga, dan berinkarnasi oleh Roh Kudus dan Perawan Maria, dan menjadi manusia. 

4) Dan telah disalibkan juga bagi kita dibawah pemerintahan Pontius Pilatus, dan menderita dan dikuburkan. 

5) Dan telah bangkit lagi pada hari ketiga sesuai dengan Kitab Suci. 

6) Dan telah naik ke Surga serta duduk di sebelah kanan Sang Bapa. 

7) Dan Dia akan datang lagi di dalam kemuliaan untuk menghakimi orang hidup dan orang mati, yang kerajaan-Nya tidak akan berakhir. 

8) Dan kami percaya pada Roh Kudus, Tuhan, Sang Pemberi Hidup, Yang keluar dari Sang Bapa, Yang bersama dengan Sang Bapa dan Sang Anak disembah dan dimuliakan, Yang bersabda melalui para Nabi.

 9) dan kami percaya pada Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik. 

10) Kami mengakui Satu Baptisan bagi penghapusan dosa-dosa. 

11) Kami menantikan kebangkitan orang-orang mati. 

12) Dan kehidupan pada zaman yang akan datang. Amin
Pengakuan Iman Nicea: Dasar Iman Kristen
Pendahuluan

Pengakuan Iman Nicea adalah salah satu dokumen paling penting dalam sejarah Gereja Kristen. Disusun pada tahun 325 Masehi, pengakuan ini merupakan hasil dari Konsili Nicea yang diadakan di Nicea, Asia Kecil. Dokumen ini memberikan suara yang tegas dan jelas tentang keyakinan dasar dalam ajaran Kristen. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah, isi, dan arti penting dari Pengakuan Iman Nicea dalam memperkuat dan mempertahankan iman Kristen.

Sejarah Konsili Nicea

Pada abad ke-4, Gereja Kristen menghadapi tantangan besar yang datang dalam bentuk ajaran sesat yang mengancam stabilitas dan kebenaran iman. Salah satu tokoh utama yang memicu kontroversi adalah Arios, seorang pendeta di Aleksandria yang mengajarkan bahwa Yesus Kristus bukanlah Allah yang sama dengan Bapa, melainkan makhluk ciptaan-Nya. Untuk menyelesaikan perselisihan ini, Kaisar Konstantinus Agung mengadakan Konsili Nicea pada tahun 325 Masehi.

Konsili ini dihadiri oleh lebih dari 300 uskup dan teolog Kristen dari seluruh dunia. Mereka bersama-sama berdiskusi dan memperdebatkan ajaran-ajaran yang dipermasalahkan. Hasil dari pertemuan ini adalah pengakuan iman yang kemudian dikenal sebagai Pengakuan Iman Nicea.

Isi dan Makna Pengakuan Iman Nicea

Pengakuan Iman Nicea terdiri dari beberapa pasal yang menjelaskan keyakinan dasar iman Kristen. Beberapa poin penting dalam pengakuan ini adalah:

1. Pengakuan akan Allah Tritunggal: Pengakuan ini menegaskan keyakinan akan satu Allah yang ada dalam tiga pribadi: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Mereka adalah sama dalam keilahian dan kekekalan, tetapi tetap membedakan dalam pribadi.

2. Keilahian Yesus Kristus: Pengakuan Iman Nicea menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang sama dengan Bapa, bukan makhluk ciptaan. Ia adalah "Allah dari Allah, cahaya dari cahaya, Allah sejati dari Allah sejati."

3. Penciptaan dan Keselamatan: Pengakuan ini juga menggariskan bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu dan Yesus Kristus adalah sarana keselamatan bagi umat manusia melalui kematian dan kebangkitan-Nya.

Pengakuan Iman Nicea tidak hanya menjadi dasar iman Kristen, tetapi juga menjaga kesatuan dan kebenaran ajaran Kristen. Dokumen ini mengungkap kesatuan keyakinan umat Kristen di seluruh dunia dan memastikan bahwa ajaran sesat dapat diidentifikasi dan ditolak.

Kepentingan Pengakuan

Iman Nicea memainkan peran yang sangat penting dalam sejarah Gereja Kristen. Pengakuan ini menetapkan dasar-dasar keyakinan Kristen yang mengajarkan tentang Allah Tritunggal, keilahian Yesus Kristus, dan peran-Nya dalam penciptaan dan keselamatan umat manusia.

Dalam konteks sejarah, Pengakuan Iman Nicea menjadi tonggak dalam melawan ajaran sesat yang mengancam kebenaran iman Kristen. Melalui pengakuan ini, gereja-gereja di seluruh dunia dapat bersatu dalam keyakinan yang sama dan menentang ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan iman yang benar.

Pentingnya Pengakuan Iman Nicea juga terletak pada fakta bahwa dokumen ini tidak hanya berlaku pada masa lalu, tetapi masih relevan hingga saat ini. Pengajaran-pengajaran yang terkandung dalam pengakuan ini memperkuat iman umat Kristen dan memberikan landasan yang kuat dalam memahami Allah Tritunggal dan keilahian Yesus Kristus.

Selain itu, Pengakuan Iman Nicea juga berfungsi sebagai panduan bagi para pengkhotbah, teolog, dan penulis Kristen dalam menyampaikan ajaran yang benar kepada jemaat dan umat Kristen secara keseluruhan. Dokumen ini memberikan kerangka kerja yang kokoh dalam menjelaskan dan membela keyakinan Kristen yang mendasar.

Pertanyaan Umum tentang Pengakuan Iman Nicea

1. Apa perbedaan antara Pengakuan Iman Nicea dengan ajaran-ajaran sesat yang ditentangnya?

Pengakuan Iman Nicea menegaskan keilahian Yesus Kristus dan keyakinan akan Allah Tritunggal. Ini berbeda dengan ajaran-ajaran sesat yang menganggap Yesus sebagai makhluk ciptaan dan meragukan keilahian-Nya. Pengakuan Iman Nicea menegaskan kebenaran iman Kristen yang diwariskan dari Alkitab.

2. Mengapa Pengakuan Iman Nicea penting dalam mempertahankan kesatuan gereja?

Pengakuan Iman Nicea memastikan bahwa gereja-gereja di seluruh dunia memiliki keyakinan yang sama tentang Allah Tritunggal dan keilahian Yesus Kristus. Ini memperkuat persatuan gereja dan memungkinkan penolakan terhadap ajaran-ajaran sesat yang dapat memecah belah gereja.

3. Bagaimana Pengakuan Iman Nicea memperkuat iman umat Kristen?

Pengakuan Iman Nicea memberikan dasar yang kokoh dalam memahami dan mempercayai Allah Tritunggal dan keilahian Yesus Kristus. Ini memperkuat iman umat Kristen dengan menegaskan kebenaran dan memberikan landasan yang kuat dalam memperkuat hubungan dengan Allah.

4. Bagaimana Pengakuan Iman Nicea memberikan panduan bagi pengkhotbah dan penulis Kristen?

Pengakuan Iman Nicea memberikan kerangka kerja yang jelas dan kokoh dalam menyampaikan ajaran Kristen yang benar. Ini memastikan bahwa pengkhotbah dan penulis Kristen dapat mengkomunikasikan keyakinan Kristen dengan tepat dan menghindari kesalahan dalam memahami atau mengajarkan ajaran yang salah. Pengakuan Iman Nicea memberikan pedoman yang jelas bagi mereka untuk memastikan bahwa ajaran yang disampaikan sesuai dengan iman yang benar.

5. Apakah Pengakuan Iman Nicea masih relevan dalam konteks masa kini?

Ya, Pengakuan Iman Nicea tetap relevan dalam konteks masa kini. Meskipun ditulis lebih dari 1.700 tahun yang lalu, pengajaran-pengajaran yang terkandung dalam pengakuan ini tetap menjadi dasar iman Kristen yang tidak berubah. Pemahaman akan Allah Tritunggal dan keilahian Yesus Kristus tetap menjadi inti dari iman Kristen dan relevan bagi umat Kristen hingga saat ini.

6. Bagaimana kita dapat menerapkan Pengakuan Iman Nicea dalam kehidupan sehari-hari?

Kita dapat menerapkan Pengakuan Iman Nicea dalam kehidupan sehari-hari dengan menghidupkan ajaran-ajarannya dalam setiap aspek kehidupan kita. Hal ini meliputi mengakui keilahian Yesus Kristus sebagai Tuhan dan menyatakan iman kita dalam Allah Tritunggal. Selain itu, kita juga dapat menggali lebih dalam mengenai pengajaran-pengajaran yang terkandung dalam pengakuan ini melalui studi Alkitab dan pembacaan literatur Kristen yang mendalam.

7. Bagaimana pengaruh Pengakuan Iman Nicea terhadap perkembangan teologi Kristen?

Pengakuan Iman Nicea adalah sebuah pernyataan doktrinal yang dihasilkan dari Konsili Nicea pada tahun 325 Masehi. Pernyataan ini memainkan peranan penting dalam perkembangan teologi Kristen karena menetapkan keyakinan dasar tentang keilahian Yesus Kristus dan hubungannya dengan Allah Bapa.

Pengakuan Iman Nicea menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah "Allah dari Allah, cahaya dari cahaya, Allah yang sejati dari Allah yang sejati, yang dilahirkan, bukan diciptakan, sejajar dengan Bapa" dan bahwa Roh Kudus juga adalah Allah. Pernyataan ini membantu menyelesaikan kontroversi teologis pada saat itu mengenai sifat Yesus dan hubungannya dengan Allah Bapa.

Dalam sejarah perkembangan teologi Kristen, Pengakuan Iman Nicea menjadi dasar bagi pengembangan doktrin Trinitas, yaitu keyakinan bahwa Allah adalah satu dalam tiga pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Pernyataan ini juga menjadi dasar bagi perkembangan doktrin Kristologi, yaitu studi tentang keilahian dan kemanusiaan Yesus Kristus.

Dengan demikian, Pengakuan Iman Nicea memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan teologi Kristen dan menjadi salah satu dokumen penting dalam sejarah gereja Kristen.

Kesimpulan

Pengakuan Iman Nicea adalah salah satu dokumen yang paling penting dalam sejarah Gereja Kristen. Disusun pada tahun 325 Masehi, pengakuan ini menetapkan dasar-dasar keyakinan Kristen tentang Allah Tritunggal dan keilahian Yesus Kristus. Melalui pengakuan ini, gereja-gereja di seluruh dunia dapat bersatu dalam keyakinan yang sama dan menolak ajaran-ajaran sesat. Pengakuan Iman Nicea tetap relevan hingga saat ini dan memberikan landasan yang kuat dalam memperkuat iman umat Kristen dan menyampaikan ajaran Kristen yang benar. Marilah kita mempelajari dan menghayati pengakuan ini dalam kehidupan kita sehari-hari untuk memperdalam dan memperkuat iman Kristen kita.
Next Post Previous Post