SKENARIO AKHIR ZAMAN PERSPEKTIF ESKATOLOGIS PREMILENIALISME PRETRIBULASI

SKENARIO AKHIR ZAMAN PERSPEKTIF ESKATOLOGIS PREMILENIALISME PRETRIBULASI (PEMBAHASAN TENTANG AKHIR ZAMAN 2)

Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th

PROLOG : ALKITAB DAN RAMALAN MASA DEPAN

Pada khotbah Pembahasan Tentang Akhir Zaman I : Apa Kata Alkitab Tentang Akhir Zaman, saya telah menjelaskan bahwa ajaran tentang akhir zaman merupakan hal menarik, namun banyak mengundang kontroversi. Akhir zaman merupakan salah satu misteri yang paling banyak dibicarakan, baik dikalangan Kristen manupun non Kristen. Secara historis, telah muncul berbagai ramalan mengenai akhir zaman, baik yang dilandasi pendekatan logika ilmiah maupun metafisika. Tidak diragukan lagi bahwa banyak orang, termasuk orang-orang Kristen, terpikat oleh keingintahuan tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan. 
SKENARIO AKHIR ZAMAN PERSPEKTIF ESKATOLOGIS PREMILENIALISME PRETRIBULASI
Karena itulah, para ahli maupun para normal, semua berlomba untuk memberi komentar dan analisis tentang berbagai fenomena dan berbagai peristiwa yang akan terjadi di akhir zaman. Agar kita tidak menjadi korban dari berbagai pendapat yang memberikan harapan yang palsu atau pun ketakutan yang tidak realistis maka kita perlu mencari dan mendapatkan informasi yang dapat yang diandalkan.

Bagi orang Kristen, pandangan tentang apa pun, termasuk tentang akhir zaman, yang harus dipegang adalah ajaran Alkitab. Hampir tiga puluh persen bagian Alkitab adalah nubuat (ramalan). Misalnya, dalam Perjanjian Lama ada lebih dari seratus ramalan tentang kedatangan Mesias ke dunia. Melalui ramalan-ramalan ini kita mengetahui bahwa Yesus itu benar-benar Mesias, karena Ia telah menggenapi ramalan-ramalan tersebut pada kedatangan-Nya yang pertama, sebagai Juru selamat. 

Kini, kita menanti kedatangan-Nya kembali seperti yang dijanjikan-Nya. Ramalan tentang kedatangan-Nya kembali dan berbagai peristiwa yang akan terjadi di akhir zaman disebutkan sekitar lima kali lebih banyak dari ramalan tentang kedatangan-Nya yang pertama. Karena ramalan tentang kedatangan-Nya yang pertama itu tepat dan telah digenapi, maka kita juga dapat yakin bahwa ramalan tentang kedatangan-Nya kembali pasti akan digenapi.

PERANGKAP YANG HARUS DIHINDARI

Terdapat dua pandangan ekstrem yang harus dihindari dalam mempelajari ramalan Alkitab tentang masa depan atau akhir zaman. Ekstrem pertama adalah pandangan yang berusaha menghubungkan setiap peristiwa, mulai dari peristiwa-peristiwa besar hingga peristiwa-peristiwa terkecil yang terjadi di dunia ini dengan ramalan-ramalan Alkitab. Pandangan ini menghubungkan akhir zaman dengan berbagai fenomena dan kejadian seperti gempa bumi, penyakit wabah, berbagai bencana, peperangan antar bangsa, dan berbagai fenomena alam lainnya. 

Jelaslah bahwa detail-detail seperti itu tidak diungkapkan di dalam Alkitab. Melihat kejadian-kejadian masa kini sebagai penggenapan ramalan akhir zaman adalah spekulasi yang sangatlah berbahaya dan tidak Alkitabiah. Munculnya gerakan ramalan-ramalan palsu ini berakar dari Joachim dari Fiore yang meramalkan kedatangan Kristus pada tahun 1260 sehingga dunia akan kiamat, namun buktinya tidak terjadi apa-apa. Ramalan-ramalan palsu dari para penyesat ini ini terus terjadi berulang-ulang sampai saat ini.

Sementara itu, ekstrem lainnya sengaja mengabaikan ramalan-ramalan Alkitab dan menganggap tanda-tanda akhir zaman tidak relevan. Munculnya ekstrem ini berakar dari The German Scholl of Higher Criticism (Sekolah Kritik Tinggi Jerman), yang menyerbu negara Amerika Serikat pada awal tahun 1990. Menurut pendekatan ilmu pengetahuan dari sekolah para skeptis ini, Alkitab bukanlah firman Allah yang absah. Alkitab penuh dengan mitos, legenda dan dongeng. 

Gerakan ini akhirnya banyak merasuk seminary dan sekolah teologi sehingga menjadi liberal dan menolak Alkitab sebagai firman Allah yang sempurna, termasuk di dalam diantaranya Jesus Seminar yang dibentuk pada tahun 1985 oleh Robert Funk, ahli Perjanjian Baru dari University of Montana.

Kedua ekstrem tersebut harus dihindari karena merupakan jebakan yang berbahaya bagi kita. Sementara ekstrem yang satu begitu fanatik hingga memunculkan ajaran-ajaran sesat tentang akhir zaman dan menunjukkan perilaku keagamaan yang sansasional, maka ekstrem lainnya menjadi liberal dengan menolak melihat tanda-tanda zaman yang dapat menuntun pada sikap apatis dan skeptis terhadap ramalan Alkitab tentang akhir zaman. 

Padahal Alkitab dengan jelas membicarakan tentang akhir zaman, bahkan Alkitab memberikan ajaran yang sistematis mengenai akhir zaman itu. Alkitab juga menganjurkan kita untuk memperhatikan dan menyelidiki tanda-tanda akhir zaman agar tetap waspada (Matius 16:1-3; 24:32-33; Lukas 21:25-28). Alkitab juga memberi petunjuk bagaimana orang Kristen harus bersikap, berperilaku, dan bertindak sehubungan dengan akhir zaman.

HAL-HAL YANG TIDAK DIRAMALKAN ALKITAB TENTANG AKHIR ZAMAN

Walaupun Alkitab memberikan ramalan-ramalan tentang peristiwa-peristiwa di masa depan, namun Alkitab tidak memberitahukannya secara rinci. Ramalan-ramalan tersebut menggambarkan agenda Tuhan mengenai berbagai peristiwa yang berhubungan dengan arah masa depan bagi manusia dan bumi ini. Sejarah manusia yang bergerak linier ini mempunyai awal dan akhir. Tetapi ada orang-orang yang setelah membaca ramalan Alkitab tentang akhir zaman justru melakukan kesalahan dengan melampaui apa yang ditulis dalam Alkitab. Mereka membuat pernyataan-pernyataan sensasional yang tidak dapat dipertanggung jawabkan metode pendekatan teologis dan hermeneutisnya. 

Karena itu, sebelum kita memeriksa peristiwa-peristiwa apa yang saja di masa depan seperti yang diramalkan Alkitab, maka kita perlu menegaskan hal-hal apa yang tidak dapat kita ketahui tentang akhir zaman karena memang tidak diramalkan Alkitab. Paling sedikit ada lima hal yang tidak dapat diketahui tentang akhir zaman, sekaligus sebagai pembatas bagi kita untuk tidak berspekulasi dan terjebak dalam kesesatan ajaran tentang akhir zaman.

1. Tanggal kedatangan Kristus kembali. 

Alkitab menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang mengetahui waktu kedatangan Tuhan. Memprediksi dengan cara menetapkan tanggal, bulan atau tahun kedatangan Tuhan hanyalah spekulasi yang sangatlah tidak Alkitabiah. Menentukan waktu kembalinya Kristus merupakan hak prerogatif Allah sendiri (Matius 24:36), bukan urusan kita. Karena itu berhati-hatilah terhadap para nabi palsu yang menggunakan Alkitab atau ayat-ayat Alkitab untuk mendukung ramalan mereka tentang hari, tanggal, bulan dan tahun tertentu kedatangan Tuhan. Sejarah menyaksikan ramalan-ramalan yang keliru dari para nabi palsu yang meramalkan tentang kedatangan Kristus. 

Joachim dari Fiore meramalkan kedatangan Kristus pada tahun 1260 sehingga dunia akan kiamat, namun buktinya tidak terjadi apa-apa. Jan Matthys dari Leyden yang meramalkan kiamat tahun 1534 dan bahwa dunia akan hancur kecuali Munster (Jerman), namun sebaliknya, justru Munster di serang, penduduknya mati dan kotanya dihancurkan. 

William Miller perintis gerakan akhir zaman (Millerisme) meramalkan kedatangan Kristus terjadi tanggal 21 Maret 1844, namun terbukti ramalan ini juga gagal. Saksi Yehovah telah meramalkan dan menetapkan beberapa kali waktu kedatangan Kristus kembali yaitu tahun 1874, 1878, 1881, 1910, 1914, 1918, 1925, 1975, 1984. 

Namun sekali lagi, semuanya gagal, karena bumi belum kiamat. Pada tahun 1992 sekelompok orang dari Korea yang disebut “Mission for the Coming Days” meramalkan bahwa pengangkatan gereja (Rapture) terjadi tanggal 28 Oktober 1992. Namun itu tidak terjadi dan banyak orang yang dipermalukan oleh nabi-nabi palsu tersebut. Ronals Wienland melalui “2008 God’s Final Witness” meramalkan kedatangan Kristus terjadi pada tahun 2008, namun ini juga tidak terjadi. Yang paling aktif hingga saat ini meramalkan kedatangan Kristus adalah Harold Camping, seorang Amerika. Ia selalu meramalkan kedatangan Kristus dan tanggalnya selalu berubah-ubah karena hasilnya selalu salah.

2. Identitas Antikristus. 

Walaupun sifat atau karakteristik kepribadian Antikristus dideskripsikan dalam Alkitab, namun Alkitab tidak menyingkapkan identitas Anti Kristus tersebut. Dengan kata lain, tidak ada seorang pun yang tahu siapa antikristus itu sampai ia benar-benar menyatakan dirinya di masa depan (Daniel 8:17; Matius 24:15; 1 Yohanes 2:18,22; 4:3).

3. Amerika Serikat. 

Karena saat ini Amerika Serikat telah muncul sebagai negara dan kekuatan penting dalam per politik, kekuatan militer dan perdagangan dunia, maka ada beberapa orang yang berpikir bahwa Allah telah menyebut Amerika Serikat secara khusus dalam Alkitab yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa akhir zaman. Sebagai contoh mereka menyebut bahwa berdasarkan Wahyu pasal 18 Amerika Serikat adalah Babel dalam perdagangan global. Sekali lagi, ini hanyalah spekulasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, karena tidak satu pun ayat pada pasal tersebut, dan bahkan tidak di bagian mana pun dalam Alkitab yang mengarah pada kesimpulan tersebut.

4. Kiamat atau Akhir Dunia. 

Alkitab memang meramalkan bahwa langit dan bumi di mana kita tinggal saat ini akan musnahkan (Mazmur 102:25-26; Yesaya 34:4; 51:6; Matius 24:35; 2 Petrus 3:10-12; 1 Yohanes 2:17). Menurut Wahyu 20:11, peristiwa kremasi (kiamat) dunia ini terjadi setelah penghakiman terakhir oleh Allah di Tahta Putih. Namun, Alkitab tidak menyebutkan secara pasti kapan waktu kiamat tersebut. Dengan demikian, meramalkan detail waktu kiamat adalah spekulasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

5. Detil-detil Khusus. 

Ada orang-orang yang mempelajari nubuat lalu melangkah jauh dengan menafsirkan melampaui apa yang tertulis dalam Alkitab. Alkitab tidak secara khusus berbicara tentang detail-detail peristiwa seperti: minyak dunia akan habis, Amerika Serikat akan dipimpin seorang diktator (Antikristus), uang kertas akan dimusnahkan dan diganti dengan uang logam (uero), angka 666 adalah angka komputer, atau barcode pada barang atau produk sebagai simbol angka 666. Jelaslah bahwa detail-detail seperti itu tidak diungkapkan di dalam Alkitab. 

Melihat kejadian-kejadian masa kini sebagai penggenapan ramalan akhir zaman adalah spekulasi yang sangatlah berbahaya dan tidak Alkitabiah. Sebagai contoh pada tahun 1666 di kota London terjadi wabah bubonic (dari tikus) yang mematikan lebih dari 100.000 penduduk. Pada tahun yang sama terjadi kebakaran hebat di kota London tersebut sehingga menyisakan puing-puing dan debu. Karena tahun itu 1666 maka banyak ramalan menghubungkannya dengan angka “666” tanda Anti Kristus dan kiamat sudah dekat. Namun sampai saat ini London masih ada.

BERBAGAI PERISTIWA PENTING DI MASA DEPAN YANG DIRAMALKAN ALKITAB

Berbagai peristiwa dalam sejarah di masa depan berpusat pada Kristus dan kedatangan-Nya kembali. Kedatangan Kristus kembali adalah kunci dalam mempelajari ramalan-ramalan Alkitab tentang peristiwa-peristiwa akhir zaman. Perlu diketahui bahwa pengajaran mengenai kedatangan Kristus kembali disinggung sekitar 318 kali dalam 216 pasal di Perjanjian Baru. 

Namun justru karena banyaknya ayat dalam Alkitab mengenai kedatangan Kristus kembali tersebut, banyak pembaca Alkitab mengalami kesulitan untuk memahaminya. Kesulitan ini terjadi karena ada ayat-ayat Alkitab tentang kedatangan Kristus kembali yang bersifat paradoks. 

Solusi bagi kesulitan ini adalah dengan melihat kedatangan Kristus yang kedua kali terjadi dalam dua tahap, yaitu : (1) Kedatangan-Nya di angkasa yang diikuti beberapa peristiwa penting, termasuk pengangkatan gereja; (2) Kedatangan-Nya di bumi yang diikuti beberapa peristiwa penting di bumi, termasuk pendirian kerajaan seribu Tahun di bumi. Kedua tahap dari kedatangan kembali Kristus ini dipisahkan oleh peristiwa kesusahan besar (tribulation) di bumi ini selama periode 7 tahun.

Mengikuti para pakar teologi dan Alkitab seperti Charles C. Ryrie, John F. Valvoord, J. Dwigth Pantecost, Henry C. Thiessen, Paul Enns, Ed Hindson, John MacArthur, Tim Lahaye, Thomas Ice, Charles R. Swinddoll, Norman L. Geisler, Michael J. Vlach, Grant R. Jefrrey, Roy B. Zuck, dan lainnya yang meneropong berbagai peristiwa akhir zaman melalui pendekatan teologis dan hermeneutis premilenialisme, maka berdasarkan interpretasi literal atau gramatikal-historis terhadap ayat-ayat profetik (ramalan) Alkitab berikut ini ringkasan berbagai peristiwa penting yang akan terjadi di masa depan (future).

1. Kedatangan Kristus Bagi Gereja-Nya (Yohanes 14:1-3). 

Peristiwa kedatangan Kristus ini didahului oleh suatu seruan seorang malaikat dan tiupan sangkakala / nafiri (1 Tesalonika 4:16; 1 Korintus 15:52). Kristus sendiri akan turun dari surga dan datang menjemput gereja-Nya diawan-awan diiringi oleh para malaikat-Nya (Matius 16:27; Lukas 9:26). Dalam peristiwa kedatangan yang satu ini Kristus tidak akan sampai ke bumi tetapi di udara. Kedatangan Kristus ini adalah tahap pertama dari kedatangan-Nya kembali, disebut sebagai hari yang penuh bahagia (Titus 2:13). 

Kedatangan-Nya terjadi secara rahasia seperti pencuri tetapi umat yang berjaga-jaga dan siap sedia mengetahui hal ini (1 Tesalonika 5:2-10). Kedatangan Kristus pada tahap ini terjadi pada saat genapnya jumlah orang-orang pilihan, dan terjadi sebelum masa kesusahan besar (tribulasi) yang menimpa dunia dimana Antikristus memerintah. Zaman Antikristus adalah zaman di mana murka Allah dicurahkan, sedangkan Allah tidak menetapkan gereja-Nya untuk ditimpa murka (1 Tesalonika 5:9).

2. Kebangkitan Orang Mati dalam Kristus (Lukas 14:13,14; 1 Tesalonika 4:16: 1 Korintus 15:52). 

Bersamaan dengan kedatangan Kristus dan peniupan sangkakala oleh penghulu malaikat terjadilah kebangkitan orang-orang mati yang ada dalam Kristus dan pengubahan tubuh orang-orang percaya yang masih hidup. Pada peristiwa ini hanya orang-orang mati dalam Kristus yang dibangkitkan (Lukas 14:13,14; 1 Tesalonika 4:16: 1 Korintus 15:52). Keadaan tubuh orang-orang percaya yang telah dibangkitkan tidak lagi dalam wujud yang dapat binasa, tetapi dengan tubuh yang indah, mulia dan tubuh seperti dimiliki oleh Tuhan Yesus. 

Peristiwa kebangkitan ini disebut “kebangkitan pertama”. Alkitab mengindikasikan beberapa urut-urutan kebangkitan-kebangkitan dalam Alkitab sebagai berikut : 

(1) Kebangkitan Kristus (Roma 6:9; Wahyu 1:18; Kolose 1:18); 

(2) Kebangkitan orang percaya dalam Kristus pada saat kedatangan Kristus bagi gereja-Nya (1 Tesalonika 4:16); 

(3) Kebangkitan orang orang kudus Perjanjian Lama (Daniel 12:2) dan orang-orang percaya yang mati pasca tribulasi (Wahyu 20:4); Urutan kebangkitan nomor 2 dan 3 di sebut kebangkitan pertama (Wahyu 20:6) untuk memperoleh kehidupan (Yohanes 5:29), atau kebangkitan orang-orang benar (Lukas 14:14), sedangkan kebangkitan orang-orang fasik/tidak percaya/menolak Kristus terjadi pada akhir kerajaan Milenium. Mereka dibangkitkan untuk menerima hukuman kekal. Ini disebut kebangkitan kedua (Wahyu 20:11-14).

3. Pengangkatan Gereja (1 Tesalonika 4:13-18; 1 Korintus 15:51-55). Sementara Kristus berada diawan-awan atau di angkasa maka kita di angkat menyongsong Dia di sana (1 Tesalonika 4:17). 

Peristiwa ini disebut dengan istilah “the rapture (pengangkatan)”. Suatu reuni (pertemuan) akan terjadi di angkasa di mana kita akan bertemu dengan Kristus dan dengan orang-orang yang kita kasihi. Kata pengangkatan berasal dari kata Latin “rapturo” dan merupakan terjemahan kata Yunani “harpazo” yang berarti “mengambil atau diangkat”. Kata ini muncul dalam 1 Tesalonika 4:17. Pada waktu pengangkatan Gereja ini terjadi segala sesuatu di bumi masih berlangsung seperti biasa, dan orang-orang masih bekerja seperti kebiasaan sehari-hari (Matius 24:40,41).

4. Hari Pemahkotaan di Tahta Pengadilan Kristus (2 Korintus 5:10; Wahyu 22:12). 

Tahta Pengadilan Kristus (Judgment seat of Christ) adalah peristiwa besar yang terjadi di surga setelah gereja diangkat. Di takhta pengadilan, semua orang percaya dari zaman gereja (masa hari Pentakosta sampai dengan pengangkatan gereja) akan muncul secara individu untuk menerima upah atau kehilangan upah berdasarkan kehidupan, pekerjaan dan pelayanan mereka bagi Tuhan. 

Tujuan penghakiman di takhta pengadilan Kristus bukanlah untuk menentukan apakah orang-orang percaya akan masuk surga atau neraka atau menimbang hukuman atas dosa. Karena hal ini telah diputuskan ketika orang percaya menaruh iman pada Juru selamat yaitu Kristus (Yohanes 5:24: Roma 8:1). 

Tujuan penghakiman di takhta pengadilan Kristus ada dua yaitu : 

(1) Meninjau atau mengevaluasi kehidupan orang percaya. Evaluasi ini meliputi tingkah laku sejak mereka percaya kepada Kristus (Roma 14:10-12; 2 Korintus 5:10); pelayanan orang percaya bagi-Nya (1 Korintus 3:13); ucapan-ucapan orang percaya (Matius 12:36); pikiran-pikiran dan motivasi kita (Matius 6:1-2; 1 Korintus 4:5; Ibrani 4:12-13). Di takhta pengadilan Kristus semua perbuatan, pelayanan, ucapan, pikiran dan motivasi kita akan dibalik dari dalam keluar dan akan terlihat dalam keadaan yang sebenarnya. 

(2) Memberi upah kepada orang-orang percaya. Setelah ditinjau dan evaluasi Kristus akan memberikan upah kepada masing-masing sesuai dengan hasil evaluasi-Nya. Walaupun terdapat banyak area pekerjaan, perbuatan, dan pelayanan yang akan membawa upah, Perjanjian Baru memfokuskan pada lima upah “mahkota” spesifik yang akan diterima orang-orang yang setia. 

Mahkota-mahkota ini merupakan perwakilan dari jenis-jenis perbuatan dan pelayanan yang akan diupahi Tuhan, yaitu : mahkota yang abadi (1 Korintus 9:21-27) adalah upah bagi mereka yang secara konsisten mempraktikkan disiplin diri dan penguasaan diri; mahkota kebenaran (2 Timotius 4:8) adalah upah bagi mereka yang menanti-nantikan kedatangan Tuhan dan hidup benar karena fakta ini; mahkota kehidupan (Yakobus 1:12; Wahyu 2:10) adalah upah bagi mereka yang setia dan tekun menanggung pencobaan-pencobaan dan ujian-ujian kehidupan; mahkota kemegahan ( 1 Tesalonika 2:19) adalah upah bagi mereka yang memenangkan orang-orang bagi Kristus; mahkota kemuliaan (1 Petrus 5:1-4) adalah upah bagi gembala, penatua, pemimpin gereja yang dengan penuh kasih dan rahmat menggembalakan dan menjaga umat Tuhan, Setelah menerima upah-upah ini orang-orang percaya akan tersungkur di-hadapan takhta Anak Domba dan menyembah Tuhan karena Ia yang layak menerima pujian dan hormat (Wahyu 4:10-11).

5. Pesta Perjamuan Anak Domba di Surga (Wahyu 19:7-9). 

Sesudah penghakiman dan pemberian pahala pada hari pemahkotaan di takhta pengadilan Kristus kepada orang-orang percaya maka dilaksanakanlah pesta perkawinan Anak Domba Allah (Wahyu 19:7-9). Perjamuan kawin yang dipersiapkan oleh Allah Bapa adalah suatu puncak pesta yang paling meriah dan sukacita bagi Anak-Nya yang telah menyelesaikan pekerjaan penebusan dengan sempurna. Pada saat itu jemaat dihadapkan kepada Allah Bapa oleh Yesus Kristus dalam segala kemuliaan surgawi. 

Pengantin Kristus tersebut tentu saja telah memenuhi kriteria dengan melewati beberapa persiapan sebagai persyaratan, yaitu : 

(1) Dibenarkan. Pengantin itu telah menerima Kristus dan diberi jubah kebenaran (2 Korintus 5:21; Filipi 3:9); 

(2) Dikuduskan. Pengantin itu telah bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus dan menjadi serupa dengan-Nya (2 Korintus 3:18; Efesus 5:25-27; 2 Petrus 3:18); 

(3) Dimuliakan. Pengantin itu telah diubah dalam tubuh kemuliaan yaitu pada saat kebangkitan dan pengubahan di hari pengangkatan gereja (1 Yohanes 3:2).

6. Masa Kesusahan Besar di Bumi (Daniel 9:27; Matius 24:21; Wahyu 11:2-6). 

Sementara di surga ada sukacita dan kemeriahan pesta, maka dibumi terjadi masa kesusahan besar (the great tribulation) selama 7 tahun, di mana Antikristus memerintah dan kejahatan semakin meningkat, akibatnya murka Allah dicurahkan ke bumi seperti yang ditulis di dalam kitab wahyu pasal 6-19. 

Bahwa di antara tahap kedatangan Kristus bagi gereja-Nya dan tahap kedatangan-Nya sebagai Raja di bumi, maka di bumi ini pemerintahan pada masa tribulasi dilaksanakan oleh Antikristus sehingga akibatnya terjadi penghukuman murka Allah atas mereka yang tidak ikut dalam pengangkatan. Masa kesusahan ini dideskripsikan oleh Alkitab dengan sebutan-sebutan antara lain : masa kesusahan Yakub (Yeremia 30:7); hari bencana bangsa Israel (Obaja 12-14); bencana besar (Yesaya 28:15,18); hari pembalasan (Yesaya 34:8; 35:4); masa kesusahan (Daniel 12:1; Zefanya 1:15); hari murka, kesusahan, kesulitan, kemusnahan, kegelapan, kesuraman, kegelapan, peniupan sangkakala (Zefanya 1:15); hari Tuhan (1 Tesalonika 5:2); murka Allah (wahyu 14:10,19; 15:1,7; 16:1); hari murka Anak Domba (Wahyu 8:16-17); murka yang akan datang (1 Tesalonika 1:10); murka (1 Tesalonika 5:9; Wahyu 11:18); masa kesusahan besar (Matius 24:21; Wahyu 2:22; 7:14); masa kesusahan (Matius 24:29); hari Penghakiman (Wahyu 14:7).

7. Kedatangan Kristus di Bumi Sebagai Raja (Matius 24:27-30; 26:64; Kisah Para Rasul 1:9-11; Zakharia 14:4). 

Dua peristiwa puncak di akhir masa tribulasi adalah kedatangan Kristus kembali sebagai Raja dan peperangan harmagedon. Kristus akan datang kembali sebagai Raja di atas segala raja dan Tuhan atas segala Tuhan (Wahyu 15:3). Frase kedatangan kedua kali Kristus (second coming of Christ) adalah frase yang tidak terdapat dalam Alkitab. Biasanya ungkapan yang digunakan adalah kedatangan-Nya atau waktu kedatangan-Nya. 

Tetapi dalam ajaran Kristen ungkapan kedatangan kedua kali digunakan dengan maksud membedakan dari kedatangan-Nya yang pertama. Tidak ada yang dinyatakan lebih jelas dalam ramalan Alkitab daripada fakta bahwa Yesus Kristus akan datang kembali. Kedatangan Kristus kembali ke bumi ini, yaitu kedatangan-Nya yang terlihat secara harafiah, fisik, mulia, dan dilihat semua orang, secara eksplisit dirujuk sekitar 1.845 kali dalam Alkitab. Hal ini disebutkan dalam 23 dari 27 Kitab Perjanjian Baru. 

Kedatangan Kristus kembali disinggung sekitar 318 kali dalam 216 pasal di Perjanjian Baru. Beberapa kata Yunani dalam Perjanjian Baru menyatakan bahwa Tuhan Yesus akan datang kembali yaitu : Paraousia yang berarti kehadiran atau kedatangan dengan didahului sesuatu (Filipi 1:26); Epiphaneia yang berarti penampakan di depan umum (2 Timotius 4:1); Apocalypsis yang berarti penyataan (2 Tesalonika 1:7). 

Kedatangan Kristus kedua kali merupakan puncak dari sejarah manusia. Bukit Zaitun adalah tempat ke datangan Kristus ke bumi sebagaimana dari sana Ia terangkat ke surga (Kisah Para Rasul 1:9-11; Zakharia 14:4). 

Tujuan dari kedatangan Kristus kedua kali ini adalah : 

(1) Untuk mengalahkan antikristus (Wahyu 19:19-21); 

(2) Untuk mengumpulkan dan memulihkan kembali bangsa Israel (Yesaya 43:5-6; Yeremia 30:10; 33:6-9; Yehezkiel 36:24-38; 37:1-28; Matius 24:30-31); 

(3) untuk menghakimi semua bangsa dan orang Israel (Matius 25:31-46; Yehezkiel 20:33-38); 

(4) untuk membangkitkan orang-orang kudus yang mati pada periode Perjanjian Lama dan orang-orang yang mati sebagai martir pada masa tribulasi (Wahyu 19:11-21; 20:4-6; Daniel 12:1-4); 

(5) untuk mengikat Iblis dan setan selama seribu tahun (Wahyu 20:1-3); (6) Menetapkan diri-Nya sebagai Raja dan mengokohkan kerajaan-Nya selama seribu tahun (Wahyu 19:6; Daniel 2:44; Matius 19:28; Lukas 1:32-33).

8. Klimaks Konflik dan Peperangan Armagedon di Bumi (Wahyu 16:12-16; 19:19-21). 

Setelah pesta perkawinan Anak Domba di surga dan ketika masa tribulasi akan berakhir maka Antikristus akan mengumpulkan raja-raja di seluruh dunia untuk berperang di tempat yang bernama “Harmagedon” di Falestina. Mereka datang dari sebelah Timur dan Utara dengan maksud untuk menguasai Yerusalem dan membinasakan bangsa Israel (Wahyu 16:12-16). 

Ditengah-tengah pertempuran tersebut, Kristus akan datang bersama orang-orang kudusnya untuk mengalahkan Antikristus dan pengikut-pengikutnya (Wahyu 19:11-21). Antikristus, yaitu binatang dan nabi palsu itu dihukum dan dilemparkan ke dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang (Wahyu 19:17-21). Kemudian Iblis akan diikat selama seribu tahun dan dilemparkan ke dalam jurang maut (Wahyu 20:1-3). Dan Kristus mendirikan kerajaan-Nya selama seribu tahun dibumi ini.

9. Kerajaan Damai Seribu Tahun (milenium) Pemerintahan Kristus di Bumi (Wahyu 20:1-6;). 

Kerajaan seribu tahun disebut juga “kerajaan millenium (Millenium Kingdom)”. Kata “Millenium” berasal dari bahasa Latin “mille” dan “annus” yang berarti “seribu tahun”, yang diterjemahkan dari kata Yunani “Chilia”. Di dalam wahyu pasal 20 kerajaan seribu tahun disebut sebanyak enam kali. Kristus sendirilah yang akan menjadi Raja yang memerintah di kerajaan seribu tahun tersebut (Lukas 1:32-34). Yesaya telah meramalkan hal ini sebelumnya (Yesaya 9:5,6). 

Meskipun Kristus sekarang ini adalah Raja, karena Ia adalah Raja segala zaman (1 Timotius 1:16,17), tetapi Ia tidak pernah ditetapkan sebagai raja Gereja, sebab itu kerajaan seribu tahun nanti merupakan realisasi bagi pemerintahan Kristus sebagai Raja segala raja (Wahyu 15:3). Bentuk pemerintahan di dalam kerajaan seribu tahun adalah teokrasi, yaitu bentuk pemerintahan Allah yang berdaulat sama seperti yang digunakan untuk bangsa Israel dalam masa-masa Perjanjian Lama, hanya saja dalam kerajaan tersebut Kristus secara pribadi dan langsung melaksanakan pemerintahan. 

Kerajaan seribu tahun merupakan pemerintahan yang meliputi seluruh bumi di mana Kristus secara nyata akan memerintah dan bersinggasana di atas takhta Daud di Yerusalem (Mazmur 72:6,7; Yesaya 2:2-4: 11:1-5: Yeremia 23:5; Zakharia 14:9). Karena kerajaan ini melingkupi seluruh bumi maka akan ada raja-raja yang di angkat atas bangsa-bangsa oleh Kristus. Karena “Gereja” dan “Israel” merupakan dua entitas dan program Allah yang berbeda, maka tujuan umum kerajaan seribu tahun terutama berhubungan dengan keduanya. 

Berkaitan dengan bangsa Israel dan untuk merealisasikan perjanjian kekal dengan Daud (2 Samuel 7:11-16), yang dimeteraikan dengan sumpah (Mazmur 89:4,5, 21-38), maka harus didirikan kembali suatu kerajaan di atas bumi. Kemudian Israel akan bertobat dan mereka akan dibaharui (Yesaya 66:8; Yeremia 31:31-37; Zakharia 12:10-13; Roma 11:25,26). Sedangkan tujuan yang berkaitan dengan Gereja di mana Kristus telah berjanji bahwa Gereja atau orang-orang percaya akan memerintah bersama-sama dengan Dia (Matius 19:28; 1 Korintus 6:2; 2 Timotius 2:12; Wahyu 2:27; 5:9,10). 

Masa Kerajaan seribu tahun ini disebut oleh Kristus sebagai “zaman baru” (Matius 24:8). Kata “zaman baru (new age)” ini jangan dikacaukan dengan istilah “Gerakan Zaman Baru (New Age Movement)” yang dipakai oleh Iblis untuk merusak konsep zaman baru (kerajaan seribu tahun) menurut Alkitab. 

Kerajaan Seribu Tahun menurut Alkitab mempunyai ciri-ciri seperti : Keadilan dan kebenaran memenuhi seluruh bumi (Mazmur 11:4,5; Yesaya 2:4; Yeremia 23:5,6), sebagai akibat dari keadilan dan kebenaran maka kerajaan seribu tahun merupakan suatu masa kedamaian (Yesaya 2:4; Zakharia 8:4,5), kemakmuran ekonomi menghiasi kerajaan ini (Yesaya 35:1-7) dan pengenalan akan Tuhan meliputi seluruh bumi (Yesaya 2:23).

10. Pemberontakan dan kekalahan terakhir Iblis (Wahyu 20:7-11). 

Kerajaan seribu tahun bukanlah keadaan yang terakhir, karena pada akhir kerajaan seribu tahun itu ada beberapa peristiwa yang akan terjadi sebelum lenyapnya langit dan bumi ini. Alkitab mengajarkan bahwa pada akhir kerajaan seribu tahun Iblis akan dilepaskan untuk sementara waktu (Wahyu 20:3,7-10), dan kesempatan itu akan digunakan oleh Iblis untuk mengumpulkan bangsa-bangsa sebagai pasukan yang jumlahnya seperti pasir di laut untuk berperang melawan Kristus dan orang-orang kudus-Nya di tempat yang bernama Gog dan Magog. 

Namun peperangan itu akan berlangsung secara singkat sekali karena secara supranatural api turun dari langit dan menghanguskan semua pasukan itu (Yehezkiel 38,39). Setelah itu Iblis akan dihakimi dan dicampakkan ke dalam lautan api dan belerang untuk selama-lamanya (Wahyu 20:10). Pada saat itu juga malaikat-malaikat yang ikut memberontak bersama-sama Iblis juga akan dihakimi (2 Petrus 2:4; Yudas 1:6). Api dan hukuman kekal itu memang telah disediakan untuk Iblis dan pengikut-pengikutnya (Matius 25:41).

11. Penghakiman Terakhir di Tahta Putih (Wahyu 20:11-15). 

Bersamaan dengan munculnya Tahta Putih yang besar, lenyaplah langit dan bumi ini, lalu terjadilah “kebangkitan kedua”, yaitu kebangkitan yang terjadi atas orang-orang yang tidak diselamatkan dari seluruh periode sejarah umat manusia. Mereka bangkit dan menghadap Pengadilan Tahta Putih (Wahyu 20:11-15). 

Penghakiman ini merupakan penghakiman untuk memberikan hukuman kekal sesuai dengan perbuatan yang tertulis di dalam kitab-kitab itu, di antara banyak kitab itu ada satu kitab yaitu “Kitab kehidupan” yang bilamana nama seseorang tidak ditemukan di dalamnya akan mendapat hukuman kekal. Setelah semua orang yang namanya tidak ditemukan dalam kitab kehidupan itu dilemparkan ke dalam lautan api untuk selama-lamanya, maka maut dan hades (kerajaan maut) juga akan dicampakkan ke tempat hukuman kekal itu, sehingga tidak akan ada lagi kematian.

12. Kremasi Langit dan Bumi Lama (Wahyu 20:11; Matius 24:35; 2 Petrus 3:10-12). 

Alkitab meramalkan bahwa langit dan bumi di mana kita tinggal saat ini akan musnahkan (Mazmur 102:25-26; Yesaya 34:4; 51:6; Matius 24:35; 2 Petrus 3:10-12; 1 Yohanes 2:17). Menurut Wahyu 20:11, peristiwa kremasi (kiamat) dunia ini terjadi setelah penghakiman terakhir oleh Allah di Tahta Putih. Pada waktu itulah Kristus akan menyerahkan kerajaan kepada Allah Bapa (1 Korintus 15:24-26). Lalu dimulailah keadaan kekal di mana ada langit baru, bumi baru dan Yerusalem baru (Wahyu 21; 22:1-5).

13. Penciptaan Langit dan Bumi Baru, dan Yerusalem Baru (Wahyu 21:1-8; Yesaya 65:17; 2 Petrus 3:13). 

Alkitab menunjukkan adanya langit dan bumi yang baru. Ini akan menjadi tempat tinggal yang kekal bagi orang tebusan. Dari sini semua aktivitas kekekalan di jalankan. Yerusalem Baru akan menjadi ibu kota baru dari alam semesta dan di mana orang-orang tebusan berkumpul bersama untuk menyembah dan melayani (Wahyu 21 dan 22; Yesaya 65:17; 2 Petrus 3:13). 

Alkitab memberikan beberapa deskripsi dari langit, bumi dan Yerusalem baru ini yang olehnya kita mendapat gambaran terbaik untuk tempat tinggal kita di masa yang akan datang di surga, sebagai berikut : akan ada langit baru, bumi baru dan Yerusalem baru (Kejadian 1:1; Wahyu 21:1,2); Di tempat tersebut tidak ada laut. 

Di mana kita mengetahui bahwa laut memisahkan daratan (Wahyu 21;1) Kota ini akan menjadi Tabernakel Allah (Wahyu 21:3) ; Tidak akan ada air mata, tangisan, kesusahan dam kesakitan (Wahyu 21:4); Tidak akan ada kematian (Wahyu 21:4); Tidak ada orang yang tidak benar di sana (Wahyu 21:27; 22:15); Penuh dengan hadirat dan kemuliaan Allah (Wahyu 21:10-21); Penyembahan akan berpusat pada Allah dan Anak Domba Allah yaitu Tuhan Yesus Kristus (Wahyu 21:22); Sungai kehidupan akan mengalir dari Tahta Allah (Wahyu 22:1,7); Semua orang tebusan akan melihat Dia muka dengan muka (Kejadian3:22-24; Wahyu 22:42 Korintus 3:10-18); Semua orang tebusan akan menyembah dan melayani Allah dan Anak Domba (Wahyu 1:6; 5:9,10; 22:5) Segala sesuatu akan transparan dan terlihat dengan jelas (Wahyu 21:21); Pohon kehidupan akan direstorasikan kepada manusia (Wahyu 22:2,14: Kejadian 2:17).

14. Masa Kekekalan (Wahyu 21:9-27; 22:1-5). 

Setelah semua peristiwa itu maka dimulainya keadaan kekekalan. Ada dua macam kekekalan yaitu surga atau neraka. Demikian pula ada dua pribadi yang disembah oleh manusia yaitu Yesus Kristus atau Iblis. Tidak ada alternatif atau tempat yang netral. Setiap orang harus memilih salah satu, Kristus atau iblis, surga atau neraka. Jikalau seseorang memilih Kristus maka pasti ia akan masuk surga, Karena Yesus berkata : “Akulah jalan, dan kebenaran, dan hidup, tidak seorang pun sampai kepada Bapa jikalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6-7). 

Jika seseorang memilih Iblis maka pasti ia akan masuk neraka. Setiap orang yang menolak Tuhan Yesus Kristus, bukanlah orang pilihan Allah, dan berarti mereka memilih Iblis, entah disadarinya atau tidak. Tidak diragukan bahwa Allah memiliki rencana yang besar dalam kekekalan untuk orang-orang tebusan-Nya di sepanjang Zaman. Paulus mengungkapkan sebagai berikut “supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus” (Efesus 2:7).

PENUTUP : KEDAULATAN TUHAN DAN PENGGENAPAN RAMALAN MASA DEPAN

Agar dapat meramalkan masa depan secara akurat seseorang harus omniscient (mengetahui segala sesuatu), omnipresent (hadir dimana-mana), dan omnipotent (memiliki segala kuasa). Peramal sejati harus mengetahui segala sesuatu, harus berada setiap saat di semua tempat, dan harus memiliki segala kuasa untuk memastikan bahwa ramalannya digenapi. Tuhan di dalam Alkitab mengajukan tantangan terhadap siapa saja yang hendak menjadi lawan terhadap supremasi-Nya atas alam semesta. Dasar dari tantangan itu adalah bahwa hanya Tuhan yang benar dan berdaulat yang dapat meramalkan masa depan secara akurat. 

Alkitab memberikan penegasan tentang kemampuan Tuhan menyingkapkan masa depan, misalnya seperti yang diungkapkan dalam Yesaya 41:21-24; 42:9; 44:6-8; 46:8-10; Daniel 2:20-22.
Tuhan di dalam Alkitab memberikan gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa depan yang akan terjadi dan digenapi-Nya. Mengapa? Karena Tuhan kita adalah Tuhan yang berdaulat. Kedaulatan-Nya berarti bahwa Ia adalah Pribadi yang utama di alam semesta dan yang tertinggi kekuasaan-Nya di alam semesta. 

Ia mencipta, memelihara, dan memerintah segala sesuatu secara sempurna. Ia sepenuhnya menguasai segala sesuatu, dan semua makhluk ciptaan berada dibawah-Nya, dan ia berbuat segala sesuatu kepada mereka sesuai dengan yang dikehendaki-Nya. Ia bertindak dan melaksanakan segala sesuatu sesuai dengan rencana-Nya dalam kekekalan menurut kehendak-Nya. Dengan demikian Allah bebas dan tidak dibatasi oleh apa pun selain oleh kehendak-Nya sendiri, untuk merencanakan dan bertindak sesuai sesuai dengan yang dikehendaki-Nya. 

Kedaulatan-Nya meliputi seluruh alam semesta (Ulangan 10:14; Mazmur 103:19; 135:6; Daniel 4:35), mengendalikan setiap keadaan, mengendalikan alam dan makhluk ciptaan, mengarahkan kehidupan baik individu maupun bangsa, serta mengarahkan sejarah sesuai kehendak-Nya. Kekuasaan-Nya kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun (Daniel 4:34). 

Setiap kejadian dalam sejarah umat manusia langsung dalam pengendalian-Nya (Wahyu 9:15). Ia menentukan zaman sejarah umat manusia dan batas-batas kediaman mereka (Kisah Para Rasul 17:26). Ia bekerja secara tidak kelihatan dalam kejadian dan proses-proses, untuk melaksanakan tujuan-tujuan-Nya yang mengandung berkat-berkat.

Jelaslah bahwa Tuhan berdaulat atas setiap keadaan. Tuhan yang menentukan apa yang terjadi dalam peristiwa-peristiwa manusia (Amsal 16:33; bandingkan Yunus 1:7). Ia berkuasa memperpendek hidup atau memperpanjangnya (Ayub 1:21; Mazmur 102:24). Tuhan mendatangkan baik kebahagiaan maupun malapetaka (Yesaya 45:7), keberhasilan dan kemenangan dalam pertempuran (1 Samuel 11:13), dan kekuatan untuk memperoleh kekayaan (Ulangan 8:18) datang dari pada-Nya, begitu juga kekuatan mendatangkan penyakit atau menjauhkannya (Ulangan 7:15). Kehendak Allah dapat dilaksanakan dalam apa yang kelihatan sekalipun tampak sebagai kebetulan (Keluaran 21:13; 1 Raja-raja 22:28,34) dan dianggap tidak berarti (Matius 10:29-30).


Allah tidak bergantung kepada siapa pun untuk menggenapi rencana-Nya. Ia memakai orang-orang dan siapa saja menurut kehendak-Nya. Apakah kita mengetahui atau tidak, Allah tetaplah Allah yang berdaulat atas segala sesuatu. Apakah kita mengakui atau tidak mengakui, sedikit pun tidak berpengaruh terhadap kedaulatan Allah. Ia tetap Allah yang berdaulat! Apakah kita percaya atau tidak terhadap ramalan-ramalan Alkitab tentang kedatangan Kristus kembali, itu semua akan terjadi dan digenapi pada waktunya. 

Karena, sekali lagi, Ia adalah Allah yang berdaulat! Justru berbagai bukti yang di dinyatakan di dalam Alkitab bertujuan membawa kita agar mengetahui dan mengakui kedaulatan Allah atas segala sesuatu, termasuk sejarah manusia dan dalam kehidupan kita. Mengetahui dan mengakui kedaulatan Allah, bahwa Ia bertindak dan melaksanakan segala sesuatu sesuai dengan rencana-Nya dalam kekekalan menurut kehendak-Nya membawa kita kepada : 

(1) Pemujaan dan penyembahan yang semakin dalam bagi Allah; 

(2) Memberi penghiburan dan kekuatan dalam menjalani kehidupan kita; 

(3) Meneguhkan keyakinan akan kemahakuasaan dan kebaikan Tuhan yang pada akhirnya memberi kita rasa aman; 

(4) Memberi kepastian kepada kita bahwa apa yang difirman-Nya, khususnya tentang peristiwa-peristiwa masa depan itu, akan terlaksana dan digenapi.

Akhirnya, ratusan ramalan Alkitab yang telah digenapi membuktikan bahwa Allah itu benar dan Alkitab dapat dipercayai, karena Alkitab berasal dari Allah yang benar dan berdaulat. Karena itu, apa yang diramalkan Alkitab mengenai peristiwa-peristiwa dimasa depan dan akhir zaman ini juga akan digenapi-Nya.
Next Post Previous Post