Tumbuh Bersama dalam Pelayanan: 1 Korintus 3:5-9

Bagian ini masih mengupas isu perpecahan dalam jemaat yang muncul akibat favoritisme terhadap pemimpin, yang dianggap memiliki "hikmat" seperti yang dijelaskan oleh Paulus dalam 1 Korintus 1:10-17. Namun, ketika kita mencapai 1 Korintus 1:18-2:16, Paulus lebih menekankan konsep "hikmat", dan di 1 Korintus 3:1-4, ia mengoreksi ketidak-rohaniaan jemaat di Korintus. Kemudian, pada 1 Korintus 3:5-9, Paulus lebih fokus pada masalah favoritisme terhadap pemimpin. Dia berusaha menjelaskan bahwa pemimpin rohani tidak boleh dianggap sebagai idola, karena mereka hanya pelayan. Yang paling penting adalah Tuhan, yang memiliki segalanya, termasuk para pelayan dan seluruh jemaat.
Tumbuh Bersama dalam Pelayanan: 1 Korintus 3:5-9
Paulus tidak hanya menyatakan bahwa dirinya dan Apolos adalah pelayan, tetapi juga menjelaskan peran unik mereka sebagai pelayan. Penjelasan ini menunjukkan bahwa mereka tidak boleh menjadi alasan untuk perpecahan dalam jemaat. Mereka hanyalah alat yang digunakan oleh Allah (ayat 5a); mereka memiliki tugas yang berbeda-beda ( 1 Korintus 3: 5b-7);  Allah yang memberi pertumbuhan (1 Korintus 3:7); Para Pelayan Akan Menerima Upah dari Tuhan (1 Korintus 3:8b): Para Pelayan Akan Menerima Upah dari Tuhan (1 Korintus 3:8b): Segala sesuatu adalah milik Tuhan (1 Korintus 3:9). 

Para pelayan adalah alat yang digunakan oleh Allah (1 Korintus 3:5a):

Dengan pertanyaan retoris di awal 1 Korintus 3:5, Paulus ingin menjelaskan sifat sejati para pemimpin. Meskipun ia menyebut nama Paulus dan Apolos, prinsip ini berlaku untuk semua pemimpin rohani. Siapakah mereka sebenarnya? Mereka hanyalah pelayan! Konsep ini bukan hal baru; Yesus sendiri mengajarkan bahwa kepemimpinan Kristen berbeda dengan dunia. Dalam Kristen, yang terbesar adalah pelayan (Markus 10:41-45; Lukas 22:25-27). Sama seperti Yesus datang untuk melayani bukan untuk dilayani (Matius 20:28), demikian juga para pemimpin Kristen harus memiliki sikap yang sama.

Dengan konsep bahwa "pemimpin adalah pelayan", Paulus mencoba mengoreksi sikap favoritisme terhadap pemimpin yang ada di jemaat Korintus. Sikap ini adalah kesalahan. Para pemimpin bukanlah pemilik atau tuan, mereka adalah pelayan. Jemaat tidak seharusnya membagi diri berdasarkan preferensi terhadap pemimpin tertentu seolah-olah mereka dimiliki oleh pemimpin tersebut.

Selanjutnya, Paulus menjelaskan bahwa para pelayan hanya alat atau instrumen. Dia mengatakan "para pelayan yang melalui mereka kamu menjadi percaya." Terjemahan yang menyiratkan bahwa iman jemaat ditentukan oleh para pemimpin adalah kurang tepat. Terjemahan yang lebih tepat adalah bahwa para pemimpin adalah instrumen, bukan penentu iman. Iman kepada Tuhan Yesus selalu merupakan hasil dari pekerjaan Allah (2 Korintus 2:10; 13:3).

Para Pelayan Memiliki Tugas yang Berbeda-beda (1 Korintus 3: 5b-7):

1 Korintus 3:5b dapat diterjemahkan secara harfiah sebagai "seperti Tuhan memberikan masing-masing." Arti dari pernyataan ini mungkin tidak begitu jelas. Apa yang diberikan oleh Tuhan? Siapa yang dimaksud dengan "masing-masing"? Ketidak-jelasan ini telah memunculkan berbagai terjemahan yang berbeda. Terjemahan KJV memberikan kesan bahwa yang diberikan adalah keselamatan dan yang dimaksud dengan "masing-masing" adalah setiap jemaat Korintus. 

NASB menganggap yang diberikan adalah kesempatan, sedangkan yang menerima kesempatan adalah para pelayan. NIV menjelaskan bahwa Tuhan telah memberikan tugas kepada masing-masing pelayan. Terjemahan LAI:TB "menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya" tidak terlalu jelas. Dari semua alternatif terjemahan ini, yang lebih sesuai dengan konteks adalah NIV, karena di 1 Korintus 3:6-7 Paulus menjelaskan perbedaan tugas antara dirinya dengan Apolos.

Perbedaan tugas antara Paulus dan Apolos diungkapkan dalam metafora pertanian. Paulus menanam, sedangkan Apolos menyiram (1 Korintus 3:6). Ini berdasarkan kronologi pelayanan mereka di Korintus. Paulus melayani lebih dulu (Kisah Para Rasul 18:1-21), kemudian Apolos mengambil alih setelah Paulus pergi (Kisah Para Rasul 18:27-19:1). Oleh karena itu, Paulus lebih pantas digambarkan sebagai penanam dan Apolos sebagai penyiram. Tidak ada tugas yang lebih penting daripada yang lainnya. 

Yang penting adalah bahwa Allah yang memberi pertumbuhan (1 Korintus 3:7).

Kata kerja "memberi pertumbuhan" dalam bentuk imperfektif menunjukkan bahwa Allah terus-menerus memberikan pertumbuhan, meskipun Paulus dan Apolos telah selesai melakukan tugas mereka. Ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah yang terpenting dan kontinuitas tindakan-Nya dalam memberikan pertumbuhan.

Pernyataan bahwa "yang penting adalah yang memberi pertumbuhan" mungkin terdengar biasa dalam konteks modern, tetapi dalam konteks kuno, ini adalah kebenaran yang luar biasa. Pada zaman itu, orang-orang menyadari bahwa keberhasilan pertanian sangat tergantung pada faktor-faktor seperti iklim atau dewa yang dipercayai sebagai pengatur pertanian. Oleh karena itu, pengakuan bahwa Tuhan adalah yang memberi pertumbuhan adalah sesuatu yang sangat istimewa.

Para Pelayan Akan Menerima Upah dari Tuhan (1 Korintus 3:8b):


Dalam bagian ini, Paulus ingin menekankan bahwa para pelayan sudah memiliki tuan mereka sendiri yang akan memberikan upah. Mereka tidak memerlukan penghargaan atau pemujaan dari jemaat sebagai gantinya. Upah yang akan mereka terima akan ditentukan berdasarkan pekerjaan masing-masing pelayan. Melalui pernyataan ini, Paulus ingin menegaskan bahwa penilaian terhadap para pelayan tidak bergantung pada penerimaan atau ketidaksetujuan jemaat terhadap mereka. Pada akhir zaman, Tuhan akan menilai pekerjaan masing-masing pelayan berdasarkan kualitasnya (1 Korintus 3:10-15).

Baca Juga: Teguran Paulus Kepada Jemaat Korintus yang Tidak Rohani (1 Korintus 3:1-4)

Pernyataan ini juga menjadi peringatan bagi para pemimpin jemaat yang melanjutkan pelayanan Paulus dan Apolos di Korintus. Mereka juga akan menghadapi penilaian yang sama. Jika mereka tidak berhati-hati dalam pelayanan mereka, mereka mungkin akan menyesal melihat hasil kerja keras mereka (1 Korintus 3:16-17).

Dasar dari semua yang dijelaskan adalah bahwa segala sesuatu adalah milik Tuhan (1 Korintus 3:9). 

Kata penghubung "karena" di awal 1 Korintus 3:9 menunjukkan bahwa ini adalah alasan dari semua yang telah dijelaskan dalam 1 Korintus 3:5-8. Ada tiga frase yang menonjol dalam ayat ini: "kami adalah kawan sekerja Allah, kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah." Frase pertama telah menimbulkan beragam penafsiran. Apakah kata "Allah" di sini berarti "milik Allah" (ASV/NIV/RSV/NASB) atau "dengan Allah" (KJV)? Alternatif pertama mungkin lebih tepat:

1. Dua kata "Allah" yang lain dalam ayat ini menunjukkan kepemilikan: kamu adalah ladang milik Allah, bangunan milik Allah.

2. Jika Paulus ingin mengatakan bahwa Paulus dan Apolos adalah kawan sekerja bersama Allah, ia mungkin akan menggunakan struktur kalimat "kami dan Allah adalah kawan sekerja," bukan "kami adalah kawan sekerja Allah."

3. Konteks lebih menekankan perbedaan posisi antara para pelayan dan Allah. Allah jauh lebih penting daripada para pelayan (1 Korintus 3:6-7). Dalam konteks seperti ini, tidak mungkin Paulus menekankan posisi para pemimpin sebagai kawan sekerja bersama Allah.

4. Di 1 Korintus 3:22-23, Paulus menutup diskusi dengan penegasan bahwa segala sesuatu adalah milik Allah.

Dengan demikian, penjelasan yang lebih masuk akal adalah bahwa Paulus di 1 Korintus 3:9 menekankan satu fakta: Allah adalah pemilik dari segala sesuatu, termasuk pelayan dan jemaat. Kebenaran ini sangat ditekankan oleh Paulus, seperti yang tercermin dalam cara dia meletakkan kata "Allah" di awal setiap frase: "[milik Allah] kami adalah kawan sekerja; [milik Allah] kamu adalah ladang; [milik Allah] bangunan." Sebagai pemilik, Allah adalah satu-satunya yang berhak menerima pengagungan dan hormat, bukan para pelayan.
Next Post Previous Post