Dosa Menghujat Roh Kudus: Markus 3:28-30
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal. Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.” (Markus 3:28-30)
[2] Mengapa dosa seperti itu tidak memperoleh pengampunan?
Jika kita mau memahami apa makna ungkapan yang kedengarannya mengerikan ini, pertama-tama kita harus memahami situasi kondisi di mana ungkapan itu dikemukakan. Ini dikatakan oleh Yesus ketika ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menyatakan bahwa penyembuhan-penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus tidak dilakukan dengan kuasa Allah, tetapi dengan kuasa si jahat. Orang-orang ini telah mampu melihat penjelmaan kasih Allah, namun menganggapnya sebagai penjelmaan kuasa Iblis.
KIta harus mulai dengan mengingat bahwa Yesus tidak menggunakan ungkapan “Roh Kudus” dalam arti seperti yang dipahami sepenuhnya oleh orang Kristen. Roh Kudus dalam segala kepenuhan-Nya tidak datang kepada manusia sampai Yesus kembali pada kemuliaan-Nya. Pada waktu Pentakosta, barulah turun ke atas manusia pengalaman luar biasa tentang Roh Kudus ini. Jadi, Yesus pasti menggunakan ungkapan ini dalam pengertian Yahudi, bukan pengertian Kristen.
Dalam pemikiran Yahudi, Roh Kudus mempunyai dua fungsi besar. Pertama, Roh itu menyatakan kebenaran Allah kepada manusia; Kedua, Roh itu memampukan manusia untuk mengenali kebenaran itu pada waktu mereka melihatnya. Pemahaman ini memberi kita kunci untuk memahami perikop ini.
[1] Roh Kudus memampukan manusia mengenali kebenaran Allah saat kebenaran ini masuk ke dalam kehidupan mereka.
KIta harus mulai dengan mengingat bahwa Yesus tidak menggunakan ungkapan “Roh Kudus” dalam arti seperti yang dipahami sepenuhnya oleh orang Kristen. Roh Kudus dalam segala kepenuhan-Nya tidak datang kepada manusia sampai Yesus kembali pada kemuliaan-Nya. Pada waktu Pentakosta, barulah turun ke atas manusia pengalaman luar biasa tentang Roh Kudus ini. Jadi, Yesus pasti menggunakan ungkapan ini dalam pengertian Yahudi, bukan pengertian Kristen.
Dalam pemikiran Yahudi, Roh Kudus mempunyai dua fungsi besar. Pertama, Roh itu menyatakan kebenaran Allah kepada manusia; Kedua, Roh itu memampukan manusia untuk mengenali kebenaran itu pada waktu mereka melihatnya. Pemahaman ini memberi kita kunci untuk memahami perikop ini.
[1] Roh Kudus memampukan manusia mengenali kebenaran Allah saat kebenaran ini masuk ke dalam kehidupan mereka.
Namun, jika manusia menolak mempraktikkan semua kemampuan yang diberikan Allah, pada akhirnya ia akan kehilangan semuanya. Jika ia cukup lama tinggal dalam kegelapan, ia akan kehilangan kemampuan untuk melihat. Jika ia cukup lama berada di atas tempat tidur, ia akan kehilangan kemampuan untuk berjalan. Jika ia menolak untuk belajar dengan sungguh-sungguh, ia akan kehilangan kemampuan belajar.
Jika ia cukup sering menolak bimbingan Roh Allah, pada akhirnya ia tidak akan mampu mengenali kebenaran itu pada waktu melihatnya. Baginya, yang jahat menjadi yang baik, dan yang baik menjadi yang jahat. Ia dapat melihat kebaikan yang dari Allah dan menyebutnya kejahatan yang berasal dari Iblis.
[2] Mengapa dosa seperti itu tidak memperoleh pengampunan?
H.B.Swete mengatakan, “Mengidentifikasikan sumber kebaikan dengan penjelmaan si jahat merupakan kerusakan moral yang tidak dapat dipulihkan oleh Sang Penjelmaan itu sendiri.” A.J. Rawlinson menyebutnya “kejahatan hakiki”, seakan-akan di sini kita melihat inti sari semua kejahatan. Bengel mengatakan, bahwa semua dosa lainnya adalah manusiawi, tetapi dosa yang satu ini adalah setani. Mengapa harus demikian?
Pikirkanlah pengaruh Yesus terhadap manusia. Yang pertama adalah bahwa manusia di mampu kan untuk melihat dirinya sebagai orang yang sungguh tidak layak jika dibandingkan dengan keindahan hidup Yesus. Kata Petrus, “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” (Lukas 5:8). Reaksi pertamanya adalah perasaan bahwa hatinya tertusuk. Hasil dari perasaan diri tak layak dan hasil dari hati yang tertusuk itu adalah hati yang menyesal.
Penyesalan yang kemudian dilanjutkan dengan pertobatan, adalah satu-satunya syarat bagi pengampunan. Akan tetapi, jika seseorang yang telah berada dalam keadaan seperti itu menolak berulang-ulang mendengarkan Roh Kudus dengan mengatakan bahwa ia sama sekali tidak melihat sesuatu yang indah di dalam Yesus, maka pandangan terhadap Yesus tidak akan menimbulkan rasa berdosa dalam dirinya. Karena ia tidak mempunyai rasa menyesal, dan oleh karena ia tidak menyesal maka ia tidak akan diampuni.
Ada salah satu cerita legenda mengenai Lucifer, di mana dikisahkan tentang bagaimana pada suatu hari seorang imam mencermati seorang pemuda yang luar biasa gantengnya di dalam jemaatnya. Sesuai badah, ia membuat pengakuan. Ia mengakui begitu banyak dosa dan sangat mengerikan sehingga bulu roma imam berdiri. Imam berkata, ”Engkau pasti sudah hidup lama untuk melakukan semua itu.” Pemuda itu menjawab, ”Namaku Lucifer, dan aku terbuang dari sorga pada permulaan sejarah.” Kata iman, ”Kendati begitu, katakanlah bahwa engkau menyesal; katakan-lah bahwa engkau bertobat dan engkau akan diampuni.” Sesaat sang pemuda menatap imam itu, lalu berbalik dan melangkah pergi. Ia tidak akan dan tidak dapat mengatakannya. Karena itulah ia tetap terbuang dan terhukum.
Hanya ada satu syarat untuk diampuni, yaitu penyesalan, yang kemudian berlanjut pada pertobatan. Sejauh seseorang melihat keindahan di dalam Kristus; sejauh orang itu membenci dosanya, sekalipun ia tidak dapat melepaskannya, bahkan sekalipun ia berada dalam lumpur yang kotor, ia tetap dapat diampuni.
Namun, jika seseorang, dengan berkali-kali menolak bimbingan Allah, telah kehilangan kemampuan untuk mengenali pada waktu ia melihatnya. Jika nilai-nilai moralnya berubah sehingga bagi dia yang jahat itu baik dan yang baik itu jahat, lalu bahkan ketika ia diperingatkan oleh Yesus, ia tidak menyadari dosanya; ia tidak dapat bertobat dan oleh karena itu ia tidak akan pernah diampuni. Inilah dosa menghujat Roh Kudus. Amin.
Pikirkanlah pengaruh Yesus terhadap manusia. Yang pertama adalah bahwa manusia di mampu kan untuk melihat dirinya sebagai orang yang sungguh tidak layak jika dibandingkan dengan keindahan hidup Yesus. Kata Petrus, “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.” (Lukas 5:8). Reaksi pertamanya adalah perasaan bahwa hatinya tertusuk. Hasil dari perasaan diri tak layak dan hasil dari hati yang tertusuk itu adalah hati yang menyesal.
Penyesalan yang kemudian dilanjutkan dengan pertobatan, adalah satu-satunya syarat bagi pengampunan. Akan tetapi, jika seseorang yang telah berada dalam keadaan seperti itu menolak berulang-ulang mendengarkan Roh Kudus dengan mengatakan bahwa ia sama sekali tidak melihat sesuatu yang indah di dalam Yesus, maka pandangan terhadap Yesus tidak akan menimbulkan rasa berdosa dalam dirinya. Karena ia tidak mempunyai rasa menyesal, dan oleh karena ia tidak menyesal maka ia tidak akan diampuni.
Ada salah satu cerita legenda mengenai Lucifer, di mana dikisahkan tentang bagaimana pada suatu hari seorang imam mencermati seorang pemuda yang luar biasa gantengnya di dalam jemaatnya. Sesuai badah, ia membuat pengakuan. Ia mengakui begitu banyak dosa dan sangat mengerikan sehingga bulu roma imam berdiri. Imam berkata, ”Engkau pasti sudah hidup lama untuk melakukan semua itu.” Pemuda itu menjawab, ”Namaku Lucifer, dan aku terbuang dari sorga pada permulaan sejarah.” Kata iman, ”Kendati begitu, katakanlah bahwa engkau menyesal; katakan-lah bahwa engkau bertobat dan engkau akan diampuni.” Sesaat sang pemuda menatap imam itu, lalu berbalik dan melangkah pergi. Ia tidak akan dan tidak dapat mengatakannya. Karena itulah ia tetap terbuang dan terhukum.
Hanya ada satu syarat untuk diampuni, yaitu penyesalan, yang kemudian berlanjut pada pertobatan. Sejauh seseorang melihat keindahan di dalam Kristus; sejauh orang itu membenci dosanya, sekalipun ia tidak dapat melepaskannya, bahkan sekalipun ia berada dalam lumpur yang kotor, ia tetap dapat diampuni.
Namun, jika seseorang, dengan berkali-kali menolak bimbingan Allah, telah kehilangan kemampuan untuk mengenali pada waktu ia melihatnya. Jika nilai-nilai moralnya berubah sehingga bagi dia yang jahat itu baik dan yang baik itu jahat, lalu bahkan ketika ia diperingatkan oleh Yesus, ia tidak menyadari dosanya; ia tidak dapat bertobat dan oleh karena itu ia tidak akan pernah diampuni. Inilah dosa menghujat Roh Kudus. Amin.