Amsal 8:32-36 - Nasihat Hikmat
Matthew Henry (1662 – 1714)
[II]. Jaminan kebahagiaan bagi semua orang yang benar-benar mendengarkan Hikmat. Berbahagialah mereka (ayat 32), dan sekali lagi berbahagialah (Amsal 8:34). Sungguh berbahagia orang-orang yang berjaga-jaga dan menunggu pada pintu Hikmat. Bahkan, dengan hadir di sana saja sudah merupakan kebahagiaan bagi mereka. Itulah tempat terbaik bagi mereka. Sungguh berbahagia orang-orang yang menunggu di sana, karena mereka tidak akan dibiarkan menunggu lama.
Biarlah mereka terus mengetok-ngetok, maka sebentar lagi pintu akan dibukakan bagi mereka. Mereka sedang mencari Hikmat, dan mereka akan mendapatkan apa yang mereka cari. Tetapi akankah Hikmat itu membuat mereka menjadi lebih baik jika mereka mendapatkannya? Ya (Amsal 8:35): siapa mendapatkan aku, mendapatkan hidup, yaitu, semua kebahagiaan, semua kebaikan yang diperlukan atau yang dapat diinginkannya. Ia mendapatkan hidup di dalam anugerah itu, yang merupakan dasar dari kehidupan rohani dan janji akan kehidupan kekal.
Ia mendapatkan hidup, sebab TUHAN berkenan akan dia, dan perkenanan-Nya adalah hidup. Jika raja memberikan perkenanannya kepada anak yang bijak, terlebih lagi Raja segala raja akan memberikan perkenanan-Nya. Kristus adalah Hikmat, dan barang siapa yang mendapatkan Kristus, yang memiliki kepentingan di dalam Dia, mendapatkan hidup.
Baca Juga: Amsal 8:22-31 - Hikmat Kekal dan Ilahi
1. Kejahatan mereka sangatlah besar.
BAHASAN : Amsal 8:32-36 - Nasihat Hikmat
Di sini kita mendapati penerapan dari perbincangan mengenai Hikmat. Rancangan dan tujuannya adalah untuk membuat kita semua tunduk sepenuhnya kepada hukum-hukum agama, untuk membuat kita bijaksana dan baik, tidak untuk mengisi kepala kita dengan rekaan-rekaan, atau lidah kita dengan sengketa-sengketa, tetapi untuk meluruskan apa yang salah dalam hati dan hidup kita. Untuk mencapai hal ini, di sini terdapat:
[I]. Sebuah nasihat untuk mendengarkan dan mematuhi suara Hikmat, untuk memperhatikan dan mengikuti didikan-didikan yang baik yang diberikan firman Allah kepada kita, dan di dalam didikan-didikan itu mengenali suara Kristus, sebagaimana domba mengenali suara gembalanya.
1. Kita harus menjadi pendengar-pendengar firman yang rajin.
Di sini kita mendapati penerapan dari perbincangan mengenai Hikmat. Rancangan dan tujuannya adalah untuk membuat kita semua tunduk sepenuhnya kepada hukum-hukum agama, untuk membuat kita bijaksana dan baik, tidak untuk mengisi kepala kita dengan rekaan-rekaan, atau lidah kita dengan sengketa-sengketa, tetapi untuk meluruskan apa yang salah dalam hati dan hidup kita. Untuk mencapai hal ini, di sini terdapat:
[I]. Sebuah nasihat untuk mendengarkan dan mematuhi suara Hikmat, untuk memperhatikan dan mengikuti didikan-didikan yang baik yang diberikan firman Allah kepada kita, dan di dalam didikan-didikan itu mengenali suara Kristus, sebagaimana domba mengenali suara gembalanya.
1. Kita harus menjadi pendengar-pendengar firman yang rajin.
Sebab bagaimana kita bisa percaya kepada Dia yang belum pernah kita dengar? “Hai anak-anak, dengarkanlah aku” (Amsal 8:32), “Bacalah firman yang tertulis, duduklah di bawah firman yang disampaikan, pujilah Allah untuk firman yang ditulis dan diberitakan itu, dan dengarkanlah Dia berbicara kepadamu di dalamnya.” Biarlah anak-anak bertumbuh dewasa, dan apa yang mereka dengarkan pada waktu itu, ada kemungkinan, akan menghiasi dan mengatur perilaku mereka sepanjang hidup mereka. Biarlah anak-anak Hikmat membenarkan Hikmat dengan mendengarkannya dan menunjukkan diri mereka sebagai anak-anaknya yang sesungguhnya. Kita harus mendengarkan perkataan Hikmat,
(a). Dengan berserah diri, dan dengan hati yang rela (Amsal 8:33):
(a). Dengan berserah diri, dan dengan hati yang rela (Amsal 8:33):
“Dengarkanlah didikan, dan janganlah mengabaikannya, entah sebagai sesuatu yang tidak engkau perlukan atau sesuatu yang tidak engkau sukai. Didikan itu ditawarkan kepadamu sebagai kebaikan, dan engkau sendirilah yang akan rugi jika engkau mengabaikannya.” Siapa menolak nasihat Allah, ia menolaknya untuk melawan dirinya sendiri (Lukas 7:30). “Janganlah mengabaikannya sekarang, supaya jangan engkau tidak mendapatkan tawaran lagi.”
(b). Secara tetap, dan dengan penuh perhatian. Kita harus mendengar-kan Hikmat sedemikian rupa sehingga setiap hari kita harus menunggu pada pintunya, seperti pengemis yang meminta sedekah, seperti pelanggan dan orang sakit yang menantikan nasihat. Kita harus menunggunya sebagai hamba, dengan kerendahan hati, kesabaran, dan kesediaan untuk taat, di tiang pintu gerbangnya.
Lihatlah di sini betapa baiknya rumah yang dijaga oleh Hikmat, sebab di situ tiada hari tanpa sedekah. Betapa bagusnya sekolah yang di dirikan-nya, sebab di situ tiada hari tanpa belajar. Selama kita mempunyai pekerjaan-pekerjaan Allah di depan mata kita, dan firman-Nya di tangan kita, maka kita dapat mendengarkan Hikmat setiap hari, dan menerima didikan darinya. Lihatlah di sini betapa semua murid Kristus dituntut untuk memberikan perhatian dengan patuh dan rajin. Mereka harus menunggu pada pintu.
1). Kita harus meraih segala kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan dan anugerah, dan harus masuk, serta tetap berada, di dalam persekutuan dengan Allah secara tetap dan terus-menerus.
2). Kita harus bersikap sangat rendah hati dalam memperhatikan didikan-didikan ilahi, dan dengan senang hati duduk di mana saja, sekalipun di tempat yang paling hina, asalkan bisa mendengarkannya, seperti Daud, yang dengan senang hati mau menjadi penjaga pintu di rumah Allah.
3). Kita harus menaikkan harapan-harapan kita untuk mendapatkan didikan-didikan ini, dan mendengarkannya dengan hati-hati, dengan sabar, dan dengan tekun. Kita harus berjaga-jaga dan menunggu, seperti orang banyak yang mendengarkan Kristus, yang terpikat pada-Nya dan ingin mendengarkan Dia, seperti yang dikatakan dalam bahasa aslinya dalam Lukas 19:48, dan Lukas 21:38, banyak orang datang pagi-pagi untuk mendengarkan Dia.
2. Kita harus menjadi pekerja-pekerja yang cermat, sebab kita mendapat berkat hanya dengan melakukan perbuatan baik. Mendengarkan perkataan Hikmat saja tidaklah cukup, kita juga harus memelihara jalan-jalannya (Amsal 8:32), melakukan segala sesuatu yang ditetapkannya, tetap berada di dalam batas-batas jalannya, dan tidak melanggarnya, mengikuti jejak-jejak langkahnya, terus berjalan dan bertahan di dalamnya. “Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak. Biarlah itu menjadi sarana untuk menjadikanmu bijak dalam mengatur perilakumu.” Apa yang kita ketahui percuma saja jika tidak menjadikan kita bijak (Amsal 8:33).
(b). Secara tetap, dan dengan penuh perhatian. Kita harus mendengar-kan Hikmat sedemikian rupa sehingga setiap hari kita harus menunggu pada pintunya, seperti pengemis yang meminta sedekah, seperti pelanggan dan orang sakit yang menantikan nasihat. Kita harus menunggunya sebagai hamba, dengan kerendahan hati, kesabaran, dan kesediaan untuk taat, di tiang pintu gerbangnya.
Lihatlah di sini betapa baiknya rumah yang dijaga oleh Hikmat, sebab di situ tiada hari tanpa sedekah. Betapa bagusnya sekolah yang di dirikan-nya, sebab di situ tiada hari tanpa belajar. Selama kita mempunyai pekerjaan-pekerjaan Allah di depan mata kita, dan firman-Nya di tangan kita, maka kita dapat mendengarkan Hikmat setiap hari, dan menerima didikan darinya. Lihatlah di sini betapa semua murid Kristus dituntut untuk memberikan perhatian dengan patuh dan rajin. Mereka harus menunggu pada pintu.
1). Kita harus meraih segala kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan dan anugerah, dan harus masuk, serta tetap berada, di dalam persekutuan dengan Allah secara tetap dan terus-menerus.
2). Kita harus bersikap sangat rendah hati dalam memperhatikan didikan-didikan ilahi, dan dengan senang hati duduk di mana saja, sekalipun di tempat yang paling hina, asalkan bisa mendengarkannya, seperti Daud, yang dengan senang hati mau menjadi penjaga pintu di rumah Allah.
3). Kita harus menaikkan harapan-harapan kita untuk mendapatkan didikan-didikan ini, dan mendengarkannya dengan hati-hati, dengan sabar, dan dengan tekun. Kita harus berjaga-jaga dan menunggu, seperti orang banyak yang mendengarkan Kristus, yang terpikat pada-Nya dan ingin mendengarkan Dia, seperti yang dikatakan dalam bahasa aslinya dalam Lukas 19:48, dan Lukas 21:38, banyak orang datang pagi-pagi untuk mendengarkan Dia.
2. Kita harus menjadi pekerja-pekerja yang cermat, sebab kita mendapat berkat hanya dengan melakukan perbuatan baik. Mendengarkan perkataan Hikmat saja tidaklah cukup, kita juga harus memelihara jalan-jalannya (Amsal 8:32), melakukan segala sesuatu yang ditetapkannya, tetap berada di dalam batas-batas jalannya, dan tidak melanggarnya, mengikuti jejak-jejak langkahnya, terus berjalan dan bertahan di dalamnya. “Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak. Biarlah itu menjadi sarana untuk menjadikanmu bijak dalam mengatur perilakumu.” Apa yang kita ketahui percuma saja jika tidak menjadikan kita bijak (Amsal 8:33).
[II]. Jaminan kebahagiaan bagi semua orang yang benar-benar mendengarkan Hikmat. Berbahagialah mereka (ayat 32), dan sekali lagi berbahagialah (Amsal 8:34). Sungguh berbahagia orang-orang yang berjaga-jaga dan menunggu pada pintu Hikmat. Bahkan, dengan hadir di sana saja sudah merupakan kebahagiaan bagi mereka. Itulah tempat terbaik bagi mereka. Sungguh berbahagia orang-orang yang menunggu di sana, karena mereka tidak akan dibiarkan menunggu lama.
Biarlah mereka terus mengetok-ngetok, maka sebentar lagi pintu akan dibukakan bagi mereka. Mereka sedang mencari Hikmat, dan mereka akan mendapatkan apa yang mereka cari. Tetapi akankah Hikmat itu membuat mereka menjadi lebih baik jika mereka mendapatkannya? Ya (Amsal 8:35): siapa mendapatkan aku, mendapatkan hidup, yaitu, semua kebahagiaan, semua kebaikan yang diperlukan atau yang dapat diinginkannya. Ia mendapatkan hidup di dalam anugerah itu, yang merupakan dasar dari kehidupan rohani dan janji akan kehidupan kekal.
Ia mendapatkan hidup, sebab TUHAN berkenan akan dia, dan perkenanan-Nya adalah hidup. Jika raja memberikan perkenanannya kepada anak yang bijak, terlebih lagi Raja segala raja akan memberikan perkenanan-Nya. Kristus adalah Hikmat, dan barang siapa yang mendapatkan Kristus, yang memiliki kepentingan di dalam Dia, mendapatkan hidup.
Baca Juga: Amsal 8:22-31 - Hikmat Kekal dan Ilahi
Sebab Kristus adalah hidup bagi semua orang percaya. Barang siapa memiliki Anak Allah, ia memiliki hidup, hidup kekal, dan dia akan mendapatkan perkenanan TUHAN, yang amat berkenan kepada semua orang yang ada di dalam Kristus. Kita tidak akan dapat memperoleh perkenanan Allah, kecuali kita mendapatkan Kristus dan didapati di dalam Dia.
[III]. Hukuman ditimpakan kepada semua orang yang menolak Hikmat dan tawaran-tawarannya (Amsal 8: 36). Mereka dibiarkan menghancurkan diri mereka sendiri, dan Hikmat tidak akan menghalang-halangi mereka, karena mereka telah mengabaikan semua nasihatnya.
[III]. Hukuman ditimpakan kepada semua orang yang menolak Hikmat dan tawaran-tawarannya (Amsal 8: 36). Mereka dibiarkan menghancurkan diri mereka sendiri, dan Hikmat tidak akan menghalang-halangi mereka, karena mereka telah mengabaikan semua nasihatnya.
1. Kejahatan mereka sangatlah besar.
Mereka berdosa terhadap Hikmat, memberontak melawan terang dan hukum-hukumnya, mengacaukan rancangan-rancangannya, dan dengan kebodohan mereka menyakiti hatinya. Mereka berdosa terhadap Kristus. Mereka menghina wewenang-Nya, dan melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan semua tujuan dari kehidupan dan kematian-Nya. Hal ini dipandang sebagai kebencian terhadap Hikmat, kebencian terhadap Kristus. Mereka yang tidak mau Dia memerintah atas mereka adalah musuh-musuh-Nya. Adakah yang tampak lebih buruk selain membenci Dia yang merupakan pusat dari segala keindahan dan sumber dari segala kebaikan, Dia yang adalah kasih itu sendiri?
2. Hukuman yang akan mereka dapatkan sangatlah adil, sebab mereka dengan sengaja mendatangkannya ke atas diri mereka sendiri.
(a). Orang-orang yang membangkitkan amarah Kristus melakukan kesalahan terbesar pada diri mereka sendiri. Mereka merugikan diri mereka sendiri. Mereka melukai hati nurani mereka sendiri, mendatangkan aib dan noda pada jiwa mereka sendiri, yang membuat mereka menjijikkan di mata Allah, dan tidak layak bersekutu dengan-Nya. Mereka menipu diri mereka sendiri, mengganggu diri mereka sendiri, dan menghancurkan diri mereka sendiri. Dosa adalah kerugian bagi jiwa.
(b). Orang-orang yang menentang Kristus, mencintai kehancuran mereka sendiri: semua orang yang membenci Aku, mencintai maut. Mereka mencintai apa yang akan mendatangkan maut bagi mereka, dan menjauhkan sesuatu yang akan mendatangkan hidup bagi mereka. Orang-orang berdosa itu mati karena mereka akan mati, yang membuat mereka tidak dapat berdalih, membuat penghukuman mereka semakin tak tertahankan lagi, dan akan membenarkan Allah untuk selama-lamanya dalam menghakimi. Hai Israel, engkau telah menghancurkan dirimu sendiri.
2. Hukuman yang akan mereka dapatkan sangatlah adil, sebab mereka dengan sengaja mendatangkannya ke atas diri mereka sendiri.
(a). Orang-orang yang membangkitkan amarah Kristus melakukan kesalahan terbesar pada diri mereka sendiri. Mereka merugikan diri mereka sendiri. Mereka melukai hati nurani mereka sendiri, mendatangkan aib dan noda pada jiwa mereka sendiri, yang membuat mereka menjijikkan di mata Allah, dan tidak layak bersekutu dengan-Nya. Mereka menipu diri mereka sendiri, mengganggu diri mereka sendiri, dan menghancurkan diri mereka sendiri. Dosa adalah kerugian bagi jiwa.
(b). Orang-orang yang menentang Kristus, mencintai kehancuran mereka sendiri: semua orang yang membenci Aku, mencintai maut. Mereka mencintai apa yang akan mendatangkan maut bagi mereka, dan menjauhkan sesuatu yang akan mendatangkan hidup bagi mereka. Orang-orang berdosa itu mati karena mereka akan mati, yang membuat mereka tidak dapat berdalih, membuat penghukuman mereka semakin tak tertahankan lagi, dan akan membenarkan Allah untuk selama-lamanya dalam menghakimi. Hai Israel, engkau telah menghancurkan dirimu sendiri.