Kasih Agape: Anugerah Keselamatan dalam Yohanes 3:16
Pendahuluan:
Disini ditunjukkan kasih Allah
yang begitu besar, lewat pengorbanan Anak
Allah yang telah mati di kayu salib. Dalam
ayat ini Allah mengungkapkan isi hati Allah
dan tujuan Allah kepada manusia, yakni
menyelamatkan manusia.
Pembahasan
Kata "kasih" diterjemahkan dari bahasa Yunani yang sebenarnya dalam bentuk kata kerja, yaitu "ἠγάπησεν" (ēgapēsen), dari akar kata "agape" yang bermakna "kasih tanpa pamrih" atau "kasih tanpa mengharapkan balasan", suatu bentuk cinta yang paling mulia.
Agape adalah istilah Yunani yang berarti 'cinta yang tidak mementingkan diri sendiri, atau cinta tanpa batas, atau cinta tanpa syarat ( dalam bahasa Inggris dipakai kata - unconditional love). Kasih agape bukanlah kasih yang egois, tetapi kasih tulus yang tidak dibatasi dengan apa pun juga.
Dalam tradisi Kristen, agape berarti cinta yang bersifat total, kerap identik dengan cinta Tuhan terhadap ciptaan-Nya. Dan tak ada satu pun manusia yang dapat memiliki kasih seperti Allah ini. "Kasih Allah" dalam ayat ini dikatakan cukup luas untuk menjangkau semua orang, yaitu "dunia ini"
Dalam kitab PL sesungguhnya kasih Allah telah nyata, melalui penyertaan-Nya atas umat-Nya. Namun kematian Yesus di kayu salib adalah bukti kasih terbesar dari Allah. karna Ia mati untuk menebus kesalahan manusia, bukan kesalahan-Nya sendiri dalam hal ini, dapat dipahami beberapa bentuk dari kasih Allah yang sejati
1. memberikan kehidupan kekal
Dalam kitab PL sesungguhnya kasih Allah telah nyata, melalui penyertaan-Nya atas umat-Nya. Namun kematian Yesus di kayu salib adalah bukti kasih terbesar dari Allah. karna Ia mati untuk menebus kesalahan manusia, bukan kesalahan-Nya sendiri dalam hal ini, dapat dipahami beberapa bentuk dari kasih Allah yang sejati
1. memberikan kehidupan kekal
"Hidup kekal" diterjemahkan dari dua kata bahasa Yunani "ζωὴν αἰώνιον" (zōēn aiōnion), yaitu "ζωή" (zóé), yang artinya "hidup, kehidupan", dan "αἰώνιος" (aiónios), yang artinya "selama-lamanya, abadi, kekal".
Hidup kekal adalah anugerah yang diberikan Allah kepada mereka yang telah lahir baru. Karena bentuk katanya adalah masa sekarang, maka artinya "kehidupan kekal" sudah dijalani "sekarang ini juga", bukan masih menunggu pada masa depan. Kata Kekal tidak hanya terfokus pada hidup yang abadi, namun juga hidup yang berkualitas, atau bisa disebut juga sebagai kehidupan yang ilahi, yakni kehidupan yang membebaskan orang beriman dari kuasa dosa dan Iblis serta meniadakan yang duniawi di dalam diri orang itu supaya ia dapat mengenal Allah
Kehidupan kekal ini Allah berikan kepada umat-Nya, yakni mereka yang telah percaya kepada-Nya sehingga memperoleh keselamatan itu, dan juga mengerjakan keselamatannya dengan takut akan Tuhan. kehidupan kekal tidak akan mungkin diperoleh jika keselamatan itu tidak dapat dipertanggungjawabkan
2. Tidak menghakimi
Hidup kekal adalah anugerah yang diberikan Allah kepada mereka yang telah lahir baru. Karena bentuk katanya adalah masa sekarang, maka artinya "kehidupan kekal" sudah dijalani "sekarang ini juga", bukan masih menunggu pada masa depan. Kata Kekal tidak hanya terfokus pada hidup yang abadi, namun juga hidup yang berkualitas, atau bisa disebut juga sebagai kehidupan yang ilahi, yakni kehidupan yang membebaskan orang beriman dari kuasa dosa dan Iblis serta meniadakan yang duniawi di dalam diri orang itu supaya ia dapat mengenal Allah
Kehidupan kekal ini Allah berikan kepada umat-Nya, yakni mereka yang telah percaya kepada-Nya sehingga memperoleh keselamatan itu, dan juga mengerjakan keselamatannya dengan takut akan Tuhan. kehidupan kekal tidak akan mungkin diperoleh jika keselamatan itu tidak dapat dipertanggungjawabkan
2. Tidak menghakimi
Yesus adalah Allah yang kasih, Ia datang ke dunia untuk orang-orang berdosa. Yesus datang untuk membawa orang-orang berdosa dari kegelapan kepada terang-Nya.
Dalam kitab Yohanes dituliskan beberapa percakapan antara Yesus dengan orang berdosa. Ada Nikodemus, perempuan samaria, dan ada beberapa yang lainnya. Dalam pembahasan ini, kita sudah melihat kehidupan Nikodemus, yang di mana walaupun dia adalah seorang farisi, namun Yesus tidak menolak ketika Nikodemus datang menghampirinya pada malam itu. Padahal orang-orang farisi selalu mencari cara untuk menjatuhkan Yesus, namun itu tidak menjadi penghalang buat Yesus menerimanya, karena Yesus datang untuk orang-orang berdosa
Penghakiman adalah haknya Tuhan, manusia tidak punya hak untuk menghakimi siapa pun juga dan dengan alasan apa pun juga. Orang-orang merasa risih ketika ada orang berdosa yang datang menghampiri Tuhan, merasa kalau hidupnya sudah yang paling benar, sehingga mampu menghakimi orang yang berbuat dosa. Mereka lupa, bahwa tak satu pun manusia yang luput dari dosa, sehingga tidak satu pun yang mempunyai hak untuk menghakimi
Salah satu contoh ketika Yesus datang ke bait Allah, orang-orang datang membawa seorang wanita yang telah berzinah. Mereka membawanya dan meminta pendapat Yesus mengenai bagaimana menyikapi perbuatan perempuan itu. Mereka sengaja melakukan ini agar dapat mempersalahkan Yesus.
Dalam kitab Yohanes dituliskan beberapa percakapan antara Yesus dengan orang berdosa. Ada Nikodemus, perempuan samaria, dan ada beberapa yang lainnya. Dalam pembahasan ini, kita sudah melihat kehidupan Nikodemus, yang di mana walaupun dia adalah seorang farisi, namun Yesus tidak menolak ketika Nikodemus datang menghampirinya pada malam itu. Padahal orang-orang farisi selalu mencari cara untuk menjatuhkan Yesus, namun itu tidak menjadi penghalang buat Yesus menerimanya, karena Yesus datang untuk orang-orang berdosa
Penghakiman adalah haknya Tuhan, manusia tidak punya hak untuk menghakimi siapa pun juga dan dengan alasan apa pun juga. Orang-orang merasa risih ketika ada orang berdosa yang datang menghampiri Tuhan, merasa kalau hidupnya sudah yang paling benar, sehingga mampu menghakimi orang yang berbuat dosa. Mereka lupa, bahwa tak satu pun manusia yang luput dari dosa, sehingga tidak satu pun yang mempunyai hak untuk menghakimi
Salah satu contoh ketika Yesus datang ke bait Allah, orang-orang datang membawa seorang wanita yang telah berzinah. Mereka membawanya dan meminta pendapat Yesus mengenai bagaimana menyikapi perbuatan perempuan itu. Mereka sengaja melakukan ini agar dapat mempersalahkan Yesus.
Yesus dalam hal ini menjadi serba salah, jika Yesus mengiyakan perkatakan mereka, yakni sesuai hukum Musa perempuan itu harus dilempari dengan batu, maka Firman yang Yesus sampaikan mengenai kasih dan pengampunan akan menjadi cerita belaka. Namun jika Yesus melarang mereka melakukan hukum Taurat, maka Yesus juga dinyatakan bersalah.
Oleh sebab itu Yesus mengambil waktu untuk berdiam, lalu Ia berkata “Barang siapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah Ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Hal ini lantas membuat orang-orang saat itu jadi berpikir, dan menyadari bahwa mereka tidak luput dari dosa. Satu-satunya orang yang layak melemparkan batu itu hanyalah Yesus, karena Yesus tidak memiliki natur dosa dalam diri-Nya sehingga Ia tidak dapat berbuat dosa. Dalam Namun Yesus tidak melakukan hal itu karena Ia memiliki kasih di dalam dirinya.
Yohanes 8:15-16 mencatat bahwa manusia menghakimi menurut dirinya sendiri, namun tidak demikian halnya dengan Tuhan, Jika Tuhan melakukannya, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku.” Ia tidak menghakimi orang berdosa yang mau meninggalkan dosanya. Namun penghakiman itu akan diberikan kepada mereka yang tetap tinggal di dalam dosa. Manusia tidak luput dari kesalahan atau dosa, namun manusia tidak boleh tetap tinggal dalam dosa itu
3. Anugerah Keselamatan
Bentuk kasih Allah yang sejati bagi kita adalah keselamatan yang telah Ia berikan melalui kematian Yesus di kayu salib. Dalam Yohanes 3:16 menyatakan kebesaran kasih Allah, anugerah keselamatan yang Allah berikan kepada orang percaya.
Keselamatan meliputi segenap karya Allah dalam membawa manusia keluar dari hukuman menuju pembenaran, dari kematian ke kehidupan kekal, dari musuh menjadi anak. Dari sudut pandangan manusia keselamatan mencakup segala berkat yang berada di dalam Kristus, yang bisa diperoleh dalam kehidupan sekarang maupun kehidupan yang akan datang.
Yesus harus mati dikayu salib, sebab Ia harus menebus dosa manusia dengan menjadi manusia juga dan mengorbankan darah-Nya yang suci dan tak bercela sebagai penebusan akan dosa manusia. dengan kematian Yesus juga, hubungan Allah dengan manusia telah dipulihkan atau kematian Yesus memperdamaikan Allah dengan manusia. kata penebusan berasal dari kata “Agorazo”yang berarti “membeli dari pasar. Kata ini dipakai karena memang kita telah dibeli oleh Allah dari pasar budak dosa dan telah dibebaskan dari ikatan dosa itu. Tidak ada satu pun manusia dapat menebus dosanya sendiri, karena seluruh umat manusia telah berbuat dosa
Anugerah keselamatan ini adalah bukti kasih Allah yang sejati kepada manusia yang menjadi topik utama dalam Alkitab. Jika Yesus tidak mati, maka nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama hanya akan menjadi sebuah cerita. Namun dengan kematian Kristus, nubuat itu digenapi dan orang percaya bisa menerima keselamatan itu.
Ketiga hal ini menjadi bukti kasih Allah yang begitu besar kepada manusia. namun dapat dilihat bahwa hari-hari ini manusia semakin jahat dan tentunya hal ini menjadi kesedihan bagi Allah. Sebab Allah rindu seluruh dunia menerima keselamatan, namun tidak semua manusia rindu untuk percaya kepada-Nya. Untuk itu dalam merespons keselamatan itu, orang percaya perlu untuk memiliki hal-hal berikut ini;
1. Percaya bahwa Yesus adalah Tuhan
Ini merupakan syarat utama dalam merespons keselamatan itu. Sebab syarat utama dalam menerima keselamatan itu adalah percaya kepada Yesus bahwa Ia adalah Tuhan.
Matius 19:30 mencatat “tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir menjadi yang terdahulu”. Hal ini berarti, banyak orang yang sudah terlebih dahulu mengikut Tuhan, namun hatinya tidak sepenuhnya diberikan kepada Tuhan, merasa bahwa mengikuti rutinitas gereja sudah cukup untuk dia bisa masuk ke dalam kerajaan sorga
Sementara ada banyak orang yang dahulunya tidak mengenal Tuhan, namun karena adanya pengalaman pribadi yang membawanya kepada Tuhan, maka sering kali orang ini lebih setia kepada Tuhan daripada orang kristen yang telah mengikut Tuhan sejak lama. Untuk itu, dalam mengikut Tuhan, hendaklah kita Percaya kepada-Nya dengan sepenuh hati, karena Tuhan sungguh mengasihi umat-Nya
Untuk dapat percaya kepada-Nya hanya dapat dilakukan jika Roh Kudus tinggal di dalamnya. Dalam keselamatan, Roh Kudus berperan dalam meyakinkan orang yang tidak percaya, meregenerasi seseorang untuk memberikan kepadanya kehidupan rohani, mendiami orang percaya, membaptiskan orang percaya ke dalam persekutuan dengan Kristus dan dengan orang Kristen lain, dan memateraikan orang percaya.
Tanpa Roh Kudus, tidak mungkin seseorang bisa percaya kepada Tuhan dan pekerjaan-Nya. Sebab dunia tidak akan memahami pekerjaan Allah yang Ilahi, walaupun ilmu yang dimiliki sudah sangat baik. Seperti Nikodemus, ketika ia berbincang dengan Yesus, dia tidak memahami perkataan Yesus, padahal Nikodemus adalah seorang pengajar Israel (Yohanes 3:10)
Untuk itu mintalah Roh Kudus untuk tetap diam di dalam hati kita, agar Roh Kudus tetap menuntun kehidupan ini untuk tetap percaya kepada Yesus dalam segala hal yang terjadi. Dengan percaya, maka itu adalah langkah awal dalam merespons kasih Karunia Allah dalam kehidupan umat yang dikasihi-Nya
2. Mengakui Yesus adalah Tuhan
Pengakuan itu sangat penting. Dalam membangun suatu hubungan dengan lawan jenis, perlu ada pengakuan tentang perasaan yang dimiliki, sehingga lewat pengakuan itu akan tercipta kepastian yang jelas dalam hubungan tersebut. begitu juga dengan Tuhan, perlu adanya pengakuan di dalam hati sebagai bentuk kepastian dari iman yang kita miliki. Roma 10:9-10 mencatat dengan mulut mengaku dan dengan hati percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan hati akan diselamatkan
Ayat ini jelas mengatakan bahwa untuk diselamatkan, percaya saya tidak cukup, tetapi juga harus ada pengakuan di dalamnya. Orang Kristen cenderung malu untuk mengakui Yesus adalah Tuhan, mereka berpikir percaya mengikuti kegiatan agama saja sudah cukup. Namun dari ayat ini dapat dilihat bahwa mulut ini juga harus mengeluarkan pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan
Karena itu percayalah kepada Tuhan Yesus yang telah menyampaikan janji firman-Nya dan senantiasa memperkatakan firman Tuhan sebagai wujud pengakuan iman yang dimiliki, supaya kuasa firman-Nya bekerja dan berlaku dalam hidup orang-orang percaya.
Pengakuan iman suatu konsep yang harus dipahami dengan benar oleh setiap orang percaya. Sebab di dalam konsep ini, keselamatan manusia tidak ditentukan oleh perbuatan yang dilakukannya, “melainkan berdasarkan anugerah dari Allah yang diterima melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat. Keselamatan itu bukan karena pekerjaan atau perbuatan manusia, melainkan keselamatan itu anugerah Allah”. walau keselamatan itu adalah anugerah dari Allah, namun tetap saja pengakuan itu adalah hal yang perlu untuk dilakukan sebagai bukti dari iman yang dimiliki di dalam hati.
3. Mengerjakan keselamatan
Keselamatan diberikan kepada manusia secara cuma-cuma, karena Yesus sudah menebus dosa manusia di kayu salib. Namun diperlukan ketaatan kepada Tuhan. Paulus menjelaskan bahwa manusia yang sudah menerima keselamatan itu harus bisa mengerjakan keselamatannya, yakni dengan menentang dosa, dan mengikuti tuntunan Roh Kudus yang ada di hati setiap orang percaya.
Sebab Roh kudus memang diutus untuk menuntun kehidupan setiap orang percaya, sehingga orang yang percaya harus bisa menghormati keberadaan Roh Kudus ini dengan cara mengikuti tuntunan Roh kudus. Sebab hanya roh kudus yang bisa membawa manusia kepada jalan kebenaran itu. Mengerjakan keselamatan ini harus terus menerus dilakukan di sepanjang kehidupan orang percaya itu, sampai kepada akhir hidupnya. Sebab orang percaya tidak lagi melakukan keinginan hatinya, tetapi melakukan segala sesuatu yang Allah kehendaki.
Selain itu, dengan mengerjakan keselamatan yang telah Allah berikan ini, ini adalah bukti tanggung jawab dari apa yang telah Tuhan percayakan kepada orang percaya. Sebab memang keselamatan itu diberikan dengan cuma-cuma, namun keselamatan itu telah dibayar oleh darah-Nya yang mahal.
Baca Juga: Kasih Sejati (Apa dan Memahaminya)
Oleh sebab itu Yesus mengambil waktu untuk berdiam, lalu Ia berkata “Barang siapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah Ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Hal ini lantas membuat orang-orang saat itu jadi berpikir, dan menyadari bahwa mereka tidak luput dari dosa. Satu-satunya orang yang layak melemparkan batu itu hanyalah Yesus, karena Yesus tidak memiliki natur dosa dalam diri-Nya sehingga Ia tidak dapat berbuat dosa. Dalam Namun Yesus tidak melakukan hal itu karena Ia memiliki kasih di dalam dirinya.
Yohanes 8:15-16 mencatat bahwa manusia menghakimi menurut dirinya sendiri, namun tidak demikian halnya dengan Tuhan, Jika Tuhan melakukannya, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku.” Ia tidak menghakimi orang berdosa yang mau meninggalkan dosanya. Namun penghakiman itu akan diberikan kepada mereka yang tetap tinggal di dalam dosa. Manusia tidak luput dari kesalahan atau dosa, namun manusia tidak boleh tetap tinggal dalam dosa itu
3. Anugerah Keselamatan
Bentuk kasih Allah yang sejati bagi kita adalah keselamatan yang telah Ia berikan melalui kematian Yesus di kayu salib. Dalam Yohanes 3:16 menyatakan kebesaran kasih Allah, anugerah keselamatan yang Allah berikan kepada orang percaya.
Keselamatan meliputi segenap karya Allah dalam membawa manusia keluar dari hukuman menuju pembenaran, dari kematian ke kehidupan kekal, dari musuh menjadi anak. Dari sudut pandangan manusia keselamatan mencakup segala berkat yang berada di dalam Kristus, yang bisa diperoleh dalam kehidupan sekarang maupun kehidupan yang akan datang.
Yesus harus mati dikayu salib, sebab Ia harus menebus dosa manusia dengan menjadi manusia juga dan mengorbankan darah-Nya yang suci dan tak bercela sebagai penebusan akan dosa manusia. dengan kematian Yesus juga, hubungan Allah dengan manusia telah dipulihkan atau kematian Yesus memperdamaikan Allah dengan manusia. kata penebusan berasal dari kata “Agorazo”yang berarti “membeli dari pasar. Kata ini dipakai karena memang kita telah dibeli oleh Allah dari pasar budak dosa dan telah dibebaskan dari ikatan dosa itu. Tidak ada satu pun manusia dapat menebus dosanya sendiri, karena seluruh umat manusia telah berbuat dosa
Anugerah keselamatan ini adalah bukti kasih Allah yang sejati kepada manusia yang menjadi topik utama dalam Alkitab. Jika Yesus tidak mati, maka nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama hanya akan menjadi sebuah cerita. Namun dengan kematian Kristus, nubuat itu digenapi dan orang percaya bisa menerima keselamatan itu.
Ketiga hal ini menjadi bukti kasih Allah yang begitu besar kepada manusia. namun dapat dilihat bahwa hari-hari ini manusia semakin jahat dan tentunya hal ini menjadi kesedihan bagi Allah. Sebab Allah rindu seluruh dunia menerima keselamatan, namun tidak semua manusia rindu untuk percaya kepada-Nya. Untuk itu dalam merespons keselamatan itu, orang percaya perlu untuk memiliki hal-hal berikut ini;
1. Percaya bahwa Yesus adalah Tuhan
Ini merupakan syarat utama dalam merespons keselamatan itu. Sebab syarat utama dalam menerima keselamatan itu adalah percaya kepada Yesus bahwa Ia adalah Tuhan.
Matius 19:30 mencatat “tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir menjadi yang terdahulu”. Hal ini berarti, banyak orang yang sudah terlebih dahulu mengikut Tuhan, namun hatinya tidak sepenuhnya diberikan kepada Tuhan, merasa bahwa mengikuti rutinitas gereja sudah cukup untuk dia bisa masuk ke dalam kerajaan sorga
Sementara ada banyak orang yang dahulunya tidak mengenal Tuhan, namun karena adanya pengalaman pribadi yang membawanya kepada Tuhan, maka sering kali orang ini lebih setia kepada Tuhan daripada orang kristen yang telah mengikut Tuhan sejak lama. Untuk itu, dalam mengikut Tuhan, hendaklah kita Percaya kepada-Nya dengan sepenuh hati, karena Tuhan sungguh mengasihi umat-Nya
Untuk dapat percaya kepada-Nya hanya dapat dilakukan jika Roh Kudus tinggal di dalamnya. Dalam keselamatan, Roh Kudus berperan dalam meyakinkan orang yang tidak percaya, meregenerasi seseorang untuk memberikan kepadanya kehidupan rohani, mendiami orang percaya, membaptiskan orang percaya ke dalam persekutuan dengan Kristus dan dengan orang Kristen lain, dan memateraikan orang percaya.
Tanpa Roh Kudus, tidak mungkin seseorang bisa percaya kepada Tuhan dan pekerjaan-Nya. Sebab dunia tidak akan memahami pekerjaan Allah yang Ilahi, walaupun ilmu yang dimiliki sudah sangat baik. Seperti Nikodemus, ketika ia berbincang dengan Yesus, dia tidak memahami perkataan Yesus, padahal Nikodemus adalah seorang pengajar Israel (Yohanes 3:10)
Untuk itu mintalah Roh Kudus untuk tetap diam di dalam hati kita, agar Roh Kudus tetap menuntun kehidupan ini untuk tetap percaya kepada Yesus dalam segala hal yang terjadi. Dengan percaya, maka itu adalah langkah awal dalam merespons kasih Karunia Allah dalam kehidupan umat yang dikasihi-Nya
2. Mengakui Yesus adalah Tuhan
Pengakuan itu sangat penting. Dalam membangun suatu hubungan dengan lawan jenis, perlu ada pengakuan tentang perasaan yang dimiliki, sehingga lewat pengakuan itu akan tercipta kepastian yang jelas dalam hubungan tersebut. begitu juga dengan Tuhan, perlu adanya pengakuan di dalam hati sebagai bentuk kepastian dari iman yang kita miliki. Roma 10:9-10 mencatat dengan mulut mengaku dan dengan hati percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan hati akan diselamatkan
Ayat ini jelas mengatakan bahwa untuk diselamatkan, percaya saya tidak cukup, tetapi juga harus ada pengakuan di dalamnya. Orang Kristen cenderung malu untuk mengakui Yesus adalah Tuhan, mereka berpikir percaya mengikuti kegiatan agama saja sudah cukup. Namun dari ayat ini dapat dilihat bahwa mulut ini juga harus mengeluarkan pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan
Karena itu percayalah kepada Tuhan Yesus yang telah menyampaikan janji firman-Nya dan senantiasa memperkatakan firman Tuhan sebagai wujud pengakuan iman yang dimiliki, supaya kuasa firman-Nya bekerja dan berlaku dalam hidup orang-orang percaya.
Pengakuan iman suatu konsep yang harus dipahami dengan benar oleh setiap orang percaya. Sebab di dalam konsep ini, keselamatan manusia tidak ditentukan oleh perbuatan yang dilakukannya, “melainkan berdasarkan anugerah dari Allah yang diterima melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat. Keselamatan itu bukan karena pekerjaan atau perbuatan manusia, melainkan keselamatan itu anugerah Allah”. walau keselamatan itu adalah anugerah dari Allah, namun tetap saja pengakuan itu adalah hal yang perlu untuk dilakukan sebagai bukti dari iman yang dimiliki di dalam hati.
3. Mengerjakan keselamatan
Keselamatan diberikan kepada manusia secara cuma-cuma, karena Yesus sudah menebus dosa manusia di kayu salib. Namun diperlukan ketaatan kepada Tuhan. Paulus menjelaskan bahwa manusia yang sudah menerima keselamatan itu harus bisa mengerjakan keselamatannya, yakni dengan menentang dosa, dan mengikuti tuntunan Roh Kudus yang ada di hati setiap orang percaya.
Sebab Roh kudus memang diutus untuk menuntun kehidupan setiap orang percaya, sehingga orang yang percaya harus bisa menghormati keberadaan Roh Kudus ini dengan cara mengikuti tuntunan Roh kudus. Sebab hanya roh kudus yang bisa membawa manusia kepada jalan kebenaran itu. Mengerjakan keselamatan ini harus terus menerus dilakukan di sepanjang kehidupan orang percaya itu, sampai kepada akhir hidupnya. Sebab orang percaya tidak lagi melakukan keinginan hatinya, tetapi melakukan segala sesuatu yang Allah kehendaki.
Selain itu, dengan mengerjakan keselamatan yang telah Allah berikan ini, ini adalah bukti tanggung jawab dari apa yang telah Tuhan percayakan kepada orang percaya. Sebab memang keselamatan itu diberikan dengan cuma-cuma, namun keselamatan itu telah dibayar oleh darah-Nya yang mahal.
Baca Juga: Kasih Sejati (Apa dan Memahaminya)
Hal ini harus dilakukan secara terus menerus, bukan hanya dilakukan sekali seumur hidup, tetapi sampai kepada akhir hidup orang percaya tersebut. Ketika orang percaya mengerjakan keselamatannya, orang tersebut harus senantiasa mendekatkan diri kepada Kristus dan menerima kuasanya untuk berkehendak dan berbuat menurut kehendak-Nya. Orang percaya tidak lagi melakukan apa yang menjadi keinginannya, tetapi melakukan apa yang Tuhan sudah rencanakan dalam kehidupan ini.
Kesimpulan:
Yohanes 3:16 mengungkapkan kasih besar Allah yang menyelamatkan manusia melalui pengorbanan Anak-Nya. Kasih agape Allah adalah cinta tanpa pamrih yang memberikan keselamatan kepada setiap orang yang percaya. Kasih ini memperlihatkan anugerah Allah yang tak terhingga, memberikan hidup kekal, tidak menghakimi, dan menawarkan anugerah keselamatan kepada manusia. Tanggapan atas kasih Allah mencakup kepercayaan, pengakuan, dan kerja keras dalam mengikuti kehendak-Nya. Kasih Agape: Anugerah Keselamatan dalam Yohanes 3:16