Amsal 16:25-30 - Kebencian dan Iri Hati

Matthew Henry (1662 – 1714).

BAHASAN : Amsal 16:25-30 - Kebencian dan Iri Hati

Amsal 16:25. “Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut.”
Amsal 16:25-30 - Kebencian dan Iri Hati
Perkataan ini sudah kita jumpai sebelumnya (Amsal 14:12), tetapi di sini diulangi lagi, sebagai sesuatu yang amat penting untuk dipikirkan,
1. Melalui peringatan kepada kita semua agar berjaga-jaga supaya kita tidak menipu diri sendiri menyangkut kepentingan-kepentingan besar jiwa kita dengan mengandalkan apa yang tampaknya benar padahal sebenarnya tidak. Dan, agar kita tidak menipu diri sendiri, kita diper-ingatkan untuk tidak berat sebelah dalam memeriksa diri, tetapi terus menguji hati kita sendiri.
2. Melalui kengerian bagi orang-orang yang jalannya tidak benar, yang tidak semestinya, bagaimanapun jalan itu tampak pada diri mereka sendiri atau orang lain. Ujung jalan itu pasti maut. Itulah yang secara langsung dan pasti akan ditujunya.
----------
KEBENCIAN DAN IRI HATI.

Amsal 16:26. “Rasa lapar bekerja untuk seorang pekerja, karena mulutnya memaksa dia.”
Ayat ini dimaksudkan untuk mengajak kita agar bertekun, dan menyemangati kita, bahwa apa pun yang didapati tangan kita, kerjakanlah itu dengan sekuat tenaga, baik dalam perkara duniawi maupun pekerjaan agama. Sebab di dalam bahasa aslinya, ayat itu berbunyi, jiwa yang bekerja, bekerja bagi dirinya sendiri. Pekerjaan hatilah yang dimaksudkan di sini, jerih payah jiwa, yang di sini dianjurkan kepada kita,
1. Sebagai sesuatu yang mutlak diperlukan. Mulut kita senantiasa memaksa-maksa kita. Kebutuhan-kebutuhan baik jiwa maupun tubuh itu mendesak, dan menuntut untuk selalu dipuaskan, sehingga entah kita harus bekerja atau kelaparan. Keduanya menuntut makanan setiap hari, dan oleh sebab itu setiap harinya harus ada pekerjaan. Sebab dengan wajah berpeluhlah kita harus mencari makan (2 Tesalonika 3:10).
2. Sebagai sesuatu yang akan mendatangkan keuntungan tak terhingga. Kita tahu perintah siapa yang sedang kita laksanakan: orang yang bekerja akan menuai buah pekerjaannya. Buahnya itu untuk dirinya sendiri. Ia akan bersuka atas pekerjaannya sendiri dan memakan hasil jerih payah tangannya. Jika kita menjadikan agama sebagai pekerjaan kita, maka Allah akan menjadikannya sebagai kebahagiaan kita.
----------
KEBENCIAN DAN IRI HATI.

Amsal 16:27-28. “Orang yang tidak berguna menggali lubang kejahatan, dan pada bibirnya seolah-olah ada api yang menghanguskan. Orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat yang karib.”
Ada orang-orang yang bukan saja ganas dengan sendirinya, melainkan juga penuh kedengkian dan kebencian terhadap orang lain, dan mereka ini orang-orang yang paling buruk. Dua jenis orang seperti itu digambarkan di sini :
1. Mereka yang iri hati terhadap kehormatan seseorang karena nama baiknya, dan berbuat sebisa mungkin untuk menghancurkannya dengan berbagai macam fitnah dan kebohongan: mereka menggali lubang kejahatan. Mereka bersusah payah mencari tahu apa saja yang bisa dijadikan dasar untuk memfitnah, atau yang bisa dijadikan bumbu-bumbunya.

Jika tidak ada apa pun yang muncul di atas tanah, maka daripada tidak mendapatkan apa-apa, mereka akan menggali untuk mendapatkannya, dengan menyelami apa yang seharusnya menjadi rahasia, atau melihat amat jauh ke belakang, atau dengan segala kecurigaan dan dugaan yang jahat, dan dengan sindiran-sindiran yang dipaksakan.
Pada bibir seorang pemfitnah dan pencela seolah-olah ada api, bukan hanya untuk mencoreng nama baik sesamanya, untuk mengasapi dan mencemarkannya, tetapi sebagai api yang membakar untuk menghanguskannya. Dan betapa besarnya kebakaran yang diakibatkan oleh nyala api yang kecil ini, dan betapa sukarnya ia dipadamkan! (Yakobus 3:5-6).
2. Mereka yang iri hati terhadap penghiburan yang dirasakan seseorang karena mempunyai sahabat. Mereka berbuat semampu mereka untuk menghancurkan persahabatan itu, dengan memanas-manasi kedua belah pihak sehingga terjadi perseteruan di antara dua orang yang sudah seperti saudara dan sudah lama akrab, atau setidak-tidaknya dengan mendinginkan dan mengasingkan perasaan-perasaan yang satu terhadap yang lain: Orang yang curang, yang hatinya tidak bisa mengasihi orang lain kecuali dirinya sendiri, kesal melihat orang lain hidup di dalam kasih.
Dan oleh sebab itu, ia menyibukkan diri untuk menimbulkan pertengkaran, dengan menjelek-jelekkan yang satu dengan yang lainnya, dengan berdusta dan menceritakan hal-hal yang buruk di antara sahabat karib, sehingga menceraikan yang satu dari yang lain, dan membuat mereka saling marah, atau setidak-tidaknya saling curiga. Jahatlah orang-orang, baik pria maupun wanita, yang melakukan pekerjaan-pekerjaan tercela seperti itu. Mereka mengerjakan pekerjaan Iblis, dan kehendaknyalah yang akan menjadi upah mereka.
----------
KEBENCIAN DAN IRI HATI.

Amsal 16:29-30. “Orang yang menggunakan kekerasan menyesatkan sesamanya, dan membawa dia di jalan yang tidak baik. Siapa memejamkan matanya, merencanakan tipu muslihat; siapa mengatupkan bibirnya, sudah melakukan kejahatan.”
Di sini ada satu lagi jenis orang jahat yang digambarkan kepada kita, agar kita tidak berbuat seperti mereka, atau berurusan apa pun dengan mereka.
1). Mereka ini (seperti Iblis) melakukan segala kejahatan yang bisa mereka lakukan dengan paksaan dan kekerasan, seperti singa yang mengaum-aum, dan bukan hanya dengan penipuan atau sindiran, seperti ular yang cerdik: mereka adalah orang yang menggunakan kekerasan, yang melakukan segala sesuatunya dengan menjarah dan menindas, yang memejamkan matanya, yang benar-benar merenungkan di dalam hati dan memikirkan di dalam kepala bagaimana merancang-kan kecurangan.
Mereka membuat rencana bagaimana mereka dapat melakukan kejahatan terbesar kepada sesama mereka, bagaimana melakukannya dengan berhasil, tetapi juga aman bagi mereka. Kemudian, mereka mengatupkan bibir mereka (KJV: menggerakkan bibir mereka – pen.), untuk memberikan perintah kepada bawahan-bawahan mereka, untuk melaksanakan kejahatan, serta menggenapi tipu muslihat orang fasik, atau menggigit bibirnya (begitu sebagian orang membacanya) karena kesal. Ketika orang fasik merencanakan kejahatan terhadap orang benar, ia menggertakkan giginya terhadap dia .
2. Mereka ini (masih seperti Iblis) berbuat semampu mereka untuk menyesatkan dan mengajak orang lain untuk bergabung bersama mereka dalam berbuat kejahatan, dengan membawa dia di jalan yang tidak baik, yang tidak jujur, tidak terhormat, tidak aman, yang membangkitkan amarah Allah, dan yang ujung-ujungnya akan merusak orang berdosa.

Demikianlah ia bertujuan untuk menghancurkan sebagian orang di dunia ini dengan membawa mereka ke dalam masalah, dan menghancurkan sebagian yang lain di dunia lain dengan membawa mereka ke dalam dosa.
Next Post Previous Post