1 Yohanes 4:11-17: Bukti Kita Berdiam dalam Kasih Allah
Pengantar:
Kasih Allah adalah dasar dari iman Kristen dan juga menjadi pusat kehidupan seorang percaya. Dalam surat pertama Yohanes, khususnya dalam 1 Yohanes 4:11-17, Rasul Yohanes menjelaskan tentang bagaimana kasih Allah dinyatakan dalam kehidupan umat-Nya dan bagaimana kita sebagai orang percaya dapat mengetahui bahwa kita berdiam dalam kasih Allah. Melalui pengajaran Yohanes, kita dapat melihat bukti nyata dari kehadiran Allah di dalam hidup kita serta tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kita hidup di dalam kasih-Nya.
1. Kasih Allah sebagai Dasar Kasih kepada Sesama (1 Yohanes 4:11)
1 Yohanes 4:11 dimulai dengan pernyataan penting: "Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi." Yohanes mengingatkan para pembaca tentang kasih Allah yang luar biasa yang telah dinyatakan melalui Yesus Kristus. Kasih Allah adalah kasih yang penuh pengorbanan, yang diberikan kepada kita tanpa syarat, bahkan ketika kita masih berdosa.
Pernyataan ini juga berfungsi sebagai perintah bagi orang percaya: karena kita telah menerima kasih Allah, kita juga harus saling mengasihi. Kasih kepada sesama bukanlah pilihan, tetapi merupakan kewajiban bagi setiap orang percaya. Kasih Allah kepada kita harus menjadi motivasi untuk mengasihi orang lain. Dalam hal ini, kasih yang kita tunjukkan kepada sesama adalah refleksi dari kasih Allah yang telah kita terima.
a. Kasih Sebagai Bukti Kehadiran Allah di Dalam Kita
Kasih yang kita tunjukkan kepada sesama bukan hanya tanda dari kebaikan pribadi, tetapi juga bukti bahwa Allah hadir di dalam hidup kita. Yohanes menekankan bahwa kasih Allah yang kita terima harus diwujudkan dalam tindakan nyata kepada orang lain. Jika kita mengaku hidup dalam kasih Allah, kasih tersebut harus tampak dalam cara kita memperlakukan sesama.
Kasih Allah kepada kita juga bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi diwujudkan dalam tindakan pengorbanan Yesus Kristus. Demikian pula, kasih kita kepada sesama harus lebih dari sekadar kata-kata; itu harus diwujudkan dalam tindakan nyata yang mencerminkan kasih Kristus.
2. Kehadiran Allah yang Tak Terlihat, tetapi Nyata (1 Yohanes 4:12)
1 Yohanes 4:12 berkata: "Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita."
Pernyataan ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah roh dan tidak bisa dilihat secara fisik oleh manusia. Namun, kehadiran Allah yang tak terlihat dapat dirasakan melalui kasih yang kita tunjukkan kepada sesama. Ketika orang percaya saling mengasihi, mereka menjadi sarana di mana Allah yang tak terlihat dinyatakan kepada dunia.
Kasih Allah menjadi sempurna dalam diri kita ketika kita saling mengasihi. Kasih yang sempurna di sini bukan berarti kasih yang tanpa cacat, tetapi kasih yang mencapai tujuannya — yaitu kasih yang memperlihatkan kehadiran Allah dalam kehidupan kita. Ketika kita mengasihi sesama, kita menunjukkan kepada dunia bahwa Allah berdiam di dalam kita dan bekerja melalui kita.
a. Kasih Sebagai Kesaksian bagi Dunia
Kasih yang nyata di antara orang percaya juga berfungsi sebagai kesaksian bagi dunia bahwa Allah itu nyata dan hadir di tengah-tengah umat-Nya. Yesus berkata dalam Yohanes 13:35, "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." Kasih yang kita tunjukkan kepada orang lain adalah bukti nyata bahwa kita adalah murid Yesus, dan kasih ini menjadi alat untuk menyatakan kehadiran Allah kepada dunia yang belum mengenal-Nya.
3. Roh Kudus sebagai Jaminan Kehadiran Allah (1 Yohanes 4:13)
1 Yohanes 4:13 menegaskan bahwa kita mengetahui bahwa kita berdiam di dalam Allah dan Allah di dalam kita karena Roh Kudus yang telah diberikan kepada kita: "Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Dia dan Dia di dalam kita, yaitu Dia telah mengaruniakan Roh-Nya kepada kita."
Roh Kudus adalah tanda bahwa Allah berdiam di dalam kita. Dalam Perjanjian Baru, Roh Kudus disebut sebagai meterai atau jaminan bahwa kita milik Allah (Efesus 1:13-14). Ketika kita menerima Yesus Kristus sebagai Juru selamat, kita menerima Roh Kudus, yang memampukan kita untuk hidup dalam kasih dan kebenaran.
a. Roh Kudus Membimbing Kita dalam Kasih
Roh Kudus bukan hanya jaminan kehadiran Allah di dalam hidup kita, tetapi juga pembimbing kita dalam menghidupi kasih Allah. Melalui Roh Kudus, kita dimampukan untuk mengasihi dengan kasih yang melampaui kemampuan manusiawi kita. Roh Kudus bekerja dalam hati kita, mengubah sikap, memurnikan motivasi, dan menuntun kita untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah.
4. Pengakuan tentang Yesus sebagai Bukti Kehadiran Allah (1 Yohanes 4:14-15)
Dalam 1 Yohanes 4:14-15, Yohanes melanjutkan dengan menyatakan bahwa pengakuan tentang Yesus sebagai Anak Allah juga merupakan bukti bahwa Allah berdiam di dalam kita:
"Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juru selamat dunia. Barang siapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah."
Pengakuan bahwa Yesus adalah Anak Allah adalah pengakuan iman yang mendasar bagi orang Kristen. Yohanes menekankan bahwa pengakuan ini adalah bukti nyata bahwa kita hidup di dalam Allah dan Allah hidup di dalam kita.
a. Iman kepada Yesus sebagai Dasar Kasih
Kasih Allah dan iman kepada Yesus Kristus tidak dapat dipisahkan. Pengakuan bahwa Yesus adalah Anak Allah adalah dasar dari kehidupan Kristen. Tanpa pengakuan ini, kita tidak bisa mengklaim hidup dalam kasih Allah. Iman kepada Yesus sebagai Juru selamat dunia membuka jalan bagi kita untuk menerima kasih Allah dan hidup dalam hubungan yang benar dengan-Nya.
5. Kasih yang Menjamin Hubungan dengan Allah (1 Yohanes 4:16)
1 Yohanes 4:16 menegaskan keyakinan kita akan kasih Allah dan bagaimana kasih tersebut mempengaruhi hubungan kita dengan Allah:
"Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia."
Di sini, Yohanes menyatakan bahwa orang percaya telah mengenal dan percaya akan kasih Allah. Ini menunjukkan pengalaman pribadi dengan kasih Allah. Kasih Allah bukan hanya sesuatu yang kita pelajari secara intelektual, tetapi juga sesuatu yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari.
"Allah adalah kasih" adalah pernyataan yang menegaskan sifat Allah. Semua tindakan Allah didasarkan pada kasih-Nya, dan kasih inilah yang membentuk hubungan kita dengan-Nya. Barangsiapa hidup dalam kasih, hidup dalam Allah, karena kasih adalah inti dari karakter Allah.
a. Kasih Sebagai Tanda Kehidupan Kristen yang Autentik
Kasih yang kita tunjukkan kepada sesama adalah tanda bahwa kita benar-benar hidup dalam Allah. Kasih adalah tanda dari kehidupan Kristen yang autentik. Seseorang yang hidup dalam kasih membuktikan bahwa dia memiliki hubungan yang sejati dengan Allah, dan kasih itu menjadi bukti bahwa Allah tinggal di dalam hidupnya.
6. Kasih yang Memberi Keberanian di Hari Penghakiman (1 Yohanes 4:17)
Ayat terakhir dalam bagian ini, 1 Yohanes 4:17, berbunyi:
"Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini."
Yohanes menekankan bahwa kasih Allah menjadi sempurna di dalam kita ketika kita memiliki keberanian pada hari penghakiman. Ini berarti, kasih Allah yang bekerja di dalam hidup kita memberi kita keyakinan dan keberanian untuk menghadapi hari penghakiman. Kita tidak perlu takut pada hari penghakiman karena kita hidup dalam kasih Allah, dan kasih itu telah mengusir ketakutan.
"Karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini" berarti bahwa kita dipanggil untuk hidup seperti Kristus selama kita berada di dunia ini. Kasih Allah yang bekerja di dalam kita memampukan kita untuk hidup seperti Yesus, mengasihi seperti Yesus, dan menjalani kehidupan yang mencerminkan kasih Allah kepada dunia.
7. Relevansi 1 Yohanes 4:11-17 dalam Kehidupan Kita
Kasih Allah yang dinyatakan dalam 1 Yohanes 4:11-17 memiliki dampak yang sangat relevan bagi kehidupan kita sebagai orang percaya. Berikut adalah beberapa cara bagaimana bagian ini memengaruhi hidup kita:
a. Kasih kepada Sesama sebagai Tanda Kehadiran Allah
Kasih kepada sesama adalah tanda bahwa Allah hidup di dalam kita. Ini berarti, kasih tidak bisa dipisahkan dari kehidupan Kristen. Setiap hubungan kita dengan orang lain harus didasarkan pada kasih yang kita terima dari Allah.
b. Roh Kudus sebagai Pembimbing dalam Kasih
Roh Kudus yang tinggal di dalam kita adalah jaminan kehadiran Allah dan pembimbing kita dalam mengasihi. Melalui Roh Kudus, kita dimampukan untuk mengasihi dengan kasih Allah, meskipun kadang-kadang sulit atau tampaknya tidak mungkin.
c. Keberanian Menghadapi Hari Penghakiman
Kasih Allah yang sempurna memberi kita keyakinan untuk menghadapi hari penghakiman tanpa rasa takut. Ketika kita hidup dalam kasih Allah, kita tidak perlu khawatir tentang masa depan kita karena kasih-Nya menjamin keselamatan dan kehidupan kekal.
Kesimpulan.
1 Yohanes 4:11-17 adalah bagian Alkitab yang menegaskan bukti dari keberadaan Allah di dalam hidup kita melalui kasih yang kita tunjukkan kepada sesama. Kasih Allah adalah dasar dari hubungan kita dengan-Nya dan sesama, dan kasih ini diwujudkan dalam hidup sehari-hari melalui pengorbanan, kesetiaan, dan pengampunan. Dengan berdiam dalam kasih Allah, kita memiliki jaminan bahwa kita hidup dalam Allah, dipenuhi oleh Roh Kudus, dan memiliki keberanian untuk menghadapi hari penghakiman dengan penuh keyakinan.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menghidupi kasih Allah dalam segala aspek kehidupan kita dan membagikan kasih itu kepada dunia yang sangat membutuhkan. Kasih yang kita tunjukkan adalah bukti nyata dari keberadaan Allah di dalam kita, dan dengan demikian, menjadi saksi hidup dari kasih-Nya yang tak terbatas.