Keselamatan Menurut Teologi Reformed: Sebuah Tinjauan Teologis
Pendahuluan:
Keselamatan adalah salah satu topik sentral dalam kekristenan, dan pemahaman tentang keselamatan bervariasi di antara berbagai aliran teologi. Teologi Reformed, yang berakar pada ajaran Reformator seperti John Calvin, Martin Luther, dan para penerusnya, memberikan penekanan kuat pada anugerah Allah, kedaulatan-Nya, dan ketidakmampuan manusia untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Dalam teologi Reformed, keselamatan dipahami sebagai karya penuh kasih karunia Allah yang sepenuhnya bertumpu pada kehendak dan inisiatif-Nya. Manusia, yang jatuh dalam dosa dan tidak mampu mencapai keselamatan sendiri, sepenuhnya bergantung pada tindakan Allah dalam menyelamatkan umat-Nya.1. Kondisi Manusia yang Jatuh dalam Dosa
Teologi Reformed memulai pemahaman tentang keselamatan dengan doktrin kejatuhan manusia. Menurut teologi Reformed, semua manusia dilahirkan dalam keadaan dosa, sebagai akibat dari kejatuhan Adam dalam dosa asal. Dalam doktrin ini, manusia bukan hanya rentan terhadap dosa tetapi benar-benar mati secara rohani dan tidak mampu merespons Allah tanpa bantuan-Nya.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menggambarkan kondisi manusia yang jatuh sebagai “rusak sepenuhnya” atau total depravity. Calvin menulis, “Setiap bagian dari diri manusia — pikiran, kehendak, dan emosi — telah tercemar oleh dosa sehingga manusia tidak dapat, melalui upayanya sendiri, mencari Allah atau menyelamatkan dirinya.” Bagi Calvin, natur dosa ini begitu dalam sehingga manusia sepenuhnya bergantung pada anugerah Allah untuk bisa diselamatkan.
R.C. Sproul, dalam bukunya The Holiness of God, menegaskan konsep kejatuhan manusia dan ketidakmampuan total manusia dalam meraih keselamatan. Sproul menjelaskan bahwa dosa tidak hanya merusak hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga menjadikan manusia sepenuhnya tidak mampu merespons secara benar kepada Allah. “Manusia bukan sekadar sakit oleh dosa, tetapi mati dalam dosa,” tulis Sproul. Oleh karena itu, manusia memerlukan kebangkitan rohani yang hanya bisa dilakukan oleh Allah.
2. Doktrin Pemilihan: Kedaulatan Allah dalam Keselamatan
Salah satu ciri khas dari teologi Reformed adalah doktrin pemilihan. Doktrin ini menyatakan bahwa Allah, dalam kedaulatan-Nya yang mutlak, telah memilih beberapa orang untuk diselamatkan sebelum penciptaan dunia, bukan berdasarkan perbuatan baik atau pilihan manusia, tetapi semata-mata karena kehendak-Nya yang bebas dan penuh kasih karunia.
John Calvin dalam Institutes menekankan bahwa pemilihan adalah tindakan kasih karunia Allah yang bebas dan tidak tergantung pada usaha manusia. Calvin menulis, “Allah tidak memilih berdasarkan apa yang Dia lihat dalam diri manusia, tetapi sepenuhnya berdasarkan kehendak-Nya sendiri.” Pemilihan ini adalah rahasia Allah yang melampaui pemahaman manusia, tetapi bagi Calvin, ini menjadi sumber penghiburan bagi orang percaya, karena keselamatan mereka dijamin oleh kehendak Allah yang tidak pernah berubah.
Teolog Reformed lainnya, seperti Charles Hodge, dalam Systematic Theology, juga menekankan bahwa pemilihan adalah hasil dari keputusan Allah yang kekal. Hodge menulis, “Pemilihan adalah hasil dari kasih Allah yang kekal, yang memutuskan untuk menyelamatkan beberapa orang melalui Yesus Kristus.” Pemilihan ini bukanlah tindakan sewenang-wenang, tetapi bagian dari rencana keselamatan yang penuh kasih dan adil yang dilakukan Allah dalam Kristus.
Dalam buku Chosen by God, R.C. Sproul menjelaskan bahwa doktrin pemilihan bukan berarti Allah tidak adil dengan menolak sebagian orang, tetapi justru menunjukkan betapa besarnya kasih karunia Allah yang menyelamatkan mereka yang seharusnya dihukum. Sproul menulis, “Semua manusia pantas dihukum karena dosa, tetapi dalam kasih karunia-Nya, Allah memilih untuk menyelamatkan sebagian, bukan karena mereka layak, tetapi karena anugerah-Nya semata.”
3. Pembenaran oleh Iman: Kebenaran Kristus yang Diperhitungkan
Salah satu inti dari keselamatan dalam teologi Reformed adalah doktrin pembenaran oleh iman. Pembenaran adalah tindakan Allah di mana Ia menyatakan orang berdosa benar di hadapan-Nya, bukan berdasarkan perbuatan manusia, tetapi karena kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepada mereka melalui iman.
Martin Luther, yang sering dianggap sebagai pelopor Reformasi, menegaskan bahwa pembenaran oleh iman adalah artikel utama di mana gereja berdiri atau jatuh. Dalam The Freedom of a Christian, Luther menulis, “Melalui iman, orang percaya bersatu dengan Kristus, dan kebenaran-Nya diperhitungkan kepada mereka.” Pembenaran bukanlah hasil dari usaha atau ketaatan manusia, melainkan tindakan Allah yang menghitung kebenaran Kristus sebagai milik orang percaya.
John Calvin juga menekankan bahwa pembenaran adalah pusat dari keselamatan. Dalam Institutes, Calvin menulis bahwa “pembenaran adalah tindakan Allah di mana Dia mengampuni dosa-dosa kita dan memperhitungkan kita sebagai orang benar, bukan karena kebenaran kita sendiri, tetapi karena kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepada kita melalui iman.” Calvin menjelaskan bahwa iman bukanlah sesuatu yang memiliki kekuatan pada dirinya sendiri, tetapi iman adalah alat di mana kita menerima Kristus dan kebenaran-Nya.
J.I. Packer, dalam Knowing God, juga menjelaskan bahwa pembenaran oleh iman adalah dasar dari keyakinan keselamatan. “Orang percaya tidak berdiri di hadapan Allah berdasarkan kebaikan mereka sendiri, tetapi berdiri dalam kebenaran Kristus yang diberikan kepada mereka melalui iman,” tulis Packer. Pembenaran ini memberikan keyakinan bahwa mereka yang telah dibenarkan tidak lagi di bawah penghukuman, tetapi diterima sepenuhnya oleh Allah sebagai anak-anak-Nya.
4. Karya Kristus dalam Penebusan: Pengganti yang Menanggung Hukuman
Keselamatan menurut teologi Reformed juga sangat terikat pada doktrin penebusan melalui karya Kristus di kayu salib. Yesus Kristus, sebagai pengganti yang sempurna, menanggung hukuman dosa yang seharusnya ditanggung oleh manusia. Dalam penebusan-Nya, Kristus membayar harga penuh untuk dosa-dosa umat-Nya dan menyediakan jalan keselamatan bagi mereka.
John Calvin menulis dalam Institutes bahwa karya penebusan Kristus adalah pusat dari keselamatan. “Kristus menanggung hukuman yang seharusnya ditanggung oleh kita, dan dengan demikian, Dia menyelamatkan kita dari murka Allah,” tulis Calvin. Penebusan Kristus adalah tindakan kasih yang luar biasa di mana Allah sendiri, melalui Yesus Kristus, menyediakan jalan bagi manusia untuk diperdamaikan dengan-Nya.
Charles Hodge dalam Systematic Theology menekankan bahwa karya Kristus di salib adalah penggenapan dari rencana Allah yang kekal. Hodge menulis, “Dalam kematian-Nya, Kristus menanggung dosa umat manusia, menghapuskan dosa itu dengan darah-Nya, dan menyediakan jalan bagi keselamatan yang tidak dapat dicapai oleh manusia melalui usaha mereka sendiri.” Penebusan ini adalah tindakan Allah yang berdaulat untuk menyelamatkan umat-Nya melalui pengorbanan Putra-Nya.
R.C. Sproul, dalam bukunya The Holiness of God, menjelaskan bahwa penebusan Kristus adalah karya penggantian, di mana Kristus menjadi pengganti kita, menanggung murka Allah yang seharusnya jatuh pada kita. “Kristus adalah korban yang sempurna yang menanggung dosa-dosa kita di atas diri-Nya dan memberikan kita kehidupan kekal melalui pengorbanan-Nya,” tulis Sproul. Ini menunjukkan bahwa keselamatan hanya bisa terjadi melalui karya Kristus yang sempurna di salib.
5. Peran Anugerah dan Iman dalam Keselamatan
Salah satu prinsip utama dalam teologi Reformed adalah sola gratia dan sola fide, yang berarti bahwa keselamatan adalah anugerah semata-mata (sola gratia) dan diterima melalui iman semata (sola fide). Teologi Reformed menekankan bahwa keselamatan tidak pernah bisa diperoleh melalui usaha manusia, melainkan hanya melalui kasih karunia Allah yang diterima dengan iman.
John Calvin dalam Institutes menulis, “Keselamatan adalah hasil dari kasih karunia Allah yang melampaui usaha manusia. Iman adalah alat yang diberikan oleh Allah untuk menerima kasih karunia-Nya, tetapi iman itu sendiri adalah anugerah Allah.” Calvin menekankan bahwa tidak ada sesuatu pun dalam diri manusia yang dapat menarik Allah untuk menyelamatkan mereka. Semuanya adalah karya Allah, dari awal hingga akhir.
Charles Spurgeon, dalam salah satu khotbahnya, Grace Alone, menjelaskan bahwa anugerah adalah satu-satunya dasar bagi keselamatan manusia. “Manusia tidak memiliki daya atau kemampuan untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Hanya melalui kasih karunia Allah yang bekerja melalui iman kita dapat diselamatkan,” kata Spurgeon. Menurut Spurgeon, keselamatan adalah murni tindakan Allah, dan manusia hanya bisa menerimanya dengan iman yang dianugerahkan oleh Allah.
R.C. Sproul dalam Chosen by God juga menjelaskan bahwa iman bukanlah sesuatu yang diciptakan manusia, tetapi anugerah yang diberikan oleh Allah. “Iman bukanlah karya manusia, tetapi anugerah Allah yang memungkinkan kita untuk merespons Injil dengan percaya kepada Yesus Kristus,” tulis Sproul. Dengan demikian, teologi Reformed menegaskan bahwa bahkan iman itu sendiri adalah hasil dari kasih karunia Allah yang berdaulat.
6. Ketekunan Orang Kudus: Keselamatan yang Terjamin
Teologi Reformed mengajarkan bahwa mereka yang telah diselamatkan oleh Allah akan dipelihara oleh-Nya sampai akhir. Doktrin ini dikenal sebagai ketekunan orang kudus atau the perseverance of the saints. Ini berarti bahwa orang percaya yang sejati tidak akan pernah kehilangan keselamatannya, karena Allah yang telah memulai karya keselamatan akan menyelesaikannya.
John Calvin dalam Institutes menulis bahwa ketekunan orang kudus adalah karya pemeliharaan Allah. Calvin menegaskan, “Mereka yang telah dipilih oleh Allah akan dipelihara oleh-Nya, dan Dia tidak akan membiarkan satu pun dari mereka terhilang.” Ketekunan ini bukan berdasarkan kekuatan atau ketaatan manusia, tetapi pada kuasa Allah yang menjaga mereka sampai akhir.
J.I. Packer dalam Knowing God juga menjelaskan bahwa ketekunan orang percaya adalah hasil dari kasih dan pemeliharaan Allah yang setia. “Keselamatan yang dimulai oleh Allah akan dilanjutkan dan diselesaikan oleh Allah, sehingga mereka yang telah diselamatkan akan dipelihara sampai akhir,” tulis Packer. Keyakinan ini memberikan orang percaya pengharapan dan ketenangan bahwa keselamatan mereka terjamin dalam tangan Allah yang setia.
R.C. Sproul dalam Saved by Grace menegaskan bahwa ketekunan orang kudus adalah hasil dari kasih karunia Allah yang tak tergoyahkan. “Mereka yang benar-benar diselamatkan oleh Allah akan bertahan sampai akhir karena mereka dijaga oleh kuasa-Nya,” tulis Sproul. Doktrin ini mengajarkan bahwa keselamatan adalah karya Allah dari awal hingga akhir, dan Dia yang berdaulat akan memastikan bahwa setiap orang yang Dia selamatkan akan tetap setia sampai akhir.
Penerapan Doktrin Keselamatan Reformed dalam Kehidupan Orang Percaya
Pemahaman tentang keselamatan menurut teologi Reformed memberikan beberapa penerapan praktis dalam kehidupan orang percaya:
Ketergantungan pada Kasih Karunia Allah: Orang percaya diajak untuk hidup dalam ketergantungan penuh kepada kasih karunia Allah. Keselamatan bukanlah hasil dari usaha manusia, tetapi karya kasih karunia Allah yang bebas. Ini berarti bahwa orang percaya harus hidup dalam sikap rendah hati, bersyukur, dan bersandar penuh pada Allah dalam setiap aspek kehidupan mereka.
Keyakinan dalam Keselamatan: Doktrin pemilihan dan ketekunan orang kudus memberikan keyakinan kepada orang percaya bahwa keselamatan mereka terjamin oleh Allah yang setia. Ini memberikan ketenangan dalam iman, karena orang percaya dapat yakin bahwa Allah akan menjaga dan memelihara mereka sampai akhir.
Tanggung Jawab untuk Hidup Kudus: Meskipun keselamatan adalah anugerah, teologi Reformed menekankan pentingnya tanggung jawab untuk hidup dalam kekudusan sebagai bukti dari iman yang sejati. Orang percaya dipanggil untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah, menunjukkan buah dari pertobatan dan iman yang benar.
Memberitakan Injil dengan Kasih dan Pengharapan: Pemahaman bahwa keselamatan adalah anugerah Allah memberi dorongan bagi orang percaya untuk memberitakan Injil dengan penuh kasih dan pengharapan. Mereka tahu bahwa Allah dapat bekerja di hati siapa pun melalui pemberitaan Injil, dan dengan demikian mereka dipanggil untuk menjadi saksi kasih karunia Allah di dunia.
Kesimpulan
Keselamatan menurut teologi Reformed menekankan anugerah Allah yang berdaulat, karya penebusan Kristus yang sempurna, serta ketergantungan penuh manusia pada kasih karunia Allah. Teologi Reformed mengajarkan bahwa keselamatan adalah karya Allah dari awal hingga akhir, dimulai dari pemilihan Allah yang kekal, diterima melalui iman, dan dipelihara oleh pemeliharaan-Nya yang setia.
Pandangan ini memberikan keyakinan, pengharapan, dan ketenangan kepada orang percaya, karena mereka tahu bahwa keselamatan mereka terjamin oleh kasih karunia Allah. Penerapan dari doktrin ini mengajak orang percaya untuk hidup dalam ketergantungan pada Allah, menunjukkan buah dari iman yang sejati, serta memberitakan Injil dengan kasih kepada dunia.