Lukas 13:18-19: Perumpamaan Biji Sesawi dan Pertumbuhan Kerajaan Allah

Pendahuluan:

Lukas 13:18-19 adalah salah satu perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus untuk menggambarkan Kerajaan Allah. Ayat-ayat ini berbunyi:

"Kemudian, Yesus berkata, 'Seperti apakah Kerajaan Allah itu? Dengan apakah Aku dapat mengumpamakannya? Kerajaan Allah itu seperti biji sesawi yang diambil orang dan ditanam di kebunnya; biji itu tumbuh menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang pada dahan-dahannya.'" (Lukas 13:18-19, AYT).

Perumpamaan ini menggunakan metafora biji sesawi—biji yang sangat kecil namun tumbuh menjadi pohon besar—untuk menggambarkan bagaimana Kerajaan Allah berkembang dari awal yang kecil hingga mencapai keberadaan yang signifikan dan memberikan tempat perlindungan bagi semua orang. Meskipun perumpamaan ini tampaknya sederhana, para teolog telah mengeksplorasi makna yang lebih dalam terkait pertumbuhan spiritual, pekerjaan Allah yang tersembunyi namun dahsyat, dan ekspansi kerajaan Allah.

Lukas 13:18-19: Perumpamaan Biji Sesawi dan Pertumbuhan Kerajaan Allah
Artikel ini akan mengeksplorasi pandangan dari berbagai teolog mengenai perumpamaan ini, termasuk John Calvin, N.T. Wright, R.C. Sproul, dan lain-lain, serta penerapannya bagi kehidupan orang percaya.

1. Perumpamaan Biji Sesawi: Gambaran Kerajaan Allah

Perumpamaan ini mengajarkan bahwa meskipun Kerajaan Allah mungkin tampak kecil dan tidak signifikan pada awalnya, seperti biji sesawi, pada akhirnya akan tumbuh menjadi sesuatu yang sangat besar dan kuat. Biji sesawi, meskipun sangat kecil, tumbuh menjadi pohon yang mampu menampung burung-burung yang bersarang di dahan-dahannya. Ini adalah gambaran perkembangan rohani dan ekspansi Kerajaan Allah yang, meskipun tampaknya tidak penting pada awalnya, memiliki dampak yang luar biasa di dunia.

John Calvin, dalam komentarnya tentang Lukas 13:18-19, menyoroti bahwa perumpamaan ini menggambarkan sifat rohani dari Kerajaan Allah, yang dimulai dari hal yang tampaknya kecil namun tumbuh menjadi sesuatu yang besar dan memberikan manfaat bagi banyak orang. Calvin menulis, “Kristus menunjukkan kepada kita bahwa pekerjaan Allah sering kali dimulai dengan cara yang sederhana dan tidak terlihat, tetapi pada akhirnya akan mencapai pertumbuhan dan kesuksesan yang luar biasa.” Bagi Calvin, pertumbuhan ini tidak hanya berlaku bagi Gereja secara keseluruhan, tetapi juga dalam kehidupan pribadi orang percaya.

Teolog kontemporer N.T. Wright, dalam bukunya Simply Jesus, menekankan bahwa perumpamaan ini juga mencerminkan bagaimana Yesus memahami panggilan-Nya untuk membawa Kerajaan Allah. Wright menulis, “Yesus menggunakan perumpamaan ini untuk menantang harapan orang tentang bagaimana Kerajaan Allah akan datang. Mereka mengharapkan kerajaan yang datang dengan kekuatan militer atau politik, tetapi Yesus menunjukkan bahwa Kerajaan Allah bekerja dengan cara yang tersembunyi dan lambat, seperti biji yang tumbuh menjadi pohon besar.” Wright menekankan bahwa perumpamaan ini menunjukkan bagaimana Yesus membawa kerajaan melalui pelayanan kasih, pengampunan, dan pengorbanan.

2. Pertumbuhan yang Dimulai dari Kecil

Biji sesawi adalah salah satu biji terkecil yang dikenal di Timur Tengah pada masa itu, tetapi dari biji yang kecil ini tumbuhlah pohon yang besar. Ini menegaskan prinsip rohani bahwa Allah sering bekerja melalui hal-hal kecil dan rendah hati untuk membawa hasil yang besar. Yesus sendiri lahir dalam keadaan yang sederhana, tanpa kemegahan, dan pelayanan-Nya dimulai dengan kelompok kecil murid. Namun, dari awal yang kecil ini, Kekristenan tumbuh menjadi kekuatan global yang menjangkau seluruh dunia.

R.C. Sproul, dalam bukunya The Parables of Jesus, menjelaskan bahwa perumpamaan biji sesawi ini mengajarkan bahwa Kerajaan Allah tidak selalu datang dengan cara yang spektakuler atau dramatis. “Banyak orang berharap melihat tanda-tanda besar dan mukjizat untuk menyatakan kedatangan kerajaan, tetapi Yesus menunjukkan bahwa Kerajaan Allah sering dimulai dengan hal-hal kecil dan berkembang secara bertahap,” tulis Sproul. Ini mengajarkan orang percaya untuk tidak meremehkan awal yang kecil atau mengabaikan pekerjaan Allah yang mungkin tersembunyi dari pandangan manusia.

Sproul juga menekankan bahwa perumpamaan ini menggambarkan bagaimana iman yang kecil dapat membawa hasil yang besar. Meskipun iman orang percaya mungkin tampak kecil seperti biji sesawi, jika ditanam di dalam Kristus, iman itu dapat bertumbuh dan menghasilkan buah yang besar. Dalam Matius 17:20, Yesus mengatakan bahwa jika orang percaya memiliki iman sebesar biji sesawi, mereka bisa memindahkan gunung. Ini menekankan kekuatan Allah untuk bekerja melalui iman yang kecil tetapi tulus.

3. Burung-burung Bersarang di Dahan-dahannya: Simbol Pengharapan bagi Semua Bangsa

Yesus menambahkan bahwa burung-burung datang dan bersarang di dahan-dahan pohon biji sesawi. Ini adalah simbol penting yang menunjukkan bahwa Kerajaan Allah akan memberikan tempat perlindungan dan pengharapan bagi semua orang, termasuk bangsa-bangsa lain di luar Israel. Dalam banyak bagian Perjanjian Lama, burung sering kali digunakan sebagai simbol bangsa-bangsa yang datang kepada Allah. Misalnya, dalam Yehezkiel 17:23 dan Daniel 4:12, burung-burung digambarkan bersarang di pohon besar yang melambangkan kerajaan yang kuat dan berdaulat.

N.T. Wright dalam The Kingdom New Testament menjelaskan bahwa perumpamaan ini tidak hanya berbicara tentang pertumbuhan internal Gereja, tetapi juga mengenai misi universal Gereja untuk menjangkau semua bangsa. “Yesus menggunakan gambaran burung-burung yang bersarang untuk menggambarkan bagaimana Kerajaan Allah akan memberikan tempat bagi semua orang, dari berbagai latar belakang, untuk datang dan menemukan perlindungan dalam Allah,” tulis Wright. Ini menunjukkan bahwa Kerajaan Allah terbuka bagi semua orang yang mencari pengharapan, tidak terbatas hanya pada Israel, tetapi mencakup seluruh dunia.

John Calvin juga menginterpretasikan burung-burung yang bersarang di dahan-dahan pohon sebagai simbol dari pengharapan yang diberikan kepada bangsa-bangsa di luar Israel. Calvin menulis, “Kristus, melalui perumpamaan ini, menunjukkan bahwa di bawah naungan Kerajaan Allah, bangsa-bangsa akan datang dan menemukan perlindungan. Ini adalah penggambaran yang jelas tentang bagaimana keselamatan yang datang melalui Yesus Kristus ditujukan kepada seluruh dunia.” Perumpamaan ini adalah gambaran tentang inklusivitas Kerajaan Allah, di mana tidak ada yang dikecualikan dari kasih karunia dan pengampunan yang Allah tawarkan.

4. Prinsip Pertumbuhan dalam Kehidupan Orang Percaya

Selain berbicara tentang pertumbuhan Gereja secara umum, perumpamaan ini juga relevan bagi pertumbuhan rohani pribadi orang percaya. Sama seperti biji sesawi, iman orang percaya mungkin tampak kecil pada awalnya, tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan pemeliharaan Allah, iman itu akan bertumbuh dan menghasilkan buah. Pertumbuhan rohani sering kali terjadi dengan cara yang lambat dan bertahap, tetapi itu tidak berarti bahwa pertumbuhan tersebut tidak signifikan.

John Stott, dalam bukunya Basic Christianity, menekankan bahwa pertumbuhan rohani orang percaya, seperti pertumbuhan biji sesawi, membutuhkan waktu dan proses. Stott menulis, “Pertumbuhan iman adalah proses yang sering kali tidak terlihat secara langsung, tetapi seiring waktu, iman yang ditanam dalam hati orang percaya akan bertumbuh dan membawa hasil yang besar.” Ini mengingatkan kita bahwa Allah bekerja dalam hidup kita dengan cara yang sering kali tidak kita sadari, tetapi tetap membawa kita menuju kematangan rohani.

Wayne Grudem dalam Systematic Theology menambahkan bahwa perumpamaan ini menunjukkan pentingnya ketekunan dalam pertumbuhan rohani. Grudem menulis, “Meskipun iman kita mungkin tampak kecil pada awalnya, kita dipanggil untuk terus bertumbuh di dalam Kristus. Allah adalah sumber dari segala pertumbuhan rohani, dan kita harus tetap bergantung kepada-Nya dalam segala hal.” Perumpamaan biji sesawi mengingatkan kita bahwa pertumbuhan rohani bukanlah hasil dari usaha manusia semata, tetapi hasil dari pekerjaan Allah yang penuh kuasa dalam hidup kita.

5. Pengharapan dan Kesabaran dalam Menunggu Pertumbuhan

Perumpamaan ini juga mengajarkan pentingnya kesabaran dalam menantikan pertumbuhan Kerajaan Allah. Sama seperti biji sesawi yang membutuhkan waktu untuk tumbuh menjadi pohon besar, demikian juga Kerajaan Allah bertumbuh secara perlahan namun pasti. Orang percaya harus memiliki pengharapan dan kesabaran dalam menantikan penggenapan sepenuhnya dari Kerajaan Allah, sambil terus bekerja untuk mewujudkan kerajaan-Nya di dunia.

R.C. Sproul menekankan bahwa perumpamaan ini mengajarkan kesabaran dalam menantikan pekerjaan Allah yang sering kali tidak langsung terlihat. “Kerajaan Allah sering kali bekerja dengan cara yang tersembunyi dan tidak terlihat oleh mata manusia. Kita dipanggil untuk bersabar dan tetap beriman, percaya bahwa Allah sedang bekerja meskipun kita tidak selalu melihat hasilnya secara langsung,” tulis Sproul. Hal ini memberikan penghiburan bagi orang percaya yang mungkin merasa frustasi ketika tidak melihat hasil yang cepat dalam pelayanan mereka atau dalam kehidupan rohani mereka sendiri.

John Piper dalam bukunya Desiring God juga menekankan pentingnya kesabaran dan pengharapan dalam menantikan pertumbuhan Kerajaan Allah. Piper menulis, “Allah bekerja dengan cara-Nya sendiri, dan kita sering kali tidak dapat melihat hasil langsung dari pekerjaan kita. Namun, kita dipanggil untuk tetap setia dan percaya bahwa Allah sedang menumbuhkan Kerajaan-Nya, bahkan ketika hasilnya tidak langsung terlihat.” Ini mengajarkan kita untuk tetap bertekun dalam iman, meskipun hasil akhir dari pekerjaan kita mungkin tidak selalu kita lihat di kehidupan ini.

6. Kerajaan Allah sebagai Tempat Perlindungan dan Kehidupan

Perumpamaan biji sesawi juga menunjukkan bahwa Kerajaan Allah adalah tempat perlindungan dan kehidupan. Burung-burung yang bersarang di pohon menunjukkan bahwa Kerajaan Allah memberikan tempat bagi semua orang untuk datang, beristirahat, dan menemukan perlindungan. Ini adalah gambaran bagaimana Kerajaan Allah menawarkan pengharapan dan keselamatan bagi semua orang yang mencari-Nya.

John Stott, dalam bukunya The Message of the Sermon on the Mount, menyatakan bahwa Kerajaan Allah bukan hanya tempat penghakiman, tetapi juga tempat penghiburan dan pemulihan. “Kerajaan Allah adalah tempat di mana orang-orang yang lelah dan berbeban berat dapat datang dan menemukan penghiburan dan pengharapan di dalam Kristus,” tulis Stott. Ini mengingatkan kita bahwa tujuan akhir dari pertumbuhan Kerajaan Allah adalah untuk menyediakan tempat bagi semua orang untuk datang kepada Allah dan menerima keselamatan-Nya.

Dalam Wahyu 21:3, kita membaca bahwa Allah akan berdiam di tengah-tengah umat-Nya, dan mereka akan menjadi umat-Nya, dan Allah akan tinggal bersama mereka. Ini adalah penggenapan penuh dari janji Kerajaan Allah yang dimulai dari kecil tetapi akan mencapai kemuliaan yang penuh di masa depan. Perumpamaan ini adalah janji bahwa Kerajaan Allah akan terus bertumbuh dan pada akhirnya mencapai kepenuhannya ketika Allah berdiam bersama umat-Nya selamanya.

Kesimpulan

Lukas 13:18-19, melalui perumpamaan biji sesawi, memberikan gambaran yang mendalam tentang pertumbuhan dan perkembangan Kerajaan Allah. Meskipun awalnya tampak kecil dan tidak signifikan, Kerajaan Allah bertumbuh secara luar biasa, memberikan tempat bagi semua orang untuk datang dan menemukan perlindungan dalam Allah. Perumpamaan ini mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran, ketekunan, dan pengharapan dalam kehidupan rohani dan dalam menantikan penggenapan Kerajaan Allah.

Pandangan dari teolog seperti John Calvin, N.T. Wright, R.C. Sproul, dan John Stott memperdalam pemahaman kita tentang makna perumpamaan ini dan bagaimana pertumbuhan rohani pribadi kita mencerminkan pertumbuhan Kerajaan Allah secara keseluruhan. Melalui perumpamaan biji sesawi, Yesus mengajarkan bahwa Allah bekerja melalui hal-hal kecil dan tersembunyi untuk membawa perubahan besar dalam dunia, dan kita dipanggil untuk menjadi bagian dari pekerjaan itu dengan iman yang setia dan penuh pengharapan.

Sebagai orang percaya, kita harus tetap bertekun dalam iman, tidak meremehkan awal yang kecil, dan terus bekerja untuk memperluas Kerajaan Allah di dunia ini. Meskipun kita mungkin tidak selalu melihat hasilnya dengan segera, kita dapat yakin bahwa Allah sedang bekerja, dan pada akhirnya, Kerajaan-Nya akan mencapai kepenuhannya dengan segala kemuliaan-Nya.

Next Post Previous Post