Posisi Orang Percaya dalam Kasih Karunia: Efesus 1:3-23 dan Efesus 2:1-13

Pendahuluan:

Surat Paulus kepada jemaat di Efesus merupakan salah satu teks paling mendalam dalam Perjanjian Baru yang menjelaskan hubungan antara kasih karunia Allah dan posisi orang percaya di dalam Kristus. Dalam Efesus 1:3-23 dan Efesus 2:1-13, Paulus memberikan gambaran yang luar biasa tentang bagaimana kasih karunia Allah bekerja dalam hidup orang percaya. Dalam kedua bagian ini, kita melihat pengangkatan orang percaya dari keadaan dosa menuju kehidupan baru dalam Kristus, yang tidak hanya memberikan keselamatan, tetapi juga posisi yang tinggi dalam kerajaan Allah.
Posisi Orang Percaya dalam Kasih Karunia: Efesus 1:3-23 dan Efesus 2:1-13
Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana Paulus menggambarkan posisi orang percaya berdasarkan kasih karunia, dengan merujuk pada berbagai pandangan teolog dari pakar-pakar seperti John Calvin, N.T. Wright, dan J.I. Packer. Selain itu, kita akan mengeksplorasi penerapan praktis dari pesan ini bagi kehidupan orang Kristen di masa kini.

1. Berkat Rohani dalam Kristus (Efesus 1:3-10)

Paulus memulai suratnya dengan mengucapkan pujian kepada Allah karena telah memberkati orang percaya dengan "setiap berkat rohani di tempat surgawi dalam Kristus" (Efesus 1:3). Dalam ayat ini, Paulus menekankan bahwa segala berkat yang diterima orang percaya berasal dari kasih karunia Allah melalui Yesus Kristus. Berkat-berkat ini tidak bersifat materi, tetapi bersifat rohani, yang menunjukkan bahwa kehidupan baru di dalam Kristus membawa transformasi spiritual yang mendalam.

John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menekankan bahwa berkat-berkat ini adalah manifestasi dari kasih karunia Allah yang menganugerahkan keselamatan tanpa syarat kepada orang percaya. “Berkat-berkat rohani ini tidak diperoleh melalui usaha manusia, tetapi merupakan pemberian cuma-cuma dari Allah, yang dipilih dari kekekalan untuk menjadi anak-anak Allah,” tulis Calvin. Bagi Calvin, berkat ini adalah hasil dari pemilihan Allah sebelum dunia dijadikan, yang menegaskan kasih karunia Allah yang berdaulat.

N.T. Wright, dalam Paul and the Faithfulness of God, menekankan bahwa berkat-berkat rohani ini terkait dengan misi Allah untuk memperbarui dunia melalui Yesus Kristus. “Paulus melihat berkat-berkat ini sebagai bagian dari rencana besar Allah untuk membawa keselamatan dan pembaruan bagi seluruh ciptaan,” tulis Wright. Bagi Wright, berkat-berkat rohani ini adalah bukti bahwa Allah bekerja melalui gereja untuk membawa pembaruan dan pemulihan bagi dunia yang telah jatuh dalam dosa.

2. Pemilihan dan Penetapan di dalam Kristus (Efesus 1:4-6)

Paulus kemudian menjelaskan bahwa Allah telah memilih orang percaya di dalam Kristus sebelum dunia dijadikan, "supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya" (Efesus 1:4). Selain itu, Allah juga telah menetapkan kita untuk menjadi anak-anak-Nya melalui Yesus Kristus. Ini menunjukkan bahwa keselamatan adalah hasil dari kasih karunia Allah yang berdaulat, yang bekerja dalam kehidupan orang percaya bahkan sebelum mereka dilahirkan.

Martin Luther, dalam The Bondage of the Will, menekankan bahwa pemilihan Allah ini adalah tindakan kasih karunia yang tidak tergantung pada perbuatan manusia. “Allah memilih kita bukan karena kebaikan kita, tetapi semata-mata karena kasih karunia-Nya. Pemilihan ini adalah bukti bahwa keselamatan adalah karya Allah dari awal hingga akhir,” tulis Luther. Bagi Luther, pemilihan Allah yang berdaulat adalah penghiburan bagi orang percaya bahwa keselamatan mereka aman di tangan Allah.

John Calvin juga menekankan aspek kasih karunia dalam pemilihan Allah ini. Calvin menulis, “Pemilihan Allah adalah tindakan kasih karunia yang tidak dapat dipahami oleh akal manusia. Kita dipilih di dalam Kristus, bukan karena kelebihan kita, tetapi karena Allah telah memutuskan untuk menyelamatkan kita melalui kasih karunia-Nya.” Bagi Calvin, pemilihan ini adalah bukti dari kasih Allah yang tidak tergantung pada usaha manusia.

3. Penebusan dan Pengampunan dalam Kristus (Efesus 1:7-10)

Dalam Efesus 1:7, Paulus menjelaskan bahwa di dalam Kristus, kita telah memperoleh penebusan melalui darah-Nya, yaitu pengampunan atas pelanggaran-pelanggaran kita. Penebusan ini adalah inti dari kasih karunia Allah, yang menyelamatkan kita dari hukuman dosa dan membawa kita ke dalam hubungan yang benar dengan Allah.

J.I. Packer, dalam Knowing God, menekankan pentingnya penebusan sebagai bagian dari kasih karunia Allah yang mengubah hidup. Packer menulis, “Penebusan dalam Kristus adalah bukti dari kasih karunia Allah yang tidak hanya mengampuni dosa kita, tetapi juga memulihkan kita menjadi anak-anak Allah yang sejati.” Penebusan ini membawa pembebasan dari kuasa dosa dan memberikan kita status baru di hadapan Allah.

N.T. Wright dalam The Resurrection of the Son of God juga menekankan bahwa penebusan melalui darah Kristus bukan hanya tentang pengampunan dosa, tetapi juga tentang pemulihan seluruh ciptaan. “Penebusan dalam Kristus adalah langkah pertama dalam rencana Allah untuk memperbarui dunia. Darah Kristus membawa rekonsiliasi antara Allah dan manusia, serta membuka jalan bagi pembaruan seluruh ciptaan,” tulis Wright. Penebusan ini bukan hanya penyelamatan individu, tetapi juga bagian dari misi Allah untuk memperbarui seluruh alam semesta.

4. Pengenalan akan Allah melalui Roh Kudus (Efesus 1:17-19)

Dalam doanya, Paulus meminta agar orang percaya diberikan "roh hikmat dan penyataan dalam pengetahuan akan Dia" (Efesus 1:17). Paulus menyadari bahwa meskipun orang percaya telah menerima keselamatan, mereka masih perlu tumbuh dalam pengenalan akan Allah melalui pekerjaan Roh Kudus.

John Stott, dalam The Message of Ephesians, menekankan bahwa pekerjaan Roh Kudus adalah kunci bagi pertumbuhan rohani. “Paulus berdoa agar orang percaya diberikan hikmat dan penyataan melalui Roh Kudus, karena hanya melalui Roh Kudus kita dapat benar-benar mengenal Allah dan memahami kehendak-Nya,” tulis Stott. Ini menunjukkan bahwa kehidupan Kristen adalah perjalanan yang berkelanjutan di mana kita semakin mengenal Allah melalui Firman dan Roh-Nya.

J.I. Packer, dalam Keep in Step with the Spirit, juga menekankan bahwa pekerjaan Roh Kudus adalah bagian integral dari kehidupan Kristen. Packer menulis, “Roh Kudus adalah penggerak utama dalam kehidupan orang percaya. Melalui Roh Kudus, kita mengenal Allah, mengalami kasih-Nya, dan diperlengkapi untuk menjalani kehidupan yang memuliakan Dia.” Roh Kudus tidak hanya memberikan pengetahuan intelektual, tetapi juga membawa pengalaman pribadi akan kehadiran Allah dalam hidup orang percaya.

5. Posisi Baru dalam Kristus: Dari Kematian menuju Kehidupan (Efesus 2:1-7)

Dalam Efesus 2:1-7, Paulus menjelaskan transformasi luar biasa yang terjadi dalam hidup orang percaya. Dahulu, kita mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa, mengikuti jalan dunia ini dan penguasa kerajaan udara. Namun, oleh kasih karunia Allah, kita dihidupkan kembali bersama dengan Kristus dan diberi tempat bersama dengan Dia di tempat surgawi.

John Calvin, dalam komentarnya tentang Efesus, menekankan bahwa transformasi ini adalah hasil dari kasih karunia Allah semata. Calvin menulis, “Kita, yang dahulu mati dalam dosa, telah dihidupkan kembali oleh kasih karunia Allah. Ini bukan hasil dari usaha kita, tetapi murni karya Allah yang menghidupkan kita melalui Kristus.” Calvin menekankan bahwa kebangkitan rohani orang percaya adalah bukti dari kasih karunia Allah yang bekerja secara supranatural.

Martin Luther, dalam The Freedom of a Christian, menambahkan bahwa hidup baru dalam Kristus membawa kebebasan sejati. “Kita telah dibebaskan dari kuasa dosa dan diberikan hidup baru dalam Kristus. Ini adalah karya kasih karunia Allah yang membebaskan kita dari perbudakan dosa dan membawa kita ke dalam kebebasan yang sejati,” tulis Luther. Bagi Luther, hidup baru ini adalah panggilan untuk hidup dalam kebebasan dari dosa dan untuk memuliakan Allah dalam segala hal yang kita lakukan.

6. Keselamatan oleh Kasih Karunia melalui Iman (Efesus 2:8-9)

Efesus 2:8-9 adalah salah satu ayat yang paling dikenal dalam Alkitab tentang kasih karunia. Paulus menegaskan bahwa "oleh anugerah kamu diselamatkan melalui iman, dan ini bukan dari dirimu sendiri, tetapi karunia Allah; bukan hasil usahamu, supaya tidak ada seorang pun yang menyombongkan diri." Keselamatan adalah murni kasih karunia, bukan hasil dari perbuatan manusia.

J.I. Packer, dalam Knowing God, menekankan bahwa keselamatan oleh kasih karunia adalah inti dari Injil. Packer menulis, “Keselamatan adalah pemberian Allah yang sepenuhnya berdasarkan kasih karunia-Nya. Kita tidak dapat menambah atau mengurangi kasih karunia ini; kita hanya bisa menerimanya dengan iman.” Kasih karunia ini adalah dasar dari keselamatan kita, dan kita tidak bisa mengklaim kebaikan kita sebagai alasan untuk diselamatkan.

N.T. Wright, dalam Paul: In Fresh Perspective, menekankan bahwa keselamatan oleh kasih karunia juga mengandung panggilan untuk hidup dalam ketaatan kepada Kristus. “Kasih karunia Allah yang menyelamatkan kita juga memanggil kita untuk hidup dalam ketaatan kepada Injil. Keselamatan bukan hanya tentang diselamatkan dari dosa, tetapi juga tentang menjadi bagian dari misi Allah untuk membawa pembaruan bagi dunia,” tulis Wright. Bagi Wright, kasih karunia yang menyelamatkan juga mengubah hidup kita dan memanggil kita untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah.

7. Pekerjaan Baik yang Dipersiapkan oleh Allah (Efesus 2:10)

Paulus mengakhiri bagian ini dengan menegaskan bahwa kita adalah "buatan Allah, diciptakan dalam Yesus Kristus untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya supaya kita bisa hidup di dalamnya" (Efesus 2:10). Ini menunjukkan bahwa keselamatan oleh kasih karunia bukanlah akhir dari perjalanan iman, tetapi panggilan untuk hidup dalam pekerjaan baik yang memuliakan Allah.

John Calvin menekankan bahwa pekerjaan baik adalah bukti dari iman yang sejati. Calvin menulis, “Pekerjaan baik bukanlah dasar keselamatan kita, tetapi merupakan buah dari keselamatan. Mereka yang telah diselamatkan oleh kasih karunia Allah akan secara alami menghasilkan buah dalam bentuk pekerjaan baik.” Pekerjaan baik adalah manifestasi dari kasih karunia Allah yang bekerja di dalam hidup orang percaya.

Martin Luther, dalam On the Freedom of a Christian, juga menekankan bahwa pekerjaan baik adalah hasil dari kehidupan yang telah diubah oleh kasih karunia. “Kita dipanggil untuk hidup dalam kebebasan dari dosa, dan dalam kebebasan itu, kita melayani Allah melalui pekerjaan baik yang Dia telah persiapkan bagi kita,” tulis Luther. Pekerjaan baik bukanlah cara untuk memperoleh keselamatan, tetapi adalah cara untuk memuliakan Allah dan melayani sesama.

Penerapan dalam Kehidupan Kristen

Pelajaran dari Efesus 1:3-23 dan Efesus 2:1-13 memberikan beberapa prinsip penting yang bisa diterapkan dalam kehidupan Kristen:

  1. Hidup dalam Kasih Karunia Allah
    Sebagai orang percaya, kita harus selalu mengingat bahwa keselamatan kita adalah hasil dari kasih karunia Allah, bukan usaha kita sendiri. Ini berarti kita harus hidup dengan rasa syukur yang mendalam dan rendah hati, mengakui bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah hasil dari kasih karunia-Nya.

  2. Menjalani Hidup Baru dalam Kristus
    Sebagai orang yang telah dihidupkan kembali bersama dengan Kristus, kita dipanggil untuk hidup dalam kebebasan dari dosa dan hidup dalam kebenaran. Ini berarti menolak hidup lama yang penuh dengan dosa dan memeluk kehidupan baru yang penuh dengan kekudusan dan kasih.

  3. Bertekun dalam Pekerjaan Baik
    Kasih karunia Allah yang telah menyelamatkan kita juga memanggil kita untuk melakukan pekerjaan baik yang memuliakan Dia. Kita dipanggil untuk melayani Allah dan sesama dengan hati yang tulus, mengetahui bahwa pekerjaan baik kita adalah bagian dari rencana besar Allah untuk membawa pembaruan dan pemulihan bagi dunia.

Kesimpulan

Efesus 1:3-23 dan Efesus 2:1-13 memberikan gambaran yang mendalam tentang posisi orang percaya dalam kasih karunia Allah. Melalui kasih karunia, kita dipilih, ditebus, dan dihidupkan kembali bersama dengan Kristus. Keselamatan kita adalah hasil dari kasih karunia Allah yang tidak bisa kita peroleh melalui usaha kita sendiri, tetapi hanya bisa diterima melalui iman.

Pandangan dari teolog-teolog seperti John Calvin, Martin Luther, dan N.T. Wright memperdalam pemahaman kita tentang kasih karunia ini. Mereka menekankan bahwa kasih karunia Allah adalah dasar dari keselamatan kita, dan bahwa hidup dalam kasih karunia berarti hidup dalam ketaatan dan pelayanan kepada Allah.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam kebenaran dan kebebasan yang diberikan oleh kasih karunia Allah, serta untuk bertekun dalam pekerjaan baik yang telah dipersiapkan Allah bagi kita. Kasih karunia Allah bukan hanya menyelamatkan kita, tetapi juga memanggil kita untuk hidup dalam kekudusan, pelayanan, dan misi Allah di dunia.

Next Post Previous Post