Keadaan Rohani Orang Kristen Ibrani: Ibrani 5:11-14

Pendahuluan:

Ibrani 5:11-14 adalah bagian dari peringatan serius kepada pembaca kitab Ibrani mengenai kondisi rohani mereka. Penulis kitab ini menggambarkan keadaan beberapa jemaat Kristen Ibrani sebagai orang-orang yang lamban mendengar, belum dewasa secara rohani, dan masih membutuhkan susu rohani, bukan makanan keras. Pesan ini ditujukan untuk mendorong mereka bertumbuh dalam iman dan memahami hal-hal yang lebih dalam tentang Kristus.
Keadaan Rohani Orang Kristen Ibrani: Ibrani 5:11-14
Artikel ini akan mengeksplorasi makna teologis dari Ibrani 5:11-14, berdasarkan pandangan beberapa pakar teologi. Fokusnya adalah pada keadaan rohani orang Kristen Ibrani, tantangan yang mereka hadapi, dan panggilan untuk pertumbuhan iman yang matang.

1. Konteks Ibrani 5:11-14
Penulis kitab Ibrani, yang berupaya menjelaskan kedalaman peran Yesus sebagai Imam Besar menurut peraturan Melkisedek, tiba-tiba menyela penjelasannya di ayat 11. Dia menyadari bahwa pembacanya tidak siap untuk menerima ajaran yang lebih dalam karena keadaan rohani mereka.

Menurut William Lane, ayat-ayat ini merupakan transisi menuju peringatan serius dalam pasal 6. Penulis memanfaatkan kesempatan ini untuk menegur dan mendorong pembacanya agar meninggalkan kedewasaan rohani yang dangkal dan mengejar kedewasaan dalam Kristus.

2. “Lamban Mendengar” (Ibrani 5:11)
"Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi itu sukar untuk dijelaskan karena kamu telah lamban dalam hal mendengar."

A. Makna "Lamban Mendengar"
Frasa “lamban dalam hal mendengar” dalam ayat ini menggambarkan sikap pasif terhadap kebenaran rohani. Leon Morris menjelaskan bahwa pembaca kitab Ibrani tidak lagi memiliki semangat untuk mendengar firman Allah dengan perhatian dan respons yang aktif.

Menurut F.F. Bruce, ini adalah masalah serius karena mendengar secara rohani adalah langkah awal menuju pemahaman dan penerapan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari. Ketika seseorang lamban mendengar, pertumbuhan rohani mereka terhambat.

B. Penyebab Kelambanan
John Owen menyoroti beberapa kemungkinan penyebab kelambanan rohani ini, termasuk gangguan duniawi, kurangnya disiplin rohani, dan ketidakmampuan untuk menanggung pengajaran yang lebih dalam. Kelambanan mendengar adalah tanda stagnasi rohani yang harus diatasi.

3. Susu dan Makanan Keras: Kondisi Tidak Dewasa (Ibrani 5:12-13)
"Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah. Kamu masih memerlukan susu dan bukan makanan keras."

A. Susu sebagai Ajaran Dasar
Penulis Ibrani menggunakan metafora susu untuk menggambarkan ajaran dasar iman Kristen, seperti pertobatan dari dosa dan iman kepada Allah (Ibrani 6:1-2). D.A. Carson menekankan bahwa susu bukanlah hal buruk, tetapi ini hanya cocok untuk orang-orang percaya yang baru lahir secara rohani, bukan bagi mereka yang seharusnya telah bertumbuh.

Martin Luther mengamati bahwa kegagalan untuk melangkah dari susu ke makanan keras menunjukkan kurangnya kedewasaan rohani dan keengganan untuk menghadapi tantangan iman yang lebih dalam.

B. Makanan Keras sebagai Ajaran Mendalam
Sebaliknya, makanan keras melambangkan ajaran mendalam tentang Kristus, seperti peran-Nya sebagai Imam Besar menurut peraturan Melkisedek. Menurut John MacArthur, makanan keras adalah bagian penting dari pertumbuhan rohani, karena itu membawa pemahaman yang lebih lengkap tentang kebenaran Allah dan rencana-Nya.

C. Penundaan dalam Menjadi Pengajar
Penulis Ibrani menyatakan kekecewaannya bahwa beberapa jemaat yang seharusnya sudah menjadi pengajar masih memerlukan pengajaran dasar. George Guthrie menafsirkan ini sebagai indikasi bahwa pertumbuhan rohani yang terhambat juga memengaruhi pelayanan mereka. Tanpa kedewasaan rohani, jemaat tidak dapat menjadi saksi atau pelayan yang efektif.

4. Kedewasaan dan Latihan Rohani (Ibrani 5:14)
"Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat."

A. Kedewasaan Rohani
Ayat ini mengidentifikasi kedewasaan rohani sebagai kemampuan untuk menerima makanan keras dan membedakan antara yang baik dan yang jahat. N.T. Wright menyebutkan bahwa kedewasaan rohani bukan hanya soal pengetahuan tetapi juga tentang kebijaksanaan praktis yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Latihan Pancaindera Rohani
Penulis Ibrani menggambarkan kedewasaan rohani sebagai hasil dari latihan pancaindera rohani. R.C. Sproul menjelaskan bahwa ini melibatkan praktik aktif dalam firman Allah, doa, dan kehidupan rohani lainnya yang memperkuat kemampuan seseorang untuk memahami dan menjalani kebenaran.

Menurut Herman Bavinck, latihan ini adalah proses yang berkelanjutan, di mana orang percaya diajak untuk terus bertumbuh dalam pengertian dan penerapan firman Allah.

5. Tantangan dalam Keadaan Rohani Orang Kristen Ibrani

A. Stagnasi Rohani
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh jemaat Kristen Ibrani adalah stagnasi rohani. Mereka tetap berada di tahap awal iman dan gagal bertumbuh. Dietrich Bonhoeffer menyebutkan bahwa stagnasi ini sering kali disebabkan oleh ketidaktaatan terhadap panggilan Allah untuk maju dalam iman.

B. Tekanan Eksternal
Jemaat Kristen Ibrani hidup di bawah tekanan untuk kembali ke tradisi Yahudi. John Calvin menyoroti bahwa tekanan ini bisa melemahkan komitmen mereka untuk mengikuti Kristus dan menghambat pertumbuhan rohani mereka.

C. Kurangnya Disiplin Rohani
Tanpa latihan rohani yang konsisten, jemaat cenderung kehilangan kemampuan untuk mendengar, memahami, dan mempraktikkan kebenaran firman Allah. Hal ini memperburuk kondisi kelambanan mereka dalam mendengar.

6. Panggilan untuk Pertumbuhan Rohani

A. Meninggalkan Dasar dan Menuju Kedewasaan
Penulis Ibrani mendorong pembacanya untuk meninggalkan asas-asas dasar dan bergerak menuju kedewasaan (Ibrani 6:1). William Lane menekankan bahwa ini bukan berarti meninggalkan ajaran dasar, tetapi membangun di atasnya untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam.

B. Pentingnya Komunitas
Pertumbuhan rohani sering kali terjadi dalam konteks komunitas. Timothy Keller menyebutkan bahwa komunitas gereja memberikan dukungan dan dorongan yang diperlukan untuk melawan stagnasi dan bertumbuh dalam iman.

C. Peran Firman Allah
Firman Allah adalah kunci untuk pertumbuhan rohani. Penulis Ibrani menekankan pentingnya firman sebagai pedoman untuk membedakan yang baik dan yang jahat. Menurut F.F. Bruce, jemaat yang setia pada firman Allah akan mengalami transformasi yang membawa mereka ke kedewasaan rohani.

7. Relevansi Ibrani 5:11-14 Bagi Orang Kristen Modern

A. Perlu Menilai Keadaan Rohani
Ibrani 5:11-14 menantang orang percaya untuk mengevaluasi keadaan rohani mereka. Apakah mereka masih hidup dalam susu rohani atau sudah mampu menerima makanan keras?

B. Panggilan untuk Bertumbuh
Konteks modern penuh dengan tantangan yang dapat menghambat pertumbuhan rohani, seperti gangguan dunia digital dan tekanan budaya. Namun, umat Kristen dipanggil untuk bertumbuh dalam iman melalui disiplin rohani, termasuk doa, pembacaan Alkitab, dan pelayanan.

C. Menjadi Pengajar dan Pemimpin
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk membimbing orang lain dalam iman. Peringatan dalam Ibrani 5:12 mengingatkan kita bahwa pertumbuhan rohani bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk melayani orang lain.

Kesimpulan
Ibrani 5:11-14 memberikan gambaran yang kuat tentang keadaan rohani jemaat Kristen Ibrani, yang terjebak dalam kelambanan mendengar dan kurangnya kedewasaan. Penulis kitab Ibrani mendorong mereka untuk bergerak maju, meninggalkan susu rohani, dan menerima makanan keras untuk mencapai kedewasaan dalam Kristus.

Pandangan para teolog seperti Leon Morris, John Calvin, dan R.C. Sproul menunjukkan bahwa pertumbuhan rohani adalah proses yang membutuhkan disiplin, komitmen, dan respons aktif terhadap firman Allah. Relevansi teks ini bagi orang Kristen modern sangat nyata, mengingat tantangan-tantangan yang sering kali menghambat pertumbuhan iman.

Dengan mendengar firman Allah secara aktif, melatih pancaindera rohani, dan berkomitmen untuk bertumbuh, umat Kristen dapat mencapai kedewasaan rohani yang menghasilkan kehidupan yang berbuah dan pelayanan yang efektif.

Next Post Previous Post