Markus 13:28-29: Pelajaran dari Perumpamaan Pohon Ara dan Penantian Akhir Zaman
Pendahuluan:
Markus 13 adalah salah satu pasal yang memuat pengajaran Yesus tentang akhir zaman. Dalam ayat 28-29, Yesus menggunakan perumpamaan tentang pohon ara untuk memberikan pelajaran penting kepada murid-murid-Nya mengenai tanda-tanda zaman dan kesiapan mereka menyambut penggenapan rencana Allah.
Ayat ini berbunyi:"Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa waktu-Nya sudah dekat, sudah di ambang pintu."
Artikel ini akan mengeksplorasi makna mendalam dari Markus 13:28-29 dengan melihat latar belakang Alkitab, pandangan para teolog, dan relevansinya bagi kehidupan Kristen kontemporer.
Bagian 1: Konteks Markus 13
1. Pengajaran Eskatologis Yesus
Markus 13 dikenal sebagai Olivet Discourse (Pengajaran di Bukit Zaitun), yang berisi nubuat Yesus tentang kehancuran Bait Allah, penderitaan, tanda-tanda akhir zaman, dan kedatangan-Nya yang kedua kali. Yesus berbicara kepada murid-murid-Nya untuk menjawab pertanyaan mereka tentang kapan peristiwa-peristiwa ini akan terjadi (Markus 13:4).
Menurut R.C. Sproul dalam The Last Days According to Jesus, bagian ini mengandung elemen dualitas: sebagian nubuat merujuk pada kehancuran Yerusalem pada tahun 70 M, dan sebagian lainnya berbicara tentang akhir zaman secara eskatologis.
2. Perumpamaan sebagai Alat Pengajaran
Yesus sering menggunakan perumpamaan untuk mengajarkan kebenaran rohani. Dalam konteks Markus 13, perumpamaan pohon ara berfungsi untuk menggambarkan pentingnya mengamati tanda-tanda zaman dan hidup dalam kesiapan rohani.
Bagian 2: Analisis Markus 13:28-29
1. "Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara..."
Yesus memulai dengan ajakan untuk belajar dari pohon ara. Dalam budaya Palestina, pohon ara adalah simbol yang umum digunakan, dan siklus pertumbuhan daunnya menjadi penanda perubahan musim.
Teolog William Lane dalam The Gospel of Mark menjelaskan bahwa pohon ara menjadi ilustrasi alami yang menunjukkan bagaimana perubahan di sekitar kita dapat memberikan tanda-tanda akan peristiwa yang lebih besar.
2. "Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu bahwa musim panas sudah dekat."
Yesus menggunakan tanda pertumbuhan pohon ara untuk menggambarkan bahwa tanda-tanda tertentu menunjukkan kedekatan musim tertentu. Dalam konteks Markus 13, tanda-tanda ini merujuk pada peristiwa-peristiwa yang akan mengarah pada penggenapan nubuat-Nya.
John Stott menekankan bahwa tanda-tanda ini tidak dimaksudkan untuk meramalkan waktu secara tepat, tetapi untuk mengingatkan umat percaya agar tetap waspada dan berjaga-jaga.
3. "Jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa waktu-Nya sudah dekat, sudah di ambang pintu."
Yesus mengarahkan perhatian murid-murid-Nya pada "hal-hal itu," yaitu peristiwa-peristiwa yang telah Ia nubuatkan sebelumnya dalam Markus 13:5-27. Tanda-tanda ini mencakup penderitaan, penganiayaan, dan kejadian kosmik yang menunjukkan bahwa kedatangan Kristus semakin dekat.
D.A. Carson dalam An Introduction to the New Testament menyoroti bahwa frasa "sudah di ambang pintu" menggambarkan kedekatan peristiwa, tetapi tetap dalam kerangka waktu ilahi yang tidak dapat diketahui manusia (Markus 13:32).
Bagian 3: Makna Teologis Markus 13:28-29
1. Allah yang Berdaulat atas Sejarah
Perumpamaan pohon ara mengingatkan bahwa Allah memegang kendali penuh atas sejarah. Segala sesuatu yang terjadi, baik dalam skala besar maupun kecil, adalah bagian dari rencana ilahi. Dalam Yesaya 46:10, Allah berfirman: “Akulah yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian, dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana.”
R.C. Sproul menulis bahwa memahami kedaulatan Allah dalam sejarah memberi orang percaya penghiburan dan keyakinan bahwa segala sesuatu bekerja sesuai dengan rencana-Nya.
2. Pentingnya Mewaspadai Tanda-Tanda Zaman
Yesus menekankan pentingnya mengamati tanda-tanda yang menunjukkan kedatangan-Nya. Hal ini mengajarkan bahwa orang percaya tidak boleh pasif, tetapi harus peka terhadap apa yang terjadi di dunia. Dalam Matius 24:42, Yesus berkata: “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.”
John MacArthur menekankan bahwa pengamatan tanda-tanda ini bukan untuk menebak waktu, tetapi untuk memotivasi orang percaya agar hidup dengan kesiapan rohani.
3. Kesiapan untuk Kedatangan Kristus
Perumpamaan pohon ara mengajarkan bahwa orang percaya harus siap menyambut kedatangan Kristus kapan saja. Kesiapan ini melibatkan hidup dalam ketaatan, pengudusan, dan pengharapan akan kedatangan-Nya.
Dalam 2 Petrus 3:11-12, Petrus mengingatkan: “Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup, yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah.”
Bagian 4: Pandangan Teolog tentang Markus 13:28-29
1. John Calvin: Kewaspadaan yang Aktif
John Calvin dalam Commentary on a Harmony of the Evangelists menulis bahwa perumpamaan pohon ara adalah panggilan untuk kewaspadaan aktif. Orang percaya tidak boleh tertidur rohani, tetapi harus selalu siap menyambut kedatangan Tuhan.
2. Martyn Lloyd-Jones: Pengharapan dalam Akhir Zaman
Martyn Lloyd-Jones menekankan bahwa Markus 13:28-29 memberikan pengharapan bagi orang percaya di tengah penderitaan. Ia berkata bahwa tanda-tanda zaman mengingatkan bahwa Allah sedang menggenapi rencana-Nya, dan kedatangan Kristus adalah sumber sukacita.
3. William Barclay: Kehidupan yang Berorientasi pada Kekekalan
William Barclay menulis bahwa perumpamaan ini mengajarkan pentingnya hidup dengan perspektif kekekalan. Ia menekankan bahwa tanda-tanda zaman mengingatkan orang percaya untuk memprioritaskan hal-hal yang bersifat kekal dibandingkan yang sementara.
Bagian 5: Relevansi Markus 13:28-29 bagi Orang Percaya Hari Ini
1. Hidup dalam Kesiapan Rohani
Markus 13:28-29 mengingatkan orang percaya untuk selalu siap menyambut kedatangan Kristus. Kesiapan ini melibatkan hidup dalam ketaatan kepada firman Tuhan, menjauhi dosa, dan melayani sesama dengan kasih.
2. Menafsirkan Tanda-Tanda Zaman dengan Bijaksana
Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, orang percaya dipanggil untuk mengamati apa yang terjadi di sekitar mereka melalui lensa Alkitab. Namun, mereka juga harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam spekulasi yang tidak alkitabiah.
3. Berpengharapan di Tengah Penderitaan
Tanda-tanda zaman sering kali mencakup penderitaan dan penganiayaan, tetapi orang percaya dipanggil untuk tetap berpengharapan. Dalam Roma 8:18, Paulus menulis: “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.”
4. Mengutamakan Misi Penginjilan
Kesiapan untuk kedatangan Kristus juga berarti terlibat dalam misi penginjilan. Dalam Matius 24:14, Yesus berkata bahwa Injil Kerajaan akan diberitakan ke seluruh dunia sebelum akhir zaman tiba.
Kesimpulan
Markus 13:28-29 mengajarkan pelajaran penting melalui perumpamaan pohon ara. Tanda-tanda zaman mengingatkan orang percaya untuk hidup dalam kewaspadaan, kesiapan, dan pengharapan akan kedatangan Kristus.
Sebagai umat Allah, kita dipanggil untuk hidup dengan kesadaran bahwa sejarah dunia ada dalam kendali Allah. Tugas kita adalah tetap setia, hidup dalam kekudusan, dan mengarahkan hati kepada hal-hal kekal. Dengan demikian, kita dapat menyambut kedatangan Kristus dengan sukacita dan keyakinan.
Amin.