Bagaimana Abraham Memperoleh Janji Allah: Ibrani 6:13-15

 Pendahuluan:

Dalam Ibrani 6:13-15, kita melihat bagaimana Allah memberikan janji kepada Abraham dan bagaimana Abraham, melalui iman dan kesabaran, memperoleh manfaat dari janji tersebut. Ayat ini menunjukkan karakter Allah yang setia dan menguatkan pentingnya iman yang teguh dalam menggenapi janji-Nya. Artikel ini akan mengupas pengajaran penting dari ayat ini, termasuk analisis teologis, pandangan para pakar, serta aplikasinya dalam kehidupan Kristen.
Bagaimana Abraham Memperoleh Janji Allah: Ibrani 6:13-15
Ibrani 6:13-15 "Sebab, ketika Allah memberikan janji kepada Abraham, karena tidak ada seorang pun yang lebih besar untuk Dia bersumpah, Dia bersumpah demi diri-Nya sendiri, dengan berkata, ‘Sungguh, Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak.’ Dan demikianlah, setelah Abraham menunggu dengan sabar, ia memperoleh apa yang dijanjikan."

1. Konteks Ibrani 6:13-15

Surat kepada orang Ibrani ditulis untuk menguatkan iman orang Kristen Yahudi yang sedang menghadapi penganiayaan dan godaan untuk kembali kepada hukum Taurat. Penulis Ibrani mengingatkan mereka tentang janji-janji Allah yang tidak berubah, dengan menggunakan Abraham sebagai contoh iman dan kesabaran.

Leon Morris, dalam The Epistle to the Hebrews, menjelaskan bahwa penulis menggunakan janji Allah kepada Abraham untuk menegaskan bahwa Allah selalu setia kepada Firman-Nya. Ini memberikan penghiburan dan penguatan kepada pembaca yang sedang menghadapi tantangan iman.

2. Analisis Teologis Ibrani 6:13-15

a. Janji Allah kepada Abraham
Dalam ayat 13, Allah mengingatkan janji-Nya kepada Abraham. Janji ini pertama kali diberikan dalam Kejadian 12:2-3, di mana Allah berjanji untuk membuat Abraham menjadi bangsa yang besar dan memberkati seluruh dunia melalui keturunannya. Janji ini diulangi dan ditegaskan dalam Kejadian 22:16-18 setelah Abraham menunjukkan kesetiaannya dengan bersedia mempersembahkan Ishak.

John Stott, dalam The Message of the Bible, mencatat bahwa janji Allah kepada Abraham adalah dasar dari rencana keselamatan-Nya bagi seluruh umat manusia. Melalui keturunan Abraham, yaitu Kristus, semua bangsa diberkati.

b. Allah Bersumpah Demi Diri-Nya Sendiri
Karena tidak ada yang lebih besar dari Allah, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri untuk menegaskan kepastian janji-Nya. Ini menunjukkan karakter Allah yang tidak dapat berdusta dan kesetiaan-Nya yang tidak tergoyahkan (lihat Bilangan 23:19).

R.C. Sproul, dalam The Holiness of God, menyatakan bahwa sumpah Allah adalah penguat bagi iman kita. Ketika Allah bersumpah demi diri-Nya sendiri, Ia memberikan jaminan penuh bahwa janji-Nya pasti akan digenapi.

c. Kesabaran Abraham
Ayat 15 menyoroti kesabaran Abraham sebagai kunci untuk memperoleh janji Allah. Abraham menunggu selama 25 tahun sejak janji itu pertama kali diberikan hingga Ishak lahir, menunjukkan iman dan ketekunannya dalam menghadapi ketidakpastian.

Wayne Grudem, dalam Systematic Theology, menjelaskan bahwa kesabaran adalah bukti iman sejati. Ketika kita percaya pada janji Allah, kita mampu menunggu dengan penuh pengharapan, mengetahui bahwa Allah selalu setia pada Firman-Nya.

3. Bagaimana Abraham Memperoleh Janji

a. Iman yang Teguh
Abraham mempercayai Allah, meskipun situasinya tampak mustahil. Roma 4:20-21 menggambarkan bahwa Abraham "tidak bimbang karena ketidakpercayaan," tetapi "dikuatkan dalam imannya dan memberikan kemuliaan kepada Allah."

Iman Abraham adalah iman yang aktif, yang melibatkan ketaatan dan penyerahan total kepada Allah, seperti terlihat dalam tindakannya saat mempersembahkan Ishak (lihat Kejadian 22:1-19).

b. Kesabaran dalam Menunggu
Abraham harus menunggu bertahun-tahun sebelum melihat janji Allah digenapi. Penantian ini adalah ujian iman yang membentuk karakternya dan menguatkan hubungannya dengan Allah. Dalam Yakobus 1:3-4, kita diajarkan bahwa kesabaran menghasilkan kedewasaan rohani.

c. Ketergantungan pada Janji Allah
Abraham tidak mengandalkan kekuatannya sendiri, tetapi sepenuhnya bersandar pada janji Allah. Ini adalah teladan bagi orang percaya untuk hidup dengan iman, bergantung pada Allah yang tidak pernah gagal memenuhi Firman-Nya.

4. Pandangan Teologis tentang Iman dan Janji

a. John Calvin
Dalam Institutes of the Christian Religion, Calvin menyoroti bahwa iman adalah sarana untuk menerima janji Allah. Ia menjelaskan bahwa iman Abraham adalah contoh sempurna dari bagaimana orang percaya harus menanggapi janji Allah dengan ketaatan dan kepercayaan penuh.

b. Charles Spurgeon
Charles Spurgeon sering berbicara tentang kesetiaan Allah dalam memenuhi janji-Nya. Dalam khotbahnya, ia menyatakan bahwa "janji-janji Allah adalah kekayaan besar bagi orang percaya," dan bahwa kesabaran dalam menunggu adalah tanda kepercayaan kepada Allah yang hidup.

c. R.C. Sproul
R.C. Sproul menekankan pentingnya sifat Allah yang tidak berubah dalam kaitannya dengan janji-Nya. Dalam Chosen by God, ia menjelaskan bahwa janji Allah tidak tergantung pada manusia, tetapi pada karakter-Nya yang sempurna dan setia.

5. Aplikasi Ibrani 6:13-15 dalam Kehidupan Kristen

a. Percaya pada Kesetiaan Allah
Seperti Abraham, kita dipanggil untuk mempercayai kesetiaan Allah. Dalam kehidupan sehari-hari, ini berarti menyerahkan kekhawatiran dan ketakutan kita kepada-Nya, yakin bahwa Dia akan memenuhi setiap janji-Nya sesuai waktu-Nya.

b. Menunjukkan Kesabaran
Kesabaran adalah bukti iman yang hidup. Dalam dunia yang sering kali menuntut hasil instan, kita diajarkan untuk menunggu dengan sabar sambil tetap bertekun dalam doa dan ketaatan.

c. Hidup dalam Ketaatan
Abraham menunjukkan bahwa iman sejati selalu disertai dengan tindakan ketaatan. Orang Kristen dipanggil untuk menjalani hidup yang taat kepada kehendak Allah, bahkan ketika menghadapi situasi yang sulit atau tidak pasti.

6. Relevansi Janji Allah kepada Abraham bagi Orang Percaya

a. Janji yang Digenapi Melalui Kristus
Janji Allah kepada Abraham menemukan penggenapan akhirnya dalam Yesus Kristus. Melalui Kristus, semua bangsa diberkati (lihat Galatia 3:16). Orang percaya, baik Yahudi maupun non-Yahudi, menjadi bagian dari umat pilihan Allah melalui iman kepada Kristus.

b. Warisan Hidup Kekal
Sebagai ahli waris dari janji-janji Allah, kita memiliki pengharapan akan hidup kekal bersama-Nya. Roma 8:17 menyatakan bahwa kita adalah "ahli waris Allah dan sesama ahli waris dengan Kristus."

c. Kehadiran Allah dalam Kehidupan Kita
Seperti Allah hadir dalam perjalanan iman Abraham, Dia juga hadir dalam hidup kita. Kita dapat bersandar pada janji-Nya bahwa Dia tidak akan meninggalkan atau membiarkan kita (lihat Ibrani 13:5).

7. Tantangan dalam Mempercayai Janji Allah

a. Ketidaksabaran
Salah satu tantangan terbesar adalah ketidaksabaran. Seperti Abraham yang pernah mencoba mempercepat janji Allah melalui Hagar (lihat Kejadian 16:1-16), kita juga cenderung ingin melihat hasil segera. Namun, Allah mengajarkan kita untuk menunggu waktu-Nya yang sempurna.

b. Keraguan
Ketika janji Allah tampak sulit atau mustahil, keraguan bisa muncul. Namun, iman mengarahkan kita untuk mempercayai bahwa Allah selalu setia, bahkan ketika kita tidak dapat melihat jalan-Nya.

c. Godaan untuk Mengandalkan Diri Sendiri
Abraham memberikan teladan tentang pentingnya bersandar pada Allah daripada mengandalkan kekuatan sendiri. Ketika kita menghadapi kesulitan, kita harus menyerahkan segala sesuatu kepada Allah, yakin bahwa Dia berkuasa untuk memenuhi janji-Nya.

8. Wahyu tentang Allah dalam Ibrani 6:13-15

a. Allah yang Setia
Ibrani 6:13-15 menyoroti sifat Allah yang setia dan tidak berubah. Ketika Allah bersumpah demi diri-Nya sendiri, Dia memberikan jaminan bahwa janji-Nya adalah pasti.

b. Allah yang Maha Kuasa
Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk menggenapi janji-Nya, bahkan dalam situasi yang tampaknya mustahil. Seperti Abraham mempercayai Allah untuk memberikan anak meskipun usianya sudah tua, kita juga dapat percaya pada kuasa Allah dalam hidup kita.

c. Allah yang Pengasih
Janji Allah kepada Abraham lahir dari kasih-Nya yang besar. Sama seperti Dia mengasihi Abraham, Dia juga mengasihi kita dan ingin memberkati hidup kita melalui hubungan yang mendalam dengan-Nya.

Kesimpulan

Ibrani 6:13-15 memberikan pelajaran yang mendalam tentang bagaimana Abraham memperoleh janji Allah melalui iman dan kesabaran. Teladan Abraham mengajarkan kita untuk mempercayai kesetiaan Allah, menunggu dengan sabar, dan hidup dalam ketaatan.

Pandangan para teolog seperti Calvin, Spurgeon, dan Sproul menegaskan bahwa janji Allah adalah dasar dari iman Kristen. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengikuti teladan Abraham, bersandar pada Allah, dan mempercayai bahwa Dia akan menggenapi setiap janji-Nya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menerapkan pengajaran ini dengan menunjukkan iman yang teguh, kesabaran dalam menunggu, dan ketaatan pada kehendak Allah. Seperti Abraham, kita dapat mengalami berkat Allah yang melimpah ketika kita hidup dalam hubungan yang setia dengan-Nya.

Next Post Previous Post