Ibrani 7:18-19: Harapan yang Lebih Baik dalam Yesus Kristus

Ibrani 7:18-19: Harapan yang Lebih Baik dalam Yesus Kristus
 Pendahuluan:

Ibrani 7:18-19 adalah bagian penting dalam kitab Ibrani yang menjelaskan penggantian hukum Taurat dengan perjanjian yang lebih baik melalui Yesus Kristus. Dalam ayat ini, penulis kitab Ibrani menekankan bahwa hukum Taurat tidak dapat membawa kesempurnaan, sehingga diperlukan pengharapan yang lebih baik yang diberikan melalui Yesus. Harapan ini tidak hanya menggantikan kelemahan hukum Taurat tetapi juga memberikan akses kepada Allah secara langsung.
Artikel ini akan membahas makna teologis dari Ibrani 7:18-19, pandangan beberapa pakar teologi, dan relevansinya bagi kehidupan orang percaya saat ini.

Berikut adalah teks Ibrani 7:18-19 (TB): "Sebab suatu hukum yang dikeluarkan dahulu, ternyata tidak memiliki kekuatan karena tidak membawa kesempurnaan, maka hukum itu dibatalkan dan sebagai gantinya diberikan pengharapan yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada Allah."

Konteks Ibrani 7:18-19

Kitab Ibrani ditulis untuk jemaat Kristen Yahudi yang mengalami tekanan untuk kembali kepada sistem hukum Taurat dan keimamatan Lewi. Penulis kitab Ibrani menunjukkan bahwa Yesus adalah Imam Besar yang jauh lebih unggul, bukan berdasarkan hukum Taurat tetapi berdasarkan tatanan Melkisedek.

Pasal 7 secara khusus membahas perbandingan antara keimamatan Lewi dan keimamatan Yesus. Dalam ayat 18-19, penulis menyatakan bahwa hukum Taurat tidak sempurna, sehingga Allah memberikan "pengharapan yang lebih baik" melalui Yesus Kristus.

Analisis Teologis Ibrani 7:18-19

1. "Sebab suatu hukum yang dikeluarkan dahulu... tidak membawa kesempurnaan" (Ibrani 7:18)

Hukum Taurat adalah sistem yang diberikan Allah melalui Musa untuk membimbing umat Israel. Namun, hukum ini tidak dapat membawa kesempurnaan karena hanya mampu menunjukkan dosa, bukan menyelamatkan dari dosa.

Menurut William Lane dalam Hebrews: A Word Biblical Commentary, hukum Taurat adalah bayangan dari hal-hal yang akan datang, tetapi tidak memiliki kuasa untuk membawa manusia kepada hubungan yang sempurna dengan Allah.

Refleksi:
Kelemahan hukum Taurat menunjukkan kebutuhan akan keimamatan yang lebih baik, yang hanya dapat ditemukan dalam Yesus Kristus.

2. "Maka hukum itu dibatalkan" (Ibrani 7:18)

Pernyataan ini menunjukkan bahwa hukum Taurat, yang merupakan dasar keimamatan Lewi, dibatalkan atau digantikan oleh perjanjian baru dalam Kristus. Penghapusan ini bukan berarti hukum Taurat tidak berguna, tetapi bahwa fungsinya telah digenapi oleh Yesus.

John Calvin dalam Commentary on Hebrews menekankan bahwa pembatalan hukum Taurat menunjukkan bahwa keselamatan tidak bergantung pada usaha manusia, tetapi pada anugerah Allah yang diberikan melalui Yesus Kristus.

Refleksi:
Pembatalan hukum Taurat membuka jalan bagi hubungan yang lebih dekat dengan Allah melalui Yesus sebagai Imam Besar yang kekal.

3. "Sebagai gantinya diberikan pengharapan yang lebih baik" (Ibrani 7:19)

Harapan yang lebih baik ini mengacu pada Yesus Kristus, yang membawa keselamatan dan hubungan langsung dengan Allah. Dalam Yesus, pengharapan tidak lagi bergantung pada upacara atau ritual, tetapi pada iman kepada-Nya sebagai Juruselamat.

F. F. Bruce dalam The Epistle to the Hebrews menjelaskan bahwa harapan ini adalah dasar dari keselamatan yang kekal, yang memungkinkan orang percaya untuk mendekati Allah tanpa perantara manusia.

Refleksi:
Yesus adalah pengharapan yang lebih baik yang membawa kepastian keselamatan dan hubungan yang intim dengan Allah.

4. "Yang mendekatkan kita kepada Allah" (Ibrani 7:19)

Hukum Taurat hanya mampu menunjukkan dosa, tetapi tidak dapat membawa manusia mendekat kepada Allah. Sebaliknya, Yesus Kristus membuka jalan kepada Allah melalui pengorbanan-Nya di kayu salib.

D. A. Carson dalam The Cross and Christian Ministry menekankan bahwa Yesus adalah pengantara yang sempurna, yang memungkinkan manusia untuk memiliki hubungan langsung dengan Allah tanpa perantara sistem keimamatan Lewi.

Refleksi:
Yesus membuka jalan kepada Allah, membawa manusia yang berdosa ke dalam hubungan yang penuh kasih dengan Sang Pencipta.

Keunggulan Harapan dalam Kristus dibandingkan Hukum Taurat

Hukum TauratYesus Kristus (Pengharapan Baru)
Hanya menunjukkan dosaMenghapus dosa melalui pengorbanan-Nya
Bersifat sementaraBersifat kekal
Membutuhkan perantara manusia (imam)Yesus adalah pengantara sempurna
Tidak membawa kesempurnaanMemberikan keselamatan yang sempurna

Pandangan Pakar Teologi tentang Ibrani 7:18-19

  1. William Lane
    Lane menekankan bahwa hukum Taurat tidak dapat membawa manusia kepada hubungan yang sempurna dengan Allah. Yesus Kristus adalah penggenapan dari semua bayangan yang ada dalam hukum Taurat.

  2. John Calvin
    Calvin mencatat bahwa pembatalan hukum Taurat menunjukkan bahwa keselamatan tidak pernah bergantung pada usaha manusia, tetapi sepenuhnya adalah anugerah Allah dalam Kristus.

  3. F. F. Bruce
    Bruce menjelaskan bahwa harapan yang lebih baik dalam Kristus memungkinkan orang percaya untuk memiliki hubungan langsung dengan Allah tanpa perantara manusia.

  4. D. A. Carson
    Carson menyoroti bahwa keimamatan Yesus dalam tatanan Melkisedek membawa pengharapan yang melampaui batasan hukum Taurat dan membuka jalan baru kepada Allah.

Makna Teologis Ibrani 7:18-19

  1. Kelemahan Hukum Taurat
    Hukum Taurat hanya mampu menunjukkan dosa tetapi tidak dapat membawa manusia kepada keselamatan. Kelemahan ini menunjukkan kebutuhan akan Yesus sebagai penggenapan hukum Taurat.

  2. Yesus sebagai Harapan yang Lebih Baik
    Yesus membawa pengharapan yang lebih baik karena Dia memberikan keselamatan yang kekal dan hubungan langsung dengan Allah.

  3. Akses kepada Allah
    Melalui Yesus, orang percaya memiliki akses langsung kepada Allah tanpa perantara sistem keimamatan manusia.

  4. Kesempurnaan dalam Kristus
    Yesus membawa kesempurnaan yang tidak dapat diberikan oleh hukum Taurat, yaitu keselamatan yang penuh dan hubungan yang intim dengan Allah.

Aplikasi Ibrani 7:18-19 dalam Kehidupan Orang Percaya

  1. Mengandalkan Yesus sebagai Pengharapan
    Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengandalkan Yesus sebagai satu-satunya pengharapan kita, bukan pada usaha manusia atau ritual keagamaan.

  2. Hidup dalam Kepastian Keselamatan
    Yesus sebagai harapan yang lebih baik memberikan kepastian keselamatan bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Kita dapat hidup dengan keyakinan bahwa hubungan kita dengan Allah telah dipulihkan.

  3. Menikmati Hubungan Langsung dengan Allah
    Melalui Yesus, kita memiliki akses langsung kepada Allah. Kita dipanggil untuk menikmati hubungan ini melalui doa, penyembahan, dan ketaatan kepada-Nya.

  4. Menyaksikan Pengharapan dalam Kristus kepada Dunia
    Sebagai penerima pengharapan yang lebih baik, kita dipanggil untuk menjadi saksi yang hidup, memberitakan keselamatan dalam Kristus kepada dunia yang membutuhkan.

Relevansi Ibrani 7:18-19 untuk Hidup Modern

  1. Mengatasi Ketidakpastian
    Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, Yesus adalah pengharapan yang tidak tergoyahkan, yang memberikan kepastian akan keselamatan kekal.

  2. Hidup dalam Kasih Karunia, Bukan Hukum
    Ibrani 7:18-19 mengingatkan kita untuk tidak bergantung pada usaha manusia, tetapi hidup dalam kasih karunia Allah yang diberikan melalui Yesus Kristus.

  3. Akses kepada Allah di Tengah Kesibukan Dunia
    Melalui Yesus, kita memiliki akses langsung kepada Allah, yang memberikan penghiburan dan kekuatan di tengah kesibukan dunia modern.

  4. Memberikan Harapan kepada Orang Lain
    Sebagai penerima pengharapan yang lebih baik, kita dipanggil untuk membagikan harapan ini kepada orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan penghiburan dan keselamatan.

Kesimpulan

Ibrani 7:18-19 menegaskan bahwa hukum Taurat, meskipun penting sebagai panduan moral, tidak dapat membawa kesempurnaan. Yesus Kristus adalah pengharapan yang lebih baik yang memberikan keselamatan kekal dan hubungan langsung dengan Allah.

Baca Juga: Ibrani 7:11-12: Hukum dan Keimamatan yang Tak Berubah dalam Kristus

Pandangan para teolog seperti William Lane, John Calvin, F. F. Bruce, dan D. A. Carson memperkaya pemahaman kita tentang bagaimana Yesus menggantikan kelemahan hukum Taurat dengan pengharapan yang lebih baik.

Kiranya kita terus mengandalkan Yesus sebagai satu-satunya pengharapan kita, hidup dalam kasih karunia-Nya, dan menikmati hubungan yang indah dengan Allah melalui Dia. Tuhan Yesus memberkati!

Next Post Previous Post