Kekekalan Allah dalam Alkitab
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi pengertian Allah yang kekal dari sudut pandang Alkitab, pandangan para teolog, serta relevansinya bagi iman dan kehidupan Kristen.
1. Definisi Allah yang Kekal
a. Pengertian Kekekalan
Kekekalan berarti keberadaan tanpa awal, tanpa akhir, dan tidak terikat oleh waktu. Dalam teologi Kristen, Allah yang kekal digambarkan sebagai "Dia yang ada, yang telah ada, dan yang akan datang" (Wahyu 1:8). Sifat ini menunjukkan bahwa Allah melampaui dimensi waktu yang mengikat manusia dan ciptaan.
b. Dasar Alkitabiah
Alkitab memberikan banyak referensi tentang kekekalan Allah, antara lain:
- Mazmur 90:2: "Sebelum gunung-gunung dilahirkan, sebelum Engkau melahirkan bumi dan dunia, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah."
- Yesaya 40:28: "Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal."
- Kejadian 21:33: Abraham menyebut Tuhan sebagai "Allah yang kekal."
Menurut Wayne Grudem dalam Systematic Theology, kekekalan Allah berarti bahwa Dia selalu ada, tidak pernah berubah, dan selalu sama di segala zaman.
2. Kekekalan Allah dalam Alkitab
a. Kekekalan Allah dalam Perjanjian Lama
Dalam Perjanjian Lama, kekekalan Allah sering dikaitkan dengan kuasa-Nya atas sejarah dan penciptaan. Mazmur 102:27 menyatakan, "Tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan." Ayat ini menekankan bahwa meskipun dunia berubah, Allah tetap konsisten dan tidak berubah.
b. Kekekalan Allah dalam Perjanjian Baru
Perjanjian Baru menguatkan pengertian kekekalan Allah melalui Yesus Kristus. Dalam Ibrani 13:8, Yesus digambarkan sebagai "sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya." Kekekalan Allah juga menjadi dasar pengharapan akan kehidupan kekal yang diberikan kepada orang percaya (Yohanes 3:16).
c. Allah sebagai Alfa dan Omega
Allah yang kekal digambarkan sebagai "Alfa dan Omega" dalam Wahyu 1:8, menunjukkan bahwa Dia adalah awal dan akhir dari segala sesuatu. Ini berarti bahwa Allah tidak hanya melampaui waktu, tetapi juga mengendalikan semua peristiwa di dalamnya.
3. Pandangan Teologis tentang Allah yang Kekal
a. John Calvin: Allah yang Tidak Terbatas
Dalam Institutes of the Christian Religion, John Calvin menekankan bahwa kekekalan Allah adalah sifat yang melampaui pemahaman manusia. Calvin menyatakan bahwa Allah tidak terikat oleh waktu seperti ciptaan-Nya, sehingga segala rencana-Nya sempurna dan tidak dapat digagalkan.
b. A.W. Tozer: Kekekalan sebagai Keagungan Allah
Dalam The Knowledge of the Holy, A.W. Tozer menyebut kekekalan sebagai salah satu atribut yang paling mengagumkan dari Allah. Dia menulis bahwa kekekalan Allah menunjukkan bahwa Dia selalu hadir, tidak pernah berubah, dan sepenuhnya dapat diandalkan.
c. R.C. Sproul: Kekekalan dan Kekudusan
R.C. Sproul, dalam The Holiness of God, mengaitkan kekekalan Allah dengan kekudusan-Nya. Sproul menyatakan bahwa kekekalan Allah menunjukkan bahwa Dia tidak terpengaruh oleh waktu atau perubahan, menjadikannya sumber utama dari kebenaran dan keadilan.
4. Implikasi Kekekalan Allah dalam Kehidupan Kristen
a. Kepercayaan pada Rencana Allah
Kekekalan Allah memberi keyakinan bahwa rencana-Nya sempurna dan tidak berubah. Yeremia 29:11 menyatakan bahwa Allah memiliki rancangan damai sejahtera bagi umat-Nya, yang berakar pada sifat kekal-Nya.
b. Penghiburan dalam Perubahan
Dalam dunia yang terus berubah, kekekalan Allah menjadi sumber penghiburan. Karena Allah tidak pernah berubah, janji-Nya tetap sama dari generasi ke generasi. Ibrani 6:17-18 mengajarkan bahwa Allah tidak dapat berdusta, sehingga janji-Nya adalah jangkar bagi iman kita.
c. Dasar Pengharapan Kekal
Karena Allah kekal, hidup kekal yang dijanjikan kepada orang percaya juga pasti. Dalam Yohanes 10:28, Yesus menjanjikan bahwa tidak seorang pun dapat mengambil domba-domba-Nya dari tangan-Nya, memberikan kepastian akan kehidupan kekal bersama Allah.
5. Kekekalan Allah dan Hubungan-Nya dengan Waktu
a. Allah Melampaui Waktu
Allah kekal berarti Dia berada di luar waktu. 2 Petrus 3:8 menyatakan, "Di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari." Ini menunjukkan bahwa waktu tidak membatasi Allah.
b. Allah yang Berinteraksi dalam Waktu
Meskipun Allah melampaui waktu, Dia juga masuk ke dalam sejarah manusia. Inkarnasi Yesus Kristus adalah bukti bahwa Allah kekal rela berinteraksi dalam dimensi waktu untuk menyelamatkan umat-Nya (Yohanes 1:14).
c. Peran Kekekalan dalam Pemeliharaan Allah
Karena Allah kekal, Dia mampu memelihara ciptaan-Nya sepanjang waktu. Dalam Mazmur 121:4, Allah digambarkan sebagai penjaga yang tidak pernah tidur atau tertidur, menunjukkan perhatian-Nya yang terus-menerus.
6. Tantangan dalam Memahami Kekekalan Allah
a. Keterbatasan Pemahaman Manusia
Kekekalan Allah adalah konsep yang sulit dipahami karena manusia terikat oleh waktu. Namun, A.W. Tozer menyatakan bahwa kekekalan Allah harus diterima dengan iman, meskipun tidak sepenuhnya dapat dimengerti.
b. Penolakan terhadap Kekekalan Allah
Beberapa pandangan modern, seperti deisme, menolak gagasan bahwa Allah secara aktif terlibat dalam waktu. Namun, Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa Allah yang kekal juga hadir secara pribadi dalam hidup umat-Nya.
c. Relevansi Kekekalan dalam Kehidupan Praktis
Beberapa orang mungkin merasa sulit untuk menghubungkan kekekalan Allah dengan masalah sehari-hari. Namun, kekekalan Allah memberikan dasar penghiburan, kepercayaan, dan pengharapan dalam segala situasi.
7. Aplikasi Praktis Kekekalan Allah
a. Kepercayaan dalam Rencana Jangka Panjang
Karena Allah kekal, rencana-Nya mencakup seluruh sejarah, termasuk masa depan. Orang percaya dipanggil untuk bersandar pada kehendak-Nya, bahkan ketika mereka tidak memahami semua detailnya.
b. Menyembah Allah yang Kekal
Kekekalan Allah adalah alasan untuk menyembah-Nya. Mazmur 145:13 menyatakan, "Kerajaan-Mu adalah kerajaan yang kekal." Orang Kristen diajak untuk memuliakan Allah atas sifat-Nya yang tidak berubah dan kekal.
c. Hidup dengan Pengharapan Kekal
Pengharapan kekal berasal dari Allah yang kekal. Dalam 1 Petrus 1:4, orang percaya dijanjikan warisan yang tidak binasa, yang terjamin karena Allah yang kekal menjaga mereka.
8. Relevansi Kekekalan Allah di Masa Kini
Dalam dunia yang terus berubah, kekekalan Allah memberikan kestabilan. Ketika manusia menghadapi ketidakpastian, sifat Allah yang kekal menjadi pengingat bahwa Dia adalah jangkar yang tidak tergoyahkan. Kekekalan Allah juga mengajarkan umat Kristen untuk fokus pada nilai-nilai kekal, bukan hanya pada hal-hal sementara.
Kesimpulan
Kekekalan Allah adalah sifat yang menegaskan bahwa Dia tidak memiliki awal atau akhir, melampaui waktu, dan tidak berubah. Dalam Alkitab, kekekalan Allah menjadi dasar pengharapan, kepercayaan, dan penyembahan umat-Nya. Pandangan para teolog seperti Calvin, Tozer, dan Sproul memperkuat pemahaman ini, menunjukkan bahwa kekekalan Allah relevan untuk iman dan kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Allah Maha hadir: Kehadiran yang Melampaui Segala Batas
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengenal Allah yang kekal, mempercayai rencana-Nya, dan hidup dengan pengharapan yang teguh dalam janji-Nya. Kekekalan Allah bukan hanya konsep teologis, tetapi juga realitas yang membawa penghiburan, kekuatan, dan keyakinan di tengah dunia yang berubah. Dengan memahami dan merenungkan sifat kekal Allah, kita dapat menjalani hidup dengan iman yang teguh, fokus pada nilai-nilai kekal, dan memuliakan Dia yang ada dari kekal sampai kekal.