Renungan Natal: Kunjungan Orang Majus: Mencari Raja yang Sejati (Matius 2:1-2)

 Pendahuluan:

Kisah kunjungan orang Majus dari Timur merupakan salah satu cerita Natal yang mengandung makna mendalam. Mereka datang dari jauh, menempuh perjalanan panjang untuk bertemu dengan Yesus, Raja yang baru lahir. Kisah ini mengajarkan kita tentang pencarian akan kebenaran, penyembahan yang 
tulus, dan tanggapan terhadap panggilan Allah. Mari kita merenungkan ayat ini:

Renungan Natal: Kunjungan Orang Majus: Mencari Raja yang Sejati (Matius 2:1-2)
"Setelah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: ‘Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.’" (Matius 2:1-2, AYT)

1. Perjalanan Iman: Mengikuti Bintang

Orang Majus adalah kelompok bijak atau ahli perbintangan dari Timur, kemungkinan besar dari wilayah Babel atau Persia. Dalam budaya mereka, bintang sering dikaitkan dengan peristiwa besar atau kehadiran ilahi. Ketika mereka melihat bintang yang tidak biasa, mereka percaya bahwa itu menandakan kelahiran seorang Raja yang agung.

Pencarian mereka dimulai dari sebuah tanda kecil—sebuah bintang di langit. Tetapi mereka tidak hanya berhenti pada tanda itu. Mereka memutuskan untuk beranjak, meninggalkan kenyamanan mereka, dan menempuh perjalanan panjang untuk mencari Raja yang sejati.

Renungan:
Seberapa sering kita menyadari tanda-tanda kecil yang Allah tunjukkan dalam hidup kita? Adakah kita cukup peka terhadap panggilan-Nya? Orang Majus mengajarkan kita bahwa iman sering kali dimulai dari kesediaan untuk melangkah keluar dari zona nyaman dan mengikuti pimpinan Allah, bahkan ketika kita tidak tahu persis ke mana Dia akan membawa kita.

2. Pencarian Raja: Kerendahan Hati untuk Bertanya

Ketika tiba di Yerusalem, orang Majus bertanya, "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?" Mereka mencari tahu kepada orang-orang di Yerusalem, meskipun mereka adalah orang asing di negeri itu. Pertanyaan mereka menunjukkan kerendahan hati untuk mengakui keterbatasan pengetahuan mereka dan kesediaan untuk mencari bantuan.

Namun, pertanyaan ini juga menimbulkan kekhawatiran di hati Herodes dan orang-orang Yerusalem. Herodes, sebagai raja yang berkuasa, merasa terancam oleh berita tentang kelahiran Raja yang baru. Sikap Herodes ini kontras dengan kerendahan hati orang Majus yang bersedia menempuh perjalanan jauh untuk menyembah Raja itu.

Renungan:
Dalam perjalanan iman kita, adakah kita cukup rendah hati untuk mengakui bahwa kita tidak memiliki semua jawaban? Apakah kita bersedia mencari bimbingan dari firman Allah dan dari orang-orang yang lebih memahami kehendak-Nya? Atau, seperti Herodes, apakah kita merasa terancam oleh kehadiran Allah yang mungkin mengguncang rencana dan kenyamanan kita?

3. Bintang Itu Menuntun Lagi: Kesetiaan Allah dalam Menuntun

Setelah mendapatkan informasi dari para imam dan ahli Taurat bahwa Mesias akan lahir di Betlehem, orang Majus melanjutkan perjalanan mereka. Ayat 9 mencatat bahwa bintang yang mereka lihat di Timur muncul kembali dan menuntun mereka sampai ke tempat Yesus berada.

Kesetiaan Allah terlihat jelas dalam kisah ini. Dia tidak hanya memberikan tanda awal, tetapi juga terus menuntun orang Majus sampai mereka tiba di tujuan. Kehadiran bintang itu memberikan kepastian bahwa mereka ada di jalur yang benar.

Renungan:
Allah yang kita sembah adalah Allah yang setia. Dia tidak hanya memulai pekerjaan baik dalam hidup kita, tetapi juga menyelesaikannya (Filipi 1:6). Ketika kita setia berjalan bersama-Nya, Dia akan terus memberikan petunjuk, meskipun jalannya tidak selalu jelas sejak awal. Apakah kita cukup percaya kepada Allah untuk mengikuti bimbingan-Nya, langkah demi langkah?

4. Tanggapan Penyembahan: Memberi yang Terbaik

Ketika akhirnya mereka bertemu dengan Yesus, orang Majus menyembah Dia dengan penuh sukacita. Mereka memberikan persembahan berupa emas, kemenyan, dan mur—hadiah yang memiliki makna simbolis mendalam:

  • Emas: Melambangkan keilahian dan keagungan Yesus sebagai Raja.
  • Kemenyan: Digunakan dalam penyembahan, melambangkan keimaman Yesus sebagai perantara antara Allah dan manusia.
  • Mur: Digunakan untuk pengurapan jenazah, melambangkan penderitaan dan kematian Yesus di kayu salib.

Pemberian mereka menunjukkan pengakuan mereka akan siapa Yesus sebenarnya: Raja, Imam, dan Juruselamat.

Renungan:
Penyembahan yang sejati melibatkan pemberian diri kita yang terbaik kepada Tuhan. Apa yang kita berikan kepada-Nya hari ini? Apakah kita memberikan waktu, talenta, dan harta kita untuk kemuliaan-Nya? Atau apakah kita hanya memberi sisa-sisa dari hidup kita?

5. Ketaatan yang Tulus: Menanggapi Petunjuk Allah

Setelah menyembah Yesus, orang Majus diperingatkan dalam mimpi untuk tidak kembali kepada Herodes. Mereka menaati petunjuk Allah dan pulang melalui jalan lain. Tindakan ini menunjukkan kepekaan mereka terhadap bimbingan Allah dan kesediaan untuk menaati-Nya, bahkan ketika itu berarti melawan kehendak seorang raja duniawi seperti Herodes.

Renungan:
Dalam hidup kita, ada saat-saat di mana kita harus memilih untuk menaati Allah daripada manusia. Adakah kita cukup berani untuk mengikuti kehendak-Nya, bahkan jika itu berarti menghadapi risiko atau konsekuensi?

6. Yesus: Raja untuk Semua Bangsa

Yang menarik dari kisah ini adalah bahwa orang Majus bukanlah orang Yahudi, melainkan bangsa asing. Fakta bahwa mereka datang untuk menyembah Yesus menunjukkan bahwa kelahiran-Nya adalah kabar baik bagi semua bangsa, bukan hanya bagi orang Yahudi.

Hal ini menggenapi nubuat dalam Yesaya 60:3, "Bangsa-bangsa akan datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu." Kehadiran Yesus adalah tanda bahwa Allah membuka pintu keselamatan bagi semua orang yang percaya kepada-Nya.

Renungan:
Natal mengingatkan kita bahwa Yesus datang untuk menyelamatkan semua bangsa, termasuk kita. Bagaimana kita membagikan kabar baik ini kepada orang lain, terutama mereka yang belum mengenal Kristus?

Kesimpulan

Kunjungan orang Majus mengajarkan kita banyak hal tentang iman, penyembahan, dan ketaatan. Mereka adalah teladan bagi kita dalam mencari Tuhan dengan segenap hati, merendahkan diri untuk bertanya, dan memberikan yang terbaik kepada-Nya.

Pada Natal ini, mari kita merenungkan bagaimana kita dapat meneladani iman dan kesetiaan orang Majus. Apakah kita juga mencari Yesus dengan tekun? Apakah kita peka terhadap tuntunan-Nya? Dan apakah kita memberi yang terbaik dalam penyembahan kita?

Semoga kita semua dapat mengalami sukacita sejati seperti yang dialami orang Majus ketika mereka bertemu dengan Raja yang baru lahir. Selamat Natal!

Next Post Previous Post