Respon Gembala Terhadap Kabar Sukacita (Lukas 2:15-20)

 Khotbah Natal: Respon Gembala Terhadap Kabar Sukacita (Lukas 2:15-20)

Pendahuluan

Puji syukur kepada Allah yang telah memberikan kita kesempatan untuk bersama-sama merayakan Natal, momen yang sangat istimewa bagi iman Kristen. Natal adalah waktu untuk mengenang kelahiran Yesus Kristus, Sang Juruselamat dunia, dan sekaligus merenungkan makna peristiwa tersebut dalam hidup kita.

Hari ini, kita akan fokus pada Lukas 2:15-20, yaitu kisah para gembala yang menjadi saksi pertama kelahiran Yesus setelah mendengar kabar luar biasa dari para malaikat. Mereka merespons kabar sukacita ini dengan cara yang memberikan teladan bagi kita dalam merayakan Natal.
Respon Gembala Terhadap Kabar Sukacita (Lukas 2:15-20)
Mari kita renungkan tiga respons utama para gembala terhadap kabar kelahiran Yesus: (1) tindakan iman untuk mencari Sang Bayi, (2) penyembahan kepada Allah, dan (3) penginjilan yang penuh sukacita.

1. Tindakan Iman: Mencari Sang Bayi

Setelah mendengar berita dari malaikat, para gembala segera bertindak. Lukas 2:15-16 berkata:
"Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: 'Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.' Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan."

a. Kabar Sukacita yang Menggerakkan

Para gembala baru saja mendengar berita yang luar biasa dari malaikat: kelahiran Juruselamat yang telah lama dinantikan. Kabar ini bukan hanya informasi biasa, tetapi berita yang menggerakkan hati mereka untuk bertindak.

Iman yang sejati selalu menghasilkan tindakan. Para gembala tidak hanya mendengar, tetapi mereka segera pergi ke Betlehem untuk mencari bayi Yesus. Tindakan ini menunjukkan keyakinan mereka pada firman yang disampaikan oleh malaikat.

b. Iman yang Taat dan Cepat

Lukas menekankan bahwa para gembala "cepat-cepat" pergi. Mereka tidak menunda atau meragukan pesan yang mereka dengar. Ini mengajarkan kita bahwa ketika Allah berbicara, kita harus merespons dengan ketaatan dan segera bertindak sesuai kehendak-Nya.

c. Mencari Yesus Hari Ini

Seperti para gembala, kita juga dipanggil untuk mencari Yesus dalam hidup kita. Matius 6:33 berkata:
"Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."

Natal adalah waktu untuk merenungkan bagaimana kita mencari Yesus setiap hari. Apakah kita mencari Dia dengan kesungguhan hati, seperti para gembala yang meninggalkan pekerjaan mereka untuk bertemu Sang Juruselamat?


2. Penyembahan kepada Allah

Setelah para gembala bertemu dengan bayi Yesus, mereka merespons dengan memuliakan Allah. Lukas 2:20 berkata:
"Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuliakan dan memuji Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka."

a. Penyembahan yang Alami

Penyembahan para gembala muncul secara alami setelah mereka bertemu dengan Yesus. Melihat penggenapan janji Allah dan menyaksikan bayi yang adalah Sang Mesias, mereka dipenuhi rasa kagum dan sukacita.

Penyembahan sejati selalu lahir dari hati yang mengenal dan mengalami kehadiran Allah. Ketika kita memahami siapa Yesus dan apa yang telah Dia lakukan untuk kita, respons kita seharusnya adalah penyembahan.

b. Memuliakan Allah di Tengah Kesederhanaan

Para gembala bukanlah orang kaya atau berstatus tinggi. Mereka adalah orang-orang biasa yang menjalani hidup sederhana. Namun, mereka diberi kehormatan besar untuk menjadi saksi pertama kelahiran Yesus.

Allah tidak memandang status sosial kita. Dia memanggil setiap orang untuk datang kepada-Nya dan menyembah-Nya dengan hati yang tulus. Natal adalah waktu untuk menyadari bahwa Allah mengundang semua orang, tanpa terkecuali, untuk masuk ke dalam hadirat-Nya dan memuliakan nama-Nya.

c. Penyembahan dalam Hidup Sehari-Hari

Penyembahan bukan hanya tentang nyanyian atau doa saat ibadah. Penyembahan adalah gaya hidup, respons kita terhadap kasih dan anugerah Allah. Roma 12:1 berkata:
"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati."

Bagaimana kita dapat menyembah Allah dengan tindakan kita sehari-hari, di rumah, di tempat kerja, atau di mana pun kita berada?


3. Penginjilan yang Penuh Sukacita

Setelah bertemu dengan Yesus, para gembala tidak bisa menyimpan kabar baik itu untuk diri mereka sendiri. Lukas 2:17-18 berkata:
"Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu."

a. Kabar Baik yang Harus Dibagikan

Para gembala memberitakan kabar tentang bayi Yesus kepada semua orang yang mereka temui. Mereka tidak memiliki pelatihan khusus atau posisi penting, tetapi mereka dipenuhi dengan sukacita sehingga mereka tidak bisa diam.

Ini adalah pengingat bagi kita bahwa setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi saksi Kristus. Dalam Matius 28:19, Yesus memberikan Amanat Agung:
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku."

Penginjilan tidak membutuhkan status atau gelar khusus. Yang dibutuhkan hanyalah hati yang bersyukur atas apa yang telah dilakukan Allah dalam hidup kita.

b. Kesaksian yang Menginspirasi

Kesaksian para gembala membuat semua orang yang mendengar merasa heran. Hal ini menunjukkan bahwa penginjilan kita memiliki kuasa untuk menyentuh hati orang lain ketika kita berbicara dari pengalaman pribadi kita dengan Yesus.

Natal adalah waktu yang tepat untuk membagikan kabar baik kepada keluarga, teman, dan tetangga kita. Bagaimana kita menggunakan kesempatan ini untuk menjadi saksi Kristus?

c. Menghidupi Kabar Baik

Penginjilan tidak hanya dilakukan dengan kata-kata, tetapi juga dengan cara hidup kita. Filipi 2:15-16 berkata:
"Supaya kamu tidak beraib dan tidak bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan."

Hidup yang mencerminkan kasih, damai, dan sukacita Natal adalah kesaksian yang paling kuat bagi dunia.


4. Implikasi Natal dalam Kehidupan Kita

Natal tidak hanya tentang mengingat kelahiran Yesus, tetapi juga menghidupi pesan kelahiran-Nya setiap hari. Berikut adalah beberapa implikasi yang dapat kita terapkan:

a. Memperbarui Iman Kita

Para gembala percaya pada firman Allah yang disampaikan oleh malaikat, dan iman mereka membawa mereka untuk bertemu Yesus. Natal adalah waktu untuk merenungkan apakah kita hidup dalam iman yang sejati.

b. Hidup dalam Sukacita

Para gembala dipenuhi sukacita setelah bertemu dengan Yesus, dan mereka memuliakan Allah. Natal mengingatkan kita bahwa sukacita sejati ditemukan dalam hubungan kita dengan Yesus, bukan dalam hal-hal duniawi.

c. Menjadi Saksi Kristus

Natal adalah kesempatan untuk membagikan kabar baik kepada dunia. Seperti para gembala, kita dipanggil untuk memberitakan kelahiran Yesus kepada semua orang, baik melalui kata-kata maupun tindakan kita.


Kesimpulan

Kisah para gembala dalam Lukas 2:15-20 adalah teladan yang indah tentang bagaimana kita harus merespons Natal. Mereka merespons dengan iman, menyembah Allah dengan sukacita, dan membagikan kabar baik kepada orang lain.

Hari ini, mari kita meneladani para gembala dalam merayakan Natal. Mari kita mencari Yesus dengan iman, menyembah-Nya dengan hati yang penuh syukur, dan menjadi saksi-Nya di dunia. Natal adalah kabar sukacita yang membawa terang dan damai kepada dunia. Biarlah hidup kita mencerminkan pesan ini kepada semua orang yang kita temui.

Amin.

Next Post Previous Post