Yohanes 6:28: Rahasia Melakukan Pekerjaan Allah
Dalam Yohanes 6:28, orang banyak bertanya kepada Yesus tentang rahasia untuk melakukan pekerjaan Allah. Setelah Yesus memberi makan lima ribu orang dan mengungkapkan pengajaran-Nya tentang "Roti Hidup," mereka ingin mengetahui apa yang harus mereka lakukan untuk dapat melakukan perbuatan Allah. Pertanyaan ini mencerminkan keinginan manusia untuk memahami dan mengambil bagian dalam pekerjaan Allah, tetapi juga mengungkapkan kesalahpahaman tentang makna sesungguhnya dari karya rohani.
Konteks Yohanes 6:28
Yohanes 6 adalah pasal yang kaya dengan mukjizat dan pengajaran. Setelah mukjizat penggandaan roti dan ikan (Yohanes 6:1-15), orang banyak mencari Yesus. Namun, seperti yang diungkapkan dalam Yohanes 6:26-27, motivasi mereka adalah untuk mendapatkan makanan jasmani, bukan untuk memahami makna rohani dari tanda-tanda yang Yesus lakukan.
Pertanyaan dalam Yohanes 6:28 muncul setelah Yesus mengarahkan perhatian mereka pada makanan yang kekal. Orang banyak ingin mengetahui cara untuk mengambil bagian dalam pekerjaan Allah, tetapi pertanyaan mereka mencerminkan pemahaman yang terbatas tentang pekerjaan rohani, seolah-olah itu adalah sesuatu yang dapat dicapai melalui usaha manusia.
Analisis Teologis Yohanes 6:28
1. "Apakah yang harus kami perbuat?"
Pertanyaan ini menunjukkan fokus orang banyak pada tindakan manusia. Mereka ingin mengetahui perbuatan apa yang harus dilakukan untuk menyenangkan Allah, tetapi ini mencerminkan pendekatan yang berpusat pada hukum dan usaha manusia, bukan pada anugerah Allah.
Menurut William Barclay dalam The Gospel of John Volume 1, pertanyaan ini adalah cerminan dari pola pikir manusia yang sering kali menganggap hubungan dengan Allah sebagai sesuatu yang dapat dicapai melalui pekerjaan dan usaha. Mereka belum memahami bahwa pekerjaan Allah adalah tentang iman kepada Dia yang diutus oleh-Nya.
Refleksi:
Pertanyaan ini mengingatkan kita bahwa usaha manusia tidak cukup untuk memperoleh keselamatan. Hanya melalui iman kepada Yesus, pekerjaan Allah dapat diwujudkan dalam hidup kita.
2. "Supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah"
Frasa ini menunjukkan keinginan untuk mengetahui cara melakukan kehendak Allah. Namun, kesalahpahaman mereka terletak pada asumsi bahwa pekerjaan Allah adalah sesuatu yang dapat dicapai dengan usaha manusia.
John Calvin dalam Commentary on John menyoroti bahwa pekerjaan Allah bukanlah tentang tindakan lahiriah, tetapi tentang iman yang sejati. Calvin menjelaskan bahwa orang banyak salah memahami maksud Yesus dan berusaha memuaskan Allah melalui perbuatan mereka sendiri.
Refleksi:
Kehendak Allah bukan sekadar tentang melakukan tindakan-tindakan tertentu, tetapi tentang membangun hubungan yang mendalam dengan-Nya melalui iman.
3. Kesalahan Fokus pada Usaha Manusia
Orang banyak gagal memahami bahwa pekerjaan Allah lebih tentang iman daripada perbuatan. Mereka terjebak dalam pola pikir legalistik yang menganggap hubungan dengan Allah sebagai sesuatu yang harus diperoleh, bukan diterima sebagai anugerah.
D. A. Carson dalam The Gospel According to John menjelaskan bahwa pertanyaan mereka menunjukkan kesalahpahaman yang mendalam tentang sifat keselamatan. Mereka ingin melakukan sesuatu yang besar untuk menyenangkan Allah tetapi tidak menyadari bahwa Allah telah mengutus Yesus sebagai jawaban atas kebutuhan terbesar mereka.
Refleksi:
Iman kepada Yesus adalah inti dari pekerjaan Allah. Segala sesuatu yang dilakukan tanpa iman hanya akan menjadi usaha yang sia-sia.
Makna Teologis Yohanes 6:28
Pekerjaan Allah Berpusat pada Iman
Yohanes 6:29, yang merupakan jawaban Yesus atas pertanyaan ini, menegaskan bahwa pekerjaan Allah adalah percaya kepada Dia yang telah diutus oleh-Nya. Ini menunjukkan bahwa iman kepada Yesus adalah inti dari semua pekerjaan rohani.Keselamatan sebagai Anugerah, Bukan Usaha
Pertanyaan orang banyak mencerminkan kecenderungan manusia untuk mencari keselamatan melalui usaha sendiri. Namun, Injil Yohanes dengan tegas menyatakan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah yang diterima melalui iman (Yohanes 3:16).Iman yang Memimpin kepada Karya yang Benar
Meskipun keselamatan tidak diperoleh melalui pekerjaan, iman yang sejati akan menghasilkan perbuatan baik. Efesus 2:10 menegaskan bahwa kita diciptakan dalam Kristus untuk melakukan pekerjaan baik yang telah dipersiapkan Allah sebelumnya.
Pandangan Pakar Teologi tentang Yohanes 6:28
William Barclay
Barclay menekankan bahwa pertanyaan ini mencerminkan kesalahpahaman manusia tentang hubungan dengan Allah. Manusia sering kali berusaha memperoleh keselamatan melalui pekerjaan mereka sendiri, tetapi pekerjaan Allah adalah tentang iman kepada Yesus.John Calvin
Calvin menyoroti bahwa pertanyaan ini mencerminkan sifat legalistik dari banyak orang pada zaman Yesus. Mereka gagal memahami bahwa hubungan dengan Allah bukan tentang tindakan tetapi tentang anugerah.D. A. Carson
Carson menjelaskan bahwa pertanyaan ini menunjukkan kebutuhan manusia akan pencerahan rohani. Tanpa memahami siapa Yesus, mereka tidak dapat mengerti pekerjaan Allah yang sejati.F. F. Bruce
Dalam The Gospel of John: Introduction, Exposition and Notes, Bruce menjelaskan bahwa pekerjaan Allah adalah tentang percaya kepada Kristus, yang merupakan penggenapan dari semua janji Allah.
Aplikasi Yohanes 6:28 dalam Kehidupan Orang Percaya
Menghindari Pendekatan Legalistik
Sebagai orang percaya, kita harus menghindari pola pikir legalistik yang berusaha memperoleh kasih karunia Allah melalui pekerjaan kita. Sebaliknya, kita dipanggil untuk hidup dalam anugerah Allah melalui iman kepada Yesus.Memprioritaskan Iman daripada Perbuatan
Iman adalah dasar dari semua pekerjaan rohani. Kita harus memastikan bahwa tindakan kita lahir dari iman kepada Kristus, bukan dari keinginan untuk memperoleh pengakuan atau keselamatan.Bekerja untuk Kemuliaan Allah
Meskipun keselamatan tidak diperoleh melalui perbuatan, iman sejati akan menghasilkan tindakan yang memuliakan Allah. Dalam Kolose 3:23, Paulus menulis:
"Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."
- Mengandalkan Roh Kudus
Melakukan pekerjaan Allah membutuhkan kebergantungan pada Roh Kudus. Hanya dengan kuasa-Nya kita dapat melayani dan memuliakan Allah secara efektif.
Relevansi Yohanes 6:28 untuk Hidup Modern
Mengatasi Kecenderungan Legalistik
Di tengah budaya yang menekankan usaha manusia, Yohanes 6:28 mengingatkan kita bahwa pekerjaan Allah dimulai dengan iman kepada Kristus, bukan usaha manusia.Fokus pada Hubungan dengan Kristus
Orang percaya dipanggil untuk membangun hubungan yang mendalam dengan Kristus. Segala pekerjaan yang dilakukan tanpa hubungan ini akan kehilangan maknanya.Mengintegrasikan Iman dalam Kehidupan Sehari-hari
Iman kepada Kristus harus menjadi dasar dari semua aspek kehidupan kita, termasuk pekerjaan, pelayanan, dan hubungan dengan orang lain.Menjalani Hidup yang Memuliakan Allah
Melalui iman kepada Kristus, kita dapat hidup dengan tujuan yang sejati, yaitu memuliakan Allah dalam segala hal yang kita lakukan.
Kesimpulan
Yohanes 6:28 mengungkapkan kesalahpahaman manusia tentang pekerjaan Allah. Orang banyak berpikir bahwa mereka dapat melakukan sesuatu untuk menyenangkan Allah melalui usaha mereka sendiri, tetapi Yesus mengarahkan perhatian mereka kepada iman sebagai inti dari pekerjaan Allah.
Baca Juga: Yohanes 6:26-27: Yesus Menegur Motif Kerumunan Campuran
Pandangan para teolog seperti William Barclay, John Calvin, D. A. Carson, dan F. F. Bruce menekankan bahwa pekerjaan Allah adalah tentang percaya kepada Yesus sebagai Dia yang diutus oleh Allah. Iman adalah dasar dari segala pekerjaan rohani, dan hanya melalui iman kita dapat mengambil bagian dalam pekerjaan Allah.
Kiranya kita belajar untuk menghindari pendekatan legalistik, membangun iman yang sejati, dan hidup dengan tujuan untuk memuliakan Allah melalui pekerjaan yang lahir dari hubungan kita dengan Kristus. Tuhan Yesus memberkati!