Yohanes 6:26-27: Yesus Menegur Motif Kerumunan Campuran

Yohanes 6:26-27: Yesus Menegur Motif Kerumunan Campuran
 Pendahuluan:

Dalam Yohanes 6:26-27, Yesus mengungkapkan kebenaran yang mendalam tentang hati manusia. Setelah memberi makan lima ribu orang dengan mukjizat penggandaan roti dan ikan (Yohanes 6:1-14), banyak orang mengikuti-Nya, tetapi Yesus mengetahui bahwa motif mereka tidak murni. Ayat ini memberikan pelajaran berharga tentang apa yang benar-benar penting dalam mencari Yesus dan bagaimana Dia mengarahkan perhatian kita kepada hal-hal yang kekal.
Berikut adalah teks Yohanes 6:26-27 (TB):

"Yesus menjawab mereka: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.’"

Konteks Yohanes 6:26-27

Pasal 6 Injil Yohanes dimulai dengan mukjizat Yesus memberi makan lima ribu orang. Setelah mukjizat tersebut, Yesus berjalan di atas air (Yohanes 6:16-21) dan orang banyak mencarinya dengan antusias. Namun, dalam Yohanes 6:26-27, Yesus menunjukkan bahwa mereka mencari-Nya bukan karena mereka memahami siapa Dia atau tanda-tanda yang Dia lakukan, tetapi karena mereka telah makan dan kenyang.

Yesus menggunakan kesempatan ini untuk mengajar mereka tentang makanan yang sejati, yaitu makanan rohani yang membawa kepada hidup yang kekal.

Analisis Teologis Yohanes 6:26-27

1. "Kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda"

Yesus menyatakan bahwa kerumunan itu tidak mencari-Nya karena mereka memahami tanda-tanda yang Dia lakukan, tetapi karena motivasi mereka bersifat materialistik: mereka kenyang secara jasmani.

Menurut D. A. Carson dalam The Gospel According to John, istilah "tanda-tanda" (Yunani: semeia) dalam Injil Yohanes selalu menunjuk kepada karya Yesus yang mengungkapkan identitas-Nya sebagai Mesias. Kerumunan itu gagal melihat makna tanda tersebut dan hanya tertarik pada manfaat langsungnya.

Refleksi:
Yesus mengundang kita untuk mencari Dia bukan untuk keuntungan duniawi tetapi untuk memahami siapa Dia dan apa yang Dia tawarkan: keselamatan kekal.

2. "Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa"

Yesus menggunakan frasa ini untuk mengalihkan perhatian orang banyak dari kebutuhan jasmani yang sementara kepada kebutuhan rohani yang kekal. Makanan jasmani, meskipun penting, hanyalah sementara, sedangkan makanan rohani membawa kepada hidup kekal.

John Calvin dalam Commentary on John menjelaskan bahwa Yesus tidak melarang mereka untuk mencari makanan jasmani, tetapi Dia mengajarkan prioritas yang benar: kebutuhan rohani harus menjadi yang utama karena memiliki dampak kekal.

Refleksi:
Kita dipanggil untuk mengarahkan usaha kita pada hal-hal yang kekal, bukan sekadar pada kebutuhan sementara yang cepat berlalu.

3. "Makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal"

Makanan rohani yang dimaksud adalah hubungan dengan Yesus Kristus. Dalam Yohanes 6:35, Yesus berkata:

"Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi."

F. F. Bruce dalam The Gospel of John: Introduction, Exposition and Notes menekankan bahwa makanan rohani ini hanya bisa diperoleh melalui iman kepada Yesus sebagai Anak Allah.

Refleksi:
Makanan yang membawa kepada hidup kekal adalah Yesus sendiri. Dia adalah sumber kehidupan sejati yang memuaskan jiwa manusia.

4. "Yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu"

Yesus menyatakan bahwa makanan rohani tidak diperoleh melalui usaha manusia, tetapi sebagai anugerah dari Allah melalui Anak-Nya. Dia menggunakan gelar "Anak Manusia," yang merujuk pada peran-Nya sebagai Mesias yang diutus untuk memberikan hidup kekal.

Menurut William Hendriksen dalam New Testament Commentary: John, frasa ini menunjukkan bahwa keselamatan adalah pemberian Allah, bukan hasil usaha manusia. Yesus adalah pemberian terbesar dari Allah bagi dunia.

Refleksi:
Kita tidak bisa memperoleh makanan rohani dengan usaha kita sendiri. Itu adalah anugerah yang diberikan Allah melalui Yesus Kristus.

5. "Sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya"

Frasa ini menunjukkan bahwa Yesus telah disahkan oleh Allah sebagai Mesias melalui pekerjaan-Nya, termasuk mukjizat-mukjizat dan pengajaran-Nya. "Meterai" (Yunani: sphragis) adalah simbol otoritas dan keaslian.

Menurut Andreas Köstenberger dalam John: Baker Exegetical Commentary on the New Testament, meterai ini menunjukkan otoritas ilahi Yesus sebagai pemberi hidup kekal. Tanda-tanda yang Dia lakukan adalah bukti bahwa Dia diutus oleh Allah.

Refleksi:
Yesus memiliki otoritas penuh untuk memberikan hidup kekal karena Dia telah disahkan oleh Allah sebagai Anak-Nya yang diutus.

Motif Kerumunan Campuran yang Ditegur Yesus

  1. Materialisme
    Kerumunan itu mencari Yesus karena mereka menginginkan kebutuhan jasmani mereka dipenuhi. Ini mencerminkan kecenderungan manusia untuk memprioritaskan hal-hal duniawi di atas kebutuhan rohani.

  2. Kesalahpahaman tentang Yesus
    Mereka melihat Yesus sebagai penyedia kebutuhan jasmani, bukan sebagai Mesias yang membawa keselamatan. Mereka gagal memahami makna tanda-tanda yang Dia lakukan.

  3. Keengganan untuk Mencari Hal yang Kekal
    Kerumunan itu lebih fokus pada manfaat langsung daripada hidup kekal yang ditawarkan Yesus.

Pandangan Pakar Teologi tentang Yohanes 6:26-27

1. D. A. Carson

Carson menyoroti bahwa teguran Yesus adalah peringatan bagi semua generasi untuk tidak mencari Yesus demi keuntungan sementara. Dia menekankan pentingnya memahami siapa Yesus sebenarnya dan tujuan kekal-Nya.

2. John Calvin

Calvin mencatat bahwa Yesus menegur mereka bukan untuk menghentikan pencarian mereka, tetapi untuk mengarahkan mereka kepada tujuan yang benar. Dia menekankan pentingnya mencari makanan rohani yang membawa kepada hidup kekal.

3. William Hendriksen

Hendriksen menunjukkan bahwa respons Yesus menyoroti prioritas rohani yang benar. Dia mengarahkan perhatian kerumunan kepada anugerah Allah yang diberikan melalui Kristus.

Makna Teologis Yohanes 6:26-27

  1. Panggilan untuk Memprioritaskan Hal yang Kekal
    Yesus mengajarkan bahwa kebutuhan rohani lebih penting daripada kebutuhan jasmani. Ini tidak berarti kebutuhan jasmani diabaikan, tetapi prioritas harus diberikan kepada hal-hal yang kekal.

  2. Keselamatan sebagai Anugerah Allah
    Keselamatan dan hidup kekal adalah pemberian Allah melalui Yesus Kristus. Kita tidak dapat memperolehnya dengan usaha manusia, tetapi hanya melalui iman.

  3. Yesus sebagai Sumber Kehidupan Kekal
    Sebagai Roti Hidup, Yesus memuaskan kebutuhan terdalam manusia. Dia adalah pemberi hidup kekal yang sejati.

Aplikasi Yohanes 6:26-27 dalam Kehidupan Orang Percaya

  1. Mengevaluasi Motif dalam Mencari Yesus
    Kita perlu bertanya pada diri sendiri: Apakah kita mencari Yesus untuk keuntungan duniawi, atau karena kita rindu mengenal Dia dan menerima hidup kekal?

  2. Memprioritaskan Kehidupan Rohani
    Orang percaya dipanggil untuk bekerja bukan hanya untuk hal-hal duniawi tetapi juga untuk hal-hal rohani. Kolose 3:2 berkata:

    "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi."

  3. Bersandar pada Anugerah Allah
    Hidup kekal adalah anugerah, bukan hasil usaha manusia. Kita dipanggil untuk menerima anugerah ini dengan iman kepada Yesus Kristus.

  4. Menyaksikan Kristus kepada Dunia
    Sebagai penerima hidup kekal, kita dipanggil untuk menjadi saksi tentang Yesus kepada dunia yang mencari pemenuhan dalam hal-hal sementara.

Relevansi Yohanes 6:26-27 untuk Hidup Modern

  1. Melawan Materialisme
    Dunia modern sering kali mendorong kita untuk memprioritaskan kebutuhan materi di atas kebutuhan rohani. Yohanes 6:26-27 mengingatkan kita untuk mencari hal-hal yang kekal.

  2. Menemukan Kepuasan Sejati dalam Kristus
    Banyak orang mencari kepuasan dalam hal-hal duniawi, tetapi hanya Yesus yang dapat memuaskan kebutuhan terdalam manusia.

  3. Menghargai Anugerah Keselamatan
    Dalam dunia yang menekankan usaha manusia, Yohanes 6:26-27 mengingatkan kita bahwa keselamatan adalah anugerah Allah melalui Kristus.

Kesimpulan

Yohanes 6:26-27 adalah pengingat bahwa motif kita dalam mencari Yesus haruslah benar. Teguran Yesus kepada kerumunan campuran menunjukkan bahwa Dia memanggil kita untuk mencari makanan rohani yang membawa kepada hidup kekal, bukan hanya keuntungan sementara.

Baca Juga: Yohanes 6:22-25: Mencari Yesus dengan Motivasi yang Benar

Pandangan para teolog seperti D. A. Carson, John Calvin, dan William Hendriksen membantu kita memahami makna teologis dari ayat ini. Dalam kehidupan kita, Yohanes 6:26-27 menginspirasi kita untuk mengevaluasi motif kita, memprioritaskan hal-hal yang kekal, dan bersandar pada anugerah Allah.

Kiranya kita terus mencari Yesus dengan hati yang murni, berfokus pada hubungan dengan-Nya, dan menerima hidup kekal yang hanya dapat diberikan oleh-Nya. Tuhan Yesus memberkati!

Next Post Previous Post