Allah yang Kudus dan Dosa dalam Rencana-Nya
Pengantar:
Salah satu pertanyaan paling mendalam dalam teologi Kristen adalah tentang hubungan antara Allah yang kudus dan keberadaan dosa di dunia. Jika Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan berdaulat atas segalanya, apakah itu berarti Allah juga menciptakan dosa? Dalam teologi Reformed, pertanyaan ini membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang kedaulatan Allah, natur dosa, dan kehendak-Nya. Artikel ini akan membahas apakah Allah menciptakan dosa, bagaimana dosa masuk ke dalam dunia, dan bagaimana Allah tetap berdaulat dan kudus meskipun dosa ada dalam ciptaan-Nya.
1. Allah sebagai Pencipta yang Kudus dan Berdaulat
a. Allah adalah Pencipta Segala Sesuatu
Dalam Kejadian 1:1, dinyatakan:"Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi."
Teologi Reformed menegaskan bahwa Allah adalah Pencipta yang berdaulat atas segala sesuatu. Semua yang ada di alam semesta berasal dari karya kreatif Allah. Namun, doktrin penciptaan juga menekankan bahwa semua yang Allah ciptakan pada awalnya adalah "sungguh amat baik" (Kejadian 1:31).
Herman Bavinck menekankan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dari kehendak bebas-Nya, dan karena Dia adalah kudus, tidak ada kejahatan atau dosa yang berasal dari-Nya. Dengan kata lain, Allah menciptakan dunia yang sempurna tanpa dosa.
b. Allah yang Kudus Tidak Bisa Menciptakan Dosa
Dosa bertentangan dengan natur Allah. Dalam 1 Yohanes 1:5, dikatakan:"Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan."
R. C. Sproul menegaskan bahwa Allah, sebagai Pribadi yang kudus dan benar, tidak dapat menciptakan dosa karena itu akan bertentangan dengan sifat-Nya. Dosa, pada dasarnya, adalah pelanggaran terhadap hukum Allah dan pemberontakan terhadap kehendak-Nya. Oleh karena itu, dosa tidak dapat berasal dari Allah yang sempurna.
c. Kedaulatan Allah atas Semua Hal
Meskipun Allah tidak menciptakan dosa, teologi Reformed menekankan bahwa Allah tetap berdaulat atas keberadaan dosa. Dalam Yesaya 45:7, Allah berkata:"Aku yang membuat terang dan menciptakan gelap, Aku yang membuat damai dan menciptakan malapetaka; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini."
Ayat ini sering disalahpahami sebagai bukti bahwa Allah menciptakan dosa. Namun, Herman Bavinck menjelaskan bahwa "malapetaka" yang dimaksud adalah konsekuensi dari dosa, bukan dosa itu sendiri. Allah mengizinkan keberadaan dosa dalam rencana-Nya, tetapi Dia tidak pernah menjadi penyebab dosa secara langsung.
2. Bagaimana Dosa Masuk ke dalam Dunia?
a. Kejatuhan Manusia dalam Dosa
Dosa masuk ke dalam dunia melalui ketidaktaatan manusia pertama, Adam dan Hawa. Dalam Kejadian 3, ular menggoda Hawa, yang kemudian memakan buah dari pohon yang dilarang, dan Adam juga ikut melanggar perintah Allah. Roma 5:12 menegaskan:"Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa."
John Calvin menjelaskan bahwa kejatuhan manusia adalah tindakan kehendak bebas Adam dan Hawa, yang memilih untuk tidak taat kepada Allah. Keputusan mereka ini membawa konsekuensi dosa bagi seluruh umat manusia, tetapi dosa itu tidak diciptakan oleh Allah.
b. Pemberontakan Iblis
Sebelum kejatuhan manusia, Alkitab mengindikasikan bahwa dosa pertama kali muncul melalui pemberontakan Iblis, yang adalah malaikat yang jatuh. Dalam Yesaya 14:12-15 dan Yehezkiel 28:12-17, kita membaca gambaran tentang malaikat yang memberontak karena kesombongan dan keinginannya untuk menjadi seperti Allah.
Herman Bavinck mencatat bahwa pemberontakan Iblis terjadi karena kesombongan dan pilihan kehendak bebasnya. Namun, Allah tetap berdaulat atas peristiwa ini dan menggunakannya untuk menggenapi rencana keselamatan-Nya.
c. Allah Mengizinkan Dosa, tetapi Tidak Menyebabkannya
Dalam teologi Reformed, penting untuk memahami bahwa Allah mengizinkan dosa, tetapi Dia tidak pernah menjadi penyebab dosa. Dalam Yakobus 1:13, dikatakan:"Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: 'Pencobaan ini datang dari Allah!' Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun."
John Calvin menjelaskan bahwa Allah, dalam kedaulatan-Nya, memiliki rencana yang mencakup keberadaan dosa, tetapi Dia tidak bertanggung jawab atas dosa itu. Dosa adalah hasil dari pemberontakan makhluk ciptaan yang menggunakan kehendak bebas mereka untuk menentang Allah.
3. Allah, Kehendak-Nya, dan Keberadaan Dosa
a. Kehendak Dekretif dan Kehendak Preskriptif Allah
Teologi Reformed membedakan antara kehendak dekretif (rencana kekal Allah) dan kehendak preskriptif (perintah Allah kepada manusia).
- Kehendak Dekretif: Dalam rencana kekal-Nya, Allah mengizinkan keberadaan dosa untuk menggenapi tujuan-Nya yang lebih besar.
- Kehendak Preskriptif: Dalam perintah-perintah-Nya, Allah melarang dosa dan memanggil manusia untuk hidup dalam kekudusan.
Herman Bavinck menjelaskan bahwa Allah mengizinkan dosa bukan karena Dia menyukai dosa, tetapi karena Dia dapat menggunakan dosa untuk menyatakan keadilan, kasih, dan anugerah-Nya melalui karya penebusan Kristus.
b. Dosa dan Tujuan Allah yang Lebih Besar
Dalam Roma 8:28, Paulus menulis:"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia."
R. C. Sproul menegaskan bahwa meskipun dosa membawa kehancuran dan penderitaan, Allah tetap memegang kendali atas segalanya. Dia menggunakan keberadaan dosa untuk menunjukkan kasih dan anugerah-Nya melalui karya penebusan Yesus Kristus.
4. Pemulihan Melalui Kristus
a. Penebusan Dosa Melalui Kristus
Puncak dari rencana Allah dalam mengatasi dosa adalah karya penebusan Yesus Kristus di salib. Dalam Yohanes 3:16, dikatakan:"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
John Calvin menjelaskan bahwa salib Kristus adalah bukti terbesar dari kasih dan keadilan Allah. Melalui salib, Allah menghukum dosa tanpa mencabut kasih-Nya kepada umat manusia.
b. Kemenangan atas Kuasa Dosa
Melalui kebangkitan Kristus, Allah menunjukkan kemenangan-Nya atas dosa dan maut. Dalam 1 Korintus 15:57, Paulus berkata:"Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita."
R. C. Sproul menekankan bahwa kemenangan Kristus atas dosa memberikan pengharapan bagi umat-Nya untuk hidup dalam kebebasan dari kuasa dosa.
c. Pemulihan Gambar Allah dalam Manusia
Dosa telah merusak gambar Allah dalam manusia, tetapi melalui Kristus, gambar Allah dipulihkan. Dalam Kolose 3:10, Paulus berkata:"Dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbarui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya."
5. Respons Orang Percaya terhadap Dosa dan Kedaulatan Allah
a. Hidup dalam Pertobatan
Orang percaya dipanggil untuk hidup dalam pertobatan, menyadari bahwa Allah adalah kudus dan membenci dosa. Dalam 1 Yohanes 1:9, kita diberi janji:"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita."
b. Mengandalkan Anugerah Allah
Kehadiran dosa menunjukkan betapa manusia membutuhkan anugerah Allah. Dalam Efesus 2:8-9, Paulus berkata bahwa keselamatan adalah pemberian Allah, bukan hasil usaha manusia.
c. Menghidupi Kebenaran
Sebagai orang yang telah ditebus, umat Allah dipanggil untuk hidup dalam kebenaran dan kekudusan. Dalam 1 Petrus 1:16, kita diberi perintah:"Hendaklah kamu menjadi kudus, sebab Aku kudus."
Kesimpulan: Allah yang Kudus dan Dosa dalam Rencana-Nya
Allah tidak menciptakan dosa, tetapi dalam kedaulatan-Nya, Dia mengizinkan keberadaan dosa sebagai bagian dari rencana kekal-Nya untuk menyatakan keadilan, kasih, dan anugerah-Nya. Dosa adalah hasil dari pemberontakan makhluk ciptaan, tetapi Allah tetap memegang kendali atas segalanya dan menggunakan keberadaan dosa untuk menggenapi rencana penebusan melalui Yesus Kristus.
Sebagaimana Roma 11:36 berkata:
"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!"
"Segala kemuliaan bagi Allah yang kudus dan berdaulat, yang telah menyelamatkan umat-Nya dari dosa melalui karya penebusan Kristus."