Ciri-Ciri Kasih: 1 Korintus 13:4-7
Pendahuluan:
1 Korintus 13:4-7 adalah bagian sentral dari "Himne Kasih" yang ditulis oleh Rasul Paulus. Ayat-ayat ini menjelaskan sifat kasih sejati yang menjadi inti kehidupan Kristen. Artikel ini akan membahas ayat-ayat tersebut, menguraikan maknanya, dan memberikan wawasan dari beberapa pakar teologi Reformed untuk membantu pembaca memahami bagaimana ciri-ciri kasih dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
1 Korintus 13:4-7 (AYT):“Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu. Kasih tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Kasih tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak mudah marah, dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi bersukacita karena kebenaran. Kasih menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu.”
Konteks Surat Paulus kepada Jemaat di Korintus
Surat ini ditulis oleh Paulus kepada jemaat di Korintus yang mengalami banyak masalah, termasuk perpecahan, ketidakharmonisan, dan penyalahgunaan karunia rohani. Dalam pasal 12, Paulus menyoroti pentingnya karunia rohani dalam membangun tubuh Kristus. Namun, dalam pasal 13, ia menegaskan bahwa kasih adalah dasar dari semua tindakan dan karunia rohani.
Teolog Reformed seperti John Calvin dan Herman Bavinck menggarisbawahi bahwa kasih, sebagai sifat Allah yang utama, harus menjadi ciri khas kehidupan orang percaya. Bagi mereka, kasih bukan hanya tindakan, tetapi juga karakter yang mencerminkan natur Allah.
Penjelasan Ayat per Ayat
1 Korintus 13:4: Kasih Itu Sabar dan Murah Hati
Kasih sejati dimulai dengan kesabaran dan kemurahan hati. Kesabaran adalah kemampuan untuk menahan diri dari kemarahan atau balas dendam, sementara kemurahan hati adalah tindakan memberikan tanpa mengharapkan balasan.
John Calvin menyatakan bahwa kesabaran adalah bukti penguasaan diri oleh Roh Kudus. Menurut Calvin, kesabaran dan kemurahan hati dalam kasih memungkinkan orang percaya untuk mencerminkan kesabaran Allah terhadap umat-Nya.
1 Korintus 13:4: Kasih Tidak Cemburu, Tidak Memegahkan Diri, dan Tidak Sombong
Kasih sejati tidak iri hati terhadap keberhasilan orang lain, tidak membanggakan diri, dan tidak sombong. Ini mencerminkan kerendahan hati Kristus, yang mengosongkan diri-Nya untuk melayani manusia.
R.C. Sproul, dalam bukunya The Holiness of God, mengingatkan bahwa kasih yang sejati tidak pernah berfokus pada diri sendiri. Menurut Sproul, kasih yang cemburu atau sombong adalah kasih yang cacat, yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi daripada kehendak Allah.
1 Korintus 13:5: Kasih Tidak Bertindak Tidak Sopan dan Tidak Mencari Keuntungan Diri Sendiri
Kasih yang sejati selalu menghormati orang lain dan bertindak dengan sopan. Selain itu, kasih tidak mementingkan diri sendiri, tetapi selalu mencari kebaikan orang lain.
Jonathan Edwards, dalam khotbahnya Charity and Its Fruits, menyatakan bahwa kasih sejati tidak pernah bersikap kasar atau egois. Edwards menggambarkan kasih sebagai kesediaan untuk mengorbankan kenyamanan pribadi demi kebaikan sesama.
1 Korintus 13:5: Kasih Tidak Mudah Marah dan Tidak Menyimpan Kesalahan
Kasih sejati mampu mengendalikan emosi dan tidak mudah tersinggung. Selain itu, kasih tidak menyimpan kesalahan atau dendam terhadap orang lain. Ini menunjukkan kasih yang mengampuni, seperti kasih Allah yang menghapus dosa umat-Nya.
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menekankan bahwa kasih Kristen didasarkan pada pengampunan. Ia mengingatkan bahwa kasih yang sejati selalu memberi ruang bagi rekonsiliasi dan pemulihan hubungan.
Ayat 6: Kasih Bersukacita karena Kebenaran, Bukan Ketidakadilan
Kasih sejati tidak menyukai ketidakadilan atau dosa, tetapi bersukacita ketika kebenaran ditegakkan. Ini menunjukkan bahwa kasih sejati tidak netral terhadap dosa, tetapi berdiri di pihak kebenaran.
R.C. Sproul mencatat bahwa kasih sejati adalah kasih yang selaras dengan kekudusan Allah. Kasih tidak dapat memaafkan ketidakadilan tanpa pertobatan, tetapi juga tidak boleh bersukacita dalam hukuman.
1 Korintus 13:7: Kasih Menutupi, Percaya, Mengharapkan, dan Menanggung Segala Sesuatu
Ayat ini menggambarkan kasih yang tahan uji. Kasih sejati melindungi orang lain, mempercayai mereka, berharap yang terbaik, dan bertahan dalam segala keadaan.
John Calvin menjelaskan bahwa kasih ini adalah kasih yang aktif dan penuh pengharapan. Ia menyatakan bahwa kasih sejati tidak mudah menyerah, bahkan dalam menghadapi kesulitan besar.
Makna Teologis: Kasih sebagai Refleksi Allah
Ciri-ciri kasih yang dijelaskan oleh Paulus tidak hanya menjadi pedoman etika, tetapi juga mencerminkan sifat Allah sendiri. Dalam teologi Reformed, kasih adalah esensi dari karakter Allah.
Herman Bavinck menulis bahwa kasih adalah manifestasi dari hubungan Allah Tritunggal. Kasih Allah kepada umat-Nya tercermin dalam pengorbanan Kristus, yang memberikan diri-Nya untuk menebus dosa manusia. Oleh karena itu, kasih sejati adalah kasih yang bersifat ilahi dan hanya dapat diwujudkan melalui karya Roh Kudus.
Aplikasi Praktis
Menjadi Sabar dalam Hubungan
Kesabaran adalah salah satu cara utama untuk menunjukkan kasih kepada orang lain. Dalam keluarga, gereja, atau masyarakat, bersabar dengan kelemahan orang lain adalah cerminan kasih yang sejati.Menghindari Kesombongan dan Egoisme
Kasih sejati menuntut kerendahan hati. Kita dipanggil untuk memprioritaskan kebutuhan orang lain daripada kepentingan diri sendiri.Menyikapi Kesalahan dengan Kasih
Ketika orang lain melakukan kesalahan, kita harus bersedia mengampuni dan tidak menyimpan dendam. Hal ini mencerminkan pengampunan Allah kepada kita.Berdiri di Pihak Kebenaran
Kasih sejati selalu memihak pada kebenaran. Ini berarti kita harus menolak ketidakadilan dan dosa, sambil tetap penuh kasih terhadap orang yang bersalah.
Pandangan Pakar Teologi Reformed tentang Kasih
1. John Calvin
Calvin menekankan bahwa kasih adalah buah Roh Kudus yang utama. Dalam komentarnya tentang 1 Korintus 13, ia menyatakan bahwa kasih adalah ikatan yang menghubungkan tubuh Kristus.
2. Jonathan Edwards
Edwards menggambarkan kasih sebagai inti dari kehidupan Kristen. Menurutnya, kasih sejati adalah kasih yang berakar pada pengenalan akan Allah.
3. Herman Bavinck
Bavinck menekankan kasih sebagai sifat Allah yang paling mendasar. Ia mengingatkan bahwa kasih adalah refleksi dari hubungan Allah dengan umat-Nya, yang terlihat jelas dalam karya Kristus.
4. R.C. Sproul
Sproul mengajarkan bahwa kasih sejati adalah kasih yang kudus. Kasih tidak dapat dipisahkan dari kebenaran, dan kasih sejati selalu mengutamakan kehendak Allah.
Kesimpulan
1 Korintus 13:4-7 memberikan gambaran indah tentang kasih sejati, yang menjadi inti kehidupan Kristen. Kasih adalah sifat Allah yang harus tercermin dalam kehidupan orang percaya.
Dalam teologi Reformed, kasih bukan hanya perasaan, tetapi tindakan yang berakar pada karakter Allah. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk hidup dalam kasih, melayani sesama dengan sabar, rendah hati, dan penuh pengampunan.