Dosa Menyenangkan Manusia
Pengantar:
"Adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Atau adakah aku berusaha menyenangkan manusia? Sekiranya aku masih mau menyenangkan manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus."
(Galatia 1:10)
Menyenangkan manusia adalah kecenderungan yang alami dalam hati manusia yang telah jatuh dalam dosa. Banyak orang lebih memilih untuk menyenangkan manusia demi mendapat penerimaan, pujian, atau keuntungan, sering kali dengan mengorbankan kebenaran, prinsip moral, atau bahkan perintah Allah. Dalam teologi Reformed, dosa menyenangkan manusia dipandang sebagai salah satu manifestasi dari sifat dosa manusia yang memusatkan perhatian pada diri sendiri daripada kepada Allah. Artikel ini akan membahas pengertian dosa menyenangkan manusia, penyebabnya, dampaknya dalam kehidupan Kristen, dan bagaimana teologi Reformed memberikan solusi untuk mengatasinya.
1. Apa Itu Dosa Menyenangkan Manusia?
a. Definisi Menyenangkan Manusia
Menyenangkan manusia (man-pleasing) adalah tindakan atau motivasi yang berpusat pada usaha untuk mencari penerimaan, pujian, atau pengakuan dari manusia, bahkan jika itu berarti menentang kehendak Allah. Rasul Paulus dengan tegas menyatakan bahwa menyenangkan manusia bertentangan dengan menjadi hamba Kristus (Galatia 1:10).
Herman Bavinck menjelaskan bahwa dosa menyenangkan manusia muncul ketika manusia lebih takut kepada manusia daripada kepada Allah, sehingga keputusan dan tindakan mereka didasarkan pada pandangan manusia, bukan kebenaran Allah.
b. Ciri-Ciri Menyenangkan Manusia
Beberapa ciri khas dari dosa menyenangkan manusia meliputi:
- Mengutamakan opini manusia di atas firman Allah.
- Ketakutan akan penolakan sosial atau penghakiman manusia.
- Mengkompromikan prinsip kebenaran demi penerimaan.
- Ketergantungan pada pujian atau pengakuan manusia untuk merasa berarti.
John Calvin menyebut dosa menyenangkan manusia sebagai bentuk penyembahan berhala, di mana manusia menggantikan tempat Allah dengan pendapat atau pengakuan orang lain.
2. Penyebab Dosa Menyenangkan Manusia
a. Dosa Asal dan Kejatuhan Manusia
Akar dari dosa menyenangkan manusia adalah dosa asal. Dalam Kejadian 3, Hawa tergoda untuk memakan buah terlarang karena ia ingin menjadi seperti Allah dan menyenangkan dirinya sendiri. Dosa ini mengubah fokus manusia dari Allah kepada dirinya sendiri dan kepada ciptaan.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menyatakan bahwa hati manusia adalah "pabrik berhala" yang secara alami mencari sesuatu selain Allah untuk dihormati, termasuk opini dan penerimaan manusia.
b. Ketakutan yang Salah
Ketakutan kepada manusia adalah penyebab utama dosa menyenangkan manusia. Amsal 29:25 berkata:
"Takut kepada manusia mendatangkan jerat, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, dilindungi."
R. C. Sproul mencatat bahwa ketika manusia takut kepada manusia lebih dari mereka takut kepada Allah, mereka akan cenderung mengorbankan kebenaran untuk mendapatkan rasa aman atau penerimaan dari orang lain.
c. Kebanggaan dan Ego
Menyenangkan manusia sering kali berakar pada kebanggaan dan keinginan untuk dipuji. Dalam Yohanes 12:43, Yesus menegur orang-orang yang lebih mencintai pujian manusia daripada pujian Allah.
Herman Bavinck mencatat bahwa keinginan untuk dihormati oleh manusia adalah ekspresi dari ego yang tidak tunduk kepada Allah.
3. Dampak Dosa Menyenangkan Manusia
a. Memisahkan dari Allah
Dosa menyenangkan manusia memisahkan manusia dari Allah karena itu menempatkan manusia di tempat yang seharusnya hanya dihuni oleh Allah. Dalam Yakobus 4:4, dikatakan:"Tidakkah kamu tahu bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah?"
John Calvin menegaskan bahwa manusia tidak dapat melayani dua tuan. Ketika manusia berusaha untuk menyenangkan dunia, ia menolak kedaulatan Allah dalam hidupnya.
b. Mengkompromikan Kebenaran
Menyenangkan manusia sering kali menyebabkan kompromi terhadap kebenaran. Dalam Matius 10:28, Yesus mengingatkan:"Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka."
R. C. Sproul mencatat bahwa kompromi terhadap kebenaran bukan hanya tanda kelemahan iman, tetapi juga penghinaan terhadap Allah yang adalah sumber kebenaran.
c. Menghancurkan Kesaksian Kristen
Ketika orang percaya hidup untuk menyenangkan manusia, mereka kehilangan integritas sebagai saksi Kristus. Dalam Galatia 1:10, Paulus dengan tegas menyatakan bahwa ia tidak dapat menjadi hamba Kristus jika ia berusaha untuk menyenangkan manusia.
Herman Bavinck menekankan bahwa kesaksian Kristen yang sejati hanya dapat muncul dari kehidupan yang sepenuhnya tunduk kepada Allah, bukan kepada manusia.
4. Perspektif Teologi Reformed tentang Dosa Menyenangkan Manusia
a. Dosa Menyenangkan Manusia sebagai Bentuk Penyembahan Berhala
Teologi Reformed memandang dosa menyenangkan manusia sebagai bentuk penyembahan berhala. Dalam Roma 1:25, Paulus menyatakan bahwa manusia telah menggantikan kebenaran Allah dengan kebohongan dan menyembah ciptaan daripada Sang Pencipta.
John Calvin menyebut penyembahan berhala sebagai pengalihan kasih dan hormat yang seharusnya diberikan kepada Allah kepada sesuatu yang lain, termasuk manusia atau opini mereka.
b. Anugerah Allah yang Membebaskan
Teologi Reformed menekankan bahwa hanya melalui anugerah Allah manusia dapat dibebaskan dari dosa menyenangkan manusia. Efesus 2:8-9 berkata:"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah."
Herman Bavinck mencatat bahwa anugerah Allah tidak hanya menyelamatkan, tetapi juga memerdekakan manusia dari ketergantungan pada opini manusia, sehingga mereka dapat hidup hanya untuk kemuliaan Allah.
c. Kedaulatan Allah dan Fokus pada Kemuliaan-Nya
Teologi Reformed mengarahkan perhatian orang percaya kepada kedaulatan Allah dan kemuliaan-Nya. Ketika seseorang menyadari bahwa Allah adalah Penguasa atas segala sesuatu, ia tidak lagi merasa perlu untuk mencari pengakuan dari manusia. Dalam Kolose 3:23-24, Paulus berkata:
"Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."
John Calvin menegaskan bahwa tujuan hidup manusia adalah untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia selama-lamanya, bukan untuk mencari kemuliaan dari manusia.
5. Solusi Teologi Reformed untuk Mengatasi Dosa Menyenangkan Manusia
a. Takut Akan Tuhan Sebagai Antidot
Takut akan Tuhan adalah jawaban alkitabiah untuk dosa menyenangkan manusia. Dalam Amsal 29:25, dikatakan bahwa percaya kepada Tuhan melindungi manusia dari jerat takut kepada manusia.
R. C. Sproul menekankan bahwa takut akan Tuhan memberikan kebebasan sejati, karena itu mengarahkan hati kepada Allah sebagai satu-satunya sumber penghiburan dan keamanan.
b. Fokus pada Identitas dalam Kristus
Teologi Reformed mengajarkan bahwa orang percaya memiliki identitas baru dalam Kristus. Dalam Galatia 2:20, Paulus berkata:"Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku."
Herman Bavinck mencatat bahwa kesadaran akan identitas dalam Kristus memampukan orang percaya untuk hidup tanpa takut akan opini manusia.
c. Hidup untuk Kemuliaan Allah
Ketika orang percaya berfokus pada kemuliaan Allah, mereka tidak lagi mencari pengakuan dari manusia. Dalam 1 Korintus 10:31, Paulus berkata:"Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah."
John Calvin menekankan bahwa hidup untuk kemuliaan Allah adalah panggilan tertinggi dari setiap orang percaya, yang melampaui kebutuhan untuk menyenangkan manusia.
d. Penguatan Melalui Firman dan Doa
Orang percaya memerlukan kekuatan dari firman Allah dan doa untuk melawan dosa menyenangkan manusia. Mazmur 119:105 berkata:"Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."
R. C. Sproul mencatat bahwa melalui firman dan doa, Roh Kudus memimpin hati orang percaya untuk tetap berfokus pada Allah dan kebenaran-Nya.
6. Implikasi Hidup Tanpa Menyenangkan Manusia
a. Hidup dalam Kebebasan
Hidup tanpa menyenangkan manusia membawa kebebasan untuk melayani Allah dengan tulus. Yohanes 8:32 berkata:"Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
b. Kesaksian yang Berbuah
Ketika orang percaya hidup hanya untuk menyenangkan Allah, hidup mereka menjadi kesaksian yang kuat bagi dunia. Filipi 2:15 berkata:"Hendaklah kamu bercahaya di tengah-tengah dunia seperti bintang-bintang di dunia."
c. Sukacita dalam Tuhan
Mazmur 37:4 berkata:"Bergembiralah karena TUHAN, maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu."
Herman Bavinck mencatat bahwa sukacita sejati hanya dapat ditemukan dalam kehidupan yang berpusat pada Allah, bukan pada opini manusia.
Kesimpulan: Menyenangkan Allah, Bukan Manusia
Dosa menyenangkan manusia adalah manifestasi dari hati manusia yang telah jatuh dalam dosa. Namun, melalui anugerah Allah, orang percaya dapat hidup untuk menyenangkan Allah saja. Sebagaimana Paulus berkata dalam Galatia 1:10, menjadi hamba Kristus berarti mengarahkan hati kepada kehendak dan kemuliaan Allah, bukan kepada penerimaan manusia.
"Segala kemuliaan bagi Allah yang membebaskan umat-Nya dari dosa menyenangkan manusia, sehingga mereka dapat hidup hanya untuk memuliakan Dia."