Kehidupan George Müller: Pelajaran Iman dan Pemeliharaan Allah

Kehidupan George Müller: Pelajaran Iman dan Pemeliharaan Allah

Pengantar:

"Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri."(Amsal 3:5)

George Müller (1805–1898) adalah salah satu tokoh Kristen paling terkenal pada abad ke-19, yang dikenal luas karena pelayanannya dalam membangun rumah yatim piatu di Bristol, Inggris. Müller adalah teladan iman yang luar biasa, yang hidupnya mencerminkan ketergantungan total kepada Allah dalam doa dan tindakan. Melalui autobiografinya, Müller tidak hanya menceritakan pengalaman hidupnya, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana Allah memelihara umat-Nya, bahkan di tengah kesulitan terbesar. Artikel ini akan mengeksplorasi kisah hidup George Müller dari perspektif teologi Reformed, menyoroti prinsip-prinsip imannya, pengaruh teologis dalam pelayanannya, dan relevansinya bagi kehidupan Kristen masa kini.

1. Latar Belakang Kehidupan George Müller

a. Masa Muda dan Pertobatan

George Müller lahir di Prusia (sekarang bagian dari Jerman) pada tahun 1805. Masa mudanya diwarnai oleh pemberontakan, ketidaktaatan, dan gaya hidup yang penuh dosa. Müller sendiri mengakui bahwa ia menjalani hidup yang jauh dari Allah, termasuk terlibat dalam kebohongan, penipuan, dan kebiasaan buruk lainnya.

Namun, titik balik dalam hidupnya terjadi ketika ia menghadiri pertemuan doa di rumah seorang teman. Di sana, Müller menyaksikan iman yang tulus dari sekelompok kecil orang percaya yang berkumpul untuk mempelajari firman Allah dan berdoa bersama. Pertemuan ini memengaruhi hatinya secara mendalam, dan tidak lama kemudian, ia menyerahkan hidupnya kepada Kristus.

John Piper, seorang teolog Reformed, menyoroti bahwa pertobatan Müller menunjukkan pekerjaan anugerah Allah yang berdaulat, di mana Roh Kudus mengubah hati seorang pendosa dan menariknya kepada Kristus (Yohanes 6:44). Müller sendiri menyadari bahwa perubahan hidupnya adalah hasil dari karya Allah, bukan usaha atau keputusan pribadinya semata.

b. Panggilan untuk Pelayanan

Setelah bertobat, Müller mulai merasa panggilan untuk melayani Allah sepenuh waktu. Ia meninggalkan ambisinya untuk mencari kekayaan atau status sosial dan mulai mengejar panggilan untuk menjadi misionaris. Panggilan ini akhirnya membawanya ke Inggris, di mana ia terlibat dalam pelayanan penginjilan dan pendirian gereja.

Herman Bavinck, dalam tulisannya tentang misi, menekankan bahwa panggilan untuk pelayanan adalah bukti dari kehendak Allah yang berdaulat, yang mempersiapkan umat-Nya untuk pekerjaan baik yang telah Dia tetapkan sebelumnya (Efesus 2:10). Panggilan Müller adalah bagian dari rencana Allah yang telah dirancang sejak kekekalan.

2. Prinsip-Prinsip Iman George Müller

a. Hidup dalam Ketergantungan pada Allah

Salah satu prinsip utama dalam hidup George Müller adalah ketergantungan total pada Allah. Müller berkomitmen untuk tidak pernah meminta uang atau bantuan materi secara langsung kepada manusia. Sebaliknya, ia membawa semua kebutuhannya kepada Allah dalam doa, dengan keyakinan bahwa Allah akan menyediakan segalanya.

Dalam autobiografinya, Müller mencatat banyak mukjizat di mana Allah menjawab doa-doanya secara tepat waktu dan spesifik. Salah satu kisah terkenal adalah ketika rumah yatim piatunya kehabisan makanan, dan saat itu juga, seorang tukang roti mengetuk pintu membawa roti, sementara seorang tukang susu memberikan susu karena keretanya rusak di dekat rumah yatim piatu.

John Calvin menekankan dalam Institutes of the Christian Religion bahwa doa adalah sarana utama untuk mendekat kepada Allah dan bergantung pada-Nya. Doa Müller mencerminkan keyakinannya akan kedaulatan dan pemeliharaan Allah, sebagaimana dijelaskan dalam Matius 6:33:
"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."

b. Kedaulatan Allah dalam Pemeliharaan

George Müller percaya bahwa Allah adalah Allah yang berdaulat atas segala aspek kehidupan, termasuk kebutuhan sehari-hari. Ia menolak bergantung pada manusia atau institusi, karena ia percaya bahwa Allah yang memelihara burung di udara dan bunga di ladang (Matius 6:26-30) juga mampu memelihara anak-anak yatim piatu yang ada dalam tanggung jawabnya.

Herman Bavinck mencatat bahwa pemeliharaan Allah adalah salah satu atribut Allah yang paling menghibur bagi orang percaya. Allah tidak hanya menciptakan dunia, tetapi juga memelihara ciptaan-Nya dengan kasih dan kuasa-Nya. Kehidupan Müller adalah bukti nyata dari doktrin ini.

c. Keutamaan Firman Allah

Müller adalah seorang yang sangat berkomitmen pada firman Allah. Ia percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah yang sempurna dan cukup untuk membimbing orang percaya dalam segala aspek kehidupan. Müller memiliki kebiasaan membaca Alkitab setiap hari, sering kali menghabiskan waktu berjam-jam dalam doa dan meditasi firman.

John Calvin menegaskan bahwa firman Allah adalah pelita bagi kaki dan terang bagi jalan umat-Nya (Mazmur 119:105). Müller memahami bahwa firman Allah adalah sumber hikmat, penghiburan, dan kekuatan yang diperlukan untuk menjalani hidup yang berkenan kepada Allah.

3. Pelayanan George Müller: Membangun Rumah Yatim Piatu

a. Panggilan untuk Melayani Anak Yatim

Pada tahun 1834, Müller mendirikan Scriptural Knowledge Institution for Home and Abroad di Bristol, Inggris. Salah satu aspek utama dari pelayanannya adalah mendirikan rumah yatim piatu untuk anak-anak yang terlantar. Müller merasa prihatin dengan kondisi anak-anak yatim piatu yang hidup dalam kemiskinan dan sering kali diabaikan oleh masyarakat.

Herman Bavinck menekankan bahwa perhatian terhadap anak yatim, janda, dan orang miskin adalah ekspresi nyata dari kasih Allah. Dalam Yakobus 1:27, dikatakan bahwa ibadah yang murni dan tidak bercacat di hadapan Allah adalah memperhatikan orang-orang yang membutuhkan. Müller menjalankan panggilan ini dengan setia.

b. Kehidupan Doa sebagai Dasar Pelayanan

Setiap aspek pelayanan Müller didasarkan pada doa. Ia percaya bahwa Allah akan menyediakan segala kebutuhan rumah yatim piatu tanpa harus meminta sumbangan secara langsung kepada manusia. Müller sering mencatat doa-doanya dan jawaban Allah dalam jurnalnya, yang menjadi bukti nyata dari iman dan pemeliharaan Allah.

R. C. Sproul mencatat bahwa doa adalah sarana utama untuk berkomunikasi dengan Allah yang berdaulat. Müller memahami bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan bahwa doa adalah tindakan iman yang menegaskan kepercayaan kepada-Nya.

c. Buah Pelayanan yang Berkelanjutan

Selama hidupnya, George Müller mendirikan lima rumah yatim piatu di Ashley Down, Bristol, yang menampung lebih dari 10.000 anak yatim. Selain itu, melalui pelayanannya, Müller mendistribusikan ribuan Alkitab dan mendukung banyak misionaris di seluruh dunia.

John Calvin menekankan bahwa buah pelayanan yang sejati adalah hasil dari pekerjaan Roh Kudus dalam hati orang percaya. Kesuksesan Müller bukanlah hasil dari usahanya sendiri, tetapi bukti dari pekerjaan Allah melalui kehidupan seseorang yang sepenuhnya bergantung kepada-Nya.

4. Pelajaran dari Kehidupan George Müller

a. Hidup dalam Iman

Salah satu pelajaran terbesar dari kehidupan George Müller adalah ketergantungan total pada Allah dalam iman. Ia menunjukkan bahwa Allah setia untuk menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh umat-Nya.

Herman Bavinck mencatat bahwa iman adalah sarana yang menghubungkan manusia dengan kasih karunia Allah. Müller mengajarkan bahwa iman bukanlah sekadar percaya secara intelektual, tetapi hidup dalam kepercayaan penuh kepada janji-janji Allah.

b. Pemeliharaan Allah yang Setia

Melalui pelayanannya, Müller menunjukkan bahwa Allah adalah Pribadi yang memelihara ciptaan-Nya dengan kasih dan kuasa. Kisah-kisah tentang bagaimana Allah menjawab doa-doanya menjadi pengingat bahwa Allah peduli terhadap kebutuhan umat-Nya.

c. Prioritas pada Firman dan Doa

Kehidupan Müller adalah contoh bagaimana orang percaya dapat hidup berdasarkan firman Allah dan doa. Ia menunjukkan bahwa firman Allah adalah dasar yang kokoh untuk menjalani hidup Kristen, sementara doa adalah sarana untuk mendekat kepada Allah.

5. Relevansi Kehidupan George Müller bagi Orang Kristen Masa Kini

a. Ketergantungan pada Allah dalam Dunia yang Materialistis

Dalam dunia modern yang cenderung bergantung pada kekayaan materi dan sumber daya manusia, kehidupan Müller mengingatkan orang percaya untuk kembali kepada Allah sebagai sumber segala sesuatu.

b. Pelayanan kepada Orang yang Terpinggirkan

Pelayanan Müller kepada anak-anak yatim menginspirasi gereja untuk memperhatikan mereka yang terpinggirkan, seperti yatim piatu, janda, dan orang miskin.

c. Hidup dalam Kesederhanaan dan Iman

Müller menunjukkan bahwa kesederhanaan dan iman adalah nilai-nilai yang penting dalam kehidupan Kristen. Orang percaya dipanggil untuk hidup bukan untuk mencari kemuliaan duniawi, tetapi untuk memuliakan Allah.

Kesimpulan: Warisan George Müller dalam Perspektif Reformed

Kehidupan George Müller adalah kesaksian nyata tentang bagaimana Allah dapat bekerja melalui seseorang yang sepenuhnya bergantung kepada-Nya. Dari pertobatan hingga pelayanannya yang berdampak luas, Müller menunjukkan bahwa iman, doa, dan ketergantungan pada firman Allah adalah fondasi dari kehidupan Kristen yang sejati.

Sebagaimana Mazmur 37:5 berkata:
"Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak."

"Segala kemuliaan bagi Allah yang telah memakai George Müller untuk menjadi alat-Nya dalam menunjukkan pemeliharaan, kesetiaan, dan kasih karunia-Nya kepada dunia."

Next Post Previous Post