El Shaddai: Allah yang Mahakuasa dan Memelihara

El Shaddai: Allah yang Mahakuasa dan Memelihara

Pendahuluan:

Nama El Shaddai adalah salah satu nama Allah yang kaya makna dalam Alkitab. Nama ini pertama kali disebutkan dalam Kejadian 17:1 ketika Allah menampakkan diri kepada Abraham dan menyatakan diri-Nya sebagai El Shaddai, yang sering diterjemahkan sebagai "Allah yang Mahakuasa." Nama ini mengungkapkan kekuatan Allah yang tidak terbatas serta kuasa-Nya untuk memenuhi janji-janji-Nya kepada umat-Nya.

Dalam tradisi teologi Reformed, El Shaddai tidak hanya menggambarkan kekuatan Allah, tetapi juga perhatian-Nya yang penuh kasih sebagai pemelihara umat-Nya. Artikel ini akan membahas makna mendalam dari nama El Shaddai berdasarkan Alkitab, dengan analisis dari pandangan para pakar teologi Reformed, serta penerapannya dalam kehidupan orang percaya.

Makna dan Asal Nama El Shaddai

1. Arti Nama El Shaddai

Nama El Shaddai terdiri dari dua kata:

  • El, yang berarti "Allah" atau "Yang Mahakuasa."
  • Shaddai, yang secara umum diterjemahkan sebagai "Yang Mahakuasa," tetapi juga memiliki kaitan dengan kata Ibrani shadai, yang berarti "gunung" atau "penyedia."

Secara teologis, El Shaddai dapat dipahami sebagai Allah yang Mahakuasa dan mampu memenuhi segala kebutuhan umat-Nya. Nama ini sering dikaitkan dengan kekuatan Allah untuk mengatasi segala rintangan, sekaligus sifat-Nya yang penuh kasih dalam memelihara umat pilihan-Nya.

2. Penampilan Pertama dalam Alkitab: Kejadian 17:1

"Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: 'Akulah Allah Yang Mahakuasa (El Shaddai), hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.'"

Dalam konteks ini, Allah menegaskan kuasa-Nya sebagai El Shaddai untuk memenuhi janji-Nya kepada Abraham, meskipun dari sudut pandang manusia tampaknya mustahil.

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menulis bahwa nama El Shaddai dalam Kejadian 17:1 menunjukkan kesempurnaan Allah yang tidak hanya berkuasa, tetapi juga setia kepada perjanjian-Nya dengan Abraham.

Eksposisi Ayat tentang El Shaddai

1. Kejadian 17:1 – El Shaddai sebagai Allah Perjanjian

Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai El Shaddai kepada Abraham untuk meyakinkan dia tentang janji Allah yang akan digenapi, meskipun Abraham dan Sara sudah lanjut usia. Sebagai El Shaddai, Allah menunjukkan kekuatan-Nya yang melampaui keterbatasan manusia.

Pandangan Reformed:

  • John Calvin menulis bahwa nama El Shaddai dalam Kejadian 17:1 adalah pengingat bahwa Allah memiliki kuasa untuk mengatasi setiap rintangan dan bahwa manusia harus hidup dalam ketaatan kepada-Nya.
  • Jonathan Edwards menekankan bahwa El Shaddai adalah Allah yang tidak hanya menciptakan janji-janji-Nya, tetapi juga berkuasa untuk menggenapinya dalam waktu-Nya sendiri.

2. Mazmur 91:1 – El Shaddai sebagai Tempat Perlindungan

"Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa (El Shaddai)."

Mazmur ini menggambarkan El Shaddai sebagai tempat perlindungan bagi umat-Nya. Sebagai El Shaddai, Allah tidak hanya kuat, tetapi juga menjadi pelindung yang penuh kasih bagi mereka yang bersandar kepada-Nya.

Pandangan Reformed:

  • Herman Bavinck menulis bahwa kekuatan El Shaddai memberikan penghiburan kepada umat-Nya, karena mereka tahu bahwa Allah yang Mahakuasa memelihara dan melindungi mereka.
  • R.C. Sproul dalam The Holiness of God menekankan bahwa perlindungan Allah mencerminkan kesetiaan-Nya untuk memenuhi janji-Nya dan menjaga umat-Nya di tengah bahaya.

3. Ayub 37:23 – El Shaddai, Allah yang Tak Terjangkau

"Yang Mahakuasa (El Shaddai), kita tidak dapat menemukan Dia; besar kekuatan-Nya, adil dan benar Ia dalam keadilan-Nya, Ia tidak menindas."

Ayub menggambarkan El Shaddai sebagai Allah yang kekuatannya melampaui pemahaman manusia. Sebagai El Shaddai, Allah memerintah dengan keadilan dan kebenaran yang sempurna.

Pandangan Reformed:

  • John Owen menulis bahwa nama El Shaddai dalam kitab Ayub menunjukkan kemuliaan Allah yang tidak dapat dicapai oleh pikiran manusia, tetapi menjadi sumber kekuatan dan penghiburan bagi umat-Nya.
  • Jonathan Edwards menekankan bahwa kebesaran El Shaddai mengajarkan manusia untuk hidup dalam kerendahan hati dan rasa takut yang suci kepada Allah.

4. Wahyu 1:8 – El Shaddai dalam Kristus

"Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa (El Shaddai)."

Yesus Kristus disebut sebagai El Shaddai yang kekal dan berkuasa atas segala sesuatu. Sebagai El Shaddai, Kristus adalah pemenuhan sempurna dari janji-janji Allah kepada umat-Nya.

Pandangan Reformed:

  • R.C. Sproul menulis bahwa Kristus sebagai El Shaddai menunjukkan bahwa keselamatan umat manusia adalah karya Allah yang Mahakuasa, yang memimpin sejarah menuju penggenapan rencana kekal-Nya.
  • Herman Bavinck menekankan bahwa kuasa Kristus sebagai El Shaddai memberikan jaminan kepada umat percaya bahwa Allah yang Mahakuasa akan menyelesaikan karya keselamatan-Nya.

Aspek Teologis dari El Shaddai

1. Kuasa Allah yang Tidak Terbatas

Sebagai El Shaddai, Allah memiliki kuasa mutlak atas segala sesuatu. Dia tidak hanya menciptakan dunia, tetapi juga memelihara dan mengatur segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.

Efesus 1:11:
"Di dalam Dia kita juga mendapat bagian yang dijanjikan – kita yang dari semula ditentukan sesuai dengan maksud Allah yang mengerjakan segala sesuatu menurut keputusan kehendak-Nya."

Pandangan Reformed:

  • Calvin menulis bahwa kuasa Allah sebagai El Shaddai memastikan bahwa tidak ada sesuatu pun yang terjadi di luar kendali-Nya.
  • Bavinck menekankan bahwa kuasa Allah adalah sumber penghiburan bagi umat-Nya, karena Dia yang Mahakuasa juga adalah Pribadi yang setia kepada janji-Nya.

2. Pemeliharaan Allah yang Penuh Kasih

Sebagai El Shaddai, Allah tidak hanya mahakuasa, tetapi juga memelihara umat-Nya dengan kasih yang lembut.

Mazmur 23:1:
"TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku."

Pandangan Reformed:

  • Herman Bavinck menulis bahwa pemeliharaan Allah sebagai El Shaddai menunjukkan bahwa kuasa Allah tidak pernah terpisah dari kasih-Nya.
  • R.C. Sproul menekankan bahwa Allah memelihara umat-Nya bukan hanya dengan kekuatan, tetapi juga dengan perhatian yang penuh kasih.

3. Kesetiaan Allah dalam Menggenapi Janji

Sebagai El Shaddai, Allah setia untuk memenuhi setiap janji-Nya kepada umat-Nya, bahkan ketika situasinya tampak mustahil.

2 Korintus 1:20:
"Sebab Kristus adalah 'ya' bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan 'Amin' untuk memuliakan Allah."

Pandangan Reformed:

  • Jonathan Edwards menulis bahwa kesetiaan Allah sebagai El Shaddai adalah jaminan bahwa umat percaya dapat sepenuhnya mempercayai Dia dalam segala situasi.
  • John Calvin menekankan bahwa kesetiaan Allah dalam menggenapi janji-Nya menginspirasi iman dan ketaatan dalam kehidupan umat percaya.

Penerapan Nama El Shaddai dalam Kehidupan Kristen

1. Percaya kepada Kuasa Allah

Sebagai El Shaddai, Allah memanggil umat-Nya untuk percaya kepada kuasa-Nya yang tidak terbatas.

  • Mazmur 46:1: "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti."

2. Mengandalkan Pemeliharaan Allah

Sebagai El Shaddai, Allah memelihara umat-Nya dengan kasih yang sempurna. Orang percaya dipanggil untuk mengandalkan pemeliharaan-Nya dalam setiap aspek kehidupan.

  • Matius 6:26: "Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga."

3. Menyembah Allah dengan Hormat

Pengenalan akan El Shaddai mendorong umat percaya untuk menyembah Allah dengan rasa hormat dan kekaguman atas kekuasaan dan kasih-Nya.

  • Mazmur 95:6: "Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita."

Pandangan Para Pakar Teologi Reformed tentang El Shaddai

1. John Calvin:

Calvin menekankan bahwa nama El Shaddai menunjukkan kuasa Allah yang tidak terbatas. Dia mengingatkan umat percaya bahwa mereka dapat sepenuhnya mengandalkan Allah yang Mahakuasa.

2. Herman Bavinck:

Bavinck menyatakan bahwa El Shaddai mengungkapkan kesatuan antara kekuatan dan kasih Allah. Dia adalah Allah yang Mahakuasa, tetapi juga Pribadi yang memelihara umat-Nya dengan lembut.

3. R.C. Sproul:

Sproul menulis bahwa El Shaddai adalah nama yang mencerminkan keagungan Allah. Dia mengingatkan umat percaya untuk hidup dalam ketaatan kepada Allah yang berkuasa atas segala sesuatu.

Kesimpulan

Nama El Shaddai mengungkapkan Allah sebagai Pribadi yang mahakuasa dan penuh kasih. Dalam teologi Reformed, nama ini menegaskan kekuatan Allah yang tidak terbatas, pemeliharaan-Nya yang penuh kasih, dan kesetiaan-Nya untuk memenuhi janji-janji-Nya.

Sebagai umat percaya, kita dipanggil untuk hidup dengan iman kepada El Shaddai, menyembah Dia dengan hormat, dan mengandalkan pemeliharaan-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita. Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post