1 Korintus 14:1: Semua Karunia Patut Diinginkan, Terutama Nubuat

Semua Karunia Patut Diinginkan, Terutama Nubuat: 1 Korintus 14:1

Pendahuluan:
Surat 1 Korintus memberikan panduan penting tentang kehidupan Kristen, termasuk bagaimana menggunakan karunia rohani dengan benar. Dalam 1 Korintus 14:1, Rasul Paulus mengarahkan perhatian jemaat Korintus pada cara mereka memprioritaskan dan mengejar karunia rohani. Ayat ini berbunyi:"Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat."

Ayat ini adalah kelanjutan dari pasal sebelumnya, di mana kasih dijelaskan sebagai inti dari kehidupan Kristen (1 Korintus 13). Namun, Paulus tidak hanya berhenti pada kasih; ia juga mendorong jemaat untuk mencari karunia rohani, dengan penekanan khusus pada nubuat. Artikel ini akan mengeksplorasi 1 Korintus 14:1 berdasarkan pandangan teologi Reformed dari tokoh-tokoh seperti John Calvin, Herman Bavinck, dan R.C. Sproul, serta bagaimana ayat ini relevan untuk kehidupan Kristen masa kini.

1. Konteks Surat 1 Korintus

Surat 1 Korintus ditulis oleh Rasul Paulus untuk menangani berbagai masalah dalam jemaat Korintus, termasuk penyalahgunaan karunia rohani. Jemaat Korintus sangat terobsesi dengan karunia spektakuler seperti bahasa roh, yang sering kali digunakan untuk pamer, bukan untuk membangun gereja.

Dalam pasal 12-14, Paulus memberikan pengajaran tentang penggunaan karunia rohani. Pasal 13 menegaskan bahwa kasih harus menjadi dasar dari semua karunia, sedangkan pasal 14 memberikan panduan praktis tentang bagaimana karunia-karunia ini digunakan untuk membangun jemaat.

John Calvin menyoroti bahwa tujuan utama Paulus adalah mengarahkan perhatian jemaat pada fungsi karunia rohani yang sejati, yaitu untuk melayani dan membangun tubuh Kristus, bukan untuk mencari kepuasan pribadi.

2. Penjelasan 1 Korintus 14:1 Berdasarkan Perspektif Reformed

1. "Kejarlah Kasih Itu"
Instruksi pertama Paulus adalah untuk mengejar kasih. Hal ini mengingatkan kita bahwa kasih adalah inti dari kehidupan Kristen dan landasan bagi semua karunia rohani.

R.C. Sproul menekankan bahwa kasih adalah cerminan dari sifat Allah yang kekal (1 Yohanes 4:8). Tanpa kasih, semua karunia menjadi tidak berarti (1 Korintus 13:1-3). Oleh karena itu, kasih harus menjadi motivasi utama dalam mengejar dan menggunakan karunia rohani.

Herman Bavinck menjelaskan bahwa kasih melampaui semua karunia karena sifatnya yang kekal. Ketika karunia rohani seperti bahasa roh dan nubuat berakhir, kasih tetap ada.

2. "Usahakanlah Dirimu Memperoleh Karunia-Karunia Roh"
Paulus mendorong jemaat untuk secara aktif menginginkan karunia rohani. Dalam tradisi Reformed, karunia-karunia Roh dipandang sebagai anugerah dari Allah yang diberikan sesuai kehendak-Nya (1 Korintus 12:11).

John Calvin mencatat bahwa meskipun karunia adalah pemberian Allah, jemaat harus tetap berdoa dan bersedia digunakan oleh Allah untuk menerima karunia tersebut. Namun, Calvin juga memperingatkan agar jemaat tidak mengejar karunia untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk membangun gereja.

3. "Terutama Karunia untuk Bernubuat"
Paulus memberikan penekanan khusus pada nubuat dibandingkan karunia lainnya. Mengapa? Karena nubuat memiliki dampak langsung dalam membangun jemaat.

Herman Bavinck menjelaskan bahwa nubuat dalam konteks Perjanjian Baru tidak hanya berarti meramalkan masa depan, tetapi juga menyampaikan firman Allah dengan jelas dan relevan untuk situasi jemaat. Nubuat memberikan pengajaran, penguatan, dan penghiburan (1 Korintus 14:3).

R.C. Sproul menambahkan bahwa nubuat dianggap lebih besar dari karunia seperti bahasa roh karena sifatnya yang membangun secara kolektif, bukan hanya secara individual.

3. Mengapa Nubuat Diutamakan?

1. Membawa Pembangunan Jemaat
Paulus menekankan bahwa karunia rohani harus digunakan untuk membangun jemaat (1 Korintus 14:12). Nubuat, karena menyampaikan firman Allah, langsung memperkuat iman jemaat dan membawa mereka lebih dekat kepada Allah.

John Calvin menekankan bahwa tujuan utama nubuat adalah membawa gereja kepada kebenaran firman Allah. Ini adalah alat yang diberikan Allah untuk meneguhkan iman dan membimbing jemaat dalam kehendak-Nya.

2. Kejelasan Pesan
Tidak seperti bahasa roh yang membutuhkan penafsiran, nubuat disampaikan dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh semua orang. R.C. Sproul mencatat bahwa nubuat memungkinkan jemaat untuk langsung menerima pengajaran dan penghiburan dari firman Allah tanpa perantara.

3. Menunjukkan Kedaulatan Allah
Herman Bavinck melihat nubuat sebagai manifestasi kedaulatan Allah dalam gereja. Melalui nubuat, Allah berbicara langsung kepada umat-Nya, menegaskan bahwa Ia aktif memimpin gereja-Nya di tengah dunia.

4. Perspektif Teologi Reformed tentang Karunia Roh

1. Karunia Sebagai Anugerah Allah
Dalam teologi Reformed, karunia rohani adalah pemberian dari Allah yang diberikan oleh Roh Kudus kepada setiap anggota tubuh Kristus untuk tujuan membangun gereja.

John Calvin menekankan bahwa tidak ada seorang pun yang memiliki hak untuk mengklaim karunia tertentu sebagai hasil usahanya sendiri. Semua karunia diberikan sesuai kehendak Allah, dan tujuan utamanya adalah memuliakan Allah.

2. Fungsi Karunia dalam Gereja
Herman Bavinck menyoroti bahwa karunia-karunia Roh tidak diberikan untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk melayani dan membangun tubuh Kristus. Oleh karena itu, setiap karunia harus digunakan dalam kasih dan untuk kepentingan bersama.

3. Karunia yang Menunjuk kepada Kristus
R.C. Sproul menjelaskan bahwa semua karunia rohani, termasuk nubuat, harus selalu menunjuk kepada Kristus. Jika sebuah karunia digunakan untuk mencari pengakuan diri atau menciptakan kekacauan, itu bukanlah pekerjaan Roh Kudus.

5. Aplikasi Praktis untuk Orang Kristen Modern

1. Mengejar Kasih sebagai Dasar Pelayanan
Paulus mengingatkan kita untuk menjadikan kasih sebagai dasar dari segala sesuatu yang kita lakukan. Kasih kepada Allah dan sesama harus menjadi motivasi utama dalam pelayanan kita, termasuk dalam penggunaan karunia rohani.

2. Berdoa untuk Karunia Roh
Kita dipanggil untuk berdoa agar Allah memberikan karunia rohani yang dapat kita gunakan untuk melayani gereja. Seperti Paulus, kita juga diajak untuk menginginkan karunia yang membangun jemaat, seperti nubuat.

3. Menggunakan Karunia untuk Membangun Jemaat
Setiap karunia harus digunakan untuk membangun tubuh Kristus. Sebagai orang percaya, kita perlu bertanya: Apakah penggunaan karunia ini memuliakan Allah dan memperkuat iman jemaat?

4. Menempatkan Firman Allah sebagai Prioritas
Nubuat mengajarkan kita untuk menghargai firman Allah sebagai panduan utama dalam hidup kita. Kita dipanggil untuk membaca, mempelajari, dan membagikan firman Allah kepada sesama.

5. Menjaga Kesatuan dalam Gereja
Karunia rohani harus digunakan untuk membawa kesatuan, bukan perpecahan. Kita dipanggil untuk menggunakan karunia dengan bijaksana dan dalam kasih, sehingga gereja dapat bertumbuh sebagai tubuh Kristus yang utuh.

6. Relevansi 1 Korintus 14:1 untuk Gereja Masa Kini

Gereja modern dapat belajar banyak dari pesan Paulus dalam 1 Korintus 14:1. Gereja masa kini sering kali menghadapi tantangan dalam memahami dan menggunakan karunia rohani dengan benar.

1.Pelajaran utama dari ayat ini adalah:Mengutamakan kasih sebagai dasar pelayanan.

2.Menggunakan karunia rohani untuk membangun gereja, bukan untuk mencari pengakuan pribadi.

3.Menempatkan firman Allah sebagai pusat kehidupan dan pelayanan gereja.

Kesimpulan

1 Korintus 14:1 mengajarkan bahwa semua karunia rohani patut diinginkan, tetapi kasih harus menjadi fondasi utamanya. Nubuat, sebagai karunia yang membangun jemaat melalui penyampaian firman Allah, diberikan perhatian khusus oleh Paulus karena perannya yang penting dalam kehidupan gereja.

Dalam perspektif teologi Reformed, semua karunia adalah anugerah dari Allah yang harus digunakan untuk memuliakan-Nya dan melayani sesama. Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk mengejar kasih, berdoa untuk karunia, dan menggunakan karunia tersebut dengan bijaksana demi kemuliaan Allah.

Semoga artikel ini menginspirasi Anda untuk terus bertumbuh dalam kasih dan menggunakan karunia Anda untuk membangun tubuh Kristus. Soli Deo Gloria!
Next Post Previous Post