Kewajiban Besar Ibadah Keluarga: Yosua 24:15

Kewajiban Besar Ibadah Keluarga: Yosua 24:15

Pendahuluan:

Yosua 24:15, sebuah ayat yang sering dikutip dalam konteks kehidupan keluarga Kristen, menyatakan:
"Tetapi jika kamu menganggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah: allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang Sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN."

Ayat ini adalah deklarasi tegas dari Yosua bahwa dia dan keluarganya akan tetap setia beribadah kepada Allah, meskipun bangsa Israel dihadapkan pada pilihan untuk mengabdi kepada allah lain. Dalam tradisi teologi Reformed, ayat ini menegaskan pentingnya ibadah keluarga (family religion) sebagai landasan kehidupan spiritual yang kokoh. Artikel ini akan mengeksplorasi makna ayat ini berdasarkan pandangan beberapa pakar teologi Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, dan Charles Hodge, serta implikasinya bagi keluarga Kristen masa kini.

1. Konteks Yosua 24:15
Kitab Yosua menggambarkan perjalanan bangsa Israel setelah mereka memasuki tanah perjanjian. Dalam Yosua 24, Yosua mengumpulkan seluruh bangsa Israel di Sikhem untuk memperbaharui perjanjian mereka dengan Tuhan. Ia mengingatkan mereka tentang kesetiaan Tuhan sejak zaman Abraham hingga mereka menaklukkan tanah Kanaan.

Menurut John Calvin, konteks ini menunjukkan bahwa Yosua memahami pentingnya pengabdian total kepada Allah. Calvin menulis:"Yosua tidak hanya berbicara sebagai seorang pemimpin bangsa, tetapi juga sebagai kepala keluarga, menunjukkan bahwa tanggung jawab rohani dimulai dari rumah."

Pilihan yang diberikan Yosua kepada Israel mencerminkan realitas spiritual: tidak ada netralitas dalam ibadah. Mereka harus memilih untuk setia kepada Allah atau menyembah dewa-dewa palsu.

2. Ibadah Keluarga: Dasar Kehidupan Kristen
Dalam pandangan teologi Reformed, keluarga adalah institusi yang ditetapkan Allah untuk menjadi tempat utama di mana iman diajarkan dan dipraktikkan. Yosua 24:15 menegaskan bahwa tanggung jawab untuk memimpin ibadah keluarga ada pada kepala keluarga.

A. John Calvin: Keluarga sebagai Gereja Kecil

John Calvin sering menggambarkan keluarga sebagai "gereja kecil" di mana prinsip-prinsip iman ditanamkan. Dalam komentarnya tentang Yosua 24:15, Calvin menekankan bahwa ibadah keluarga adalah bentuk kesetiaan kepada perjanjian Allah. Ia menulis:"Setiap kepala keluarga harus memimpin rumah tangganya untuk mengenal, mengasihi, dan melayani Allah dengan segenap hati."

Calvin juga menekankan pentingnya doa, pembacaan Alkitab, dan pengajaran iman dalam konteks keluarga. Baginya, keluarga adalah tempat di mana generasi berikutnya dipersiapkan untuk menjadi pelayan Tuhan.

B. Herman Bavinck: Keluarga sebagai Dasar Kehidupan Sosial dan Spiritual

Herman Bavinck, dalam bukunya Reformed Dogmatics, menyoroti bahwa keluarga adalah dasar dari kehidupan sosial dan spiritual. Bavinck menyatakan bahwa ibadah keluarga adalah sarana utama untuk mentransmisikan iman Kristen. Ia menulis:"Keluarga adalah tempat di mana anak-anak belajar tentang kasih karunia Allah dan melihat Injil dalam tindakan melalui teladan orang tua mereka."

Bavinck juga menekankan pentingnya konsistensi dalam ibadah keluarga, baik dalam doa, pengajaran firman, maupun tindakan kasih.

C. Charles Hodge: Tanggung Jawab Orang Tua

Charles Hodge, dalam karyanya Systematic Theology, menggarisbawahi tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anak mereka dalam iman Kristen. Ia menulis:"Tugas utama orang tua adalah membawa anak-anak mereka kepada Tuhan melalui pengajaran, doa, dan teladan hidup yang kudus."

Hodge juga memperingatkan bahaya kelalaian dalam ibadah keluarga, yang dapat menyebabkan generasi berikutnya menjauh dari Allah.

3. Komponen Utama Ibadah Keluarga
Teologi Reformed mengidentifikasi beberapa elemen utama yang harus ada dalam ibadah keluarga:

A. Doa Bersama

Doa adalah inti dari ibadah keluarga. John Calvin menekankan bahwa melalui doa, keluarga menyerahkan hidup mereka kepada Allah dan memohon bimbingan-Nya. Doa bersama memperkuat ikatan spiritual di antara anggota keluarga dan mengajarkan anak-anak untuk bergantung pada Allah dalam segala hal.

B. Pembacaan dan Pengajaran Alkitab

Herman Bavinck menekankan bahwa Alkitab harus menjadi pusat ibadah keluarga. Membaca dan membahas firman Allah membantu anggota keluarga memahami kehendak-Nya dan menerapkan prinsip-prinsip Alkitab dalam kehidupan sehari-hari.

C. Nyanyian Pujian

Charles Hodge menyebutkan bahwa nyanyian pujian adalah cara yang indah untuk memuliakan Tuhan dalam keluarga. Nyanyian mengajarkan kebenaran Alkitab dengan cara yang mudah diingat dan menyentuh hati.

D. Keteladanan Hidup

Keteladanan hidup orang tua adalah elemen penting dalam ibadah keluarga. Anak-anak lebih banyak belajar dari apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar. Calvin menekankan:"Orang tua harus menjadi teladan dalam iman, kasih, dan kesetiaan kepada Allah."

4. Tantangan dalam Melaksanakan Ibadah Keluarga
Meskipun penting, ibadah keluarga sering menghadapi berbagai tantangan, seperti kesibukan, kurangnya pemahaman, atau ketidakpedulian. Namun, teologi Reformed menekankan bahwa orang tua harus berkomitmen untuk mengatasi hambatan-hambatan ini demi kemuliaan Allah dan kesejahteraan rohani keluarga mereka.

Baca Juga: Amsal 14:9: Hikmat dalam Menghormati Pengampunan Allah

A. Kesibukan dan Prioritas

Herman Bavinck menyebutkan bahwa salah satu tantangan terbesar adalah kesibukan modern yang sering kali mengabaikan aspek spiritual. Ia menulis:"Keluarga Kristen harus menjadikan ibadah sebagai prioritas utama, meskipun jadwal kehidupan sangat padat."

B. Kurangnya Kepemimpinan Rohani

Charles Hodge memperingatkan bahwa kurangnya kepemimpinan rohani dari kepala keluarga dapat merusak fondasi iman dalam rumah tangga. Ia menekankan pentingnya peran ayah sebagai imam keluarga.

5. Berkat dan Buah Ibadah Keluarga
Ibadah keluarga membawa banyak berkat, baik secara individu maupun kolektif.

A. Membangun Iman Anak-anak

John Calvin menekankan bahwa ibadah keluarga adalah cara utama untuk menanamkan iman pada anak-anak. Ketika anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang dipenuhi doa, firman Allah, dan kasih, mereka cenderung memiliki dasar iman yang kuat.

B. Menguatkan Hubungan Keluarga

Herman Bavinck mencatat bahwa ibadah keluarga memperkuat hubungan di antara anggota keluarga, karena mereka bersama-sama mencari kehendak Allah.

C. Memberikan Kesaksian kepada Dunia

Charles Hodge menyatakan bahwa keluarga Kristen yang setia dalam ibadah adalah saksi hidup bagi dunia tentang kasih dan anugerah Allah.

Kesimpulan
Yosua 24:15 adalah panggilan bagi setiap keluarga Kristen untuk berkomitmen pada ibadah keluarga sebagai bagian dari kehidupan iman mereka. Dalam tradisi teologi Reformed, ibadah keluarga dipandang sebagai kewajiban yang tidak hanya membawa berkat bagi keluarga itu sendiri tetapi juga memuliakan Allah dan memberikan kesaksian kepada dunia.

John Calvin, Herman Bavinck, dan Charles Hodge sepakat bahwa keluarga adalah institusi yang Allah rancang untuk menjadi tempat utama dalam membangun iman. Dengan doa, pembacaan Alkitab, nyanyian pujian, dan keteladanan hidup, keluarga Kristen dapat menjadi "gereja kecil" yang memuliakan Allah.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjadikan ibadah keluarga sebagai prioritas utama. Biarlah setiap keluarga Kristen dapat berkata seperti Yosua:"Aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN."

Next Post Previous Post