Manusia yang Diberkati: Memuji Tuhan dengan Hidupnya
Pendahuluan:
Tema tentang manusia yang diberkati dan kewajibannya untuk memuliakan Tuhan adalah salah satu aspek teologi yang penting dalam Alkitab. Berkat yang diterima oleh manusia dari Tuhan bukanlah sekadar pemberian materi, tetapi mencakup berkat rohani yang mengalir dari hubungan yang intim dengan Allah. Dalam Mazmur 103:1-2, Daud menyatakan dengan jelas bahwa manusia yang diberkati harus memberkati Tuhan melalui pujian dan kehidupan yang berkenan kepada-Nya:
"Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan segala sesuatu yang ada di dalamku, pujilah nama-Nya yang kudus. Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya."
Melalui artikel ini, kita akan menggali tema manusia yang diberkati dan tanggung jawabnya untuk memuliakan Tuhan, mengacu pada pendapat beberapa pakar teologi Reformed dan Alkitab sebagai dasar utama.
I. Pengertian Berkat dalam Perspektif Alkitab
1. Berkat Sebagai Anugerah Allah
Dalam pemahaman Alkitab, berkat adalah pemberian anugerah dari Allah yang mengalir dari kasih-Nya. Berkat tidak terbatas pada hal-hal materi, tetapi mencakup damai sejahtera, keselamatan, dan kehidupan yang dipenuhi oleh kehadiran Allah.
- John Calvin dalam komentarnya tentang Mazmur menekankan bahwa berkat berasal dari Allah sebagai Sumber segala kebaikan. Berkat terutama mengacu pada pengalaman umat Allah yang hidup dalam hubungan perjanjian dengan-Nya.
- Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menyatakan bahwa berkat Allah adalah manifestasi dari kebaikan dan kasih setia-Nya. Kehadiran Allah dalam hidup seseorang adalah inti dari segala berkat.
2. Manusia yang Diberkati dalam Kristus
Dalam Perjanjian Baru, berkat puncak yang diberikan Allah kepada manusia adalah Kristus. Melalui penebusan yang dikerjakan oleh Yesus di salib, manusia menerima berkat rohani terbesar, yaitu keselamatan dan hidup yang kekal.
- Efesus 1:3 mengatakan, "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di surga."
- Anthony Hoekema dalam Saved by Grace menegaskan bahwa mereka yang berada di dalam Kristus adalah orang-orang yang diberkati secara penuh karena telah diperdamaikan dengan Allah.
II. Respons Orang yang Diberkati: Memuji Tuhan
Manusia yang diberkati dipanggil untuk memuliakan Allah, bukan hanya melalui ucapan syukur, tetapi juga melalui hidupnya. Mazmur 103 memberikan gambaran tentang bagaimana manusia yang diberkati seharusnya memuji Tuhan.
1. Memuji Tuhan dengan Hati dan Jiwa
Daud memulai Mazmur 103 dengan perintah kepada dirinya sendiri, "Pujilah TUHAN, hai jiwaku." Ini menunjukkan bahwa pujian kepada Tuhan harus berasal dari kedalaman hati dan jiwa, bukan sekadar ritual atau formalitas.
- R.C. Sproul dalam The Holiness of God menekankan bahwa pujian sejati muncul dari pengakuan akan kekudusan dan kebesaran Allah. Orang yang diberkati akan memuji Tuhan karena pengenalan akan siapa Dia.
- John Owen dalam Communion with God menyatakan bahwa pujian adalah respons alami dari jiwa yang menyadari kehadiran dan kebaikan Allah dalam hidupnya.
2. Mengingat Kebaikan Tuhan
Mazmur 103:2 menegaskan pentingnya mengingat segala kebaikan Tuhan: "janganlah lupakan segala kebaikan-Nya." Mengingat karya Allah yang besar dalam hidup kita adalah dasar dari pujian dan ucapan syukur.
- Dalam teologi Reformed, mengingat karya Allah adalah bagian dari ibadah. Geerhardus Vos dalam Biblical Theology menyatakan bahwa ibadah Perjanjian Lama sering kali berpusat pada pengingatan akan karya penebusan Allah, yang sekarang digenapi dalam Kristus.
- Louis Berkhof dalam Systematic Theology menyoroti bahwa mengingat kebaikan Tuhan mencakup karya penciptaan, penebusan, dan pemeliharaan-Nya atas umat-Nya.
III. Bentuk Pujian: Hidup yang Memuliakan Tuhan
1. Pujian dalam Kata-kata
Orang yang diberkati dipanggil untuk menyatakan pujiannya kepada Tuhan melalui perkataan. Ibrani 13:15 berkata, "Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban pujian kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya."
- Charles Hodge dalam komentarnya tentang Ibrani menyatakan bahwa pujian melalui kata-kata adalah ekspresi dari hati yang dipenuhi oleh sukacita dalam Tuhan.
- Kata-kata yang memuliakan Tuhan juga mencakup pemberitaan Injil dan kesaksian tentang kasih Allah kepada dunia.
2. Pujian dalam Perbuatan
Mazmur 103 juga menunjukkan bahwa pujian kepada Tuhan harus tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Hidup yang kudus, penuh kasih, dan setia kepada Allah adalah bentuk pujian yang sejati.
- Michael Horton dalam The Christian Faith menegaskan bahwa seluruh hidup orang percaya adalah ibadah. Setiap tindakan yang dilakukan dengan iman dan ketaatan kepada Allah adalah bentuk pujian kepada-Nya.
- Roma 12:1 mengajarkan bahwa persembahan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah adalah ibadah yang sejati.
3. Pujian dalam Kasih kepada Sesama
Orang yang diberkati juga dipanggil untuk memuliakan Tuhan dengan mengasihi sesama. Kasih kepada sesama adalah bentuk pujian kepada Allah karena mencerminkan kasih-Nya yang besar kepada kita.
- Anthony Hoekema menyatakan bahwa kasih kepada sesama adalah buah dari kehidupan yang diberkati oleh Roh Kudus.
- Yohanes 13:35 mengatakan, "Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
IV. Tantangan dalam Memuji Tuhan
Meskipun manusia telah diberkati, dosa sering kali menghalangi kita untuk memuliakan Tuhan. Tantangan terbesar dalam memuji Tuhan adalah melawan keegoisan, lupa akan kasih karunia Allah, dan ketidaktaatan.
1. Melawan Keegoisan
Manusia cenderung menggunakan berkat Allah untuk keuntungan pribadi dan melupakan tujuan utama dari berkat tersebut.
- John Calvin mengingatkan bahwa hati manusia adalah "pabrik berhala," yang sering kali menggantikan Allah dengan hal-hal duniawi.
- Pujian sejati membutuhkan penyerahan total kepada Allah, yang berarti menempatkan Dia sebagai pusat kehidupan kita.
2. Mengingat Kasih Karunia Allah
Ketika kita lupa akan kasih karunia Allah, kita kehilangan rasa syukur dan dorongan untuk memuji-Nya.
- Jonathan Edwards dalam khotbahnya A Divine and Supernatural Light menekankan pentingnya mengingat karya Allah sebagai dasar dari kehidupan Kristen yang sejati.
- Mazmur 103 mengingatkan kita untuk terus mengingat segala kebaikan Tuhan sebagai dasar pujian kita.
3. Hidup dalam Ketaatan
Pujian kepada Tuhan harus disertai dengan ketaatan kepada firman-Nya. Tanpa ketaatan, pujian kita menjadi kosong dan tidak berkenan di hadapan Allah.
- Louis Berkhof menyatakan bahwa iman yang sejati selalu menghasilkan ketaatan. Ketaatan adalah bukti dari kehidupan yang diberkati oleh Allah.
- Yohanes 14:15 mengatakan, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."
V. Berkat Sebagai Panggilan untuk Memuliakan Tuhan
Orang yang diberkati memiliki tanggung jawab untuk menggunakan berkat tersebut dalam memuliakan Tuhan. 1 Korintus 10:31 berkata, "Jadi, jika kamu makan atau minum, atau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah."
1. Memuliakan Tuhan dalam Komunitas Gereja
Orang yang diberkati dipanggil untuk membangun tubuh Kristus melalui pelayanan dalam gereja. Karunia rohani yang diberikan Allah harus digunakan untuk melayani sesama dan memuliakan Tuhan.
- Efesus 4:12 mengajarkan bahwa karunia rohani diberikan untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan dan pembangunan tubuh Kristus.
- R.C. Sproul menekankan pentingnya pelayanan dalam gereja sebagai bentuk ibadah yang memuliakan Tuhan.
2. Memuliakan Tuhan dalam Dunia
Sebagai garam dan terang dunia, orang percaya dipanggil untuk memuliakan Tuhan melalui kesaksian hidup mereka di tengah dunia.
- Matius 5:16 berkata, "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga."
- Michael Horton menyatakan bahwa kehidupan Kristen adalah panggilan untuk membawa kerajaan Allah ke dalam setiap aspek kehidupan kita di dunia.
Kesimpulan
Manusia yang diberkati adalah mereka yang telah menerima anugerah Allah, baik secara jasmani maupun rohani. Berkat terbesar adalah keselamatan dalam Kristus, yang memanggil kita untuk hidup dalam pujian kepada Tuhan. Mazmur 103 mengajarkan bahwa pujian kepada Tuhan harus dilakukan dengan segenap hati, mengingat segala kebaikan-Nya, dan tercermin dalam kehidupan yang kudus, kasih kepada sesama, dan pelayanan yang setia.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dengan rasa syukur dan memuliakan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita. Dengan demikian, kita memenuhi tujuan dari penciptaan kita, yaitu untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia selama-lamanya (Katekismus Westminster).
Catatan Akhir:
Berdoalah agar Roh Kudus membantu kita untuk hidup sebagai manusia yang diberkati, yang memuji Tuhan melalui setiap kata, tindakan, dan pikiran kita. Tuhan adalah Sumber segala berkat, dan hidup kita adalah kesempatan untuk memuliakan nama-Nya yang kudus.