Memohon di Hadapan Kebaikan Allah
Pendahuluan:
Kebaikan Allah adalah tema sentral dalam Alkitab yang memberikan penghiburan dan kekuatan bagi orang percaya. Allah adalah sumber segala yang baik, dan kasih-Nya kepada umat-Nya tidak terbatas. Namun, dalam doa, sering kali orang percaya merasa ragu untuk meminta hal-hal besar kepada Allah. Pertanyaan yang muncul adalah, apakah mungkin kita “melampaui” atau “melewati batas” dalam memohon kepada Allah yang baik?
Artikel ini akan menggali apa artinya memohon di hadapan kebaikan Allah, berdasarkan ayat-ayat Alkitab dan pandangan para teolog Reformed. Kita akan mengeksplorasi bagaimana kebaikan Allah yang tak terbatas mendorong kita untuk berdoa dengan iman yang besar, dan bagaimana doa menjadi sarana bagi kita untuk mengalami lebih banyak dari anugerah-Nya.
I. Kebaikan Allah dalam Alkitab
1. Kebaikan Allah yang Tidak Terbatas
Kebaikan Allah adalah sifat-Nya yang kekal, di mana segala tindakan-Nya kepada ciptaan selalu baik.
- Mazmur 34:9: “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!”
- Mazmur 145:9: “TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.”
2. Kebaikan Allah yang Dinikmati oleh Semua
Kebaikan Allah dinyatakan kepada semua manusia, baik kepada yang percaya maupun yang tidak percaya, melalui anugerah umum-Nya.
- Matius 5:45: “Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit atas orang yang jahat dan atas orang yang baik, dan menurunkan hujan atas orang yang benar dan atas orang yang tidak benar.”
3. Kebaikan Allah kepada Umat-Nya
Namun, kebaikan Allah dinyatakan secara khusus kepada umat-Nya melalui kasih karunia penebusan di dalam Kristus.
- Roma 8:28: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.”
Pandangan Pakar Teologi Reformed
- John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menekankan bahwa kebaikan Allah adalah dasar dari segala berkat yang diterima umat-Nya. Calvin menulis bahwa karena Allah adalah sumber segala kebaikan, orang percaya dapat mendekat kepada-Nya dengan keyakinan penuh.
- Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa kebaikan Allah adalah dasar dari hubungan perjanjian antara Allah dan umat-Nya, yang ditandai dengan kasih setia dan anugerah-Nya yang melimpah.
II. Doa sebagai Respons terhadap Kebaikan Allah
1. Doa sebagai Tindakan Iman
Doa adalah respons iman terhadap kebaikan Allah. Ketika orang percaya berdoa, mereka mengakui bahwa Allah adalah sumber segala sesuatu yang baik dan bahwa Dia berkuasa untuk memenuhi segala kebutuhan mereka.
- Ibrani 11:6: “Tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada dan bahwa Ia memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”
2. Berdoa dengan Keberanian
Yesus mengajarkan murid-murid-Nya untuk berdoa dengan keberanian dan keyakinan, mengetahui bahwa Bapa surgawi kita adalah Allah yang murah hati.
- Matius 7:7-11: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”
Yesus menunjukkan bahwa doa adalah tindakan yang didasarkan pada keyakinan akan kebaikan Allah yang tak terbatas.
3. Berdoa dengan Kerendahan Hati
Meskipun kita dapat berdoa dengan keyakinan, kita juga harus melakukannya dengan kerendahan hati, mengakui bahwa Allah mengetahui apa yang terbaik bagi kita.
- 1 Yohanes 5:14: “Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.”
Pandangan Pakar Teologi Reformed
- R.C. Sproul dalam The Prayer of the Lord menekankan bahwa doa adalah sarana yang Allah berikan untuk melatih iman kita. Dengan berdoa, kita tidak hanya mengakui kedaulatan Allah, tetapi juga menyatakan ketergantungan kita kepada-Nya.
- Louis Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa doa adalah bagian integral dari hubungan perjanjian antara Allah dan umat-Nya. Doa bukan tentang mengubah kehendak Allah, tetapi tentang menyesuaikan hati kita dengan kehendak-Nya.
III. Bisakah Kita Memohon Terlalu Banyak kepada Allah?
1. Kebaikan Allah yang Tak Terbatas
Karena Allah adalah sumber segala kebaikan yang tak terbatas, tidak ada permohonan yang terlalu besar bagi-Nya.
- Efesus 3:20: “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.”
Paulus menekankan bahwa Allah mampu melampaui segala permohonan kita, menunjukkan betapa murah hati dan berkuasa-Nya Dia.
2. Allah yang Mengundang Kita untuk Berdoa
Allah mengundang umat-Nya untuk datang kepada-Nya dengan segala kebutuhan mereka.
- Mazmur 50:15: “Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku.”
- Filipi 4:6: “Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”
3. Batasan dalam Doa
Namun, doa yang tidak sesuai dengan kehendak Allah atau didasarkan pada motivasi yang salah tidak akan dikabulkan.
- Yakobus 4:3: “Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.”
Doa harus diarahkan untuk memuliakan Allah dan bukan untuk kepentingan egois.
Pandangan Pakar Teologi Reformed
- John Owen dalam Communion with God menekankan bahwa Allah tidak terbatas dalam memberikan kebaikan-Nya kepada umat-Nya. Namun, doa yang sejati harus lahir dari hati yang menginginkan kehendak Allah di atas segalanya.
- Anthony Hoekema dalam Saved by Grace menjelaskan bahwa Allah ingin umat-Nya berdoa dengan keyakinan penuh, karena melalui doa Allah bekerja untuk menyatakan kehendak-Nya.
IV. Dampak Doa pada Kehidupan Orang Percaya
1. Mengalami Kasih Karunia Allah
Melalui doa, orang percaya mengalami kasih karunia Allah yang melimpah dalam hidup mereka.
- 2 Korintus 12:9: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.”
2. Diperbarui dalam Iman
Doa memperkuat iman orang percaya, karena mereka melihat tangan Allah yang bekerja dalam hidup mereka.
- Mazmur 27:14: “Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!”
3. Hidup yang Berbuah
Doa yang efektif menghasilkan hidup yang berbuah dan memuliakan Allah.
- Yohanes 15:7-8: “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak.”
Pandangan Pakar Teologi Reformed
- Michael Horton dalam The Christian Faith menekankan bahwa doa tidak hanya mengubah keadaan kita, tetapi juga mengubah hati kita untuk menjadi lebih serupa dengan Kristus.
- Geerhardus Vos dalam Biblical Theology menjelaskan bahwa doa adalah sarana untuk membawa kita lebih dekat kepada Allah dan untuk menggenapi rencana-Nya dalam hidup kita.
V. Aplikasi Praktis: Berdoa dalam Kebaikan Allah
1. Berdoalah dengan Iman
Percayalah bahwa Allah yang baik mendengar doa-doa Anda dan mampu melakukan lebih dari apa yang Anda pikirkan.
2. Berdoalah dengan Tujuan yang Benar
Pastikan bahwa doa Anda diarahkan untuk memuliakan Allah, bukan untuk memenuhi keinginan egois.
3. Berdoalah dengan Ketekunan
Jangan menyerah dalam doa, meskipun jawaban Allah tampaknya tertunda. Ingatlah bahwa waktu Allah selalu sempurna.
4. Syukur dalam Doa
Berdoalah dengan ucapan syukur, mengingat semua kebaikan Allah yang telah Anda terima.
Kesimpulan
Kebaikan Allah yang tak terbatas adalah dasar dari keyakinan kita untuk berdoa dengan penuh iman. Dalam doa, kita tidak dapat “melampaui” kebaikan Allah, karena kasih dan kuasa-Nya jauh melampaui apa yang dapat kita pahami. Namun, doa kita harus diarahkan untuk memuliakan Allah dan sesuai dengan kehendak-Nya.
Sebagai umat Allah, marilah kita datang kepada-Nya dengan keberanian, kerendahan hati, dan keyakinan penuh bahwa Dia adalah Allah yang baik, yang mendengar dan menjawab doa-doa kita sesuai dengan kekayaan kasih karunia-Nya.
Catatan Akhir:
Berdoalah dengan iman yang besar, percaya bahwa Allah adalah sumber segala kebaikan. Jangan ragu untuk memohon hal-hal besar kepada-Nya, karena Dia adalah Allah yang murah hati, yang dapat melakukan lebih banyak daripada yang dapat kita pikirkan atau bayangkan.