Mengakui atau Menyangkal Kristus: Lukas 12:9

Mengakui atau Menyangkal Kristus: Lukas 12:9

Ayat:"Akan tetapi, setiap orang yang menyangkal Aku di depan orang lain juga akan disangkal di hadapan malaikat-malaikat Allah." (Lukas 12:9, AYT)

Pendahuluan

Lukas 12:9 adalah peringatan serius dari Yesus kepada murid-murid-Nya mengenai konsekuensi dari menyangkal Dia. Ayat ini merupakan kelanjutan dari Lukas 12:8, di mana Yesus berkata bahwa mereka yang mengakui Dia di hadapan manusia akan diakui oleh-Nya di hadapan Allah. Namun, dalam ayat 9, Ia menyampaikan kebalikannya: mereka yang menyangkal-Nya akan disangkal di hadapan malaikat-malaikat Allah.

Dalam perspektif teologi Reformed, ayat ini mengandung makna mendalam tentang pengakuan iman, hubungan antara anugerah dan tanggung jawab manusia, serta aspek eskatologis dari penghakiman Allah. Artikel ini akan menguraikan makna Lukas 12:9 berdasarkan pandangan beberapa pakar teologi Reformed serta relevansinya bagi kehidupan Kristen masa kini.

Konteks Lukas 12:9

Lukas 12 merupakan bagian dari pengajaran Yesus yang menekankan pentingnya hidup dalam ketakutan akan Allah daripada takut kepada manusia. Ayat ini muncul dalam perikop yang berfokus pada:

  1. Pengakuan Kristus di hadapan manusia (Lukas 12:8-9)
  2. Penghakiman Allah atas mereka yang menyangkal Kristus
  3. Peringatan terhadap kemunafikan dan ketakutan manusia (Lukas 12:1-7)

Yesus mengajarkan bahwa setiap orang harus memilih apakah mereka akan mengakui Dia atau menyangkal-Nya. Tidak ada posisi netral—iman yang sejati harus diwujudkan dalam tindakan dan pengakuan publik, terutama di tengah dunia yang menolak Injil.

Analisis Teologis Lukas 12:9 dalam Teologi Reformed

1. "Setiap orang yang menyangkal Aku di depan orang lain"

a. Makna Penyangkalan Kristus

Kata "menyangkal" dalam bahasa Yunani yang digunakan di sini adalah arneomai, yang berarti "menolak, menyangkal, atau tidak mengakui." Dalam konteks ayat ini, itu berarti seseorang secara sadar memilih untuk tidak mengidentifikasi dirinya dengan Kristus karena takut akan konsekuensi sosial, politik, atau ekonomi.

  • John Calvin menekankan bahwa penyangkalan Kristus bukan hanya soal kata-kata, tetapi juga tindakan. Jika seseorang hidup dengan cara yang tidak mencerminkan nilai-nilai Injil, maka itu juga merupakan bentuk penyangkalan.
  • R.C. Sproul menjelaskan bahwa penyangkalan Kristus sering kali muncul dalam bentuk kompromi dengan dunia, di mana seseorang lebih memilih persetujuan manusia daripada kesetiaan kepada Allah.

b. Mengapa Orang Menyangkal Kristus?

Dalam sejarah gereja, banyak orang percaya yang mengalami penganiayaan karena iman mereka. Beberapa memilih untuk tetap setia, sementara yang lain menyangkal Kristus untuk menyelamatkan nyawa mereka.

  • Ketakutan akan penganiayaan: Dalam konteks Perjanjian Baru, banyak orang Kristen yang menghadapi ancaman penganiayaan dari Roma dan pemimpin agama Yahudi.
  • Keinginan untuk diterima oleh dunia: Banyak orang lebih memilih penerimaan sosial daripada kesetiaan kepada Kristus.
  • Ketidakmampuan untuk memahami nilai sejati Injil: Beberapa orang mungkin menyangkal Kristus karena mereka belum benar-benar memahami makna keselamatan dan kehidupan kekal.

Teologi Reformed menegaskan bahwa iman sejati akan bertahan dalam ujian dan tidak akan berkompromi dengan dunia. Ini sejalan dengan ajaran tentang Perseverance of the Saints (Ketekunan Orang Kudus), yang menyatakan bahwa mereka yang benar-benar dipilih oleh Allah akan bertahan dalam iman hingga akhir.

2. "Juga akan disangkal di hadapan malaikat-malaikat Allah"

a. Penghakiman Eskatologis

Yesus menegaskan bahwa ada konsekuensi kekal bagi mereka yang menyangkal Dia. Dalam teologi Reformed, ini terkait dengan konsep penghakiman terakhir, di mana semua manusia akan diperhadapkan dengan keputusan mereka terhadap Kristus.

  • Louis Berkhof dalam Systematic Theology menekankan bahwa penghakiman terakhir bukan hanya soal perbuatan manusia, tetapi juga soal kesetiaan mereka kepada Kristus. Mereka yang menolak Kristus di dunia ini akan mengalami penolakan dari-Nya di hadapan Allah.
  • Jonathan Edwards mengajarkan bahwa penghakiman terakhir adalah momen di mana Allah menyatakan keadilan-Nya. Orang-orang yang menolak Injil akan menerima hukuman yang setimpal, sementara mereka yang tetap setia akan menerima kehidupan kekal.

b. Malaikat sebagai Saksi dalam Penghakiman

Yesus menyebutkan bahwa penyangkalan ini akan terjadi "di hadapan malaikat-malaikat Allah." Ini menunjukkan bahwa penghakiman terakhir akan menjadi momen publik, di mana semua makhluk surgawi akan menyaksikan pemisahan antara mereka yang setia dan mereka yang menolak Kristus.

  • John MacArthur menafsirkan bahwa kehadiran malaikat dalam penghakiman menunjukkan bahwa ini adalah keputusan ilahi yang bersifat final dan tidak dapat diubah.
  • B.B. Warfield menambahkan bahwa para malaikat berfungsi sebagai saksi dalam penghakiman, mencerminkan keadilan Allah dalam menyatakan keputusan-Nya.

Implikasi Teologis Lukas 12:9 dalam Kehidupan Kristen

1. Keberanian untuk Mengakui Kristus di Tengah Dunia yang Menolak Dia

Lukas 12:9 menantang kita untuk bertanya: Apakah kita lebih takut kepada manusia atau kepada Allah?

  • Banyak orang Kristen hari ini menghadapi tekanan sosial untuk tidak berbicara tentang iman mereka.
  • Beberapa orang takut kehilangan pekerjaan atau hubungan karena iman mereka.

Tetapi Yesus berkata bahwa mereka yang menyangkal-Nya akan mengalami penyangkalan di hadapan Allah. Ini berarti bahwa kita harus berani berdiri bagi Kristus, tidak peduli apa pun konsekuensinya.

2. Kesetiaan dalam Penderitaan dan Penganiayaan

Yesus tidak pernah menjanjikan kehidupan yang mudah bagi pengikut-Nya. Sebaliknya, Ia mengatakan bahwa murid-murid-Nya akan mengalami penderitaan (Yohanes 15:18-20).

  • Contoh dari Gereja Mula-Mula: Para rasul dan banyak orang Kristen awal menghadapi penganiayaan berat tetapi tetap setia kepada Kristus.
  • Contoh dari Reformasi: Reformator seperti Martin Luther dan John Calvin menghadapi tekanan besar tetapi tetap teguh dalam iman mereka.

Lukas 12:9 mengingatkan kita bahwa kesetiaan kepada Kristus lebih penting daripada kenyamanan dunia ini.

3. Pengharapan dalam Pengakuan Kristus di Hadapan Allah

Sementara Lukas 12:9 berbicara tentang konsekuensi bagi mereka yang menyangkal Kristus, Lukas 12:8 memberikan janji yang luar biasa:"Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan malaikat-malaikat Allah." (Lukas 12:8)

Ini adalah penghiburan bagi orang percaya bahwa mereka yang tetap setia kepada Kristus akan menerima pengakuan dan penerimaan kekal dari-Nya.

Kesimpulan

Lukas 12:9 adalah peringatan yang serius dan panggilan untuk tetap setia kepada Kristus di tengah dunia yang menolak Dia.

  • Menjadi pengikut Kristus berarti berani mengakui Dia di hadapan manusia.
  • Penyangkalan terhadap Kristus memiliki konsekuensi kekal dalam penghakiman Allah.
  • Orang percaya dipanggil untuk tetap teguh dalam iman, meskipun menghadapi tantangan dan penganiayaan.

Sebagai pengikut Kristus, kita harus berani hidup dengan iman yang nyata, mengakui Kristus dengan perkataan dan perbuatan kita, serta berharap pada janji-Nya bahwa mereka yang setia akan diakui oleh-Nya di hadapan Allah dan para malaikat-Nya.

Next Post Previous Post