Nehemia 8:6: Pujian, Penyembahan, dan Respon terhadap Firman Allah

Nehemia 8:6: Pujian, Penyembahan, dan Respon terhadap Firman Allah

Pendahuluan:

Nehemia 8:6 (AYT):"Ezra memuji TUHAN, Allah Yang Mahabesar. Semua orang mengangkat tangannya dan berkata, 'Amin, Amin!' Lalu, mereka bersujud dan menyembah TUHAN dengan muka mereka sampai ke tanah."

Ayat ini adalah bagian penting dari kebangkitan spiritual yang terjadi di tengah bangsa Israel setelah mereka kembali dari pembuangan di Babel. Nehemia 8:6 menunjukkan bagaimana respons umat Allah terhadap firman-Nya mencerminkan hati yang dipenuhi penghormatan dan penyerahan total. Dalam artikel ini, kita akan membahas ayat ini secara mendalam dari sudut pandang Alkitabiah, teologi Reformed, dan relevansinya bagi kehidupan modern.

1. Konteks Nehemia 8:6

a. Latar Belakang Kitab Nehemia

Kitab Nehemia mencatat proses pemulihan bangsa Israel setelah masa pembuangan di Babel. Nehemia memimpin pembangunan kembali tembok Yerusalem, sementara Ezra, sebagai imam dan ahli Taurat, memimpin pemulihan rohani bangsa tersebut. Pasal 8 mencatat momen penting ketika firman Allah dibacakan dan dijelaskan kepada umat, yang menghasilkan kebangkitan rohani.

b. Peristiwa di Pasal 8

Peristiwa di Nehemia 8 terjadi di depan Gerbang Air di Yerusalem. Ezra membaca Taurat kepada seluruh umat, baik laki-laki maupun perempuan, yang berkumpul untuk mendengar firman Allah. Respons mereka terhadap pembacaan firman menunjukkan kerinduan yang mendalam untuk mengenal kehendak Tuhan.

c. Fokus pada Nehemia 8:6

Nehemia 8:6 menyoroti momen ketika Ezra memuji Allah yang Mahabesar, dan umat memberikan tanggapan dengan mengangkat tangan, berkata "Amin, Amin," dan bersujud menyembah Tuhan. Ini adalah gambaran penyembahan yang sepenuh hati, penuh penghormatan, dan kesadaran akan kekudusan Allah.

2. Analisis Ayat

a. "Ezra memuji TUHAN, Allah Yang Mahabesar"

Tindakan Ezra memuji Allah adalah pengakuan atas kebesaran-Nya. Dalam bahasa Ibrani, kata "memuji" di sini memiliki arti mengangkat atau meninggikan nama Allah.

  1. Pengakuan Keagungan Allah
    Ezra memulai dengan mengarahkan perhatian umat kepada Allah sebagai Pencipta, Penebus, dan Raja yang berdaulat. Ini sesuai dengan prinsip teologi Reformed yang menekankan supremasi Allah dalam segala aspek kehidupan.

  2. Imam sebagai Pemimpin Penyembahan
    Dalam konteks Israel, imam memiliki tanggung jawab untuk memimpin umat dalam penyembahan yang benar. Ezra, sebagai imam, memastikan bahwa fokus penyembahan umat tertuju kepada Allah yang benar.

b. "Semua orang mengangkat tangannya dan berkata, 'Amin, Amin!'"

Pengangkatan tangan adalah tanda penyerahan, kerendahan hati, dan permohonan akan pertolongan Allah. Ucapan "Amin" adalah pernyataan iman dan persetujuan terhadap kebenaran firman Allah.

  1. Respons Korporat terhadap Firman
    Tindakan ini menunjukkan bahwa umat bersatu dalam menyatakan iman mereka kepada Allah. Respons ini juga menekankan pentingnya kesatuan dalam penyembahan korporat.

  2. Ucapan 'Amin' sebagai Tindakan Iman
    Dalam teologi Reformed, iman adalah respons yang diberikan oleh Roh Kudus terhadap firman Allah. Ucapan "Amin" menunjukkan bahwa umat menerima dan mengafirmasi kebenaran firman Allah.

c. "Lalu, mereka bersujud dan menyembah TUHAN dengan muka mereka sampai ke tanah"

Bersujud dengan muka ke tanah adalah ekspresi penghormatan dan kerendahan hati yang mendalam. Ini adalah respons terhadap kekudusan Allah yang dinyatakan melalui firman-Nya.

  1. Penyembahan yang Mendalam
    Penyembahan ini melibatkan seluruh tubuh dan jiwa, menunjukkan bahwa umat benar-benar terpesona oleh kehadiran Allah.

  2. Kerendahan Hati dalam Penyembahan
    Dalam pandangan teologi Reformed, penyembahan sejati selalu dimulai dengan pengakuan akan keagungan Allah dan kerendahan hati manusia di hadapan-Nya.

3. Tafsiran dalam Teologi Reformed

a. Supremasi Firman Allah

Teologi Reformed menekankan bahwa firman Allah adalah pusat dari penyembahan dan kehidupan orang percaya. Respons umat dalam Nehemia 8:6 menunjukkan penghormatan yang mendalam terhadap otoritas firman Allah.

John Calvin menulis dalam Institutes of the Christian Religion:"Firman Allah adalah cermin yang menunjukkan kepada kita kehendak Allah dan memperlihatkan betapa kita membutuhkan anugerah-Nya."

b. Penyembahan sebagai Respons terhadap Wahyu Allah

Penyembahan sejati dalam teologi Reformed adalah respons terhadap wahyu Allah melalui firman-Nya. Ezra memimpin umat untuk memuji Allah berdasarkan firman yang dibacakan, menunjukkan bahwa penyembahan tidak bisa dipisahkan dari kebenaran Alkitab.

c. Peran Roh Kudus dalam Penyembahan

Teologi Reformed menekankan bahwa Roh Kudus bekerja di hati manusia untuk menggerakkan respons iman terhadap firman Allah. Ucapan "Amin" dan tindakan bersujud menunjukkan pekerjaan Roh Kudus dalam menghasilkan iman dan penyerahan.

Baca Juga: Mazmur 23:1: Tuhan adalah Gembalaku, Aku Tidak Akan Kekurangan

d. Penyembahan Korporat

Nehemia 8:6 menggambarkan pentingnya penyembahan korporat. Teologi Reformed menekankan bahwa penyembahan bersama umat Allah adalah cara utama untuk memuliakan Allah dan memperkuat iman jemaat.

4. Aplikasi Praktis Nehemia 8:6

a. Mengutamakan Firman Allah dalam Penyembahan

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menempatkan firman Allah sebagai pusat penyembahan kita. Membaca, merenungkan, dan mematuhi firman adalah tindakan penyembahan yang sejati.

b. Menyembah dengan Seluruh Hati

Penyembahan sejati melibatkan hati, pikiran, dan tubuh. Mengangkat tangan, mengucapkan "Amin," dan bersujud adalah simbol keterlibatan total dalam menyembah Allah yang kudus.

c. Bersatu dalam Penyembahan

Nehemia 8:6 menunjukkan pentingnya kesatuan dalam penyembahan. Sebagai gereja, kita dipanggil untuk menyembah Allah bersama-sama, dengan satu suara dan hati yang tertuju kepada-Nya.

d. Penyembahan yang Digerakkan oleh Roh Kudus

Respons umat dalam ayat ini hanya mungkin terjadi karena pekerjaan Roh Kudus di hati mereka. Kita harus berdoa agar Roh Kudus memimpin kita dalam penyembahan yang sejati.

5. Pandangan Pakar Teologi Reformed

a. John Calvin

Calvin menekankan bahwa penyembahan sejati harus didasarkan pada firman Allah. Dia menulis:
"Ketika firman Allah dibacakan dan diajarkan, penyembahan kita menjadi respons yang benar terhadap kekudusan dan keagungan Allah."

b. Charles Spurgeon

Spurgeon menyoroti pentingnya kerendahan hati dalam penyembahan. Dia berkata:"Penyembahan yang sejati adalah ketika hati manusia tunduk di hadapan Allah, menyadari kebutuhannya akan kasih karunia."

c. Matthew Henry

Matthew Henry mencatat bahwa Nehemia 8:6 menunjukkan kesatuan umat Allah dalam penyembahan. Dia menulis:"Ketika umat Allah berkumpul untuk menyembah dengan hati yang bersatu, Allah dimuliakan dan umat-Nya dikuatkan."

d. R.C. Sproul

Sproul menekankan pekerjaan Roh Kudus dalam menghasilkan penyembahan sejati. Dia berkata:
"Tanpa Roh Kudus, penyembahan kita hanya menjadi formalitas. Tetapi dengan Roh Kudus, itu menjadi respons sejati terhadap Allah yang hidup."

6. Relevansi Nehemia 8:6 untuk Kehidupan Modern

a. Kembali pada Pusat Firman

Di zaman modern, banyak gereja yang tergoda untuk mengutamakan hiburan daripada firman Allah dalam penyembahan. Nehemia 8:6 mengingatkan kita bahwa penyembahan sejati berpusat pada firman Allah.

b. Kesadaran akan Kekudusan Allah

Penyembahan dalam ayat ini menggambarkan kesadaran mendalam akan kekudusan Allah. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mendekati Allah dengan rasa hormat dan kerendahan hati.

c. Peran Pemimpin Rohani

Ezra memimpin umat untuk menyembah Tuhan dengan benar. Pemimpin gereja saat ini harus meniru teladan ini dengan memimpin jemaat kepada penyembahan yang didasarkan pada kebenaran firman Allah.

Kesimpulan

Nehemia 8:6 adalah gambaran indah tentang penyembahan yang sejati, di mana firman Allah menjadi pusat, dan umat merespons dengan hati yang penuh penghormatan dan penyerahan. Dalam teologi Reformed, ayat ini menegaskan pentingnya supremasi firman Allah, peran Roh Kudus, dan penyembahan yang berfokus pada keagungan Allah.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menyembah Allah dengan hati, pikiran, dan tubuh yang sepenuhnya tertuju kepada-Nya. Penyembahan kita harus didasarkan pada firman Allah, digerakkan oleh Roh Kudus, dan dilakukan dengan kerendahan hati di hadapan kekudusan Allah.

Next Post Previous Post